• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Konseling Qur’ani Untuk Mengatasi Karakter Buruk

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Pelaksanaan Konseling Qur’ani Untuk Mengatasi Karakter Buruk

32

-meningkaatkan pelayanan pendidikan formal, informal dan non formal

-menyebar semangat demokrasi secara inovatif

-membangkitkan semangat juang bagi kemulian hidup dan kebahagian masa depan.

B. Pelaksanaan Konseling Qur’ani Untuk Mengatasi Karakter

33

saja melainkan berimbas kepada anak-anak mereka, akibatnya anak kurang mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari orang tuanya, maka anak menjadi kurang terurus, sehingga mereka mencari kebahagian di luar lingkungan keluarga yaitu bergaul bersama orang- orang yang dianggap nyaman bersamanya dan itulah yang membuat anak salah pergaulan.

Hal ini sesuai dengan hasil observasi kami, kami mencoba mendatangi tempat tongkrongan mereka dan benar saja di sana kami mendapati salah satu siswa MTs Nurul Iman NW Lokok Beru yang sedang asyik bermain game bersama teman tongkrongannya.43

Peneliti juga mewawancarai keluarga masing-masing konseli.

Patniwati menjelaskan tentang konseli pertama, yaitu:

“wawan memang kurang di perhatikan oleh orang tuanya, karena orang tuanya yang selalu sibuk bekerja sebagai pengusaha kelapa, dan juga orang tuanya dari latar belakangan pendidikannya kurang berpendidikan, jadi dia tidak bisa secara optimal dalam mendidik anaknya, orang tuanya hanya bisa mengikuti kemauan anaknya tanpa mikir dampak negatif buat anaknya, seperti di bebaskan bermain hp dan main game online sampe larut malam bersama teman-teman di atas usianya, sehingga anaknya sering telat bangun pagi, dan telat berangkat ke madrasah, Wawan juga sering pulang dari sekolah sebelum waktunya.”44

Mani juga menjelaskan tentang konseli ke dua, yaitu:

“Arfin sering terlihat terlambat ke sekolah karena semejak orang tuanya berpisah, pergaulannya mulai tidak terkontrol, walaupun sekarang dia tinggal bersama kakek neneknya, tapi Arfin sering membantah larangan kakek neneknya untuk bergaul bersama teman- temannya yang tidak sekolah, makanya dia ikut-ikutan nongkrong sampe jauh larut malam, dan bahasa yang kurang sopan juga sering di ucapkan karena faktor pergaulannya, dan membuatnya menjadi malas karena terpengaruhi oleh teman- temannya.”45

Maemunah juga menjelaskan konseli ke tiga, yaitu:

43 Hasil observasi, 24 Mei 2022

44 Wawancara Patniwati, (Bibik Wawan) 26 Mei 2022

45 Wawancara Mani, (Tetangga Arfin) 26 Mei 2022

34

“Neva Italia dulu anaknya sangat rajin dan bisa dibilang pinter juga karena selalu dapat juara di kelas, tapi semenjak orang tuanya berpisah dia sering mengeluh, karena kurangnya perhatian kepadanya, dan membuatnya kurang nyaman bahkan jarang berada di rumahnya, Neva Italia lebih nyaman dan senang berada di rumah teman-temannya yang sudah lebih dewasa darinya, dia juga mengikuti pergaulan teman- temannya yang keluar malem bahkan sampe ikutan mengecat rambutnya menjadi pirang, karena perhatian orang tua yang kurang terhadapnya dan faktor pergaulannya bersam teman-temannya yang berada di atas usianya membuatnya semakin malas untuk belajar dan sekolahpun sering malas.46

Kemudian yang terahir peneliti mewawancarai Yani Sulastri, yaitu:

“Seri adalah anak yang rajin juga cerdas namun sudah satu tahunan orang tuanya bercerai, sehingga selain sekolah dia punya aktivitas lain seperti menjaga adiknya, mengantar adiknya ke paud, dia tinggal bersama ayahnya, namun ayahnya kurang ada waktu di rumah karena terlalu sibuk di sawah pergi pagi kadang pulangnya siang bahkan sampe sore di sawah, karena hal itu membuat Seri menjaga adeknya yang masih duduk di bangku sekolah PAUD dan mengerjakan pekerjaan rumah, membuatnya sulit membagi waktu untuk belajar, itu yang membuatnya sering mengeluh sehingga sering telat berangkat ke sekolahnya, belum lagi dia berjalan kaki ke sekolahnya yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya.”47

