BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2. Analisis Data
produk. Uji coba terbatas adalah uji coba yang dilakukan pada kelompok dengan skala kecil untuk membuktikan apakah model yang dikembangkan efektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
d. Tahap Implementasi
Pada tahap ini produk yang telah dikembangkan selanjutnya diimplementasikan pada situasi nyata di kelas atau uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan kepada sembilan belas orang siswa yang dibagi ke dalam lima kelompok kecil. Masing-masing kelompok beranggotakan tiga hingga empat siswa. Pada tahap implementasi juga dilakukan uji kepraktisan yaitu dengan membagikan angket kepada siswa dan guru untuk menilai apakah model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter dapat dilaksanakan oleh guru maupun siswa.
e. Tahap Evaluasi
Evaluasi dalam penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter.
Dalam menguji keefektifan, peneliti melakukan pretest dan postest yaitu dengan memberi tes hasil belajar dan angket sikap sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran.
61
a. Analisis Validasi
1) Analisis Validasi Model Pembelajaran
Validitas model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Film Dokumenter
No. Indikator Penilaian
Validator I II III 1 Latar belakang pengemabangan model
pembelajaran
3 4 4
2 Teori pendukung model pembelajaran 3 3 4 3 Tujuan pengembangan model
pembelajaran
3 2 3
4 Deskripsi model pembelajaran 3 3 4
5 Langkah-langkah pembelajaran 3 4 4
6 Penggunaan pendekatan pembelajaran 3 3 4
7 Media pembelajaran 3 2 4
8 Evaluasi dan penilaian 3 3 3
Jumlah 24 24 30
Validitas 75% 75% 93,8%
Validitas Total 81,24%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Hasil ananlisis validasi model pembelajaran di atas jika dikaitakan dengan tabel 3.1 kriteria vliditas, maka model pembelajaran group
investigation berbantuan media film dokumenter termasuk dalam kategori valid.
2) Analisis Validasi Media Film Dokumenter
Media film dokumenter yang menjadi sumber belajar pada model pembelajran group investigation juga harus divalidasi. Adapun hasil validasi media film dokumenter dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Media Film Dokumenter
No. Indikator Penilaian
Validator I II III 1 Kesesuaian dengan materi pembelajaran 3 4 4 2 Kesesuian dengan kompetensi dasar 3 3 4 3 Kesesuian dengan tujuan pembelajaran 3 3 4 4
Memudahkan siswa mendapat gambaran peirtiwa
3 4 4
5
Memberi gambaran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya
3 4 4
6 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 3 3 4 7
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri
3 3 4
Jumlah 21 22 28
Validitas 75% 78,6% 100%
Validitas Total 84,5%
Sumber: (Olahan data, 2021)
63
Validitas total media film dokumenter dari tiga validator adalah 84,5%
yang jika dikaitkan dengan tabel 3.1 kriteria validitas, media film dokumenter termasuk kategori valid.
3) Analisis Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Analisis validasi untuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Analisis Validasi RPP
No. Indikator Penilaian
Validator I II III
1 Format RPP 3 3 4
2 Isi 3 3,4 3,9
3 Bahasa 3 3 4
4 Waktu 3 2 3
Jumlah 12 11,4 14,9
Validitas 75% 71% 93%
Validitas Total 79,7%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Validitas RPP yang digunakan adalah 79,7% yang jika dikaitkan dengan tabel 3.1 kriteria validitas termasuk dalam kategori valid.
4) Analisis Validasi Instrumen Hasil Belajar
Instrumen hasil belajar meliputi soal pretest dan postest. Analisis validasi instrumen hasil belajar dari ketiga validator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Analisis Validasi Instrumen Hasil Belajar No. Indikator Penilaian
Validator I II III
1 Indikator soal 3 3,3 3,3
2 Bahasa 3 3,7 4
3 Tingkat kesulitan 3 3 3
4 Waktu 3 3 3
Jumlah 12 13 13,3
Validitas 75% 81,3% 83,1%
Validitas Total 79,8%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Hasil validitas instrumen hasil belajar yaitu 79,8% yang berarti bahwa instrumen hasil belajar masuk dalam kategori valid berdasarkan tabel kriteria validitas.
