• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Kerangka Teori

2. Karakter Buruk

a. Pengertian Karakter

Istilah karakter adalah istilah yang baru digunakan dalam wacana Indoneseia dalam lima tahun terakhir ini. Istilah ini sering dihubungkan dengan istilah ahlak, etika, moral, atau nilai. Karakter juga sering dikaitkan dengan masalah keperibadian, atau paling tidak ada hubungan yang cukup erat antara karakter dengan keperibadian seseorang. Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti “to engrave”. Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memaatkan, atau menggoreskan. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dengan yang lain, dan watak.22

Dengan demikian karakter juga dapat diartikan sebagai keperibadian atau akhlak. Keperibadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas dalam diri seseorang. Karakter bisa terbentuk melalui lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil ataupun bawaan dari lahir. Ada yang berpendapat baik dan buruknya karakter manusia

21 Nilam Intan Pramesti dan Rosyid Ahmad Faruq, “Konseling Qur’ani Untuk Mengatasi Kecemasan Terhadap Kematian Pada Lansia/http://www.academia.edu>/artikel, diakses tanggal 27 Maret 2022, pukul 11.54.

22 Rianawati, “Implementasi Nilai-Nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)”, (Kalimantan Barat: IAIN Pontianak Pres, 2014) hlm 19.

19

memanglah bawaan dari lahir. Jika jiwa bawaan nya baik, maka manusia itu akan berkarakter baik. Tetapi pendapt itu bisa saja salah. Jika pendapat itu benar, maka pendidikan karakter tidak ada gunanya, karena tidak akan mungkin mengubah karakter orang.23

Pendidikan karakter secara esensial adalah untuk mengem- bangkan kecerdasan moral (building moral intelligence) atau mengembangkan kemampuan moral anak-anak. Cara me- numbuhkan karakter yang baik dalam diri anak didik adalah dengan membangun kecerdasan moral. Kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal yang benar dan yang salah, artinya memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak ber- dasarkan keyakinan tersebut, sehingga orang bersikap benar dan terhormat, Kecerdasan yang sangat penting ini men- cakup karakter- karakter utama, seperti kemampuan untuk memahami penderitaan orang lain dan tidak bertindak jahat, mampu mengendalikan dorongan dan menunda pemuasan, mendengarkan dari berbagai pihak sebelum memberikan penilaian, menerima dan menghargai perbedaan, bisa me- mahami pilihan yang tidak etis, dapat berempati, memper- juangkan keadilan, dan menunjukkan kasih sayang dan rasa hormat terhadap orang lian. Ini merupakan sifat- sifat utama yang akan membentuk anak menjadi baik hati, berkarakter kuat, dan warga negara yang baik.24

b. Karakter buruk

Istilah karakter baik dan buruk menunjukkan bagaimana bertingkah laku, apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, maka orang tersebut memanifestasikan karakter jelek, sebaliknya apabila seseorang berprilaku jujur, suka menolong, maka orang tersebut mamanifestasikan karakter yang mulia.25

Bentuk-Bentuk karakter negatif siswa antara lain:

23 Musrifah, “Pendidikan Karakter dalam Persepektif Islam”, Vol. 1, Nomor 1, Desember 2016, hlm. 122.

24 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Pustaka Nasional: Kencana 2011) halm 65.

25 Ratna Megawati, Character Parenting Space”, (Bansdung: Read, 2007. Hlm. 9).

20

1) Sering mengganggu temannya saat belajar maupun jam istirahat.

2) Sering membully temannya.

3) Emosional yang mengakibatkan main tangan kepada temannya.

4) Memprovokator/ mengahasut temannya.

5) Berkelahi dengan temannya.

6) Membolos pada jam pelajaran yang kurang di sukainya.

7) Berbicara kotor.

8) Ribut pada jam pelajaran.

9) Tidak mematuhi tata tertib sekolah.

10) Sering keluar masuk kelas saat guru tidak ada di kelas.26

a) Pembagian Karakter Menurut Erich Fromm

Menurut Menurut Erich Fromm manusia itu terdiri dari lima macam berdasarkan orientasi mereka, yakni:27

1) Orientasi Reseptif. Ciri khas utama orang yang memiliki karakter ini adalah selalu berusaha meng- gantungkan diri pada orang lain dalam mencari dukungan

2) Orientasi eksploitatif. Orang yang memiliki karakter ini cendrung memamfaatkan serta me- manipulasi orang lain

3) Orientasi menimbun. Mereka yang memiliki kara- kater ini cendrung menemukan keamanan dalam mempertahanklan sesuatu

4) Orientasi pasar. Karakter ini dicirikan dengan memandang orang lain sebagai objek atau komodi- tas yang dapat diperjual belikan

5) Orientasi produktif. . Orang yang memiliki karak- ter ini menunjukkan perkembangan potensi-potensi

26 Hawa Laily Handayani & Syamsul Gufron & Suharmono Kasiyun, “Perilaku Negatif Siswa: Bentuk, Faktor Penyebab, dan Solusi Guru Dalam Mengatasinya”, Volume. 7, Nomor 2, Juli 2020, hlm. 220.

