BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
D. Pembahasan
dan Problem Based Learning (PBL) dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai post-angket kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa atau rata-rata nilai post-angket kelas Eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai post-angket kelas kontrol, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022.
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 Panti dengan sampel 33 siswa diperoleh nilai terendah 81; nilai tertinggi 106; mean 93,8788;
varians 34,8598; dan standar deviasi 5,9042. Adapun persentase tingkatan keaktifan belajar siswa 24% dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 8 siswa, 73% dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 24 siswa, dan 3% dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 1 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 Panti dengan sampel 32 siswa diperoleh nilai terendah 67; nilai tertinggi 99; mean 85,875; varians 72,952; dan standar deviasi 8,5412. Adapun persentase tingkatan keaktifan belajar 12% dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa, 52% dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 17 siswa, 30% dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 10 siswa, dan 3% dengan kategori keaktifan belajar rendah sebanyak 1 siswa. Berdasarkan nilai rata-rata yang didapat kelas
kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa tergolong pada kategori tinggi.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji-t dapat dilihat bahwa dan pada taraf signifikan 5% atau ( dengan arti terdapat perbedaan yang signifikan antara keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dengan keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.
Hal ini juga dapat kita lihat dari rata-rata nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa atau rata- rata nilai post-angket kelas Eksperimen lebih besar daripada rata- rata nilai post-angket kelas kontrol, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022.
Berdasarkan pembahasan pada poin 1 dan 2 diperoleh bahwa rata-rata nilai post-angket kelas eksperimen lebih tinggi dari pada post-angket kelas kontrol, yaitu atau rata-rata nilai post-angket kelas Eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai post-angket kelas kontrol, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar matematika siswa
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Made Hendra Sukmayasa, I Wayan Lasmawan, dan Sariyasa dengan nilai rata-rata skor keaktifan belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan senam otak adalah 21, sedangkan rata-rata skor keaktifan belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional adalah 17,62. Maka dapat disimpulkan bahwa atau keaktifan belajar siswa siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih tinggi 3,38 daripada keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional.67
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Wardani, Imam Baehaki, Ajat Sudrajat yang memperoleh nilai rata-rata skor keaktifan belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah 66,84, sedangkan rata-rata skor keaktifan belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional adalah 52,58. Yang artinya dapat ditarik kesimpulan bahwa atau keaktifan belajar siswa siswa yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
67 Sukmayasa, Lasmawan, dan Sariyasa, “Pengaruh”, 6.
lebih tinggi 14,26 daripada keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional.68
Berdasarkan kedua penelitian tersebut maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada keaktifan belajar matematika siswa yang hanya menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.
Berdasarkan pembahasan pada poin ke 3, diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal ini sejalan dengan pendapat Jumanta Hamdayana bahwa Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.69 Hasan Fauzi Maufur juga mengemukakan bahwa metode kepala bernomor merupakan suatu metode mengajar yang menggunakan kartu bernomor untuk memanggil siswa dalam setiap kelompok secara acak. Metode ini berguna untuk menguji kesungguhan dan keaktifan siswa dalam aktivitas kelompok. Karena sering
68 Ari Wardani, Imam Baehaki, Ajat Sudrajat, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPS Siswa SD Kelas V di Kecamatan Ngantru”, BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual 6, no. 3 (Agustus 2021): 480.
69 Jumanta Hamdayana, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2014), 175
terjadi dalam suatu tugas kelompok yang berperan aktif hanya satu atau dua siswa. Oleh karena itu untuk mengurangi sikap enggan dan pasif siswa dalam belajar berkelompok, digunakanlah sistem panggil kartu bernomor.70 Pembelajaran kooperatif tipe NHT juga dapat membantu dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Sehingga berdasarkan uraian-uraian diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar matematika siswa pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022.
70 Hasan Fauzi Maufur, Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan (Semarang: PT. Sindur Press, 2009), 132-133
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian pada BAB IV maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 Panti dengan sampel 33 siswa diperoleh nilai terendah 81; nilai tertinggi 106; mean 93,8788; varians 34,8598; dengan standar deviasi 5,9042. Adapun persentase tingkatan keaktifan belajar siswa, yaitu 24%
dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 8 siswa, 73%
dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 24 siswa, dan 3%
dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 1 siswa.
2. Keaktifan belajar matematika siswa kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 Panti dengan sampel 32 siswa diperoleh nilai terendah 67; nilai tertinggi 99; mean 85,875; varians 72, 952; dengan standar deviasi 8,5412. Adapun persentase tingkatan keaktifan belajar, yaitu 13% dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa, 53% dengan kategori keaktifan belajar tinggi sebanyak 17 siswa, 31% dengan kategori keaktifan belajar sedang sebanyak 10 siswa, dan 3%
dengan kategori keaktifan belajar rendah sebanyak 1 siswa.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji-t dapat dilihat bahwa dan pada taraf signifikan 5% atau ( dengan arti terdapat perbedaan yang signifikan antara keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) dengan keaktifan belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.
