• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Pelaksanaan Konseling Qur’ani Untuk Mengatasi

Berbicara terkait karakter buruk tidak terlepas tentunya dengan bimbingan konsling. Karakter adalah unsur pokok dalam diri manusia yang dengannya membentuk karakter psikologi seorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kodisi yang berbeda-beda dan kata buruk bearti kelakuan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Oleh karena itu berdasarkan hasil peneletian yang peneliti peroleh dilapangan menunjukkan bahwa karakter buruk pada peserta didik disebabkan dari dua sumber baik internal (dalam diri) dan external (luar) seperti dipengaruhi oleh pergaulan sesama teman yang terkadang bolos sekolah dan sering berbicara sesama teman ketika guru sedang menjelaskan bahkan peserta didikpun sering terlambat masuk sekolah yang mana itu dijadikan budaya oleh mereka.

Berdasarkan paparan diatas tentu saja diperlukan pelaksanaan bimbingan konseling baik secara jasmani maupun rohani oleh seorang guru yang ada di sekolah dengan harapan karakter buruk yang melekat pada siswa dapat diatasi dengan karakter qur’ani yang mana harapan setiap orang untuk menjadi generasi yang cerdas.

Bimbingan dan konseling qur’ani merupakan sebuah konsep bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membantu setiap individu mengoptimalkan potensidiri yang dimiliki dan membantu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapiklien melalui pendekatan Al-Qur’an. Kehadiran bimbingan dan konseling sangatpenting dalam dunia pendidikan, baik itu di sekolah atau pun di perguruan tinggi,seiring dengan perkembangan teknologi yang kian hari semakin cepat mengakibatkanterjadinya perubahan dalam berbagai bidang, salah satunya di keagamaan.63

63Zulkifli A, Nurus Sa’adah, Desi Alawiyah, “Analisis Layanan dan Bimbingan Konseling Qur’ani Dalam Menumbuhkan Kesadaran Beragama Peserta Didik di Sekolah”, Vol. 8, Nomor 1, 2022.

44 1. Pelaksanaan Konseling Qur’’ani

Konsling Qur’ani memiliki tujuan jangka pendek yang diharapkan bisa dicapai melalui konseling model ini adalah terbinanya fitrah-iman individu hingga membuahkan amal saleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar, dan bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari hari hususnya di dalam lingkungan madrasah maupun di luar madrasah.

Upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh para siswa yang memiliki karakter buruk, maka kami melakukan penggalian sumber permasalahan yang dihadapi, setelah menemukan sumber permasalahan bimbingan konseling Qur’ani supaya para koseli yang memiliki permasalahan dapat ditangani dan diselesaikan secara tuntas.

Konseling Qur’ani adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang bersumber kepada Al-Qur’an.

Proses konseling Qur’ani memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan konseli. Hal ini dikarenakan dalam konsel- ing tatap muka, Guru BK perlu berusaha memperbaiki sikap siswa dengan cara berinteraksi dalam jangka waktu tertentu dengan men- gadakan pertemuan tatap muka. Perbaikan untuk membawa bahkan saran. Baik pikiran, perasaan, sikap maupun tindakan.

Setiap tahapan proses konseling Qur’ani membutuhkan ket- erampilan-keterampilan khusus seperti salah satunya adalah rasa empati. sehingga proses konseling berjalan dengan baik, dengan demikian proses konseling sejak awal hingga akhir dirasakan san- gat bermakna dan berguna.

Selanjutnya proses tahapan pelaksanaan konseling Qur’ani dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a) Tahap awal konseling.

Tahap ini terjadi sejak mulai ke empat konseli menemui Guru BK sampai berjalan proses konseling hingga Guru BK

45

dan konseli menemukan definisi masalah konseli, kepedulian, atau masalah konseli itu sendiri artinya dalam tahap awal ada- lah proses pendefinisian masalah konseli . Adapun proses kon- seling tahap awal adalah membangun hubungan konseling.

Keberhasilan proses konseling Qur’ani sangat diten- tukan oleh keberhasilan pada tahap awal. Kunci keberhasi- lannya konseling Qur’ani adalah terletak pada : (pertama) keterbukaan Guru BK. (kedua) keterbukaan klien, artinya dia dengan jujur mengungkapkan isi hati, perasaan, harapan hara- pannya. (ketiga) Guru BK mampu menghargai dan memahami konseli dalam proses konseling. Karena dengan demikian, maka proses konseling Qur’ani akan lancar dan dapat mencapai tujuan konseling Qur’ani.

