BAB III METODE PENELITIAN
D. Analisis Data
confidence sebesar 0,895 dengan kategori sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen angket self esteem dan self confidence sangat tinggi dan reliabel.
masing-masing dari semula belum teratur dan mudah diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang membutuhkan informasi tentang keaadaan variabel tersebut.107
Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan kelas interval, kategori, frekuensi dan presentase. Terdapat lima kategori yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan keadaan hasil penelitian dari sampel yang diolah, mulai dari kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah menggunakan presentase sebagai berikut:
Keterangan :
P = angka presentase
f = frekuensi
n = jumlah responden
Statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari jumlah sampel ( n ) minimum, maksimum, sum, mean, standart deviation dan variance.108
107 Siyoto, Sandu dan Sodik, Ali. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing. 2015.
108 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009.
2. Statistik Inferensial
Satatistik inferensial adalah analisis yang lebih luas dari deskriptif, analisis inferensial lebih melihat pada proses generalisasi yang lebih luas, sehingga dapat membentuk kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, pada sejumlah sampel terhadap populasi yang lebih besar.109 Statistik inferensial mempunyai tujuan untuk penarikan kesimpulan. Sebelum menarik kesimpulan dilakukan suatu dugaan yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif.110 Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan non parametris. Dalam penelitian ini statistik yang digunakan adalah statistik parametris, yaitu statistik yang digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.111
Statistik inferensial disebut statistik induktif atau statistik probabilitas. Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenarkebenaran dan kesalahan yang dinyatakan dalam bentuk. Suatu
109 Sahir, Syafrida Hafni. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: KBM Indonesia. 2021.
110 Hadi, Sutarto, Gunawan, Imam dan Dalle, Juhriyansyah. Statistika Inferensial: Teori dan Aplikasinnya. Depok: Rajawali Pers. 2018.
111 Sugiyono. Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung: Alfabeta. 2019.
kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk presentae. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka taraf kepercayaan 99%.112
Dalam hal ini digunakan beberapa alat analisis sebagai berikut:
1) Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linear, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Tujuan utama penggunaan regresi ini adalah untuk memprediksi atau memperkirakan nilai variabel dependen dalam hubungannya dengan variabel independen dengan demikian, keputusan dapat dibuat untuk memprediksi seberapa besar perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel dinaikturunkan.113 Bentuk persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = a + b.X Keterangan:
Y = Variabel dependen X = Variabel independen
112 Sugiyono. Metode Penelitian dan Pengembangan Reasearch and Development.
Bandung: Alfabeta. 2015.
113 Sofar Silaen dan Yaya Heriyanto, Pengantar Statistik Sosial (Jakarta: IN Media, 2013), 139.
A = Koefisien sebagai intersep (intercept), jika nilai X=0 maka nilai Y=a. Nilai a ini dapat diartikan sebagai sumbangan factor - faktor lain terhadap variabel Y.
b = Koefisien regresi sebagai slop (kemiringan garis slop).
Nilai b merupakan besarnya perubahan pada variabel Y apabila variabel X berubah.
Untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji rumusan masalah nomor 5.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Jika thitung
> ttabel, maka hipotesis diterima dan berarti bahwa pada taraf signifikansi tertentu variabel bebas self esteem dan self confidence siswa secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA di MA Wahid Hasyim Balung Jember, namun sebaliknya jika thitung < ttabel, maka hipotesis ditolak dan berlaku sebaliknya. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan keseluruan self esteem dan self confidence siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA di MA Wahid Hasyim Balung Jember digunakan uji koefisien determinasi (R2). Untuk mempermudah melakukan analisis bivariat pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
2) Uji Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan
lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.114
Adapun rumus yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan:
a = konstanta
b1 = koefisien regresi X1
b2 = koefisien regresi X2
Y = hasil belajar
X1 dan X2 = self esteem dan self confidence
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat digunakan uji statistik F. Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji rumusan masalah no 4. Pengujian dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitung > Ftabel, maka hipotesis diterima dan pada taraf signifikan tertentu variabel bebas self Esteem dan self cofidence siswa secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar biologi siswa kelas X MIPA di MA Wahid Hasyim Balung Jember, namun jika Fhitung < Ftabel, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Guna mempermudah melakukan analisis regresi linear berganda pada penelitian
114Imam, Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25”.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. 2018.
