• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anaslisis Hambatan-Hambatan Penerapan Konseling Qur’ani

BAB III PEMBAHASAN

B. Anaslisis Hambatan-Hambatan Penerapan Konseling Qur’ani

51

berbagai usahanya. Konseli juga dapat kembali menjalin interaksi sosial dengan teman di sekolahnya dengan baik.67

B. Anaslisis Hambatan-Hambatan Penerapan Konseling Qur’ani

52

Wawan salah satu siswa MTs Nurul Iman NW Lokok Beru yang terkena dampak dari keluarganya, orang tuanya yang terlalu memanjakan anaknya dan kurang mengontrol pergaulan anaknya, karena kesibukan orrang tuanya yang menjadi pembisnis sehingga waktu untuk mengontrol pergaulan anaknya sangat minim, dan apapun yang diminta anaknya selalu di turuti tampa melihat dampak bagi anaknya, hal ini yang menjadikan Wawan lebih leluasa untuk bergaul maupun bermain Game online sampai lupa waktu untuk belajar, karena Wawan juga sering bergadang bermain Game sehingga membuatnya sering telat bangun pagi untuk pergi kesekolah sehingga menyebabkan dia sering telat kesekolah, membolos sekolah juga sering Wawan lakukan karena orang tuanya tidak ada dirumah, sehingga dia merasa tidak ada yang akan mearahinya, salah satu faktornya adalah kurang di perhatikan oleh orang tuanya, karena orang tuanya juga orang yang kurang berpendidikan, jadi dia tidak bisa optimal dalam mendidik anaknya, sehingga anaknya sering bergdang main game bersama teman-teman di atas usianya, sehingga anaknya sering telat bangun pagi, dan telat berangkat ke madrasah.

Arfin juga sering terlambat ke sekolah karena faktor keluarganya yang sudah berpisah (cerai) yang mengakibatkan dia bebas mau bergaul sama siapapun tidak ada yang bisa mengontrol dirinya, sehingga membuatnya lalai dan bergaul dengan teman-teman yang lebih dewasa darinya, dan dia mengikuti cara pergaulan teman-temannya yang di atas usianya, seperti pulang tengah malam, inilah yang menyebabkannya sering telat bangun pagi untuk pergi ke sekolah, walaupun dia tinggal bersama neneknya tetap saja peran orang tualah yang bisa mengontrol kehidupannya dalam hal bergaul dan bertindak.

Neva Italia dulu orangnya sangat rajin dan bisa dibilang pinter juga karena selalu dapat juara di kelas, tapi semenjak orang tuanya berpisah perubahannya sangat terlihat, karena kurangnya perhatian kepadanya, dia menjadi malas dan lalai, karena perhatian orang tuanya yang kurang kepadanya

53

terutama dalam hal memfasilitasinya, kebutuhan sehari-hari, maupun fasilitas yang di gunakan ke sekolahnya kurang memadai, sehingga menyebabkannya menjadi malas ke sekolah.

Seri adalah anak yang rajin juga cerdas namun karena faktor orang tuanya yang sudah berpisah (bercerai) sudah satu tahunan lamanya, sehingga selain sekolah dia mempunyai aktivitas lain seperti menjaga adiknya, mengantar adiknya ke paud, itu yang membuatnya sering mengeluh sehingga sering telat berangkat ke sekolahnya, belum lagi dia berjalan kaki ke sekolahnya.

b) Faktor Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal seorang anak juga sangat berpengaruh penting bagi perkembangannya, baik dari segi mental maupun karakternya, karena selain dari bimbingan orang tua dan sekolah lingkungan dan pergaulan termasuk dalam sebuah pelajaran baru bagi seorang anak, yang akan melahirkan mental dan karakter baru karena mereka akan lebih cenderung mengikuti bagaimana cara bergaul teman-temannya di dalam lingkungannya sehari-hari, tentu sebuah lingkungan memeliki pengaruh besar terhadap karakter seseorang anak apabila tidak dilakukan kontrol yang tepat dari keluarganya.