Hal ini juga dapat kita lihat dari rata-rata nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa atau rata- rata nilai post-angket kelas Eksperimen lebih besar daripada rata- rata nilai post-angket kelas kontrol, sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar matematika siswa pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 2 Panti Tahun Pelajaran 2021/2022.
B. Saran
1. Bagi Guru
Peneliti berharap kepada para guru atau tenaga pengajar matematika untuk mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai data pelengkap, khususnya untuk penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar matematika siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
As‟ari, Abdurrahman. dkk. Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2017.
Emzir. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.
Faradila, Diana. “Pengaruh Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Di MAN 1 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020”. Skripsi, IAIN Jember, 2020.
Hamdayana, Jumanta. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014.
Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2019.
Hasanah, Istifadatul. “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Etnomatematika pada Arsitektur Masjid Jami‟ Al-Baitul Amin Jember Terhadap Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas IX”.
Skripsi, IAIN Jember, 2021.
Hilwah, Bintana Alin. “Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dan Numbered Head Together (NHT) terhadap Kemampuam Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII Pada Konsep Bangun Ruang Sisi Datar di SMP Negeri 1 Tamanan Bondowoso Tahun Ajaran 2018/2019”.
Skripsi. IAIN Jember, 2019.
Ibrahim, Andi, dkk. Metodologi Penelitian. Makassar: Gunadarma Ilmu, 2018.
Jakni. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2016.
Karisma, Ana. “Pengaruh Keaktifan dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Prisma”. Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015.
Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2017.
Maufur, Hasan Fauzi. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang: PT.
Sindur Press, 2009.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Willis, Sofyan S.. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Nabila, Nouri Alfin. “Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis Dan Disposisi Matematika Terhadapp Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Unggulan Ma‟arif NU Nurul Islam Bades Pasirian Lumajang Tahun Pelajaran 2020/2021”. Skripsi, IAIN Jember, 2020.
Nasution, Sangkot. “Variabel Penelitian”. RAUDHAH. Volume 5. No. 2, 2017.
Nisa, Faridah Bahiyatun. “Pengaruh Kecerdasan Logis Matematis terhadapKemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) Kelas X IPA di SMAN Jenggawah Jember 2019/2020”. Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Jember, 2020.
Rikawati, Kezia dan Debora Sitinjak. “Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Penggunaan Metode Ceramah Interaktif”. JEC. Volume 2. No. 2, 2020
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada, 2009.
Sepriani, Rika. “Kemampuan Pemahaman Konsep Pada Materi Garis dan Sudut”.
MAJU. Volume 8. No. 1, 2021.
Setyowati. “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang”. Skripsi. UNNES, 2007.
Sina, Muhammad Ibnu. “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Keaktifan Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Peserta Didik Kelas VIII Mts Al-Ittihad Semowo Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi. UIN Walisongo Semarang, 2019.
Sinar. Metode Active Learning Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar.
Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2013.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Theory. Research. and Practice. Second Edition. Boston: Alyn And Bacon, 2009.
Subana. dkk.. Statistika Pendidika. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2000.
Sudjana, Nana. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.
Sugiyanto. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, 2019.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2016.
Sukmayasa, I Made Hendra. I Wayan Lasmawan, dan Sariyasa. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Senam Otak Terhadap Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika”. Jurusan Pendidikan Dasar.
Volume 3, 2013.
Susanah dan Hartono. Geometri. Surabaya: Unesa University Press, 2004.
Syaukani, Metode Penelitian: Pedoman Praktis Penelitian dalam Bidang Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, 2015.
Tenzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras, 2009.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Institut Agama Islam Negeri Jember. Jember: IAIN Jember Press, 2020.
Ubaidillah, Zulfah. “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Undang-Undang Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/19TAHUN2005PP.HTM. (8 Desember 2021)
Undang-Undang Republik Indonesia. Sistem Pendidikan Nasional.
file:///C:/Users/User/Downloads/2019_11_12-
03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf (12 Desember 2021) Utari, Wahyu Sri. “Hubungan antara Keaktifan Belajar dan Bimbingan Belajar
Orang Tua dengan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Se-Gugus Sultan Agung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an”. Vol. 2. Nomor 2, 2016.
Wahyuni, Indah. Statistik Pendidikan. Jember: STAIN Jember Press, 2013.
Wardani, Ari. Imam Baehaki. Ajat Sudrajat. “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPS Siswa SD Kelas V di Kecamatan Ngantru”.
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual 6, no. 3, 2021.
Windra, Yani. Jafar. La Arapu. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika. Volume 8. No. 3, 2020.
Lampiran 1
MATRIKS PENELITIAN
Judul Rumusan Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode Penelitian
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keaktifan Belajar Matematika Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII di SMPN 2 PANTI
1. Bagaimana keaktifan belajar siswa kelas VIII yang diberi perlakuan
(Treatment) model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 PANTI Tahun
Pelajaran 2021/2022?
2. Bagaimana keaktifan belajar siswa kelas VIII tidak diberi diberi perlakuan (Treatment) model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) 2. Keaktifan
Belajar.