Selain itu, peneliti juga mewawancarai anak yang bersangkutan (konseli) di mulai dengan konseli yang pertama yaitu: Wawan

“saya sering terlambat ke madrasah karena malam - malam saya sering tidur telat kak, karena di ajak main Game sam teman-teman saya makanya pagi saya sering bangun telat, itu yang menyebabkan saya sering terlambat ke madrasah, dan di kelas juga saya sering ketiduran karena rasa ngantuk saya tidak bisa saya tahan terkadang juga saya sering pulang duluan sebelum teman-teman yang lain pulang.”48

46 Wawancara Maemunah, (misan Neva Italia) 28 Mei 2022

47 Wawancara Yani Sulastri, (tetangga Seri) 28 Mei 2022

48 Wawan, wawancara, 26 Mei 2022

35

Setelah peneliti mewawancarai konseli yang pertama, selanjutnya peneliti mewawancarai konseli yang ke dua yaitu: Arfin

“benar kak saya sering terlambat ke madrasah karena semenjak orang tua saya berpisah (bercerai) saya tinggal bersama kakek nenek saya, terkadang paginya saya di bangunin kadang juga tidak, saya juga sering tidur dirumah teman saya kalok saya tidak berani pulang karena terlalu larut malam, semenjak itu saya merasa kurang di perhatikan, makanya saya lebih suka bermain bersama teman-teman saya di luar.”49

Selanjutnya peneliti mewawancarai konseli yang ke tiga yaitu:

Nepa Italia

“saya sering telat dan bahkan saya pernah tidak masuk sekolah, karena orang tua saya berpisah (bercerai) dan juga jarak sekolah dan rumah saya yang jauh membuat saya terlambat kalok gak di antar sama bapak pakai motor, setelah berpisah bapak saya jarang ada waktu untuk bisa mengantar saya ke sekolah karena saya tinggal di rumah ibu, iya kak saya juga sering bermain sama teman-teman yang lebih dewasa dari saya, karena saya merasa mereka lebih seru dan membuat saya nyaman kak, ketinbang dirumah membuat saya bosan karena gak ada teman main.”50

Selanjutnya peneliti mewawancarai konseli terahir yang ke empat yaitu: Seri

“benar kak saya juga sering terlambat ke madrasah karena biasanya saya juga mengantar adek saya ke sekolah dulu baru saya berangkat ke madrasah dan juga jarak rumah saya lumayan jauh sama sekolah, orang tua bapak saya pagi-pagi biasanya sudah ke sawah makanya saya yang di suruh anter adek ke sekolah.”51

Penyampaian Bapak kepala Madrasah, yaitu:

“Setaip sekolah, madrasah, dan lembaga pendidikan lainnya, pasti ada saja peserta didiknya yang masih kurang disiplin atau memiliki karakter kurang baik, walaupun sekolah atau madrasah tersebut sudah menerapkan kedisiplinan , tetapi hal itu merupakan tantangan buat pendidik juga, kita selaku

49 Arfin, wawancara, 26 Mei 2022

50 Neva Italia, wawancara, 28 Mei 2022

51 Seri, wawancara, 28 Mei 2022

36

pendidik harus menggali akar dari permasalahan yang terjadi pada peserta didik sehingga terjadinya perilaku yang kurang baik, juga dengan kita menggali akar permasalahan kita bisa mengatasinya dengan tepat sesuai masalah yang di alami peserta didik.”52

Dalam hal ini, senada juga dengan yang di jelaskan oleh Hamdan Faridi selaku guru BK, yaitu:

“Untuk menyelesaikan permasalahan ke empat peserta didik yang menunjukkan perilaku kurang baik, sebelumnya kami telah menggali akar permasalahan yang terjadi pada pe- serta didik melalui teman sebaya dan keluarganya, sehingga kami menemukan akar pemasalahan mereka, setelah kami menemukan akar permasalahan baru kami menemani peserta didik kami menyelesaikan persmasalahan yang terjadi pada dirinya dengan melakukan konseling individual dan saya menganjurkan mereka untuk membaca Al-Quran sebagai renungan untuk mereka”53

1. Pelaksanaan Konseling Qur’ani.

Konseling Qur’ani adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang bersumber kepada Al-Qur’an.

