BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
kuantitatif
b. Variabel bebas self esteem
c. Variabel terikat hasil belajar
d. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket dan dokumen e. Teknik analisis data
penelitian menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS
a. Penelitian ini menggunakan variabel bebas self esteem dan self confidence sedangkan penelitian sebelunya menggunakan dua variabel bebas self control dan self esteem b. Lokasi penelitian ini di MA
Wahid Hasyim Balung Jember sedangkan
penelitian sebelunya di MTs Darussalam Kota Bengkulu c. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan teknik random sampling 2. Andi Kastiar Latif
“Pengaruh Self Esteem dan Self Regulation terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Guppi Samata Kabupaten Gowa”
Tahun 201636
a. Pendekatan
penelitian kuantitatif b. Penelitian ini
menggunakan variabel bebas yaitu self esteem
c. Variabel terikat yaitu hasil belajar
a. Lokasi penelitian ini di MA Wahid Hasyim Balung Jember sedangkan penelitian sebelunya di Madrasah Aliyah Guppi Samata Kabupaten Gowa b. Jenis penelitian ini adalah
asosiatif sedangkan penelitian sebelumnya Ex- postfacto dengan desain penelitian paradigm ganda c. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan teknik random sampling
35 Syahidah Putri “Pengaruh Self Control dan Self Esteem Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa di MTs Darussalam Kota Bengkulu”. 2021.
36 Andi Kastiar Latif “Pengaruh Self Esteem dan Self Regulation terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas XI Madrasah Aliyah Guppi Samata Kabupaten Gowa”. 2016.
No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan 3. Riska Kartika
Oktavia “ Pengaruh Self- esteem (Harga Diri) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Temon” Tahun 202237
a. Pendekatan
penelitian kuantitatif b. Penelitian ini sama
menggunakan variabel bebas Self Esteem
c. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan metode penyebaran angket dan
pengumpulan hasil belajar siswa
d. Menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS
a. Lokasi penelitian ini di MA Wahid Hasyim Balung Jember sedangkan penelitian sebelunya di SMK Muhammadiyah 1 Temon, Kulon Progo, Yogyakarta.
b. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan purposive sampling
4. Putu Tita Inggriani Cintya Dewi “ Pengaruh
Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 5 KUTA SELATAN"
Tahun 202038
a. Pendektan penelitian kuantitatif
b. Variabel bebas kepercayaan diri c. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket d. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.
a. Lokasi penelitian ini di MA Wahid Hasyim Balung Jember sedangkan penelitian sebelunya di SMP Negeri 5 Kuta Selatan b. Pada penelitian ini data
mengenai hasil belajar siswa diperoleh
menggunakan hasil PTS semester genap sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan tes pilihan ganda dengan materi sistem persamaan linear dua variabel.
37 Riska Kartika Oktavia “Pengaruh Self-esteem (Harga Diri) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Temon”.2022.
38 Putu Tita Inggriani Cintya Dewi “ Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 5 KUTA SELATAN” 2020.
a. Pengertian Self Esteem
Menurut Lerner dan Spanier berpendapat bahwa harga diri adalah tingkat penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi
39 Vivi Alhidayah Sari “ Pengaruh Motivasi Belajar dan Self Confidence terhadap Hasil Belajar Matematika SMP Negeri 10 Pekalongan ”. 2022.
seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai secara negatif.40
Menurut Arndt dan Pelham, harga diri ialah evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri, dapat positif atau negatif. Selain itu, Borner dan Coopersmith juga mengatakan bahwa harga diri juga diartikan sebagai suatu respon atau evaluasi seseorang mengenai dirinya sendiri terhadap pandangan orang lain mengenai dirinya sendiri dalam interaksi sosialnya. Lebih lanjut, Buss dan Coopersmith juga mengungkapkan bahwa, harga diri juga merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya dapat berkembang.41
Adi W. Gunawan mengatakan bahwa harga diri didefinisikan sebagai seberapa suka anda terhadap diri anda sendiri. Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, dan hormat pada diri anda sendiri sebagai seseorang yang berharga dan bermakna maka semakin tinggi harga diri anda. Semakin anda merasa sebagai manusia yang berharga, maka anda akan semakin bersikap positif dan merasa bahagia, hal itulah yang dikatakan sebagai harga diri.42 Maka sangat penting bagi tiap individu untuk memiliki dan mengembangkan self esteem yang dimiliki.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah evaluasi terhadap perasaan dan penilaian
40 Gufron, M.Nur. Teori – teori psikologi.Jogjakarta. Ar-Ruzz Media. 2010.
41 Neny Irawati dan Nurahma hajat, “Hubungan Antara Harga diri (Self Esteem) dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 di Jakarta Timur”, 2012. hal. 198.
