• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angkur Baja pada Komponen Komposit

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 105 dari 254

(a) Angkur baja yang diperlukan pada masing-masing sisi titik dengan momen lentur maksimum, positif atau negatif, harus didistribusikan secara merata antara titik tersebut dan titik dengan momen nol terdekat, kecuali disyaratkan lain pada dokumen kontrak.

(b) Angkur baja harus memiliki selimut beton lateral paling sedikit 1 in. (25 mm) dalam arah tegak lurus terhadap gaya geser, kecuali untuk angkur yang dipasang pada rusuk dari dek baja bergelombang.

(c) Jarak minimum dari pusat angkur baja ke tepi bebas pada arah gaya geser harus 8 in. (200 mm) jika beton normal yang digunakan dan 10 in. (250 mm) jika beton ringan yang digunakan. Ketentuan Bab 17 ACI 318, diperbolehkan untuk digunakan sebagai pengganti dari nilai-nilai ini.

(d) Spasi as ke as minimum angkur baja stad berkepala harus empat diameter pada arah manapun. Untuk balok komposit yang tidak mengandung angkur yang terletak di dek baja bergelombang yang diorientasikan tegak lurus terhadap bentang balok, batas spasi minimum tambahan sebesar enam diameter sepanjang sumbu longitudinal balok harus berlaku.

(e) Spasi as ke as maksimum angkur baja tidak boleh melebihi enam kali tebal slab total atau 36 in. (900 mm).

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 106 dari 254

harus ditentukan sesuai dengan peraturan bangunan gedung yang berlaku atau Bab 17 ACI 318.

Angkur baja stad berkepala yang memikul tarik atau interaksi geser dan tarik harus memiliki diameter kepala lebih besar dari atau sama dengan 1,6 kali diameter batang.

Catatan Pengguna: Nilai-nilai yang disajikan dalam tabel berikut adalah rasio minimum h/d angkur baja stad berkepala untuk setiap kondisi yang dicakup dalam Standar ini.

Kondisi Pembebanan Beton Normal Beton Ringan

Geser h d sa 5 h d sa 7

Tarik h d sa 8 h d sa 10

Geser dan Tarik h d sa 8 N/A[a]

h d sa = rasio panjang batang angkur baja stad berkepala sampai bagian atas kepala stad, terhadap diameter batang

[a] Mengacu ke Bab 17 ACI 318 untuk perhitungan efek interaksi pada angkur yang ditanam dalam beton ringan.

3a. Kekuatan Geser Angkur Baja StadBerkepala pada Komponen Komposit

Apabila kekuatan pecah beton akibat geser bukan merupakan keadaan batas yang berlaku, kekuatan geser desain,vQnv, dan kekuatan geser izin, Qnv⁄v, satu angkur baja stad berkepala harus ditentukan sebagai berikut:

Qnv=FuAsa (I8-3)

v = 0,65 (DFBT) v = 2,31 (DKI) dengan

Asa = luas penampang angkur baja stad berkepala, in.2 (mm2)

Fu = kekuatan tarik minimum terspesifikasi pada satu angkur bajastad berkepala, ksi (MPa)

Qnv = kekuatan geser nominal angkur baja stad berkepala, kips (N)

Apabila kekuatan pecah beton akibat geser merupakan keadaan batas yang berlaku, kekuatan geser tersedia satu angkur baja stad berkepala harus ditentukan dengan salah satu dari yang berikut ini:

(a) Apabila tulangan angkur diperhitungkan sesuai dengan ACI 318 pada kedua sisi dari permukaan pecah beton untuk angkur baja stad berkepala, yang terkecil di antara kekuatan geser nominal baja dari Persamaan I8-3 dan kekuatan nominaltulangan angkur harus digunakan untuk kekuatan geser nominal, Qnv, angkur baja stad berkepala.

(b) Seperti ditetapkan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku atau Bab 17 ACI 318.

Catatan Pengguna: Apabila kekuatan pecah beton akibat geser adalah suatu keadaan batas yang berlaku (sebagai contoh, dimana prisma pecah karena tidak terkekang oleh suatu pelat baja yang berdekatan, sayap atau badan), tulangan angkur yang sesuai yang

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 107 dari 254

diperlukan untuk ketentuan Pasal ini boleh digunakan. Sebagai alternatif, ketentuan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku atau Bab 17 ACI 318 dapat digunakan.