5) Analisis Validasi Angket Kepraktisan (Respon Guru)
Angket kepraktisan divalidasi oleh dua validator yang validator ahli.
Adapun hasil analisis validasi angket kepraktisan guru dapat dilihat pada tabel berikut.
65
Tabel 4.5 Analisis Validasi Angket Kepraktisan (Respon Guru)
No. Indikator Penilaian
Validator
I II
1 Aspek petunjuk 3 3,5
2 Aspek isi 3 3
3 Bahasa 3 3,5
Jumlah 9 10
Validitas 75% 83,3%
Validitas Total 79,2%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Berdasarkan tabel analisis di atas diketahui bahwa validitas angket kepraktisan untuk respon guru adalah 79,2 %. Hal ini berarti bahwa angket respon guru masuk dalam kategori valid.
6. Analisis Angket Kepraktisan (Respon Siswa)
Seperti pada validasi angket respon guru, angket respon siswa juga divalidasi oleh dua validator dar tim ahli. Adapun hasil analisis validasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Analisis Validasi Angket Kepraktisan (Respon Siswa)
No. Indikator Penilaian
Validator
I II
1 Aspek petunjuk 3 3,5
2 Aspek isi 3 3
3 Bahasa 3 3
Jumlah 9 9,5
Validitas 75% 79,2%
Validitas Total 77,1%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Persentase validitas total angket kerpaktisan respon siswa mencapai 77,1% yang jika dikaitkan dengan tabel kriteria validasi, termasuk dalam kategori valid.
b. Analisis Kepraktisan Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Film Dokumenter
Untuk mengukur kepraktisan model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter, peneliti menggunakan angket yang akan diisi oleh guru dan siswa setelah peneliti menerapkan model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter.
1) Analisis Angket Respon Guru
67
Angket kepraktisan model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter bertujuan untuk mengukur kepraktisan model pembelajaran bagi guru. Adapun hasil analisis kepraktisan respon guru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Analisis Angket Kepraktisan (Respon Guru)
No Aspek Penilaian Skor
1 Persiapan 3,75
2 Pelaksanaan 3,83
Rata-rata 3,79
Persentase Respon 94,75%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Analisis angket kepraktisan di atas menunjukkan bahwa persentase respon guru adalah 94,75%. Persentase respon tersebut kemudian dikaitkan dengan tabel 3.2 kriteria skor untuk mengetahui kritesia kepraktisan. Angket respon guru dengan persentase respon 94,75%
termasuk dalam kategori sangat praktis.
2) Analisis Angket Respon Siswa
Angket ini bertujuan untuk mengukur kepraktisan model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter bagi siswa. Adapun hasil analisis angket respon siswa ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Analisis Angket Kepraktisan (Respon Siswa)
No Aspek Penilaian Rata-rata
1
Pada awal kegiatan pembelajaran, penjelasan guru menarik perhatian saya
3,8
2
Saya menyukai kegiatan belajar dengan menggunakan model group investigation berabantuan media film dokumenter
3,5
3
Saya dapat melaksanakan langkah-langkah dalam model group investigation berabantuan media film dokumenter
3,3
4 Saya dapat memahami materi dengan jelas 3,8 5
Guru sering memberikan bantuan kepada siswa jika mengalami kesulitan dalam belajar
4
6
Waktu yang diberikan untuk menjawab soal sudah cukup
3,8
7
Saya terdorong untuk menerapkan nilai-nilai yang saya dapat dalam kegiatan pembelajaran di kehidupan sehari-hari
3,5
8
Setelah pembelajaran ini, saya jadi ingin tahu lebih jauh tentang perjuangan para pahlawan.
3,7
9
Di akhir pembelajaran guru memandu siswa menarik kesimpulan materi pembelajaran
4
Jumlah 33,4
Persentase Respon 92,8%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Analisis angket kepraktisan di atas menunjukkan bahwa persentase respon siswa adalah 92,8%. Persentase respon tersebut kemudian dikaitkan dengan tabel 3.2 kriteria skor untuk mengetahui kritesia
69
kepraktisan. Angket respon siswa dengan persentase respon 92,8%
termasuk dalam kategori sangat praktis.
c. Analisis Keefektifan Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Film Dokumenter
Untuk menjawab rumusan masalah keefektifan model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter peneliti menggunakan tes hasil belajar pretest dan postest dan observasi serta sikap nasionalisme siswa.