Seperti yang di jelaskan peneliti dalam hasil observasinya faktor lingkungan juga menjadi faktor yang menjadi hambatan dalam mengatasi karakter buruk siswa.

Wawan salah satu siswa MTs Nurul Iman NW Lokok Beru yang memiliki karakter buruk dari hasil lingkungan dan pergaulannya, karena di lingkungan tempat dia tinggal teman- teman tongkrongannya rata-rata bermain Game, sehingga mau tidak mau Wawan pun tertarik bermain Game dan menjadi kecanduan yang mengakibatkan Wawan sering lupa waktu dan membuatnya sering bergadang sehingga menyebabkan dia sering telat bangun pagi dan telat ke sekolah.

Seri anak yang cerdas sebelum orang tuanya berpisah, semenjak orang tuanya berpisah Seri memiliki pekerjaan tambahan seperti menjaga adeknya, walaupun dia tinggal

54

bersama bapaknya, tapi bapaknya jarang ada waktu di rumah karena lebih sering di bekerja di sawah pergi pagi pulang sore, ahirnya mau tidak mau dia yang menjaga adeknya, mulai dari mengantarntya sekolah ke PAUD sampai menjaganya di rumah, karena faktor lingkuungan inilah yang membuat Seri menjadi jarang belajar, bahkan karena mengantar adeknya sekolah ke PAUD dan jalan yang di tempuh lumayan jauh, itu yang mengakibatkan Seri juga terlambat ke sekolah.

Arfin yang keluarganya termasuk broken home, membuat pergaulannya kurang terkontrol, walaupun dia tinggal bersama kakek neneknya dia kurang mendengarkan dan mengabaikan apa yang di bilang kakek neneknya, sehingga dia sering bergaul bersama teman-temannya yang di atas usianya, Arfin mengikuti bagaimana cara teman-temannya bergaul, pulangnya yang tengah malam bahkan sampai nginap di rumah temannya dan kata-kata kotor di tempat tongkrongannya sering terdengar, sehingga membuat Arfin sering telat berangkat ke sekolah, sering tidur dalam kelas, dan bahkan dia sering membolos sekolah.

Neva Italia anaknya rajin dan pinter sebelum orang tuanya berpisah, tapi semenjak orang tuanya berpisah dia menjadi anak yang pemalas, lalai, dan juga faktor lingkungan dan pergaulannya yang sudah tidak ada yang mengontornya sehingga dia jarang mengulang pelajarannya, dia lebih suka bermain bersama teman-temannya, bahkan sampe dia ikut- ikutan mewarnai rambutnya seperti teman-temannya lakukan, itu yang membuat dia tidak lagi mendapatkan juara di kelasnya.

2. Faktor dari Dalam Lembaga/Madrasah a) Kurangnya Pasilitas Pendukung

Salahsatu paktor yang menunjang keberhasilan dalam melakukan konsling juga tidak terlepas dari sarana dan prasarana pendukung seperti tersedianya ruangan khusus yang memadai sehingga proses konseling yang di jalankan bisa berjalan dengan lancar dan nyaman, karena di MTs Nurul Iman NW Lokok Beru untuk pasilitas ruangan BK masih sangat

55

kurang sehingga menjadi salah satu paktor yang membuat proses konseling kurang maksimal.

b) Kurangnya Kompetensi/Kemampuan Guru Bimbingan Konsling

Keberhasilan pelaksanaan konsling juga tidak terlepas dari kompetensi dan profesionalitas seorang Guru BK, karena Guru BK yang akan menpasilitasi konseli dalam proses perbaikan karakter seorang anak, di MTs Nurul Iman NW Lokok Beru selain pasilitas yang kurang mendukung kemampuan Guru BK juga masih kurang maksimal, karena Guru BK di sana hanya berbekal sebuah pelatihan Majlis Guru Bimbingan Konsling (MGBK) hanya satu kali sehingga kompetensi masih terasa kurang, karena tuntutan baik dari pemerintah maupun sekolah yang mengharuskan ada seorang Guru BK yang bisa menyelesaikan sebuah permasalahan yang di hadapi oleh anak didiknya, karena di sana belum ada yang sarjana Bimbingan Konseling sehingga Guru yang seharusnya bukan sebagai Guru BK di pilih menjadi Guru BK.