3b. Kekuatan Tarik Angkur Baja Stad Berkepala pada Komponen Komposit

Apabila jarak dari pusat suatu angkur ke tepi bebas beton dalam arah tegak lurus terhadap tinggi angkur baja stad berkepala lebih besar dari atau sama dengan 1,5 kali tinggi angkur baja stad berkepala yang diukur ke bagian atas kepala stad, dan apabila spasi as ke as angkur baja stad berkepala lebih besar dari atau sama dengan tiga kali tinggi angkur baja stad berkepala yang diukur ke bagian atas dari kepala stad, kekuatan tarik tersedia satu angkur baja stad berkepala harus ditentukan sebagai berikut:

Qnt=FuAsa (I8-4)

t = 0,75 (DFBT) t = 2,00 (DKI) dengan

Qnt = kekuatan tarik nominal angkur baja stad berkepala, kips (N)

Apabila jarak dari pusat angkur ke tepi bebas beton dalam arah tegak lurus terhadap tinggi angkur baja stad berkepala kurang dari 1,5 kali tinggi angkur baja stad berkepala yang diukur terhadap bagian atas kepala stad, atau apabila spasi as ke as angkur baja stad berkepala kurang dari tiga kali tinggi angkur baja stad berkepala terhadap bagian atas kepala stad, kekuatan tarik nominal satu angkur baja stad berkepala harus ditentukan oleh salah satu dari yang berikut ini:

(a) Apabila tulangan angkur diperhitungkan sesuai dengan ACI 318 pada kedua sisi permukaan pecah beton untuk angkur baja stad berkepala, yang terkecil di antara kekuatan tarik nominal baja dari Persamaan I8-4 dan kekuatan nominal tulangan angkur harus digunakan untuk kekuatan tarik nominal, Qnt, angkur baja stad berkepala.

(b) Seperti yang ditetapkan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku atau Bab 17 ACI 318.

Catatan Pengguna: Tulangan pengekang tambahan direkomendasikan di sekitar angkur untuk angkur baja stad berkepala yang memikul tarik atau interaksi geser dan tarik untuk menghindari efek tepi atau efek dari angkur berspasi rapat. Lihat Penjelasan dan ACI 318 untuk panduan.

3c. Kekuatan Angkur Baja Stad Berkepala untuk Interaksi Geser dan Tarik pada Komponen Komposit

Apabila kekuatan pecah beton akibat geser bukan keadaan batas yang menentukan, dan apabila jarak dari pusat angkur ke tepi bebas beton dalam arah tegak lurus terhadap tinggi angkur baja stad berkepala lebih besar atau sama dengan 1,5 kali tinggi angkur baja stad berkepala yang diukur ke bagian atas kepala stad, dan apabila spasi as ke as angkur baja stad berkepala lebih besar atau sama dengan tiga kali tinggi angkur baja stad berkepala yang diukur ke bagian atas kepala stad, kekuatan nominal untuk interaksi geser dan tarik satu angkur baja stad berkepala harus ditentukan sebagai berikut:

(

QQrt

ct

)

5 3 +

(

QQrv

cv

)

5 3 ≤1,0 (I8-5)

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 108 dari 254

dengan

Qct = kekuatan tarik tersedia, kips (N) Qrt = kekuatan tarik perlu, kips (N) Qcv = kekuatan geser tersedia, kips (N) Qrv = kekuatan geser perlu, kips (N)

Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.1 (DFBT):

Qrt = kekuatan tarik perlu menggunakan kombinasi beban DFBT, kips (N)

Qct = tQnt = kekuatan tarik desain, ditentukan sesuai dengan Pasal I8.3b, kips Qrv = kekuatan geser perlu menggunakan kombinasi beban DFBT, kips (N) (N)

Qcv = vQnv = kekuatan geser desain, ditentukan sesuai dengan Pasal I8.3a, kips

t = faktor ketahanan untuk tarik (N) = 0,75

v = faktor ketahanan untuk geser = 0,65 Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.2 (DKI):

Qrt = kekuatan tarik perlu menggunakan kombinasi bebanDKI, kips (N)

Qct = Qnt⁄t = kekuatan tarik izin, ditentukan sesuai dengan Pasal I8.3b, kips (N) Qrv = kekuatan geser perlu menggunakan kombinasi beban DKI, kips (N)

Qcv = Qnv⁄v = kekuatan geser izin, ditentukan sesuai dengan Pasal I8.3a, kips

t = faktor keamanan untuk tarik (N) = 2,00

v = faktor keamanan untuk geser = 2,31

Apabila kekuatan pecah beton akibat geser adalah keadaan batas yang menentukan, atau apabila jarak dari pusat angkur ke tepi bebas beton dalam arah tegak lurus terhadap tinggi angkur baja stad berkepala kurang dari 1,5 kali tinggi angkur baja stad berkepala yang diukur ke bagian atas kepala stad, atau apabila spasi as ke as angkur baja stad berkepala kurang dari tiga kali tinggi angkur bajastad berkepala ke bagian atas kepala stad, kekuatan nominal untuk interaksi geser dan tarik satu angkur baja stad berkepala harus ditentukan dari salah satu yang berikut ini:

(a) Apabila tulangan angkur diperhitungkan sesuai dengan dari ACI 318 pada kedua sisi permukaan pecah beton untuk angkur baja stad berkepala, yang terkecil di antara kekuatan geser nominal baja dari Persamaan I8-3 dan kekuatan nominal tulangan angkur harus digunakan untuk kekuatan geser nominal, Qnv, satu angkur baja stad berkepala, dan yang terkecil di antara kekuatan tarik nominal baja dari Persamaan I8-4 dan kekuatan nominal tulangan angkur harus digunakan untuk kekuatan tarik nominal, Qnt, angkur bajastad berkepala untuk digunakan dalam Persamaan I8-5.