Kemudian selanjutnya adalah Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling telah terjalin dengan baik dimana konseli telah melibatkan diri, berarti ker- jasama antara Guru BK dengan konseli akan dapat mengangkat isu, kepedulian, atau masalah yang ada pada konseli. Walaupun para konseli mengetahui gejala dan masalah-masalah yang di alamiya, namun konseli tidak begitu mudah menjelaskan masa- lahnya, oleh Karena itu sangat penting peran Guru BK untuk membantu memperjelas dan membantu mendefinisikan masa- lahnya bersama-sama.

Selanjutnya menegosiasikan kontrak, Kontrak perjanjian antara Guru BK dengan konseli yang disepakatinya yaitu: kon- trak waktu dimana waktu yang disepakati pada setiap per- temuan yaitu selama 45 menit, selain itu juga kontrak ker- jasama dalam proses konseling, yaitu saling menghargai sesama konseli ataupun sama Guru BK

Pada tahap ini juga dapat dijelaskan kondisi awal keempat konsli adalah sebagai berikut, semua konseli mulai dari konsli pertama sampai keempat mengalamai permasalahan yang berbeda beda akan tetapi pada saat dilaksanakan proses konsling yang pertama mereka terlihat gugup, takut dan terlihat gelisah karna dipanggil keruangan bimbingan konsling.

46

Setelah dilakukan pendekatan dan penjelasan kenapa mereka dipanggil keruangan bimbingan konsling mereka para konseli mulai tenang dan bersedia mematuhi kontrak bimbingan konsling yaitu 45 menit setiap pertemuan yang di dilaksanakan selama empat kali pertemuan.

Keempat konsli juga mulai ramah dan merasa nyaman setelah dilakukan penjelasan penjelasan maksut dan tujuan dilaksanakan bimbingan konsling oleh konselor.

b) Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Kita melihat bahwa masalah-masalah yang di alami para konseli telah di bahas dan disepakati pada tahap awal yaitu ke empat konseli menunjukkan karakter buruk seperti sering da- tang terlambat, sering bolos, kurang menghargai teman- temannya, kemudian kegiatan selanjutnya adalah memfokus- kan pada menggali penyebab terjadinya masalah tersebut, Setelah menggali informasi terkait dengan permasalahan dan yang melatarbelakanginya, maka bantuan atau layanan yang diberikan berdasarkan permasalahannya adalah layanan konsel- ing Qur’ani. Kemudian target dari tahapan ini adalah dimana sasaran perilaku konseli agar lebih baik dalam mematuhi aturan atau tata tartib dan berkomitmen berperilaku baik.

Dalam tahap ini Guru BK meminta konseli untuk meceritakan masalahnya dengan rinci dan menganalisa, kemudian memberikan motivasi serta dukungan kepada konseli agar konseli tersebut bisa lebih semangat.

c) Tahap akhir konseing

Setelah di laksanakannya proses konseling dari awal hingga tahap kerja, maka pada tahap akhir dari proses konsel- ing, adalah Guru BK menilai perubahan yang terjadi pada para konseli, apakah masih sama dari sebelumnya atau sudah ada perubahan.

Pada akhir dari proses konseling, Guru BK menilai para konseli mulai ada perubahan, Oleh karena itu mengakhiri pros- es konseling, Guru BK meminta konseli membuat kesimpulan- kesimpulan mengenai hasil proses konseling yang telah selesai dilakukannya.

47

Pada tahap ahir peneliti dapat menjelaskan perubahan- perubahan yang dialami oleh konseli sebagai berikut:

Wawan setelah mengikuti konseling Qur’ani di sesi akhir, wawan memiliki perubahan dalam beberapa hal seperti, lebih rajin dari sebelumnya yang suka telat datang ke sekolah menjadi lebih awal dan tidak telat lagi datang ke sekolah, perkataannya juga sudah bisa di kontrol dan lebih sopan dari sebelumnya yang sering ngomong kasar tidak sopan karena faktor bermain Game Online, dan dalam pergaulannya sehari- hari disekolah sudah membaik tidak lagi sering mengganggu teman-temannya.