42 Neny Irawati dan Nurahma hajat, “Hubungan Antara Harga diri (Self Esteem) dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 di Jakarta Timur”, 2012. hal.199.
individu tentang dirinya. Harga diri berpengaruh besar terhadap harapan individu tentang dirinya sendiri dan orang lain. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan terhadap diri dan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya berharga.
b. Aspek-Aspek Self Esteem
Pada dasarnya setiap individu membutuhkan penghargaan, penerimaan, dan pengakuan dari orang lain. Penghargaan dan penerimaan serta pengakuan membawa dampak bagi diri seseorang yaitu perasaan bahwa dirinya berharga dan diakui kehadirannya oleh lingkungan sehingga menambah rasa percaya diri dan harga dirinya.
Sebaliknya, orang yang merasa kurang dihargai, dihina atau dipandang rendah oleh orang lain akan berusaha mempertahankan harga dirinya.
Kebutuhan akan rasa harga diri merupakan kebutuhan individu untuk merasa berharga dalam hidupnya. Kebutuhan ini mencakup (1) kebutuhan akan self-respect atau penghormatan/penghargaan dari diri sendiri, seperti: rasa percaya diri, hasrat untuk memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian; dan (2) Esteem atau penghargaan dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa-apa yang telah dilakukannya, berupa pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan atau status, pangkat, nama baik, prestise, dan sebagainya.15 Individu membutuhkan untuk merasa berkompeten dan berguna, dan pada saat yang samamembutuhkan pengakuan atas nilai dan kompetensi yang kita miliki dari orang lain. Kegagalan untuk diakui
oleh diri sendiri atau oleh orang lain akan menimbulkan perasaan rendah diri dan kehilangan semangat atau putus asa. Menurut Daradjat, aspek-aspek harga diri meliputi :43
1) Felling of Belonging (Perasaan Memiliki)
Yaitu ditunjukkan oleh kemampuan individu bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dan diterima oleh lingkungannya serta merasa dibutuhkan orang lain. Individu akan memiliki nilai yang positif akan dirinya bila mengalami perasaan diterima atau menilai dirinya sebagai bagian dari kelompoknya.
Namun individu akan memiliki nilai yang negatif tentang dirinya bila individu mengalami perasaan tidak diterima.
2) Felling of Worth (Perasaan Berharga)
Yaitu ditunjukkan oleh kemampuan individu menghargai dirinya sendiri, percaya diri dan menerima apa adanya atas keadaan dirinya. Individu yang memiliki perasaan berharga akan menilai dirinya lebih positif dari pada individu yang tidak memiliki perasaan berharga.
3) Felling of Competence (Perasaan Berkompeten)
Yaitu ditunjukkan oleh kemampuan individu bahwa dirinya merasa mampu dan memiliki sikap optimis dalam menghadapi masalah kehidupan serta mampu mencapai tujuan hidupnya secara efisien. Self-esteem bukanlah sifat atau aspek tunggal saja,
43 Susi Handayani BR. Lubis,”Hubungan Self-esteem dengan Subjective Well-Being Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, 2011 hal. 39.
melainkan sebuah kombinasi dari beragam sifat dan perilaku.
Dalam bukunya, Maximum Self-esteem, Minchiton menjabarkan tiga aspek self-esteem, antara lain :44
a) Perasaan Mengenai Diri Sendiri
(1) Menerima diri sendiri, maksudnya individu menerima dirinya secara nyata dan penuh, nyaman dengan dirinya sendiri, dan memiliki perasaan yang baik tentang diri sendiri, apapun kondisi yang dihadapi saat ini. Individu memandang bahwa dirinya memiliki keunikan tersendiri, menghargai setiap potensi yang dimiliki tanpa mengeluh.
(2) Menghormati diri sendiri. Individu memiliki self-respect dan keyakinan yang dalam bahwa dirinya penting, kalaupun bukan bagi orang lain, setidaknya bagi diri sendiri. Individu self-esteem yang akan merasa kasihan dan memaafkan dirinya sendiri, menyukai dirinya sendiri dengan ketidaksempurnaan yang dimiliki.
(3) Menghargai keberhargaan dirinya. Individu tidak terpengaruh deengan pendapat orang lain mengenai dirinya.