27 Ibid. 78.

21

manusiawi yang penuh. Seperti kreativitas serta sikap mencintai.

b) Pembagian Karakter Menurut Otto Rank

Rank membagi karakter manusia menjadi tiga, yakni:

1) Rata-rata. Orang yang memiliki karakter ini cendrung mengabaikan keinginan sendiri dan menerima keinan kelompok. Ia lebih meyakini kebenaran yang diyakini oleh orang banyak ketim- bang keyakinannya sendiri

2) Neorotik. Orang berkarakter seperti ini cendrung tidak menyelaraskan dengan keinginan kelompok, namun juga tidak merasa bebas untuk mengek- spresikan keinginannya sendiri dan ia selalu ter- libat konflik dengan masyarakat

3) Kreatif. Ciri khas orang yang memiliki karakter ini adalah kesanggupan unutk menciptakan ide-ide dan standar bagi kehidupannya sendiri serta mengek- spresikannya kepada orang lain dengan cara-cara yang kreatif.28

Agama mengajarkan bahwa setiap manusia mempunyai kecendrungan (fitrah) untuk mencintai kebaikan. Na- mun fitrah ini adalah bersifat potensial, atau termani- festasikan ketika anak dilahirkan. Conficius, seorang fisuf dari Cina pada abad V SM juga menyatakan bahwa walaupun manusia mempunyai fitrah kebaikan, na- mun tanpa diikuti dengan intruksi (pendidikan dan so- sialisasi), maka manusia dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi.29

Jonh Locke, dengan teori tabularasanya menyatakan, bahwa anak yang dilahirkan itu keadaannya masih bersih, tidak mengandung apa-apa, tidak ada pembawaan apa-apa. Anak lahir diumpamakan seperti sehelai kertas yang putih bersih kosong. Sementara

28 Ibid. 79

29 Ibid. 23

22

Emanuel Kant, yang mengatakan bahwa ingkungan adalah segala sesuatu yang diluar individu, tempat di- mana individu berintraksi yang memberikan pengaruh ter- hadap perkembangannya.30

c. Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Buruk 1. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan salah satu penyebab terjadinya siswa mempunyai karakter negatif terutama terkait dengan hal-hal berikut:31

a) Kurangnya perhatian orang tua, seringkali orang tua yang sibuk bekerja sehingga siswa tidak dapat perhatian dan pengawasan yang lebih. Karena sama-sama sibuk bekerja siswa menjadi kurang terurus dan terabaikan.

b) Perceraian orang tua, masalah yang ada dalam keluarga bisa jadi penyebab siswa mempunyai karakter negatif.

Siswa mencari kesenangan sehingga melampiaskan terhadap temannya. Dampak perceraian dari orang tua bisa mengakibatkan siswa menajdai seteres dan hasil belajar menjadi turun.

c) Ekonomi, faktor dari ekonomi yang kurang bisa mempengaruhi siswa mempunyai perilaku negtatif. Orang tua yang sibuk bekerja dan sering terjadi cekcok keluarga karena kebutuhan ekonomi yang kurang sehingga kebutuhan siswa tidak bisa terpenuhi.

2. Faktor Lingkungan atau Pergaulan

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan Karakter negatif juga timbul karena faktor lingkungan atau pergaulan yang wujudnya sebagai berikut:32

a) Berteman dengan yang lebih dewasa, karena orang tua sibuk bekerja orang tua tidak bisa mengawasi siswa berteman dengan siapa saja.

30 Amir Daien dan Indrakusuma, “Pengantar Pendidikan” (Surabaya: usaha Nasional, 1973. Hlm. 48).

31 Hawa Laily Handayani & Syamsul Gufron & Suharmono Kasiyun, “Perilaku Negatif Siswa: Bentuk, Faktor Penyebab, dan Solusi Guru Dalam Mengatasinya”, Volume. 7, Nomor 2, Juli 2020, hlm. 221.

32 Ibid

23

b) Kondisi lingkungan yang mengharuskan siswa tinggal di pemukiman kos, di pemukiman ini bisa menyebabkan siswa mempunyai karakter negatif.

c) Adanya teman yang mengajak bermain di warkop, sehingga pergaulan siswa mengikuti pergaulan orang dewasa, contoh hal kecil yaitu berkata kotor yang sering diucapkan.

3. Faktor Individu

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan Karakter negatif juga berasal dari dalem diri siswa sendiri diantaranya:33

a) Orang tua sudah mengarahkan dan membimbing siswa tersebut dan mendapatkan perhatian dengan baik, tetapi respon siswa malah menunjukkan sikap sebaliknya.

b) Tingkat kecerdasan yang berbeda, seringkali siswa tidak bisa menyesuaikan atau tertinggal di dalam pelajaran sehingga siswa mencari perhatian dari guru.

c) Sikapnya tidak bisa mengendalikan emosinya.

Dokumen terkait