• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data

Dalam dokumen pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe (Halaman 75-83)

BAB III METODE PENELITIAN

D. Analisis Data

Penganalisasian data pada penelitian kuantitatif mulai dengan memasukkan dan mengolah data, menginterpretasikan data dan menguji hipotesis dengan uji statistik sesuai dengan metode. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.62 Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan rentang skor total dan

62 Sugiyono, Metode, 207

kategori. Hasil analisis deskriptif digunakan sebagai jawaban rumusan masalah poin 1 dan 2. Terdapat lima kategori yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan keadaan hasil penelitian dari sampel yang diolah, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Tahap selanjutnya adalah menentukan tingkatan pencapaian dengan nilai rata-rata ideal dan nilai standar deviasi ideal ( dengan rumus sebagai berikut:63

Kriteria penilaian tiap pengukuran kategori Post-angket keaktifan belajar matematika siswa dengan jumlah item 30 butir pernyataan yaitu untuk skor tertinggi yang diperoleh adalah jumlah item dikalikan dengan skor tertinggi, yaitu dan skor terendah yang diperoleh adalah adalah jumlah item dikalikan dengan skor terendah yaitu .

Berikut merupakan tingkatan kategori keaktifan belajar siswa yang terbagi menjadi lima, yaitu:

63 Diana Faaradila, Pengaruh Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020”, (Skripsi, iain jember, 2020), 70

Tabel 3.15

Tingkat Pencapaian Skor Angket Keaktifan Belajar Siswa

No. Interval Kategori

1 Sangat Tinggi 2 Tinggi 3 Sedang 4 Rendah 5 Sangat Rendah Lalu sebagai jawaban dari rumusan masalah poin 1 dan 2, peneliti menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, dan standart deviasi. Untuk mempermudah penelitian dalam uji statistik deskriptif maka peneliti menggunakan bantuan SPSS for windows versi 22 untuk mencari nilai minimum, maksimum, mean, varians dan standart deviasi 2. Statistik Inferensial.

Analisis data statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.64 Statistik inferensial terdapat dua macam yaitu statistik parametrik dan nonparametrik. Penelitian ini menggunakan statistik parametrik jika hasil uji prasyarat normal dan homogen.

a. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan uji hipotesis harus dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat analisis. Pengukuran yang baik harus memiliki data yang normal.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya keduanya

64 Sugiyono, 209

berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Terdapat beberapa metode untuk menguji normalitas suatu data seperti dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression dan dengan melakukan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan yaitu uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji normalitas ini yaitu nilai signifikansi uji . Jika nilai signifikansi , maka data tersebut berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi , maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Untuk mempermudah pengujian, peneliti menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 22 untuk melakukan analisis normalitas instrumen ini.

Perumusan hipotesis:

H0 = Data penelitian tidak berdistribusi normal H1 = Data penelitian berdistribusi normal 2) Uji Homogenitas

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus statistik uji F (Fisher) sebagai berikut:65

Dimana

65 Zulfah Ubaidillah, “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), 28

Kriteria pengujiannya yaitu:

diterima jika , artinya varians kedua kelompok homogen. ditolak jika , artinya varians kedua kelompok tidak homogen.

Untuk melakukan pengujian homogenitas, dapat menggunakan analisis Independent Samples T-Test pada SPSS.

Untuk mempermudah pengujian, maka peneliti menggunakan IBM SPSS Statistics 22. Hipotesis statistiknya yaitu:

 = varians nilai keaktifan belajar matematika siswa kedua kelompok sama atau homogen.

 = varians nilai keaktifan belajar matematika siswa kedua kelompok berbeda atau tidak homogen.

Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukkan oleh Sig. pada output yang dihasilkan setelah pengolahan data. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

 Jika signifikasi ≤ α (0,05) maka ditolak, yaitu varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen.