(b) Seperti ditetapkan dalam peraturan bangunan gedung yang berlaku atau Bab 17 ACI 318.

3d. Kekuatan Geser Angkur Kanal Baja pada Komponen Komposit

Kekuatan geser tersedia angkur kanal baja harus berdasarkan pada ketentuan Pasal I8.2b dengan faktor ketahanan dan faktor keamanan berikut ini:

t = 0,75 (DFBT) t = 2,00 (DKI)

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 109 dari 254

3e. Persyaratan Pendetailan pada Komponen Komposit

Angkur baja pada komponen komposit harus memenuhi persyaratan berikut ini:

(a) Selimut beton minimum untuk angkur baja harus sesuai dengan ketentuan dalam ACI 318 untuk proteksi beton pada tulangan stad geser berkepala.

(b) Spasi minimum as ke as angkur baja stad berkepala harus empat diameter dalam setiap arah.

(c) Spasi maksimum as ke as angkur baja stad berkepala tidak boleh melebihi 32 kali diameter batang.

(d) Spasi maksimum as ke as angkur kanal baja harus 24 in. (600 mm).

Catatan Pengguna: Persyaratan pendetailan yang diberikan dalam pasal ini adalah batas absolut. Lihat Pasal I8.3a, Pasal I8.3b dan Pasal I8.3c untuk pembatasan tambahan yang diperlukan untuk menghindari tinjauan efek grup dan efek tepi.

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 110 dari 254

BAB J

DESAIN SAMBUNGAN

Bab ini membahas elemen penyambung, konektor, dan elemen yang terpengaruhpada komponen struktur tersambung yang tidak memikul beban fatik.

Bab ini diatur sebagai berikut:

J1. Ketentuan Umum J2. Las

J3. Baut dan Bagian-Bagian Berulir

J4. Elemen yang Terpengaruh pada Komponen Struktur dan Elemen Penyambung J5. Pengisi

J6. Splais

J7. Kekuatan Tumpu

J8. Dasar Kolom dan Tumpu pada Beton J9. Batang Angkur dan Penanaman

J10. Sayap dan Badan dengan Gaya-gaya Terpusat

Catatan Pengguna: Untuk kasus yang tidak termasuk dalam bab ini, gunakan pasal-pasal berikut:

Bab K. Persyaratan Tambahan untuk Sambungan PSR dan Sambungan Penampang Boks

Lampiran 3 Fatik J1. KETENTUAN UMUM 1. Dasar Desain

Kekuatan desain, Rn, dan kekuatan izin, Rn/, pada sambungan harus ditentukan sesuai dengan ketentuan bab ini dan ketentuan Bab B.

Kekuatan perlu sambungan harus ditentukan dari analisis struktur untuk beban desain terspesifikasi, konsisten dengan tipe konstruksi terspesifikasi, atau merupakan suatu proporsi kekuatan perlu pada komponen struktur yang disambung apabila disyaratkan di sini.

Apabila sumbu gravitasi pada perpotongan komponen struktur yang dibebani secara aksial tidak berpotongan pada satu titik, efek eksentrisitas harus diperhitungkan.

2. Sambungan Sederhana

Sambungan sederhana pada balok, girder, dan rangka batang harus didesain sebagai sambungan fleksibel dan diperbolehkan diproporsikan hanya untuk menerima reaksi geser, kecuali dinyatakan lain dalam dokumen desain. Sambungan balok fleksibel harus mengakomodasi rotasi ujung pada balok sederhana. Deformasi inelastis terbatas di sambungan diperbolehkan untuk mengakomodasi rotasi ujung balok sederhana.

3. Sambungan Momen

Sambungan ujung pada balok, girder, dan rangka batang terkekang harus didesain untuk efek kombinasi gaya-gaya yang dihasilkan dari momen dan geser akibat adanyakekakuan sambungan. Kriteria respons untuk sambungan momen dijelaskan dalam Pasal B3.4b.

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2020 111 dari 254

Catatan Pengguna: Lihat Bab C dan Lampiran 7 tentang persyaratan analisis untuk menetapkan kekuatan perlu untuk desain sambungan.