56 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Konseling Qur’ani.

Adapun berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti eksplanasi di dalam bab-bab sebelumnya, peneliti dapat memberikan keimpulan bahwa dalam pelaksanaan Konseling Qur’ani menggunakan tiga tahapan sebagai berikut:

A. Tahap awal, Tahap ini di lakukan sejak konseli menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan konseli menemukan definisi masa- lah konseli atas dasar kepedulian, atau masalah konseli.

B. Tahap pertengahan,yaitu membahas kembali masalah yang di sepakati sebelumnya, kemudian sumber-sumber permasalahan tersebut, lalu pemberian layanan yang sesuai untuk mengatasi masalah konseli.

C. Tahap akhir, dalam tahapan ini konseor melakukan penilaian, apakah konseli sudah ada perubahan atau tidak

Dengan diterapkannya konseling qur’ani dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik seperti percaya diri dan berkomitmen dengan diri mereka sendiri untuk selalu menjaga diri dari pergaulan yang membuat mereka kembali kepada perilaku yang menyimpang serta mentaati tata tertib Madrasah MTS Nurul Iman NW Lokok Beru.

2. Hambatan-Hambatan dalam pelaksaan Konseling Qur’ini.

Dalam pelaksanaan konsling Qur’ani di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman NW Lokok Beru terdapat juga beberapa hambatan yang ditemukan diantaranya sebagai berikut:

A. Faktor dari Luar Sekolah sebagai berikut:

1) Faktor keluarga 2) Faktor lingkungan

B. Faktor dari dalam lembaga/Madrasah sebagai berikut:

1) Faktor kurangnya pasilitas pendukung

57

2) Faktor kurangnya Kompetensi/Kemampuan Guru Bimbingan Konseling.

Dalam menerapkan konseling qur’ani terdapat hambatan- hambatan ketika memberikan konseling terhadap peserta didik seperti kurangnya sarana dan prasarana yang mumpuni dan kurangnya ahli konseling dalam menangi perilaku buruk siswa, oleh karena itu di perlukan bantuan dari pihak pemerintah agar dapat mengurangi perilaku buruk keraarah perilaku yang lebih baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman NW Lokok Beru, maka diharapakan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh elemen masyarakat baik dalam dunia pendidikan, agama, ataupun bimbingan dan konseling. Adapun saran peneliti sebagai berikut

1. Bagi peneliti selanjutnya, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan dalam Bimbingan dan Konseling dan dapat dipergunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti secara mendalam mengenai konseling Qur’ani mengatasi karakter buruk siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat berguna dan bermanfaat untuk dirinya, dapat mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal dan memiliki karakter yang baik.

3. Bagi guru pembimbing di sekolah, diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk selalu memberikan bimbingan dan binaan di dalam proses pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan karakter baik bagi siswa.

4. Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dan keterampi- lan cara mengatasi karakter buruk siswa melalaui pem- berian layanan konseling.

5. Bagi orang tua, diharapakan dapat memberikan kepaham- an tentang cara mendidik karakter yang baik kepada anak- nya.

58

DAFTAR FUSTAKA

Agus Salim, “Teori & Paradigma Penelitian Sosial”, [Yogyakarta:

Wacana, 2006, hlm. 4].

Ahmad dan Ahmad Yaseser Mansyur, “Problem Solving Berbasis Konseling Al- Qur’an” Vol. 8, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 48.

Ahmad, “Problem Solving Berbasis Konseling Al-Qur’an, (Skripsi, Universitas Negeri Makasar, Makasar, 2017) hlm.17

Amir Daien dan Indrakusuma, “Pengantar Pendidikan” (Surabaya: usaha Nasional, 1973. Hlm. 48).