 Jika signifikasi > α (0,05) maka diterima, yaitu varians kedua kelompok sama atau homogen.

b. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based

Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar matematika siswa dilakukan dengan uji-t dengan membandingkan keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dengan kelas kontrol yang menerapkan metode konvensional. Uji-t adalah analisis statistik yang digunakan untuk membandingkan dua kelompok pada satu variabel dependen.

Uji-t adalah analisis statistik yang digunakan untuk membandingkan dua kelompok pada satu variabel dependent.

Misalnya untuk membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol atau untuk membandingkan laki-laki dan perempuan.66 Rumus uji-t adalah sebagai berikut:

̅̅̅ ̅̅̅

Dengan:

Keterangan:

t = Distribusi

̅̅̅ = Rata-rata nilai kelas eksperimen

̅̅̅ = Rata-rata nilai kelas kontrol

= Jumlah siswa kelas eksperimen

= Jumlah siswa kelas kontrol

66 Syaukani, Metode Penelitian: Pedoman Praktis Penelitian dalam Bidang Pendidikan (Medan:

Perdana Publishing, 2015), 134.

= Varians kelas eksperimen

= Varians kelas kontrol

= Standar deviasi gabungan dari dua kelas sampel

Untuk mempermudah melakukan perhitungan, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.

Nilai dibandingkan dengan dengan kriteria penguji pada taraf signifikan , yaitu:

1) Jika artinya tidak terdapat perbedaan keaktifan belajar matematika siswa yang menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dengan yang tidak menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) kelas VIII SMPN 2 Panti, maka H0 diterima.

2) Jika artinya terdapat perbedaan keaktifan belajar matematika siswa yang menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dengan yang tidak menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) kelas VIII SMPN 2 Panti, maka Ha diterima.

Menentukan sampel

Keterangan:

: Kegiatan penelitian : Urutan kegiatan : Siklus jika diperlukan : Analisis uji

: Awal/akhir penelitian

Gambar 3.1

Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

Mulai

Menetapkan dan meminta izin ke tempat penelitian Membuat proposal penelitian

Kegiatan Pendahuluan

Menyusun instrumen penelitian

Revisi Uji validitas instrumen

penelitian

Ya Valid?

tidak

Ya Reliabel? tidak

Revisi Uji reliabilitas instrumen

Penyebaran instrumen penelitian ke sampel

Selesai Hasil Analisis data

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Sejarah dan Profil Singkat Berdirinya SMPN 2 Panti

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) satuan pendidikan SMPN 2 Panti didirikan pada tahun 1998 yang berada di Jl. Rajawali 108 Kemuningsari lor – Panti, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Telp.

(0331) 712377, email: [email protected]. Sekolah ini berdiri di bawah kepemilikan tanah milik pemerintah di atas tanah seluas 6.030 m2, dengan luas bangunan 5.867 m2, dan sisa luas lahan 163 m2. Dengan luas tanah tersebut SMPN 2 Panti memiliki 17 ruang kelas, 1 ruang lab. Komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang lab. IPA, 1 rumah dinas, 1 ruang keterampilan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kurikulum, 1 ruang pantry, 1 ruang gudang TU, 1 ruang gudang guru, 1 ruang tamu, 1 ruang BK, 1 ruang komite, 1 ruang OSIS, 6 toilet, 1 ruang gudang selatan, 1 ruang UKS, 1 ruang gudang keterampilan, musholla.

Tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (pegawai tata usaha) merupakan unsur penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas Madrasah. Oleh karena itu, tenaga kependidikan senantiasa dikembangkan kualitasnya. SMPN 2 Panti memiliki tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi baik dengan total 27 tenaga pendidik, 7 staf tata usaha. Secara keseluruhan keadaan siswa SMPN 2 Panti, pada tahun

pelajaran 2021/2022 ini berjumlah 513 siswa yang tersebar menjadi 3 tingkatan yaitu 139 siswa kelas VII, 192 siswa kelas VIII, 182 siswa kelas IX.

Sampel penelitian ini sebanyak 65 siswa dari kelas VIII B dan VIII D di SMPN 2 Panti Jember tahun pelajaran 2021/2022 yang telah mewakili populasi dengan teknik sampling yaitu Purposive Sampling.