ini, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
3) Uji Prasyarat Analisis Data a) Uji Normalitas
Menurut Kadir, sebagai persyaratan uji hipotesis statistik, diperlukan pengujian tentang asumsi distribusi normal. Pengujian asumsi distribusi normal bertujuan untuk mempelajari distribusi sampel yang terpilih berasal dari distribusi populasi yang normal atau tidak normal.115 Menurut Nuryadi dkk uji normalitas adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam sevaran normal.116
Distribusi normal adalah distribusi simetris dengan modus, mean dan media berada di pusat. Distribusi normal diaartikan sebagai sebuah distribusi tertentu yang memiliki karakteristik berbentuk seperti lonceng jika dibentuk menjadi sebuah histogram. Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval dan rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, amak persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak .117 Pada penelitian ini menggunakan Normal P Plot of Regression Standardized Residual dengan bantuan SPSS versi 22.
115 Kadir, “Statistika Terapan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2015.
116 Nuryadi, dkk. “Dasar-Dasar Statistika Penelitian”. Yogyakarta: Sibuku Media. 2017.
117 Sahir, Syafrida Hafni, “Metodologi Penelitian”. Yogyakarta: KBM Indonesia. 2021.
b) Uji Linieritas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas apakah linear atau tidak. Uji linearitas umumnya digunakan sebagai persyaratan analisis bila data penelitian akan analisis menggunakan regresi linear sederhana atau regresi linear berganda. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel-variabel bebas dan tidak bebas penelitian tersebut terletak pada suatu garis lurus atau tidak. Linearitas data biasanya akan membangun korelasi maupun regresi linear dengan asumsi variabel- variabel penelitian yang akan dianalisis terverifikasi linear.118 Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan pedoman nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF > 2 menandakan terjadinya korelasi antar variabel independen penelitian.119 Peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 22.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakan suatu uji asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam analisi regresi. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi bias atau tidak dalam suatu analisis model regresi. Terdapat dua cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas pada suatu model regresi yaitu pertama dengan melihat grafik scatterplot dan yang kedua dengan melihat nilai ccprediksi
118 Widana, I Wayan dan Muliani, Putu Lia. “Uji Prasyarat Analisis”. Lumajang: Klik Media. 2020.
119 Trihendri, Cornelis. “Kupas Tuntas Analisis Regresi”. Yogyakarta: Andi Offset. 2007.
variabel terikat (SREID) dengan residual error (ZPRED).120 Uji ini melihat apakah error variann (ei) konstan di seluruh case dan variabel independen. Apabila tidak konstan (terjadi heterokedastisitas) maka hasil analisis kurang valid. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentied dengan Regression Standardized Predicte Value. Jika titik dalam plot yang terbentuk menyebar secara acak dan tidak menunjukkan suatu pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.121
d) Uji Autokorelasi
Uji autokerelasi merupakan sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.122 Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dengan pengamatan lain pada model regresi korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan. Uji autokorelasi biasanya untuk data time series (data runtun waktu) sehingga data ordinal atau interval tidak wajib menggunakan uji autokorelasi.123 Menurut Trihendradi uji autokorelasi diuji dengan menggunakan uji Durbin Waston (DW). Untuk menentukan apakah terjadi
120 Widana, I Wayan dan Muliani, Putu Lia. “Uji Prasyarat Analisis”. Lumajang: Klik Media. 2020.
121 Trihendri, Cornelis, “Kupas Tuntas Analisis Regresi”. Yogyakarta: Andi Offset. 2007.
122 Kusumaningtyas, Eviatiwi, dkk, “Konsep dan Praktik Ekonometrika Menggunakan Eview”. Lamongan: Academia Publication. 2022.
123 Sahir, Syafrida Hafni, “Metodologi Penelitian”. Yogyakarta: KBM Indonesia. 2021.
autokorelasi atau tidak, yaitu dengan cara melihat nilai koefisien sebagai berikut :
Tabel 3.10
Kriteria Uji Durbin Watson124 No Nilai Durbin Waston Kriteria
1. 1,65 < DW < 2,35 Tidak terjadi autokorelasi 2. 1,21 < DW < 1,65 /
2,35 < DW < 2,79 Tidak dapat disimpulkan 3. DW < 1,21 / DW > 2,79 Terjadi autokorelasi Sumber : Trihendri Cornelis (2007)
Jika terjadi autokorelasi pada model regresi linier, maka penaksiran kuadrat terkecil tetap linier, tidak bias, konsisten dan secara asimotik berdistribusi normal, tetapi tidak efisien.125