Selanjutnya tahapan-tahapan konseling qur’ani sebagai berikut:

a) Tahap awal konseling

Tahap awal konseling adalah proses pendefinisian masalah konseli dan membangun hubungan konseling, Keberhasilan proses konseling Qur’ani sangat diten- tukan oleh keberhasilan pada tahap awal. Kunci keber-

52 wawancara M. Maksum, (Kepala Sekolah) 30 Mei 2022

53 wawancara Hamdan Faridi, (Guru BK) 30 Mei 2022

37

hasilannya konseling Qur’ani adalah terletak pada:

(pertama) keterbukaan Guru BK. (kedua) keterbukaan klien, artinya dia dengan jujur mengungkapkan isi hati, perasaan, harapan harapannya. (ketiga) Guru BK mampu menghargai dan memahami konseli dalam proses konseling. Karena dengan demikian, maka pros- es konseling Qur’ani akan lancar dan dapat mencapai tujuan konseling Qur’ani.

b) Tahap pertengahan (Tahap Kerja)

Setelah tahap awal selesai, pendefinisian masalah konseli dan membangun hubungan konseling, selanjutnya pada tahapan pertengahan konseling, mempokuskan pada menggali penyebab terjadinya masalah tersebut, Dalam tahap ini Guru BK meminta konseli untuk meceritakan masalahnya dengan rinci dan menganalisa, kemudian memberikan motivasi serta dukungan kepada konseli agar konseli tersebut bisa lebih semangat.

c) Tahapan akhir konseling

Pada akhir dari proses konseling, Guru BK menilai para konseli mulai ada perubahan, Oleh karena itu mengakhiri proses konseling, Guru BK meminta konseli membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil proses konseling yang telah selesai dilakukannya, dan peneliti dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang di alami oleh konseli.

Dalam hal ini, guru BK melakukan konseling individu dua kali dalam seminggu dan melakukan pertemuan sebanyak empat kali pertemuan yang di lakukan di ruang guru BK, dan ruangan kepala Madrasah.

“Saya selaku guru BK bersama ke empat konseli melakukan konseling individu yang pertama di lakukan yaitu mulai dengan pendekatan, menjelaskan tentang konseling individu, mengadakan kesepakatan bersama terkait dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya, kami sepakati bersama bahwa pertemua kami untuk melakukan

38

layanan konseling ndividu sebanyak dua kali dalam seminggu dan pertemuan di lakukan sebanyak empat kali pertemuan yaitu bertempat di ruangan guru BK dan di ruang kepala Madrasah, selanjutnya di pertemuan- pertemuan berikutnya kami menlanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap inti dari pelaksanaan konseing yaitu tahap pertengahan atau tahap kerja, dalam tahap kerja ini konseli meminta untuk menceritakan, mengeluarkan masalah-masalah yang sedang di hadapinya, kemudian setelah itu saya selaku konselor memberikan motivasi serta dukungan, kemudian selanjutnya adalahtahap akhir, di mana dalam tahapan ini tahap penilain terhadap konseli, apakah setelah di berikannya layanan ini sudah ada perubahan atau tidak. Alhamduillah mereka sudah mulai ada perubahan seperti yang sebelumnya konseli terlihat seperti ada yang belum tuntas, dan sekrang konseli terlihat lebih ceria, lebih nyaman dengan kondisinya saatini.”54

Proses konseling individu yang di lakukan oleh konselor dan konseli berjalan lancar mulai dari pendefinisian masalah sampai dengan perubahan sikap, tindakan dan perilaku konseli walaupun sebelumnya ada sedikit hambatan dalam proses konseling yaitu para konseli malu menceritakan masalah yang sebenarnya terjadi pada diri dan keluarganya, sebagaimana yang di jelaskan Hamdan Faridi selaku guru BK yaitu:

“Alhamdulillah proses konseling individu sudah selesai dan saya anggap berjalan lancar karena dari tahapan demi tahapan hingga perubahan sikap perilaku, dan kenyamanan mulai terlihat pada ke empat konseli walaupun sebelumnya terdapat terdapat sedikit hambatan yaitu mereka sedikit malu menceritakan masalah yang terjadi, tetapi di pertemuan berikutnya mereka sudah berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.”55