Penelitian ini dilakukan dilakukan pada Maret tahun 2022 selama 40 hari.

2. Visi dan Misi SMPN 2 Panti a. Visi Sekolah

“Terwujudnya insan yang berprestasi, beriptek, berimtak, berbudi pekerti yang berwawasan lingkungan.”

lndikator visi sebagai berikut :

1) Terwujudnya pengembangan kurikulum satuan pendidikan.

2) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3) Terwujudnya peningkatan perolehan hasil lulusan.

4) Terwujudnya peningkatan kualitas tenaga pendidikan.

5) Terwujudnya pengembangan fasilitas pendidikan.

6) Terwujudnya pengembangan pengelolaan pendidikan.

7) Terwujudnya pemanfaatan dana dari berbagai sumber.

8) Terwujudnya pelaksanaan penilaian pembelajaran.

9) Terwujudnya pelaksanaan kegiatan keagamaan.

10) Terwujudnya berbagai kegiatan yang mengarah pada budaya cinta lingkungan.

b. Misi Sekolah

1) Mewujudkan pengembangan kurikulum satuan pendidikan yang berwawasan lingkungan.

2) Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3) Mewujudkan peningkatan perolehan hasil lulusan.

4) Mewujudkan peningkatan kualitas tenaga pendidikan.

5) Mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan yang mendukung perkembangan IPTEK.

6) Mewujudkan pengembangan pengelolaan pendidikan yang sistematis dan berkelanjutan.

7) Mewujudkan pemanfaatan biaya operasional sesuai dengan SNP (Standar Nasional Pendidikan).

8) Mewujudkan pelaksanaan penilaian pembelajaran yang sistematis dan berkualitas.

9) Mewujudkan pelaksanaan kegiatan keagamaan yang mengarah pada pembentukan perilaku dan karakter positif.

10) Mewujudkan berbagai kegiatan yang mengarah pada budaya cinta lingkungan.

B. Penyajian Data

Peneliti telah mengamati berlangsungnya proses pembelajaran guna memperkuat hasil-hasil data penelitian, sehingga data yang diperoleh bersifat objektif. Teknik pengumpulan data penelitian ini sesuai penjelasan di bab sebelumnya yaitu menggunakan lembar observasi, angket dan dokumentasi,

maka peneliti akan menyajikan data dari hasil lapangan yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Pada penelitian ini akan disajikan lembar observasi terhadap pelaksanaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) untuk mengetahui sejauh mana guru telah melaksanakan tahapan proses pembelajaran.

Tabel 4.1

Rubrik Tahapan Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan PBL Tahap Pembelajaran

Pertemuan ke – i

1 2 3

No. Pendahuluan

1. Guru memberi salam pembuka dan berdoa. 1 1 1

2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 1 1 1

3. Guru menyampaikan KD, model pembelajaran dan penilaian yang digunakan.

1 0 0

4. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya (apersepsi).

1 0 1

5. Guru menginformasikan tujuan belajar dan hasil serta cara belajar yang akan ditempuh.

1 1 1

Kegiatan Inti 6. Guru membentuk kelompok belajar yang terdiri

dari 5 orang siswa dan memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nomor setiap kelompok yang berbeda.

1 0 0

7. Guru mengajukan pertanyaan atau masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi.

1 1 1

8. Guru melibatkan siswa dalam aktivitas penyelesaian masalah.

1 1 1

9. Guru memberi permasalahan atau pertanyaan kemudian siswa berpikir bersama dalam kelompok untuk mencari jawaban serta memastikan seluruh anggota kelompok

memahami permasalahan yang diberikan guru.

1 1 1

10. Guru mendampingi dan mengawasi siswa yang melakukan penyelidikan dan investigasi dalam rangka menyelesaikan masalah.

1 1 1

11. Guru memanggil satu nomor secara acak. 0 1 1 12. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang

telah disebutkan nomornya dari setiap kelompok untuk mewakili kelompoknya memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh

0 1 1

Tahap Pembelajaran

Pertemuan ke – i

1 2 3 guru.