124 Trihendri, Cornelis. Kupas Tuntas Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. 2007.
125 Kurniawan, Asep. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2018.
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sekilas sejarah berdirinya MA Wahid Hasyim Balung Jember
Yayasan Pendidikan Islam Abdul Wahid Hasyim Balung berdiri pada tahun 1957. Berawal pada tahun 1954 dimana para Ulama’ kota Balung mendirikan majlis ta’lim yang kegiatannya dilaksanakan rumah warga. Perkembangan selanjutnya majlis ta’im tersebut mendirikan madrasah diniyah yang diselenggarakan di rumah salah satu warga NU Balung. Tahun 1956 madrasah diniyah tersebut dikembangkan menjadi madrasah ibtidaiyah NU dengan kurikulum pondok pesantren yang tenaga edukasinya sebagian besar pengurus MWC NU Balung.
Tahun 1960 Yayasan mendirikan PGA 4 tahun yang menempati tanah waqaf Nyai Hj.Zubaidah seluas 1,5 hektar di Jalan Puger desa Balung Lor, dan tanah sawah 1 hektar sebagai sumber dana di desa Balung Kulon kecamatan Balung. Tahun 1976 Yayasan meningkatkan jenjang pendidikan menjadi PGA 6 tahun. Pada tahun 1978 karena kebijakan pemerintah, Yakni Departemen Agama RI maka PGA 4 Tahun berubah menjadi MTs dan PGA 6 Tahun berubah menjadi MA Wahid Hasyim. Pemberian nama Wahid Hasyim adalah sejak perubahan PGA menjadi Mts dan MA tersebut. Yayasan pendidikan Islam Abdul Wahid Hasyim Balung Tercatat pada notaries RJ.Boentaran Santoso,SH. No.24 Tanggal 7 Mei
1984 di Jember. Saat ini YASPI Abdul Wahid Hasyim Mengelola empat sekolah Yakni :
a. Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim b. Madrasah Aliyah Wahid Hasyim c. SMP Satya Dharma
d. SMA Satya Dharma
Adapun tokoh pengajar dan perintis berdirinya YASPI Abdul Wahid Hasyim Balung adalah sebagai berikut :
1. K.Mudhar 10. H.Sonhaji
2. K.Hasan Basuni 11. H.Ahmad Supardi
3. Sayyid Abdul Qodir SAS 12. KH.Said
4. K.Hasyim 13. H.Hanan Nur
5. K.Jawahir 14. Hanan Marzuki
6. K.Abdul Barri 15. H.Syamsul Arifin
7. KH.Shodik Mahmud SH. 16. Isma’il
8. KH.Makmun 17. Muji
9. H.Dimyati 18. Kohar
Madrasah Aliyah wahid Hasyim yang berdiri sejak 14 Juni 1978 tercatat sebagai sekolah berstatus terdaftar berdasarkan keputusan kepala kantor wilayah Departemen Agama propinsi Jawa Timur No.L.m./3/283-c/1983 pada tanggal 12 Agustus 1983, dengan nomor statistk madrasah 31.2.35.09.13.117.
Sementara keputusan Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan
Ma’arif Jawa Timur pada tanggal 20 Mei 1986, berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat LP.Maarif no. PP/202/A-8/VII/1973 Tanggal 18 Juli 1973, setelahmenerima berkas laporan dari pimpinan cabang LP.Maarif Jember, Madrasah Aliyah Wahid Hasyim dinyatakan terdaftar sebagai anggota pada lembaga pendidikan Ma’arif wilayah Jawa Timur dengan nomor : B-403306.
Setelah proses akreditasi madrasah Aliyah Wahid Hasyim memperoleh status di akui berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI nomor E.IV/29/1994 pada tanggal 24 Maret 1994, dengan nomor Piagam Akreditasi B/E.IV/MA/0198/1994.
Beberapa kepala sekolah yang memimpin PGA hingga MA Wahid Hasyim secara kronologis sebagai berikut :
1. Tahun 1960 – 1976 Sayyid Abdul Qodir SAS (PGA 4 th) 2. Tahun 1976 – 1980 KH.Abdul Latif (PGA 6 th dan MA) 3. Tahun 1980 -1984 Hamid Mustaqim
