Bab V Penutup
A. Analisis Penafsiran Konsep Cantik dalam Al-Quran
76
76 BAB V
ANALISIS FUNGSI KONSEP CANTIK DALAM AL-QURAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan kriteria-kriteria cantik yang terdapat dalam Al-Quran. Selanjutnya pada bab ini akan ditampilakan dua bahasan, yaitu analisis penafsiran konsep cantik dalam Al-Quran dan analisis fungsi konsep cantik dalam Al-Quran guna mencegah isu body image.
77
at}-T{i>n: 4). Kedua, keindahan akhlak perempuan (QS. ar-Rahma>n: 56, QS.
ar-Rahma>n: 70-72, QS. al-Ah}za>b: 35, dan QS. al-Wa>qiah: 35-37). Ketiga, cantik dalam berpenampilan seorang perempuan (QS. al-A‘raf: 31, QS. al- A‘raf: 32, QS. an-Nah}l: 81, QS. an-Nu>r: 31, QS. al-Ah}zab: 59, dan QS. al- Mudathir: 4).Dari ayat-ayat tersebut akan dikhususkan kembali sehingga membetuk konsep cantik dalam Al-Quran. Berikut konsep cantik dalam Al- Quran yang harus dimiliki seorang perempuan untuk menambah kecantikannya:
1. Perempuan Shalihah
“…Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)…” (QS. An-Nisa>’: 34)
Perempuan yang shalihah yaitu yang taat kepada Allah dan taat menuruti peraturan sebagai perempuan dan sebagai seorang istri, bertagungjawab dalam rumah tangga terhadap harta benda, suami, dan pendidikan anak-anak.1 Perempuan shalihah harus menjaga kehormatan dirinya dan harta benda suaminya.2
1 Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar Juz 4, 123.
2 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, 298.
78
Rasulullah bersabda kepada Umar:
اَهَرَمَأ اَذِإَو ُهْتَّرَس اَهْ يَلِإ َرَظَن اَذِإ ُةَِلِاَّصلا ُةَأْرَمْلا ُءْرَمْلا ُزِنْكَي اَم ِْيَِْبِ َكُِبِْخُأ َلََأ اَذِإَو ُهْتَعاَطَأ
ُهْتَظِفَح اَهْ نَع َباَغ
“Maukah aku kabarkan kepadamu sebaik-baik apa yang disimpan oleh seseorang yaitu perempuan shalihah; apabila dia (suaminya) melihatnya maka wanita itu akan membuatnya gembira; dan apabila suaminya memerintahkannya maka ia menaatinya dan apabila suaminya tidak ada (di rumah) maka ia menjaganya.” (HR. Abu Daud)3
Dari ayat dan hadis di atas sifat shalihah seorang perempuan ada dua, yaitu taat dan menjaga kehormatannya. Perempuan yang memiliki sifat shalihah akan membentuk pribadi yang baik, menumbuhkan aura positif bagi sekitar, dan melahirkan karakter cantik seorang muslimah.
2. Perempuan yang Taat
“…Laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya …” (QS. al- Ah}zab: 35)
Qanitat berasal dari kata qanata adalah ketaatan dengan penuh ketentraman,4 dan mereka yang selalu rajin beribadah serta selalu taat,5 serta kukuh imannya.6 Ada juga yang berpendapat qanata memiliki makna patuh, pasrah, menaati Tuhan, atau rendah hati. Dengan kepatuhan dan kerendahan hati tersebut perempuan dapat
3 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 5, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 396.
4 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy- Syafi‟i, 2003), 483.
5 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 463.
6 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol 11 (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 270.
79
mengombinasikan semua kebajikan yang ada di dalam keislaman dan keimanan untuk membentuk perilaku sehari-hari,7 sehingga terpancarlah aura positif pada diri perempuan yang menambah kecantikan diri.
3. Perempuan yang Jujur
“…Laki-laki dan perempuan yang benar…” (QS. al-Ah}zab: 35)
As}a>diqi>na wa s}a>ddiqa>ti artinya yang benar dalam perkataannya dan segala ucapannya dan tidak berdusta.8 Perempuan yang dapat dipercaya, yang dapat melaksanakan segala apa yang sudah ia janjikan akan menambah kecantikan seorang perempuan.9 Sikap perempuan, ucapan, dan perbuatannya yang dapat dipertanggungjawabkan akan menambah karisma seorang perempuan.10
4. Perempuan yang Sabar
“…Laki-laki dan perempuan yang sabar…” (QS. al-Ah}zab: 35)
As}-s}a>biri>na was} s}a>bira>ti artinya bersabar dalam menerima segala ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah. Perempuan harus memegang teguh pengetahuan bahwa sesuatu yang ditakdirkan itu pasti terjadi,
7 Rismawati, Konsep Corporate Spiritual Responsibility: Menggagas Konsep CSR yang Bertuhan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2020), 128.
8 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy- Syafi‟i, 2003), 483.
9 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 463.
10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 11 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 270.