54 Ibid

55 Wawancara Hamdan Faridi, (Guru BK) 31 Mei 2022

39 2. Membaca Al-Quran

Setelah pelaksanaan konseling individu sudah selesai, di lanjutkan dngan pembacaan Al-Quran dalam meningkat- kan kesadaran atas apa yang telah mereka lakukan, tujuan dari pembacaan Al-Quran ini untuk merenungi apa yang telah mereka lakukan, dan sadar atas kesalahan yang mereka lakukan, di harapkan mampu untuk memperbaiki karakter yang kurang baik, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.

sebagaimana yang di jelaskan oleh Bapak Kepala Madrasah yaitu:

“Dalam Meningkatkan kualitas karakter siswa/wi, kami juga menganjurkan siswa/wi untuk membaca Al- Quran, tujuan dari pelaksanaan pembacaan al-Qur’an ini, selain sebagai obat juga untuk mendekatkan diri kepada Al- lah Swt, karena ketika seseorang telah bertakwa maka otomatis mereka akan lebih bisa megontrol diri dari per- buatan yang sifatnya negatif, oleh karena itu Al-Quran merupakan obat dari segala obat, coba kita liat al-Quran su- rah Yunus ayat lima puluh tujuh yang berbicara tentang Al- Quran sebagai penasihat, pelajaran, dan sebagai penawar”56

Pembacaan Al-Qur’an adalah usaha pengobatan yang di lakukan oleh seorang konselor untuk penyembuhan kon- seli. Dengan bacaan Al-Qur’an ini seorang konseli be- rusaha untuk menyembuhkan penyakit atau gangguan yang di alaminya, karena Al-Quran seperti yang di jelaskan Bapak Kepala Madrasah di atas yaitu obat dari segala obat, selain ayat yang di sebutkan oleh bapak Kepala Madrasah di atas, banyak sekali ayat-ayat Al-quran yang lain men- jelaskan bahwa Al-Quran adalah obat seperti, salah satunya Quran Surah Al-Isra’ [17] 82

Dalam pelaksaan konseling ini, kami mengajak para konseli untuk mengidentifikasi masalahya masing-masing, lalu mereka di ajak merenungi setiap langkahnya dari sejak

56 Wawancara M. Maksum, (Kepala Sekolah) 31 Mei 2022

40

bangun pagi hingga tidur lagi, apa perbuatan baik yang pernah mereka lakukan. Sebagaimana yang di jelasan oleh Ust. Saprudin:

“Pertama-tama yang saya lakukan sebagai penterapi yaitu memerintahkan ke empat konseli untuk selalu berwudhu, kemudian mengajak mereka membaca ayat-ayat Al-Quran, lalu mengindentifikasikan masalah mereka amasing-masing hingga mereka mengeluarkan masalah yang terpendam dalam diri mereka, kemudian merenungi nasihat yang terkandnug dalam ayat-ayat yang di bacanya”.57

Pelaksanaan membaca Al-Quran berjalan lancar dilakukan sehingga sudah terlihat keberhasilan dalam pelaksanaan pembacaan Al-Qur’an tersebut yang di tandai dengan adanya perubahan pada dirinya, mereka terlihat lebih ceria, dan lebih nyaman dengan telah di lakukannya pembacaan Al-Qur’an, hingga mereka berterimakasih kepada Guru-nya dan peneliti yang sudah mengajaknya untuk menyelesaikan masalah mereka. Sebagaimana yang di ungkapkan salah satu di antara mereka yaitu;

“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada pak Hamdan Faridi, dan Ust. Saprudin, karena telah mengajak kami utuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada diri kami, karena setelah kami melakukan konseling individu dengan dilanjutkan membaca Al-Quran, Alhamulillah kami merasa lebih nyaman, lebih lega, dan kami sadar bahwa perbuatan-perbuatan buruk yang pernah kami lakukan tidak ada manfaatnya bagi kami dan juga orang lain, kami juga berkomitmen untuk memperbaiki diri kami menjadi lebih baik lagi.”58

57 Ust. Saprudin, Wawancara, 31 Mei 2022

58 Arfin, Wawancara, 01 Juni 2022

41

C. Hambatan-Hambatan Penerapan Konseling Qur’ani Untuk

Dokumen terkait