Individu tidak merasa lebih baik bila dipuji dan tidak merasa lebih buruk jika dirinya dihina oleh orang lain.
Perasaan baik mengenai dirinya tidak bergantung pada
44 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Erlangga, 2008), hal.29-31.
keadaan kondisi luar atau sesuatu yang akan atau telah dilakukan.
(4) Memegang kendali atas emosi diri sendiri. Individu merasa terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan atas rasa bersalah, rasa marah, rasa takut, dan kesedihan. Emosi umum yang paling kuat terjadi adalah rasa bahagia karena individu merasa senang dengan dirinya dan kehidupannya.
Jadi, self esteem meliputi penghargaan terhadap diri sendiri, penghormatan terhadap diri sendiri, menghargai keberhargaan dirinya dan mampu memegang kendali atas emosi diri sendiri.
b) Perasaan terhadap Hidup
1) Menerima kenyataan. Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung jawab atas sebagian hidup yang dijalaninya. Individu dengan self-esteem yang tinggi akan dengan lapang dada dan tidak menyalahkan keadaan hidup ini (orang lain) atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi berkaitan dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal.
Individu menyadari bahwa ia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupannya seperti yang mereka pilih.
Individu mengetahui paa yang benar dan terbaik bagi dirinya.
2) Memegang kendali atas diri sendiri. Individu yang memiliki self-esteem yang tinggi tidak berusaha untuk mengendalikan orang lain atau situasi yang ada.
Sebaliknya, ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
c) Perasaan dalam kaitannya dengan orang lain
(1) Menghormati orang lain.Individu menghormati hak-hak orang lainsebagaimanamereka berada, melakukan seperti yang mereka pilih, dan hidup seperti merekaselama mereka juga menunjukkan rasa hormat dan kesopanan yang sama kepada dirinya dan orang yang lain. Individu dengan self- esteem yang tinggi tidak memaksa nilai-nilai atau keyakinannya pada orang lain.
(2) Memiliki toleransi terhadap orang lain. Individu dengan self esteem tinggi akan menerima kekurangan orang lain, fleksibel, dan bertanggung jawab dalam hubungannya dengan orang lain. Individu memandang semua orang memiliki keberhargaan yang sam dan layak untuk dihormati. Ia menghormati kebutuhan dirinya serta mengakui kebutuhan orang lain.
c. Self Confidence
a. Pengertian Self Confidence
Self Confidence merupakan gabungan dari kata self dan juga confidence. Dalam kamus Self yang berarti diri dan confidence yang berarti percaya. Self Confidence artinya percaya diri. Menurut Fajar, M. N, Self Confidence adalah kekuatan keyainan mental seseorang atas kemampuan dan kondisi dirinya.
Umumnya percaya diri mempunyai pengaruh terhadap kondisi dan perkembangan kepribadian seseorang secara keseluruhan.45
Menurut Lauster Self Confidence merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab.46
Sedangkan menurut Chibita Wira Negara Self Confidence adalah kemampuan seorang individu untuk yakin dan percaya pada kemampuannya sendiri.47
Menurut Thursan Hakim yang dikutip dari Sri Kartini Self Confidence adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut
45 Fajar, M.N, Percaya Diri Modal Berprestasi, 19. Bandung. Titian ilmu. 2020.
46 Lauster. Tes Kepribadian. Jakarta: Media Pratama. 2002.
47 Chibita Wira Negara, Dahsyatnya Rasa Percaya Diri. Jawa Tengah: Desa Pustaka Indonesia. 2019.
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.48
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Self Confidence merupakan rasa percaya atau yakin dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya tanpa paksaan sehingga dapat menumbuhkan karakter dalam dirinya.
b. Aspek dan Indikator Self Confidence
Menurut Lauster yang dikutip dalam Ghufron dan Risnawati mengatakan bahwa aspek Self Confidence terbagi menjadi 4 yaitu :49
a) Keyakinan akan Kemampuan yang dimiliki
Merupakan sikap positif individu yang mana ia memiliki keyakinan diri akan apa yang ia bisa dan mampu/sanggup untuk di lakukan dengan sungguhh-sungguh b) Interaksi Sosial
Kemampuan dalam berhububgan dengan masyarkat dan mengenal sikap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya, bertoleransi, dapat menerima pendapat orang lain dan menghargai orang lain.