80
dengan begitu ujian dan cobaan akan disambut dengan kesabaran.11 Selain itu mereka juga sabar, dalam menahan hawa nafsunya, dan dalam melaksanakan ketaatan dikala ringan maupun berat,12 serta sabar terhadap tugas dan tanggung jawabnya.13 Allah akan selalu memberikan ujian dan cobaan bagi setiap hamba-Nya, sesuai firman-Nya:
155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata
"Inna> lilla>hi wa inna> ilaihi ra>ji'u>n” 1 (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS. al-Baqarah: 155-157)
Menghadapi berbagai cobaan dan ujian pasti semua orang akan merasakan kesedihan, susah, dan berat. Orang yang dapat melewati semua itu hanyalah orang-orang yang sabar. Dengan kesabaran maka perempuan akan memiliki sifat lemah lembut, sifat lemah lembut itulah yang akan memancarkan kecantikan seorang perempuan. Agar diberi kekuatan kesabaran dalam melewati berbagai ujian dan cobaan, haruslah
11 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 484.
12 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 463.
13 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 11 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 270.
81
berusaha sekuat tenaga untuk selalu bangkit dan diiringi doa seperti doa nabi Musa yaitu:
“Ya Tuhan kami, limpahkan kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).” (QS. Al-A‘ra>f:
126)
5. Perempuan yang Khusyu’
“…Laki-laki dan perempuan yang khushu'…” (QS. al-Ah}zab: 35)
Al-kha>shi‘i>na wa al-kha>shi‘a>ti artinya ketenangan, ketentraman, kebaikan, kehormatan, rendah hati, 14 serta membawa rasa takut, tunduk, dan merasa diawasi Allah.15 Khusyu‟ adalah sifat kalbu dan anggota badan yang membuktikan keterpengaruhan hati merasakan keagungan dan kebesaran Allah SWT.16
Khusyu‟ adalah sungguh-sungguh merasa dirinya sedang berhadapan dengan Allah SWT atau bisa diartikan dengan tekun sambil menundukkan diri secara lahiriah dan batiniah.17 Dengan memiliki sifat Khusyu‟ perempuan akan senantiasa merasa bahwa Allah selalu melihatnya, sehingga ia akan selalu melakukan segala perbuatan yang
14 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 484.
15 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 463.
16 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 11 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 272.
17 Imam Kanafi, Ilmu Tasawuf Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlaq, (Pekalongan: PT Nasya Expanding Management, 2020), 291.
82
baik. Dengan begitu, perempuan akan selalu menebarkan aura positif bagi sekitar dan bertambah aura kecantikannya.
6. Perempuan yang Bersedekah
“…Laki-laki dan perempuan yang bersedekah…” (QS. al-Ah}zab: 35) Al-Mutas}addiqi>na wa al-mutas}addiqa>ti artinya berbuat baik kepada manusia yang membutuhkan dan kaum dhu„afa,18 yaitu dengan mengeluarkan sedekah dari hartanya, yang wajib maupun yang sunnah.19
At-tas}addaq (bersedekah) adalah bukti kesucian hati dari kekikiran serta rasa iba dan kasih sayang terhadap kaum lemah, juga sebagai pertanda solidaritas sosial di samping penunaian hak harta dan kesyukuran kepada Allah atas anugerah-Nya.20 Dengan bersedekah perempuan akan bertambah cantik karena munculnya sifat kasih sayang terhadap sesama sehingga akan menyebarkan aura positif di sekitarnya.
7. Perempuan yang Berpuasa
“…Laki-laki dan perempuan yang berpuasa,…” (QS. al-Ah}za>b: 35) As}-s}a>’imi>na wa as}-s}a>ima>ti artinya mereka yang menajalakan puasa. Puasa adalah zakat badan, yitu menyucikan, membersihkan dan
18 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 484.
19 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 463.
20 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 11 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 272.
83
memurnikan dari keburukan, baik yang bersifat t}abi‘i maupun yang bersifat syar„i.21
Ibadah puasa mengandung hikmah terhadap rohani dan jasmani.
Dalam puasa dilatih mengendalikan hawa nafsu dan penanaman nilai- nilai moral untuk selalu beramal shalih dan peduli akan sesama yang merupakan manifestasi rasa lapar dan dahaga yang dirasakan saat berpuasa. Adapun hikmah jasmaninya yaitu dengan menahan makan dan minum dapat mempertinggi kekuatan dan ketahanan jasmani, karena pada umumnya penyakit menghinggapi tubuh manusia yang menampung semua yang dimakan dan diminum.22 Dengan demikian perempuan yang berpuasa akan sehat jasmani maupun rohani, sehingga perempuan akan terlihat bugar dan cantik.
8. Perempuan yang Menjaga Kehormatan
“Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,” (QS. al- Ah}zab: 35)
Al-h}a>fiz}i>na furu>jahum wa al-h}a>fiz}a>ti artinya mereka yang menjaga kehormatan dari perbuatan-perbuatan haram,23 menjaga kemaluannya dari perbuatan yang tidak dihalalkan baginya, seperti zina dan yang
21 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 485./
22 Fuad Thohari, Mengetuk Pintu di Bulan Ramadhan, (Yogyakarta: Jejak Pustaka, 2022), 17.
23 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 485.