4. Tahun 1984 - 1788 Hamid Syueb 5. Tahun 1988 - 1998 Drs.Suhadak
6. Tahun 1998 - 2000 Drs M.Thoha Rohani 7. Tahun 2000 - 2008 Drs.Suhadak
8. Tahun 2008 – 2017 Mujammil, M.Pd.I 9. Tahun 2017 – 2018 Suhik, S.Pd
10. Tahun 2018 - 2022, Ahmad Suja`i, S.Pd.I.
11. Tahun 2022 – Sekarang Suhik, S.Pd.
1. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MA Wahid Hasyim b. Jurusan MA : (1) IPA, (2) IPS
c. NSM : 131235090005
d. Akreditasi Madrasah : Akreditasi “A”
e. Alamat Lengkap Madrasah : Jalan : Puger No. 20 Balung Desa : Balung Lor
Kecamatan : Balung Kabupaten : Jember Provinsi : Jawa Timur No. Telpon : 0336 – 622102 f. No. NPWP Madrasah : 02-997-508-3-626-000 g. Nama Kepala Madrasah : Suhik, S.Pd.
h. No. Telp / HP : 081249940379
i. Nama Yayasan : Yayasan Abdul Wahid Hasyim j. Alamat Yayasan No. Telpon : Jl. Puger No. 20 Balung k. No. Telp Yayasan : 0336 – 622313
l. No. Akte Pendirian Yayasan : 112/002.Km.25.1984 m. Kepemilikan Tanah : Yayasan
n. Luas Tanah : 6346 m2
o. Status Bangunan : Yayasan
p. Luas Bangunan : 3676 m2
2. Organisasi dan Kelembagaan
a. Kepala Sekolah : Suhik, S.Pd
b. Ka. Tata Usaha : Dwi Adi Bangun P
c. Waka Kurikulum : Masyhuri, S.Pd
d. Waka Kesiswaan : Rahmad Mujib Fathoni, S.Pd
e. Waka Humas : Muhammad Nafik, S.Pd.I
f. Waka Sarana dan Prasarana : Indah Wahyuni, S.Pd 3. Visi, Misi dan Indikator Pencapaian Visi MA Wahid Hasyim Balung
a. Visi :
Terwujudnya Madrasah Profesional, Berprestasi Serta Interprenershib berdasarkan Iman dan Takwa
b. Misi :
1. Tersusunnya Rencana Kerja Madrasah
2. Menguasai kurikulum dan media pembelajaran 3. Memperoleh nilai UM di atas 75
4. Memperoleh nilai AKM sesuai standart.
5. Meningkatkan jumlah lulusan yang di terima di PTN melalui semua jalur
6. Memiliki Prestasi Akademik dan non akademik 7. Menguasai IT bagi seluruh siswa
8. Meningkatkan kemampuan berbahasa Internasional
9. Memiliki keahlian TATA BUSANA, TATA BOGA, TATA RIAS, LAS dan Perbengkelan
10. Meningkatkan pembiasaan praktek ibadah 11. Pembiasaan Akhlakul Karimah
c. Indikator Pencapaian Visi
1. Memperoleh nilai UAM diatas 7,5
2. Memiliki Prestasi bidang Olah raga tingkat kabupaten.
3. Dapat melaksanakan ibadah sholat dengan baik dan benar.
4. Dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta hafal juz amma dan surat yasin.
5. Menguasai percakapan bahasa inggris dan arab sederhana.
6. Dapat memimpin Istighosah dan Tahlil.
7. Dapat menguasai Life Skill.
4. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1
Jumlah Sarana dan Prasarana di MA Wahid Hasyim Balung Jember No Jenis Prasarana Jumlah
Ruang
Jumlah Ruang Kondisi
Baik
Jumlah Ruang Kondisi
Rusak
Katagori Kerusakan Rusak
Ringan Rusak
Sedang Rusak Berat
1 Ruang Kelas 16 6 9 - 1 8
2 Perpustakaan 1 - 1 - - 1
3 R. Lab. IPA 1 - 1 - - 1
4 R. Lab. Biologi 1 - 1 - - 1
5 R. Lab. Fisika 1 - 1 - - 1
6 R. Lab. Kimia 1 - 1 - - 1
7 R. Lab. Komputer 1 - - - 1 1
8 R. Lab. Bahasa 1 - 1 - - 1
9 R. Pimpinan 1 - 1 - - 1
10 R. Guru 1 - 1 - - 1
No Jenis Prasarana Jumlah Ruang
Jumlah Ruang Kondisi
Baik
Jumlah Ruang Kondisi
Rusak
Katagori Kerusakan Rusak
Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
11 R. Tata Usaha 1 1 - - - -
12 R. Konseling 1 - 1 - - 1
13 Tempat Beribadah 1 - 1 - - 1
14 R. UKS 1 - 1 - 1 1
15 Jamban 10 5 5 - - 5
16 Gudang 1 - 1 - - 1
17 R. Sirkulasi 1 - 1 - - 1
18 Tempat Olahraga 2 - 2 - - 2
19 R. Organisasi
Kesiswaan 1 - 1 - - 1
20 R. Lainnya
Data Sarana
No Jenis Sarana Jumlah
Kondisi Baik Rusak Ket
Sedang Rusak Berat
1 Lab. IPA 1 - - 1
2 Lab. Biologi 1 - - 1
3 Lab. Fisika 1 - - 1
4 Lab. Kimia 1 - - 1
5 Lab. Komputer 1 - - 1
6 Lab. Bahasa 1 - - 1
7 Perpustakaan 1 - - 1
B. Penyajian Data
Berdasarkan data yang dikumpulkan, bagian ini akan disajikan data responden penelitian yang meliputi jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan pada kelas X MIPA MA Wahid Hasyim Balung yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas X MIPA 1, X MIPA 2 dan X MIPA 3. Adapun jumlah siswa kelas X MIPA MA Wahid Hasyim Balung dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1. Laki-laki 37 40%
2. Perempuan 56 60%
Total 93 100%
Sumber : Lampiran no.11 hal. 139.