48 Sri Kartini, Krisis Percaya Diri (Semarang: Mutiara Aksara, 2019), 2.
49 Ghufron dan Risnawati, Teori-Teori Psikologi, 36. 2010.
c) Konsep Diri
Kemampuan individu dalam menilai dan memandang dirinya sendiri secara positif ataupun negatif, serta mengetahui kelebihan dan juga kekurangannya..
d) Berani megungkapkan pendapat
Sikap individu yang mampu mengutarakan yang ada dalam benaknya dan ingin disampaikan kepada orang lain tanpa paksaan.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut David Firna Setiawan yaitu suatu output dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan antara guru dan murid, outpun ini berupa penilaian terhadap siswa.50 Sedangkan menurut Sarwan hasil belajar merupakan penggambaran tingkat penguasaan peserta didik yang diukur berdasarkan jumlah skor atau presentase jumlah skor jawaban benar atas soal tes yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.51 Hasil belajar siswa merupakan prestasi yang dicapai siswa secara akademis melalui tugas dan ujian, keatifan bertanya dan menjawab pertanyaan yang mendukung perolehan hasil belajar tersebut. Di kalangan akademis memang sering muncul pemikiran-pemikiran bahwa keberhasilan dari pendidikan tidak ditentukan dari nilai siswa
50 David Firna Setiawan, Prosedur Evaluasi Dalam Pembelajaran (sleman: Deepublish, 2018), hal. 127.
51 Sarwan. Belajar dan Pembelajaran. Jember. STAIN Jember Press. 2013.
yang tertera di raport ataupun di ijasah, akan tetapi untuk ukuran dari suatu keberhasilan di bidang kognitif dapat diketahui melalui hasil belajar yang diperoleh seorang siswa.52 Menurut supraningrum juga menjelaskan bahwa hasil belajar memiliki keterkaitan sangat erat dengan belajar dan proses belajar. Dimana hasil belajar dikelelompokkan menjadi dua yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Untuk pengetahuan sendiri dikelompokkan lagi menjadi empat macam diantaranya yaitu pengetahuan dengan fakta-fakta, pengetahuan dengan prosedur, pengetahuan dengan konsep, dan keterampilan untuk berinteraksi.53 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.54 Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Dengan diperolehnya hasil belajar, keberhasilan sebuah proses pembelajaran dapat diketahui dengan melihat kemampuan yang dia miliki terhadap ilmu yang telah dia pelajari. Dengan kata lain, hasil belajar adalah suatu kemampuan yand diperoleh anak melalui kegiatan belajar.55
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar mengajar berupa perubahan semua aspek
52 Dakhi, Agustin Sukses. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal Education and Development. Vol. 8. No. 2. 2020. Hal 468-470.
53 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran : Teori & Aplikasi (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2013) Hal 37.
54 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.
55 Arifin, Muhammad dan Ekayati, Rini. Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Medan: Umsu Press. 2021.
yang awalnya tidak bisa menjadi bisa dengan dilihat melalui hasil tes. Dapat juga disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan, pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan dan penggambaran tingkat penguasaan peserta didik yang diukur berdasarkan jumlah skor sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Indikator Hasil Belajar
Menurut Wahyuningsih hasil belajar yang di capai siswa selama belajar menyangkut tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif, yang di tempuh selama beberapa waktu belajar atau pokok bahasan sehingga siswa memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan, yaitu menjadi insan yang yang memiliki kepribadian luhur, memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi bekal hidup untuk mencapai suatu kebahagiaan di dunia dan diakhirat.56 Menurut Banyamin S. Bloom dikutip oleh Endang Sri Wahyuni mengemukakan bahwa hasil belajar yang baik pasti mencakup tiga ranah, yaitu :57
1) Ranah kognitif, ranah ini memiliki enam tingkatan :
a) Ingatan, kemampuan mengingat atau menyebutkan apa yang ia ketahui tentang fakta-fakta, istilah-istilah maupun
56 Wahyuningsi, Endang Sri. Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish. 2020.
57 Endang Sri Wahyuningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning (Yogyakarta: Budi Utama, 2020). Hal 74–78.
pengetahuan lain.
b) Pemahaman, kemampuan menangkap informasi baik berupa terjemahan, penafsiran, maupun yang lain
c) Penerapan, kekmampuan dalam menerapkan konsep pada konsep yang baru.
d) Analisis, kemampuan dalam menganalisa, menjabarkan atau menjelaskan suatu informasi sehingga menjadi informasi yang lebih terperinci.
e) Sintesis, kemampuan memadukan berbagai jenis informasi menjadi satu bentuk informasi yang lebih baik dan jelas f) Evaluasi, kemampuan dalam memberikan keputusan
mengenai nilai dengan melaksanakan pertimbangan- pertimbangan yang ada
2) Ranah Afektif, ranah ini mengacu pada sikap. Tingkatan dalam ranah ini yaitu menerima (reciving), menanggapi (responding), Menghargai (valuing), mengatur diri (organizing), Menjadikan pola hidup (Characterization).