Kegiatan Penutup 13. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

1 1 1

14. Guru memberi penghargaan atau reward yang berkaitan dengan aktivitas kelompok.

0 1 1

15. Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

1 1 1

16. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar kemudian diakhiri dengan berdoa bersama.

1 1 1

Berdasarkan tabel 4.1 perhitungan lembar observasi penilaian proses pembelajaran kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) guru telah melakukan 83% tahapan proses pembelajaran dengan kategori pelaksanaan model pembelajaran sangat sesuai.

Kemudian penelitian ini juga menyajikan hasil post-angket untuk mengetahui skor variabel keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut merupakan data hasil post-angket keaktifan belajar siswa, yaitu:

Tabel 4.2

Data Hasil Penelitian Post-Angket Kelas Eksperimen

No. Kode Sampel Total Skor

1. AIB 91

2. BMD 94

3. D 97

4. DS 86

5. DAF 103

6. F 100

7. IH 90

No. Kode Sampel Total Skor

8. IN 86

9. IVM 81

10. IHS 87

11. MDYA 92

12. MRDGS 97

13. MANS 93

14. MUS 96

15. MM 85

16. MA 92

17. MET 102

18. MNFIN 95

19. NAP 93

20. NTF 100

21. NH 102

22. NM 90

23. OPR 88

24. RAS 106

25. RAPF 91

26. R 98

27. SN 97

28. SYM 93

29. SS 91

30. SAN 96

31. SRH 94

32. TAW 89

33. WOK 103

Tabel 4.3

Data Hasil Penelitian Post-Angket Kelas Kontrol

No. Kode Sampel Total Skor

1. AF 78

2. ARP 83

3. AA 75

4. AN 95

5. AND 90

6. DM 87

7. DPI 99

8. EFZ 82

9. F 84

10. FMZF 67

11. FH 99

12. JTH 93

13. MR 93

14. MSA 83

No. Kode Sampel Total Skor

15. MP 86

16. MAFU 95

17. MR 92

18. MAF 98

19. MBD 86

20. M 97

21. MFDR 99

22. NEF 86

23. PW 82

24. RI 85

25. RA 69

26. RH 76

27. SAR 80

28. SNHA 84

29. SN 77

30. SS 82

31. YB 87

32. YRR 79

Tabel 4.4

Skor Keaktifan Belajar Siswa Berdasarkan Indikator No

. Indikator

Jumla h Pernya

taan

Skor Max.

Eksper imen

Skor Max.

Kontro l

Total Skor Eksper

imen

Total Skor Kontro

l

% Kelas Eksper imen

% Kelas Kontro

l 1 Turut serta

melaksanakan tugas

belajarnya.

4 528 512 439 426 83% 83%

2 Terlibat dalam pemecahan masalah.

3 396 384 295 239 74% 62%

3 Bertanya kepada teman atau guru apabila tidak memahami.

3 396 384 328 292 83% 76%

4 Berusaha mencari berbagai informasi yang

3 396 384 266 225 67% 58%

No

. Indikator

Jumla h Pernya

taan

Skor Max.

Eksper imen

Skor Max.

Kontro l

Total Skor Eksper

imen

Total Skor Kontro

l

% Kelas Eksper imen

% Kelas Kontro

l diperlukan

untuk berbagai pemecahan masalah.

5 Melaksanaka n diskusi kelompok.

6 792 768 644 574 81% 74%

6 Menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang

diperolehnya.

3 396 384 300 245 76% 63%

7 Melatih diri dalam

memecahkan soal/masalah yang sejenis.

3 396 384 291 243 73% 63%

8 Kesempatan menggunakan atau

menerapkan apa yang diperolehnya dalam kegiatan menyelesaika n tugas atau persoalan yang

dihadapinya.