Berdasarkan hasil tabel menunjukkan bahwa 37 siswa berjenis kelamin laki-laki atau sebesar 40%, sementara siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 56 atau sebesar 50%. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini jumlah jenis kelamin responden antara laki-laki dan perempuan tidak seimbang.
Sesuai dengan metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu kuesioner (angket) dan dokumentasi, maka peneliti akan menyajikan data dari hasil lapangan yang berkaitan dan mendukung penelitian ini dengan dua metode tersebut. Peneliti akan menyajikan hasil kuesioner tentang pengaruh self esteem dan self confidence terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X MIPA di MA Wahid Hasyim Balung Jember. Data dari hasil kuesioner dan hasil belajar siswa akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil penelitian
Responden Self Esteem (X1)
Self Confidence
(X2) Hasil Belajar (Y)
R001 69 64 56
R002 55 39 36
R003 64 33 32
R004 66 31 28
Responden Self Esteem (X1)
Self Confidence
(X2) Hasil Belajar (Y)
R005 65 36 28
R006 61 58 44
R007 56 58 32
R008 72 64 64
R009 40 41 20
R010 93 80 92
R011 90 60 60
R012 57 38 40
R013 56 41 40
R014 83 50 76
R015 46 48 76
R016 61 37 44
R017 89 59 24
R018 53 59 40
R019 56 38 44
R020 72 40 52
R021 87 45 48
R022 64 24 28
R023 88 42 44
R024 69 40 68
R025 55 36 44
R026 59 43 24
R027 55 64 40
R028 42 51 24
R029 49 49 28
R030 59 39 24
R031 69 34 24
R032 78 39 36
R033 64 34 20
R034 66 41 64
R035 65 38 56
R036 61 58 36
R037 56 58 28
R038 55 31 20
R039 40 34 20
R040 48 62 44
R041 38 31 16
R042 57 40 20
Responden Self Esteem (X1)
Self Confidence
(X2) Hasil Belajar (Y)
R043 56 41 36
R044 76 48 64
R045 46 48 32
R046 61 39 48
R047 57 59 28
R048 53 59 36
R049 35 32 12
R050 93 40 24
R051 87 45 40
R052 64 25 20
R053 88 40 24
R054 39 33 12
R055 55 36 32
R056 59 42 36
R057 55 65 36
R058 42 51 20
R059 49 49 36
R060 90 39 68
R061 69 36 56
R062 78 38 36
R063 46 34 20
R064 48 42 28
R065 46 35 20
R066 46 60 24
R067 56 58 36
R068 84 63 48
R069 40 41 20
R070 48 63 36
R071 44 58 36
R072 80 67 84
R073 56 43 56
R074 83 48 32
R075 46 46 28
R076 65 39 36
R077 79 61 28
R078 92 59 72
R079 56 38 36
R080 42 40 28
Responden Self Esteem (X1)
Self Confidence
(X2) Hasil Belajar (Y)
R081 41 45 16
R082 64 25 24
R083 73 41 24
R084 73 38 58
R085 87 36 68
R086 62 41 60
R087 89 66 76
R088 80 54 60
R089 48 52 24
R090 58 37 36
R091 40 53 16
R092 48 51 52
R093 59 42 32
Sumber : Lampiran no. 12, 13, 14 hal 142, 145, 148 C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Deskriptif
Hasil data analisis deskriptif dari masing-masing variabel yaitu self esteem (X1), self confidence (X2), dan hasil belajar (Y), dengan menggunakan kategori dan frekuensi yang diuraikan sebagai berikut:
a. Data Hasil Angket Self Esteem
Data hasil angket self esteem dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rincian Self Esteem
Kategori Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 14 15%
Tinggi 17 18%
Sedang 30 32%
Rendah 32 34%
Sangat Rendah 0 0%
Sumber : Lampiran no.12 hal. 142.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa self esteem dengan kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa dengan presentase 15%, self esteem dengan kategori tinggi sebanyak 17 siswa dengan presentase 18%, self esteem dengan k ategori sedang sebanyak 30 siswa dengan presentase 32%, self esteem dengan kategori rendah sebanyak 32 siswa dengan presentase 34%, self esteem dengan kategori sangat rendah sebanyak 0 siswa dengan presentase 0%, b. Data Hasil Angket Self Confidence
Data hasil angket self confidence dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5
Rincian Self Confidence
Kategori Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 14 15%