Anggi Indayani, Gede Sedanayasa, Ni Nengah Madri Antari, “Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Penguatan Positif Sebagai Upaya Untuk Meminimalisasi Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas X.I SMA Negeri 1 Sawan Tahun Ajaran 2013/2014”, Vol. 2, Nomor 1, Tahnu 2014

Arfin, wawancara, 26 Mei 2022

Ayu Aziza, “Konseling Qur’ani Dalam Bentuk Terapi Fitrah Dengan Menggunakan Teknik-teknik Reinforcement Positif Untuk Mengatasi Ahlak Buruk Pada Siswa SMK NW Renco, [skrips, FKIP Universitas Hamzanwadi, Lombok Timur, 2018], hlm. 21.

Convelo G. Cevilla, dkk, “Pengantar Metode Penelitian”, [Jakarta:

Universitas Indosia, 1993. Hlm. 71].

Hasil Observasi dengan guru BK Mts Nurul Iman NW Lokok Beru, Pada Tanggal 3 Maret 2022.

Hasil Wawancara dengan guru BK Mts Nurul Iman NW Lokok Beru, Pada Tanggal 4 Maret 2022.

Hawa Laily Handayani & Syamsul Gufron & Suharmono Kasiyun,

“Perilaku Negatif Siswa: Bentuk, Faktor Penyebab, dan Solusi Guru Dalam Mengatasinya”, Volume. 7, Nomor 2, Juli 2020, hlm. 220.

http://PentingnyaPendidikanAhlakdalam Keluarga Khairil Miswar- Kompasiana.com.htm. (diunduh 05 Maret 2022, 13:58:20) https://www.halodoc.com > Remaja Awal Diakses Pada Tanggal 27 Maret

2022, Pukul 19.19.

59

Imam Suprayogo dan Tobroni, “Metode Penelitian Sosial Agama”, [Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. hlm. 8].

Irawadi, “Strategi Bimbingan Konseling Qur’an Untuk Mengatasi Bullying di SMA 1 Simulue Tengah, [skripsi, FTK UIN Ar- Raniry, Banda Aceh, 2018], hlm. 2.

Lexi J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, [Bandung: Remaja rosdakarya, 2002, hlm. 2].

M. Nasir, “Metode Penelitian”, [Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hlm.

64].

M. Nur Ghufron,”Rahasia man jadda wajada dalam pendidikan”, dalam https://adoc.pub/rahasia-man-jadda-wajada-dalam-

pendidikan.html#googlevignette diakses tanggal 23 juli 2022, pukul 19:57.

Muhammad Andri setiawan & Karyono Ibnu Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling Pendekatan Qur’ani, (Yogyakarta: CV Budi Utama 2020). Hlmn 23-24.

Musrifah, “Pendidikan Karakter dalam Persepektif Islam”, Vol. 1, Nomor 1, Desember 2016, hlm. 122.

Nana Sudjana dan Ibrahim, “Penelitian dan Penelitian Pendidikan”, [Bandung: Sinar Baru,1989, hlm. 16].

Neva Italia, wawancara, 28 Mei 2022

Nilam Intan Pramesti dan Rosyid Ahmad Faruq, “Konseling Qur’ani Untuk Mengatasi Kecemasan Terhadap Kematian Pada Lansia/ http://www.academia.edu>/artikel, diakses tanggal 27 Maret 2022, pukul 11.54.

Qur’an Surah Al-Baqarah [2] 2.

Qur’an Surah Arra’ad [19] 28.

Ratna Megawati, ”Character Parenting Space”, (Bansdung: Read, 2007.

Hlm. 9).

Rianawati, “Implementasi Nilai-Nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)”, (Kalimantan Barat: IAIN Pontianak Pres, 2014) hlmn 19.

Rio Ramadhan“Konseling qur’ani dengan ayat Motivasi untuk menumbuhkan rasa Percaya diri kepada remaja di Kecamatan waru sidoarjo” (Sekeripsi, FDIK UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2020), hlm. 90

60 Seri, wawancara, 28 Mei 2022

Suheri Sahputra Rangkuti, “Muatan Pendidikan Karakter dalam Kitab Fathu Ar-Rabani Karya Abdul Qadir Al-Jailani, Vol. 7 Nomor 2, Desember 2017, hlm. 3.