5 660 640 535 504 81% 78%

Jumlah 30 3960 3840 3098 2748

Rata-Rata 77,41 69,625

Berdasarkan tabel 4.4 hasil skor angket keaktifan belajar siswa yang dikelompokkan sesuai indikator pada kelas eksperimen menunjukkan skor tertinggi sebesar 83% pada indikator poin 1 yaitu turut serta melaksanakan tugas belajarnya dan poin 4 yaitu bertanya kepada teman atau guru apabila

tidak memahami, skor terendah sebesar 67% pada indikator poin berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk berbagai pemecahan masalah dengan rata-rata persentase 77,41%.

Sedangkan skor angket keaktifan belajar siswa yang dikelompokkan sesuai indikator pada kelas kontrol menunjukkan skor tertinggi sebesar 83%

pada indikator poin 1 yaitu turut serta melaksanakan tugas belajarnya, skor terendah sebesar 58% pada indikator poin berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk berbagai pemecahan masalah dengan rata- rata persentase 69,625%.

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif digunakan sebagai jawaban rumusan masalah poin 1 dan 2. Berikut hasil masing-masing pengukuran yaitu post- angket keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan post-angket keaktifan belajar siswa kelas kontrol.

a. Post-Angket Kelas Eksperimen

Tabel 4.5

Deskripsi Skor Post-angket Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

No. Tingkat Pencapaian Skor

Frekuensi Persentase Kategori

1 8 24% Sangat Tinggi

2 24 73% Tinggi

3 1 3% Sedang

4 - - Rendah

5 - - sangat rendah

Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa keaktifan belajar dari 33 siswa sebagai sampel kelas eksperimen menyatakan terdapat 24%

siswa dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 8 siswa, 73% siswa dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 24 siswa, dan 3% siswa dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 1 siswa.

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif Keaktifan Belajar Siswa Post-Angket Kelas Eksperimen

Statistik Deskriptif Post-angket Kelas Eksperimen

Banyak Sampel 33

Nilai Terendah 81

Nilai Tertinggi 106

Mean 93,8788

Varians 34,8598

Standar Deviasi 5,9042

Berdasarkan tabel 4.6 hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS 22 for Windows diperoleh data angket keaktifan belajar siswa yang kelas eksperimen dengan banyak sampel 33 siswa diperoleh nilai terendah 81; nilai tertinggi 106; mean 93,8788; varians 34,8598;

dengan standar deviasi 5,9042. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.

b. Post-Angket Kelas Kontrol

Tabel 4.7

Deskripsi Skor Post-angket Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol

No. Tingkat Pencapaian Skor

Frekuensi Persentase Kategori

1 4 13% Sangat Tinggi

2 17 53% tinggi

3 10 31% sedang

4 1 3% rendah

5 - - sangat rendah

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa keaktifan belajar dari 32 siswa sebagai sampel kelas kontrol menyatakan terdapat 13% siswa dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa, 53%

siswa dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 17 siswa, 31%

siswa dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 10 siswa, dan 3% siswa dengan kategori keaktifan belajar rendah sebanyak 1 siswa.

Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Keaktifan Belajar Siswa Post-Angket Kelas Kontrol

Statistik Post-angket Kelas Kontrol

Banyak Sampel 32

Nilai Terendah 67

Nilai Tertinggi 99

Mean 85,875

Varians 72,952

Standar Deviasi 8,541172

Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS 22 for Windows diperoleh data angket keaktifan belajar siswa yang kelas kontrol dengan banyak sampel 32 siswa diperoleh nilai terendah 67; nilai tertinggi 99; mean 85,875; varians 72, 952;

dengan standar deviasi 8,541172. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.