Tinggi 18 19%
Sedang 27 29%
Rendah 34 37%
Sangat Rendah 0 0%
Sumber : Lampiran no.13 hal. 145.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa self confidence dengan kategori sangat tinggi sebanyak 14 siswa dengan presentase 15%, self confidence dengan kategori tinggi sebanyak 18 siswa dengan presentase 19%, self confidence dengan kategori sedang sebanyak 27 siswa dengan presentase 29%, self confidence dengan kategori rendah sebanyak 34 siswa dengan presentase 37%, self confidence dengan kategori sangat rendah sebanyak 0 siswa dengan presentase 0%.
c. Data Hasil Belajar
Data hasil ulangan harian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rincian Hasil Belajar
Kategori Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 5 5%
Tinggi 15 16%
Sedang 31 33%
Rendah 37 40%
Sangat Rendah 5 5%
Sumber : Lampiran no.14 hal. 148.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan kategori sangat tinggi sebanyak 5 siswa dengan presentase 5%, hasil belajar dengan kategori tinggi sebanyak 15 siswa dengan presentase 16%, hasil belajar dengan kategori sedang sebanyak 31 siswa dengan presentase 33%, hasil belajar dengan kategori rendah sebanyak 37 siswa dengan presentase 40%, hasil belajar dengan kategori sangat rendah sebanyak 5 siswa dengan presentase 5%, 2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dilakukan untuk menjawab rumusan masalah nomor 4 dan 5 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji prasyarat terhadap hasil data penelitian. Terdapat empat prasyarat yang perlu dilakukan yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui nilai residual dari suatu data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini termasuk uji prasyarat sebelum melakukan uji hipotesis. Model regresi yang baik yaitu memiliki residual yang berdistribusi normal atau data menyebar pada garis diagonal dan mengikuti garis diagonal.
Berdasaran hasil perhitungan dengan bantuan SPSS windows 25 terkait data self esteem dan self confidence terhadap hasil belajar pada lampiran, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1
Uji Normalitas Self Esteem dan Self Confidence Terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat normal P-P plot of regression standardised residual menunjukkan bahwa data menyebar pada sekitar garis diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sehingga asumsi pernyataan normalitas pada regresi ini sudah terpenuhi.
b. Uji kolenieritas
Uji kolenieritas digunakan untuk melihat apakah terjadi korelasi yang kuat antara variabel independen atau tidak pada model regresi penelitian ini. Apabila terjadi korelasi antar variabel independen yaitu dengan melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF < 2 maka tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS windows 25 terkait data self esteem dan self confidence terhadap hasil belajar pada lampiran, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Uji Kolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Self Esteem (X1) ,914 1,094
Self Confidence (X2) ,914 1,094
Sumber: Output SPSS Lampiran no.19 hal 161
Berdasarkan tabel 4 , menunjukkan bahwa nilai VIF pada semua variabel < 2, maka tidak terjadi kolenieritas pada regresi ini atau tidak ada gangguan kolinieritas pada penelitian ini.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah terjadi ketidaksamaan variansi dari residual yang dilakukan oleh satu pengamat dengan pengamat lain. Jika satu sama lain dalam pengamatan tetap sama maka disebut homokedastisitas. Sedangkan variansinya berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Regresi yang baik yaitu yang bebas dari heterokedastisitas yang ditandai dengan tidak adanya pola yang jelas, serta