Arfin setelah mengikuti Konseling Qur’ani di sesi akhir ini, Arrfin memiliki perubahan dalam beberapa hal seperti, lebih rajin dari sebelumnya yang biasanya datang ke sekolah telat bahkan sering juga malas sekolah karena faktor pergaulannya dengan teman-temannya yang usianya sudah di atas usia Arfin, yang kebiasaan nongrong di warung dan di pinggir jalan sampe larut malam yang membuat Arfin telat bangun pagi dan mebuatnya sering malas datang ke sekolah, dan sekarang Arfin sudah jarang terlihat terlambat ke sekolah, dan juga Arfin sekarang sudah mulai rapi sesuai dengan aturan sekolah, yang sebelumnya sering memakai sendal, lupa memakai peci ke sekolah karena bangun kesiangan dan terburu-buru berangkat ke sekolah.

Neva Italia setelah mengikuti konseling Qur’ani di sesi akhir ini, Neva Italia memiliki perubahan dalam beberapa hal seperti, semangat untuk sekolah sebelumnya karena latar belakang keluarganya yang berpisah (bercerai) Neva Itali menjadi lalai akan tugasnya sebagai seorang penuntut ilmu dikarenakan kurangnya motivasi dan dukungan penuh dari orang tuanya yang sudah bercera, dan dalam pergaulanya sekarang sudah mulai terkontrol, yang awalnya sulit di kontrol sampe lupa waktu, bahkan sampai ikut-ikutan mengechat rambutnya.

Seri setelah mengikuti konseling Qur’ani di sesi akhir ini, Seri memiliki perubahan dalam beberapa hal seperti, lebih rajin

48

dan bisa membagi waktu dari sebelumnya yang biasanya sering telat datang ke sekolah karena faktor keluarga yang sudah berpisah (bercerai), membuat Seri kurang dapat perhatian dari orang tuanya terlebih lagi harus mengantar adeknya terlebih dahulu ke sekolah PAUD yang membuatnya sering terlambat ke sekolah, tapi sekarang seri bisa membagi waktunya dan sudah tidak terlambat lagi datang ke sekolah, dan juga akhlaknya kepada Guru lebih baik dari sebelumnya dan Seri juga sekarang sudah ikut belajar mengaji lagi.

Hal ini juga senada dengan penelitian yang pernah di lakukan oleh: Zulkifli A, Nurus Sa’adah, Desi Alawiyah di dalam jurnal yang menyatakan bahwa Konseling Qur’ani mampu mengubah pola pikir, perilaku, dan meningkatkan kesadaran beragama konseli (sebutan untuk orang yang di konseling), layanan bimbingan dan Konseling Qur’ani ini bertujuan agar peserta didik dapat memahami hakikatnya dan keberadaannya sebagai hamba Allah SWT.64

Dalam penyelesaian kasus yang dihadapi, Guru BK menemukan kendala-kendala seperti sulitnya memperoleh atau menemukan sumber permaslahan yang dihadapi oleh para konseli dikarenakan adanya sedikit rasa malu untuk menceritakan masalah yang terjadi. namun permaslahan tersebut dapat terseesaikan secara perlahan-lahan walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. Pembacaan Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an

Setelah peroses konseling Qur’ani dilakukan, di hari berikutnya dilakukan tahapan membaca al-Quran dalam meningkatkan kesadaran agar konseli lebih taat kepada aturan dan selalu ingat pada Tuhannya. Al-Qur’an adalah murni wahyu dari Allah Swt, Al-Quran menurut aturan-aturan kehidupan manusia di dunia.adalah Al-Quran merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Sebagaiaman yang terdapat dalam Al-quran surah Al-Baqaraha ayat tiga yaitu:

64 Zulkifli A, Nurus Sa’adah, Desi Alawiyah, “Analisis Layanan dan Bimbingan

Konseling Qur’ani Dalam Menumbuhkan Kesadaran Beragama Peserta Didik di Sekolah”, Vol. 8, Nomor 1, 2022.