Ust. Saprudin, wawancara, 31 Mei 2022 UUD No. 20 tahun 2003

Wawan, wawancara, 26 Mei 2022

wawancara Hamdan Faridi, (Guru BK) 30 Mei 2022 Wawancara Ibuk Maryam, (Wali kelas VII) 23 Mei 2022 wawancara M. Maksum, (Kepala Sekolah) 30 Mei 2022 Wawancara Maemunah, (misan Neva Italia) 28 Mei 2022 Wawancara Mani, (Tetangga Arfin) 26 Mei 2022

Wawancara Patniwati, (Bibik Wawan) 26 Mei 2022 Wawancara Yani Sulastri, (tetangga Seri) 28 Mei 2022 Wawancara, Saifullah (ketua yayasan).

Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana 2011). Hlmn 19-20.

Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana 2011). Hlmn 225-226.

Dr. Ahmad Muhammad Diponegoro, psikologi dan konseling qur’ani, (Yogyakarta: Multi Presindo 2014) hlm 13-14

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Pustaka Nasional: Kencana 2011) halm 65.

Zulkifli A, Nurus Sa’adah, Desi Alawiyah, “Analisis Layanan dan Bimbingan Konseling Qur’ani Dalam Menumbuhkan Kesadaran Beragama Peserta Didik di Sekolah”, Vol. 8, Nomor 1, 2022.

61 LAMPIRAN Lampiran I (Foto Dokumentasi)

Poto bersama kepala sekolah dan Guru BK, pada tahapan awal proses Konseling Qur’ani

62

Poto Dokumentasi wawancara bersama siswa/wi yang ikut Konseling Qur’ani.

63

Poto Dokumentasi kegiatan pembacaan Al-Qur’an dan kultum pada setiap hari jum’at.

64

Lampiran II (Pedoman Wawancara dan Pedoman Observasi) 1. Pedoman Wawancara

a. Daftar Pertanyaan Untuk Guru BK MTs Nurul Iman NW Lokok Beru sebelum melakukan Konseling Qur’ani.

1) Apa biasanya penyebab siswa sering terlambat ke sekolah?

2) Apa penyebab siswa sering membolos sekolah?

3) Apa penyebab siswa sering tidak rapi/ memakai sendal ke sekolah?

4) Apakah Guru sering memberikan saran kepada muridnya keti- ka membolos atau tidak rapi di sekolah?

5) Bagaimana respon murid terhadap Guru yang memberikannya saran?

6) Apakah ada sangsi atau hukuman yang diberikan Guru ter- hadap murid yang sering terlambat kesekolah atau membolos ketika jam sekolah masih berlansung?

7) Apakah konseling Qur’ani dapat epektif mengatasi karakter bu- ruk siswa MTs Nurul Iman NW Lokok Beru?

8) Bagaimana program Bimbingan Konseling Qur’ani di MTs Nurul Iman NW Lokok Beru?

9) Apakah ada Jam pelajaran untuk Konseling Qur’ani di MTs Nurul Iman NW Lokok Beru?

b. Daftar Pertanyaan Untuk Siswa MTs Nurul Iman NW Lokok Beru Sebelum Melakukan Konseling Qur’ani.

1) Apakah Anda sering telat berangkat ke sekolah?

2) Apakah Anda sering menggunakan sendal ke sekolah?

3) Apakah Anda sering ke sekolah dengan tidak rapi (tidak ma- sukkan bajum, dan tidak pakai kopi’ah

4) Bagaimana perasaan Anda ketika seorang guru memberikan sa- ran kepada Anda?

5) Apakah Anda sulit menerima saran/ masukan dari guru?

6) Siapa saja teman yang bersama Anda membolos di sekolah?

7) Apakah kamu sering membully teman di sekolah?

8) Jika kamu di bully apa yang kamu lakukan?

9) Apakah kamu sering mengganggu temanmu ketika meraka lagi belajar?

10) Apakah kamu sering berbicara kotor di sekolah?

65

11) Apakah kamu membuat keributan ketika guru belum masuk kelas?

12) Apakah kamu sering keluar masuk kelas saat guru tidak ada di kelas?