1) Analisis Tes Hasil Belajar
Soal pretest dan postest yang digunakan telah diuji validitasnya terlebih dahulu. Adapun kriteria ketuntasan minimun atau KKM dalam mata pelajaran IPS adalah 75. Berikut hasil belajar siswa pada pretest dan postest.
Tabel 4.9 Data Hasil Pretest Siswa
No Interval Nilai Frekuensi Persentase Kategori Hasil Belajar
1 0 - 64 4 16% Sangat rendah
2 65 - 74 17 68% Rendah
3 75 - 84 3 12% Sedang
4 85 - 94 - 0% Tinggi
5 95 - 100 1 4% Sangat tinggi
Jumlah 25 100%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Berdasarkan data pada tabel di atas, persentase hasil belajar murid yang termasuk dalam kategori sangat rendah adalah 16%, rendah 68%, sedang 12%, tinngi 0%, dan sangat tinggi 4%. Persentase siswa yang tuntas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ x ≤75 Tidak tuntas 21 84%
75 ≤ x ≤100 Tuntas 4 16%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap pretest jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 4 orang atau 12%. Hasil belajar IPS belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal karena persentase murid yang tuntas ≤80%.
Tabel 4.11 Data Hasil Postest Siswa
No Interval Nilai Frekuensi Persentase Kategori Hasil Belajar
1 0 - 64 1 4% Sangat rendah
2 65 - 74 2 8% Rendah
3 75 - 84 16 64% Sedang
4 85 - 94 4 16% Tinggi
5 95 - 100 2 8% Sangat tinggi
Jumlah 25 100%
Sumber: (Olahan data, 2021)
71
Berdasarkan data pada tabel di atas, persentase hasil belajar murid yang termasuk dalam kategori sangat rendah adalah 4%, rendah 8%, sedang 64%, tinngi 16%, dan sangat tinggi 8%. Persentase siswa yang tuntas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar Postest
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ x ≤75 Tidak tuntas 3 12%
75 ≤ x ≤100 Tuntas 22 88%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar pada tahap postest yaitu siswa yang tuntas 3 orang atau 12% dan siswa yang mencapai KKM adalah 22 orang atau 88%. Hasil belajar IPS siswa pada tahap postest telah memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas ≥80%
Berdasarkan analisis hasil belajar pretest dan postest di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter efektif.
2) Analisis Data Observasi Sikap Nasionalisme
Observasi dilakukan selama kegiatan berlangsung. Adapun indikator sikap nasional yang diamati adalah rela berkorban, cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, persatuan dan kesatuan, berani, disiplin, dan jujur. Penilaian dilakukan berdasarkan pedoman penilaian sikap pada
kurikulum 2013. Berikut hasil analisis data observasi sikap nasionalisme siswa.
Tabel 4.13 Analisis Data Observasi Sikap Nasionalisme No. Indikator Sikap Nasionalisme Pertemuan
I II III
1 Rela berkorban 2,6 2,7 2,7
2 Cinta tanah air 2 2,3 2,3
3 Bangga sebagai bangsa Indonesia 2 2 2,9
4 Persatuan dan kesatuan 2,6 2,7 3,1
5 Berani 1,6 1,6 2,3
6 Disiplin 1,8 1,8 2,9
7 Jujur 2 2 2,8
Rata-rata 2,1 2,2 2,7
Persentase 52,5% 55% 67%
Sumber: (Olahan data, 2021)
Berdasarkan analisis data di atas dapat dilihat bahwa persentase sikap nasionalisme siswa dari pertemuan pertama hingga ketiga mengalami kenaikan. Pada pertemuan pertama persentase sikap nasionalisme siswa sebesar 52,5%, selanjutnya pada pertemuan ke dua 55%, dan pada pertemuan ketiga sebesar 67%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group investigation berbantuan media film dokumenter dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa.
73