3) Ranah Psikomotorik, ranah ini mengacu pada kemampuan bertidak.
Tingkatan ranah ini yaitu Persepsi, Kesiapan, Gerakan terbimbing, Bertindak secara mekanis, Gerakan kompleks.
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri
(internal) peserta didik itu dan faktor yang datang dari luar (eksternal) diri peserta didik.58 Berikut ini adalah faktor-faktor hasil belajar menurut Zulqarnain dkk:59
1) Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri setiap individu. Faktor internal juga terbagi menjadi 2, yaitu:
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu Faktor ini meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis
Faktor psikologis anak satu dengan yang lainnya berbeda beda, bukan hanya kadarnya namun juga jenisnya.
Seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, Self Control, Self Confidence dll.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini berasal dari luar diri individu, seperti:
a) Lingkunga Sosial
(1) Lingkungan keluarga, lingkungan keluarga yang mempengaruhi hasil belajar yaitu seperti cara orang tua dalam mendidik anak, suasana rumah, keadaan ekonomi
58 Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2019.
59 Zulqarnain, M. Shoffa Saifillah Al-Faruq, dan Sukatin, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Budi Utama, 2021), 21–22.
dan lain-lain.
(2) Lingkungan sekolah, dalam lingkungan sekolah yang mempengaruhi hasil belajar yaitu seperti kurikulum, kedisiplinan, alat pelajaran, dan metode pembelajaran.
(3) Lingkungan masyarakat, ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil belajar dalam lingkungan masyarakat seperti teman bergaul, media social, dan lain- lain
b) Lingkungan Non-Sosial
(1) Lingkungan Alamiah seperti udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau tidak terlalu lemah, suasana yang sejuk dan tenang.
(2) Faktor Instrumenal yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardwere seperti gedung sekolah, fasilitas belajar dan lain-lain. Kedua, Softwere seperti kurikulum sekolah, silabus dan lain- lain.
3. Pengaruh Self Esteem Terhadap Hasil Belajar
Self esteem dapat didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap dirinya dan seberapa puas orang tersebut terhadap dirinya sendiri.60 Self esteem (harga diri) menentukan motivasi siswa untuk
60 Sveningson, E. The Relation Between Peer Social Status and Self-esteem in Middle Childhood. Publication of Department of Psychology, LUND University. Retrieved from:
https://lup.lub.lu.se/luur/download?func=downloadFile&recordOId=3437755&fileOId=3437 767.
2012.
mencapai hasil belajar dan prestasi yang tinggi. Maka dari itu, self esteem berkaitan erat dengan hasil belajar siswa. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arshad dengan melibatkan subjek sebanyak 80 mahasiswa G. C University Faisal abad, bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara self esteem dan capaian akademik pada jenjang perguruan tinggi. Semakin tinggi self esteem seseorang, maka akan semakin baik pula performa akademiknya.61
Self Esteem memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Hal ini membuktikan bahwa mengatur self esteem sangat penting untuk suatu pertimbangan sebelum melakukan sebuah keputusan terhadap apa yang akan dilakukan. Inti dari self esteem yaitu, ketika tumbuh perasaan “aku pasti bisa dan aku berharga”, sehingga pada umumnya mereka memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi untuk dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa.62 Keyakinan yang dimiliki dalam diri siswa dapat mendorong siswa dalam melakukan suatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik.63 Semakin tinggi self esteem maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang diraih oleh siswa.
Begitu pula sebaliknya, menurut Utari dalam Verdianingsih, rendahnya self esteem siswa dapat dilihat dari ketidakinginan siswa
61 Arshad, M., Muhammad, S., & Mahmood, K. Self-esteem & academic performance among university students. Journal of Education and Practice, 6(1), 156–162. 2015.
62 Verdianingsih, E. Self-esteem dalam pembelajaran matematika. EDUSCOPE : Jurnal Pendidikan, Pembelajaran, Dan Teknologi, 03(02), 7–15. 2017.
63 Rizka, A., & Septian, A. Peningkatan Kemampuan representasi matematis dan selfconfidence siswa melalui model ARIAS. UNION: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 7(2), 285–297. 2019.