84
lainnya.24 Perempuan yang menjaga kehormatannya tentu akan menjaga rasa malunya sehingga akan melahirkan akhlak mulia. Akhlak dan rasa malu merupakan parameter kecantikan perempuan yang hakiki.
9. Perempuan yang Banyak Menyebut Nama Allah
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,” (QS.
al-Ah}zab: 35)
Adh-dha>kiri>na allaha kathiran wa adh-dha>kira>ti artinya mereka yang senantiasa menyebut nama Allah dan mereka yang banyak mengingat Allah setiap saat.25
Dzikir terdapat dua macam; 1) Dzikir dengan lidah. Termasuk di dalamnya membaca Al-Quran, menuntut ilmu serta melakukan studi dan penelitian. 2) Dzikir dengan hati, yakni mengingat Allah dalam semua perintah dan larangan-Nya.26
Diriwayatkan bahwa waktu-waktu yang baik untuk berdzikir dan mengingat Allah adalah pagi dan sore hari, setiap selesai melaksanakan shalat, ketika hendak tidur dan ketika bangkit dari tidur, dan banyak waktu-waktu lainnya. Mujahid berkata, "Seseorang tidak akan disebut dengan seorang yang banyak berdzikir dan mengingat Allah hingga ia melakukanya pada saat berdiri, duduk, ataupun berbaring.” Abu Sa'id al-
24 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 464.
25 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 485
26 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Vol 11 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 274.
85
Khudri berkata, "Barangsiapa yang membangunkan istrinya di malam hari, lalu mereka melakukan shalat empat rakaat, maka mereka berdua termasuk orang-orang yang banyak berdzikir dan mengingat Allah.27
Perempuan yang banyak berdzikir akan melahirkan aura positif bagi sekitarnya, karena dalam melakukan segala sesuatu ia selalu mengingat Allah, sehingga kemungkinan kecil untuk melakukan perbuatan tercela.
10. Perempuan yang Menjaga Pandangan
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.” (QS.
ar-Rahma>n: 56)
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya…” (QS. an-Nu>r: 31)
Perempuan yang ingin menambah aura kecantikan harus dapat menjaga pandangannya, yakni dari perkara yang haram mereka lihat.
Perempuan muslimah yang bertakwa akan selalu menundukkan pandangan pada laki-laki yang bukan suaminya.28
27 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 14, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 464-465.
28 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, Ter. M. Abdul Ghofar (Jakarat: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2003), 43.
86
Selain menjaga pandangannya, seorang perempuan juga harus berusaha menjaga diri agar tidak menjadi sorotan (pandangan) orang banyak yaitu dengan cara sesuai firman Allah, “janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.” (Q.S an-Nu>r:
31). Pada ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kaum perempuan tidak menampakkan perhiasannya terhadap orang-orang yang memandangnya, kecuali terhadap orang-orang yang tertentu. Itu semua disebabkan kekhawatiran akan terjadinya fitnah. 29
Kecantikan perempuan akan bertambah jika ia menjaga pandangannya, karena rasa malu seorang perempuan akan menjadi tameng akhlaknya. Selain itu, kecantikan juga bertambah jika tidak menggunakan perhiasan secara berlebihan, sehingga terlihatlah kesederhanaan perempuan.
11. Perempuan yang Menggunakan Pakaian yang Bagus
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al- A‘ra>f: 31)
Allah memerintahkan manusia untuk memakai pakaian yang indah minimal dalam bentuk menutup aurat. Selain itu, Allah SWT melarang manusia memakai pakaian yang berlebih-lebihan. Dengan menggunakan
29 Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jilid 12, Ter. Fathurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 576-577.
87
baju yang indah kecantikan perempuan akan terpancar, karena pakaian sendiri akan mempengaruhi kepercayaan diri perempuan, mengingat perempuan adalah makhluk yang sangat memperhatikan sebuah penampilan. Pakaian juga menunjukkan identitas seseorang, karena penilaian seseorang ketika bertemu untuk pertama kalinya dilihat dari penampilannya.
12. Perempuan yang Menutup Aurat Sempurna
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. al-Ah}zab: 59)
Perempuan muslimah apabila keluar rumah untuk suatu keperluan maka wajib mengulurkan pakaian dan jilbab, sehingga seluruh tubuh dan kepalanya tertutup tanpa memperlihatkan sesuatu dari bagian-bagian tubuhnya yang dapat menimbulkan fitnah seperti kepala, dada, dan dua lengan, serta sebagian lainnya. Menutup tubuh seperti ini akan memudahkan pengenalan mereka sebagai perempuan terhormat, sehingga mereka tidak diganggu dan tidak menemui hal yang tidak diinginkan.
B. Analisis Fungsi Konsep Cantik dalam Al-Quran Guna Mencegah Isu