49

نْيِقَّتُمْلِِّل ى دُه ۛ ِهْيِف ۛ بْي ر لَ ُبٰتِكْلا كِلٰذ

Artinya; Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; pe- tunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS Al-Baqarah.2)65

Dari ayat di atas dapat kita pahami dan simpulkan bahwa Al- Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, dan tentu takwa tersebut akan dating sengan cara kitamendekatkan diri kepada-Nya dan juga al-Quran,sehingga Al-Quran sangat tepat menjadi terapi atau penyembuhan, segala bentuk penyakit,terutama bagi hati yang sedang lalai.

Pembacaan Al-Qur’an ini adalah untuk para konseli bertujuan untuk menghidupkan hati, membukakan pikiran yang sedang bermasalah, dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. Karena dengan membaca Al-Qur’an, maka kita mengingat Tuhan, dan dengan mengingat Tuhan hati menjadi tenang se- bagaimana firman Allah Swt. yang terdapat dalam Al-Quran surah arra’ad ayat 28 yaitu:

لَ أ ۗ ِ َّللَّٱ ِرْكِذِب مُهُبوُلُق ُّنِئ مْط ت و ۟اوُن ما ء نيِذَّلٱ ُبوُلُقْلٱ ُّنِئ مْط ت ِ َّللَّٱ ِرْكِذِب

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang (QS Arra’ad 28)66

selanjutnya ada beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pembacaan Al-Qur’an, yaitu konseli diharapkan memahami dan menerima kondisinya atas permasalahan yang ada alam dirinya, dan Guru BK selalu memberikan motivasi, memberikan semangat, dukungan kepada konseli

Tahap selanjutnya yaitu tahap inti bahwa konseli diharapkan mampu menyelesaikan pembacaan Al-Quran

65 Qur’an Surah Al-Baqarah [2] 2.

66 Quran Surah Arra’ad [19] 28

50

Fungsinya menenangkan hati, mampu berpikir jernih dan dapat melangkah ke arah yang lebih positif.

Penerapan yang dilakukan dalam pembacaan AlQur’an ter- hadap ke empat konseli adalah dengan beberapa tahapan juga.

Tahap pertama yaitu konseli mensucikan diri dengan cara ber- wudhu, kemudian tenangkan hati dan pikiran, dilakukan dengan membaca Ta’awwuz, membaca Basmallah dan cara membacanya dengan tartil serta membacanya dengan membaguskan suara.

Setelah tahap kedua selesai maka selanjutnya tahap terakhir yaitu memikirkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang di- bacanya dan meresapi makna dan maksud ayat-ayatnya

Penerapan pembacaan Al-Qur’an dilakukan untuk setiap responden selama kurang lebih 40 menit. Pertama-tama me- nyucikan dengan cara berwudhu kemudian membaca AlQur’an beserta artinya sampai Guru BK memberikan pemahaman dan mo- tivasi agar mampu memberikan konseli ketenangan dan pemaham- an kepada konseli.

Pelaksanaan pembacaan Al-Qur’an ini dilakukan sebayak empat kali pertemuan, dan setelah dilakukannya pembacaan Al- Qur’an, mereka terlihat lebih tenang, lebih percaya diri.

Setelah di lakukannya konseling Qur’ani dan pembacaan Al-Quran, para konseli terlihat mulai ada perubahan pada diri mereka, hal ini juga disampaikan oleh para konseli bahwa setelah dilakukaknnya konseling Qur’ani dan terapi membaca Al-Quran mereka lebih percaya diri, dan berkomitmen untuk selalu menjaga diri menjaga diri dari pergaulan yang melalaikannya serta, menjaga aturan atau tata tartib marasah. khusyuk dan penuh hormat. Setelah tahap awal selesai, maka dilanjut pada tahap berikutnya atau tahap inti yaitu pada saat membaca Al-Qur’an.

Hal ini juga senada dengan hasil penelitian yang di laksanakan oleh Rio ramadhan

“Hasil dari pemberian terapi yang menggunakan ayat motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada konseli menunjukkan perubahan yang positif. Konseli dapat kembali be- raktifitas seperti biasa di lingkungannya tanpa ada perasaan canggung dan pesimis serta tidak takut untuk tidak dihargai atas

51

berbagai usahanya. Konseli juga dapat kembali menjalin interaksi sosial dengan teman di sekolahnya dengan baik.67

B. Anaslisis Hambatan-Hambatan Penerapan Konseling Qur’ani

Dokumen terkait