13) Apakah kamu sering menghasut temanmu untuk berkelahi?

14) Apakah kamu sering berkelahi dengan temanmu?

15) Apakah kamu sering membolos pada jam pelajaran yang ku- rang kamu sukai?

16) Apakah kamu sering mengambil barang teman yang kamu sukai?

17) Apakah kamu sering memamerkan barang yang kamu punya untuk mendapatkan sebuah pujian?

18) Apakah kamu sering berburuk sangka kepada temanmu?

c. Daftar Pertanyaan Untuk Siswa MTs Nurul Iman NW Lokok Beru Sesudah Melakukan Konseling Qur’ani.

1) Apakah Anda selalu hadir dalam proses konseling Qur’ani?

2) Apakah Anda merasa takut ketika di Konseling?

3) Bagaimana perasaan Anda setelah melakukan sesi konseling Qur’ani?

4) Setelah melakukan Konseling Qur’ani apakah Anda merasa menyesal telah melakukan pelanggaran tata tertib sekolah?

5) Apa saja perbedaan yang Anda rasakan sebelum dan sesudah melakukan sesi konseling Qur’ani?

6) Apakah Anda mengikuti proses konseling atas keinginan sendiri?

7) Apakah materi yang di berikan dalam peroses konseling Anda bisa mengerti?

8) Apakah Anda senang mengikuti proses konseling?

9) Perubahan apa yang Anda rasakan asetelah mengikuti proses konseling?

10) Apakah ruangan yang digunakan dalam peroses konseling terasa nyaman?

11) Apakah Anda merasa nyaman dengan konselor selama proses konseling berlansung?

66 2. Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

No Aspek

Penyesuaian

Item Obsevasi Ya Tidak Keterangan

1. Karakter

Membolos sekolah dengan teman sekelas.

Sendiri

Tidak pernah takut untuk membolos.

Iya

sering berbicara kotor.

Kadang-Kadang

Suka meng- ganggu teman saat belajar.

Kadang-Kadang

Memakai sendal ke sekolah.

Kadang-Kadang

Membuat rusuh/

keributan dalam kelas.

Iya

Emosian dan main tangan kepada teman sekolah.

Tidak

Menjadi pro- pokator/

penghasut kepa- da teman ketika teman sedang cek-cok.

Tidak

Sering membo- los pada jam pelajaran yang kurang di sukai.

Iya

Sulit menerima saran dari guru.

Iya

Keras kepala dan tidak me- matuhi saran yang di berikan guru.

Iya

67 2. Karakter ter-

hadap teman sekolah.

Mementingkan diri sendiri da- ripada orang lain..

Iya

Berperilaku kasar kepada teman sekolah.

Tidak

Suka bergosip membicarakan keburukan/ ke- jelekan teman sekolah yang tidak di sukai.

Kadang-Kadang

Suka menjadi propokator keti-

ka melihat seorang teman

sedang bertengkar.

Tidak

Selalu hadir dalam peroses

Konseling Qur’ani.

Iya

Merasa takut ikut proses

Konseling Qur’ani.

Iya

Memamerkan barang-barang kepada teman dengan harapan

pujian.

Tidak

Sering mengambil ba-

rang teman tanpa sepenge-

tahuan orang.

Tidak

Merasa diri pal- ing pintar dan pantas untuk di

puji.

Tidak

Suka mereme- Tidak

68 hkan teman

sendiri.

Sering keluar masuk kelas saat guru tidak

ada di kelas.

Iya

Membolos sekolah dengan

teman sekelas.

Iya

Melakukan bul- lying kepada teman sekolah.

Iya

Setuju dengan mencorat-coret seragam sekolah

saat pengumu- man kelulusan.

Iya

Sering berburuk sangka kepada

teman sendiri.

Iya

Tidak mau berbagi/ ber- sedekah pada teman sendiri

Tidak

69 Lampiran III (Surat-Surat)

1. Surat Penelitian dari kampus

70 2. Surat penelitian dari bankespol

.

71

3. Surat balasan penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Daerah

.

Dokumen terkait