1. Numbered Heads Together (NHT)
a. Numbering b. Questioning c. Heads Together d. Call Out
e. Answering
2. Problem Based Learning (PBL)
a. Orientation b. Engagement c. Inquiry and
Investigation d. Debriefing 3. Keaktifan Belajar
a. Turut serta dalam tugas belajar.
b. Terlibat dalam pemecahan masalah.
c. Bertanya kepada teman atau guru bila tidak memahami persoalan yang dihadapi.
1. Responden : Siswa kelas VIII A, VIII B, VIII D di SMPN 2 PANTI 2. Informan:
a. Kepala sekolah b. Guru c. Staf TU d. Siswa 3. Dokumentasi
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian:
a. Pendekatan:
Kuantitatif b. Jenis Penelitian:
Quasy Eksperimen c. Design Penelitian:
The Nonequivalent Post-test Only Control Group Design Teknik 2. Pengumpulan data:
a. Dokumentasi b. Angket
3. Populasi dan sampel Penelitian
a. Populasi:
Seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 PANTI
b. Sampel:
teknik non probability
Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) pada materi bangun ruang sisi datar di SMPN 2 PANTI Tahun
Pelajaran 2021/2022?
3. Adakah pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Learning (PBL) terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 PANTI Tahun
Pelajaran 2021/2022?
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru.
f. Menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya.
g. Melatih diri dalam pemecahan soal atau masalah yang sejenis.
h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam kegiatan menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
sampling yaitu purposive sampling.
4. Teknik analisis data:
Independent Sampel T-Test
Lampiran 2. Instrumen Angket Keaktifan Belajar Siswa ANGKET KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
NAMA :
KELAS :
PELAJARAN :
Petunjuk Pengisian Angket:
Berilah jawaban dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya karena jawaban tidak akan berpengaruh pada nilai!
Berilah jawaban dengan cara memberi tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih.
Keterangan:
SL : Selalu SR : Sering
K : Kadang-kadang TP : Tidak pernah
No. Pertanyaan Jawaban
SL SR K TP 1. Saya menjawab pertanyaan ketika ada teman yang
bertanya.
2. Saya ikut memecahkan masalah dalam tugas kelompok yang diberikan oleh guru.
3. Saya meminta teman yang lebih memahami materi untuk mengoreksi soal yang sudah saya kerjakan.
4. Saya mendengarkan instruksi dari guru saat pelajaran dimulai.
5. Saya menerapkan rumus yang diberikan guru ketika mengerjakan soal.
6. Saya memberikan kesempatan kepada teman untuk memberikan pendapatnya dalam diskusi kelompok.
7. Saya memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk menyampaikan pendapatnya dalam diskusi.
8. Saya memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang belum saya pahami.
9. Saya melihat jawaban teman terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas dari guru
10. Saya aktif menyampaikan pendapat saat diskusi dalam kelas.
11. Saya akan bertanya kepada guru apabila terdapat materi yang belum dipahami.
12. Saya menyampaikan pendapat ketika guru/teman
bertanya.
13. Saya berusaha mencari tambahan materi
pembelajaran matematika dari internet selain dari buku paket yang diberikan guru.
14. Saya mencatat materi yang disampaikan oleh guru di buku catatan saya dengan rapi.
15. Saya akan bertanya kepada teman apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
16. Saya mencari buku di perpustakaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
17. Saya mencoba mengerjakan soal setelah guru menjelaskan.
18. Saya menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya.
19. Saya tidak memanfaatkan media lain seperti internet dalam pemecahan masalah materi pembelajaran matematika.
20. Saya mengerjakan soal dengan rapi dan sesuai prosedur.
21. Saya lebih memahami pelajaran matematika setelah saya berdiskusi bersama teman mengenai materi yang dijelaskan oleh guru.
22. Saya memeriksa kembali hasil pengerjaan soal dengan teliti.
23. Saya meminta guru untuk mengoreksi soal yang sudah dikerjakan.
24. Saya mencoba mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan yang beragam.
25. Saya yakin sudah memahami soal yang diberikan guru, terlihat dari jawaban saya banyak yang benar.
26. Saya tidak senang mengikuti pelajaran matematika di kelas.
27. Saya lebih suka belajar sendiri dari pada belajar secara berkelompok.
28. Saya tidak dapat bekerjasama dengan baik bersama teman ketika mengerjakan soal.
29. Saat menentukan jawaban pertanyaan dari guru ataupun teman, saya tidak mempertimbangkan terlebih dahulu pendapat dari kelompok saya.
30. Saya tidak suka jika ditunjuk guru untuk maju ke depan menjawab soal/tugas matematika.
Lampiran 3. Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Panti
Kelas / Semester : VIII / Genap Mata pelajaran : Matematika
Materi : Bangun Ruang Sisi Datar Waktu : 3 pertemuan (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara afektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.9 Membedakan dan
menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas).
3.9.1 Memahami luas permukaan bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas)
3.9.2 Memahami volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas)
3.9.3 Menjelaskan perbedaan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas)
4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma dan limas), serta gabungannya.
4.9.1 Menentukan luas permukaan bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas), serta gabungannya
4.9.2 Menentukan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas), serta gabungannya
4.9.3 Menyajikan hasil pembelajaran tentang bangun ruang sisi datar 4.9.4 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bangun ruang sisi datar