2. Analisis Inferensial

Perhitungan anailisis inferensial penelitian ini menghasilkan data untuk memberikan jawaban atas rumusan masalah poin 3. Sebelum menguji hipotesis perlu mencari prasyarat analisis data terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data post- angket kelas eksperimen dan post-angket kelas kontrol dari 65 sampel berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menggunakan IBM SPSS Statistics 22 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

Kelas Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Hasil Post- Angket

Post-Angket Eksperimen

,074 33 ,200*

Post-Angket Kontrol

,104 32 ,200*

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan data yaitu nilai Sig. Post- angket kelas eksperimen adalah 0,200 yang berarti Sig. Post- angket > 0,05, maka data post-angket kelas eksperimen berdistribusi normal. Nilai Sig. Post-angket kelas kontrol adalah 0,200 yang berarti Sig. Post-angket > 0,05, maka data post-angket kelas kontrol berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada 65 sampel diperlukan guna mengetahui adanya kesamaan atau tidak pada sampel, perhitungan uji homogenitas dalam penelitian ini dibantu dengan IBM SPSS Statistics 22 dan data hasil homogenitasnya sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Hasil Post- Angket

Equal variances assumed

3,554 ,064 Equal variances

not assumed

Berdasarkan perhitungan output SPSS uji homogenitas pada table 4.10 diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,064 yang berarti 0,064 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data post- angket keaktifan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak atau varians kedua kelompok sama atau homogen.

b. Uji Hipotesis

Pada tahap sebelumnya sudah dilakukan uji normalitas yang mana dari uji tersebut diketahui bahwa sampel kelas eksperimen dan sampel kelas kontrol berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka dilksanakan uji hipotesis. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilaksnakan dengan uji t yaitu membandingkan rata-rata hasil post-angket keaktifan belajar

matematika siswa kelas eksperimen dan post-angket keaktifan belajar matematika siswa kelas kontrol untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan keaktifan belajar matematika siswa Tahun Ajaran 2021/2022.

Adapun hasil uji hipotesis dengan uji t dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 diperoleh output SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Mean

Difference

Std. Error Difference Hasil

Belajar

Equal variances

assumed 3,554 ,064 4,406 63 8,004 1,816

Equal variances not

assumed 4,382 54,954 8,004 1,826

Sesuai dengan hasil uji pada tabel 4.11 output SPSS didapatkan bahwa hasil uji hipotesis taraf signifikasi 0,05 diperoleh

. Untuk Nilai didapat dari gambar berikut ini:

Gambar 4.1 T-Tabel

Untuk mencari nilai , maka nilai df harus diketahui terlebih dahulu. Nilai df didapat dengan cara df = N-2, pada penelitian ini N nya adalah 65, sehingga df = 65 – 2 = 63. Untuk nilai Pr (Probabilitas), yaitu tingkat atau taraf signifikansi yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05. Jadi, dapat dilihat pada gambar, bahwa untuk nilai df=63 dan signifikansi 5% (0,05), maka nilai nya yaitu . Sesuai dengan uraian- uraian tersebut, diperoleh bahwa atau

maka diterima dan ditolak. Sehingga didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam keaktifan belajar siswa antara kelas eksperimen yang diberi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dan Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai post-angket kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa atau rata-rata nilai post-angket kelas Eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai post-angket kelas kontrol, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Pembahasan

Penelitian yang dilaksanakan di SMPN2 Panti adalah untuk mengetahui bagaimana keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, dan untuk melihat adakah pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022. Berikut merupakan pembahasan hasil penelitian, yaitu:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 Panti dengan sampel 33 siswa diperoleh nilai terendah 81; nilai tertinggi 106; mean 93,8788;

varians 34,8598; dan standar deviasi 5,9042. Adapun persentase tingkatan keaktifan belajar siswa 24% dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 8 siswa, 73% dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 24 siswa, dan 3% dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 1 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 Panti dengan sampel 32 siswa diperoleh nilai terendah 67; nilai tertinggi 99; mean 85,875; varians 72,952; dan standar deviasi 8,5412. Adapun persentase tingkatan keaktifan belajar 12% dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa, 52% dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 17 siswa, 30% dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 10 siswa, dan 3% dengan kategori keaktifan belajar rendah sebanyak 1 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas

Dalam dokumen pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe (Halaman 75-83)

Dokumen terkait