• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

Β© BSN 2020 38 dari 254

(i) Apabila L ra≀75 Lc

r =60+0,8rL

a (E5-3)

(ii) Apabila L ra>75 Lc

r =45 +rL

a (E5-4)

(2) Untuk siku tidak sama kaki dengan rasio panjang kaki kurang dari 1,7 dan disambungkan pada kaki terpendek, Lc /r dari Persamaan E5-3 dan Persamaan E5-4 harus ditingkatkan dengan penambahan sebesar 6 [(b𝑙⁄ )bs 2-1], tetapi Lc /rdari komponen struktur tidak boleh diambil kurang dari 0,82L r⁄z

dengan

L = panjang komponen struktur antara titik-titik kerja sumbu kord rangka batang, in. (mm)

Lc = panjang efektif komponen struktur untuk tekuk terhadap sumbu minor, in. (mm)

bl = panjang kaki terpanjang profil siku, in. (mm) bs = panjang kaki terpendek profil siku, in. (mm)

ra = radius girasi terhadap sumbu geometris paralel dengan kaki yang disambung, in. (mm)

rz = radius girasi terhadap sumbu utama minor, in. (mm) E6. KOMPONEN STRUKTUR TERSUSUN

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

Β© BSN 2020 39 dari 254

(

Lrc

)

m

= √(

Lrc

)

o 2

+ (

ar

i

)

2 (E6-1)

(b) Untuk konektor antara yang dilas atau disambung dengan baut pratarik dengan kekasaran permukaan Kelas A atau B

(1) Apabila a ri≀40

(

Lrc

)

m

= (

Lrc

)

o (E6-2a)

(2) Apabila a ri> 40

(

Lrc

)

m

= √(

Lrc

)

o

2

+ (

Kria

i

)

2 (E6-2b)

dengan

= rasio kelangsingan termodifikasi komponen struktur tersusun

= rasio kelangsingan komponen struktur tersusun yang bekerja sebagai suatu kesatuan dalam arah tekuk yang sedang dihitung Lc = panjang efektif komponen struktur tersusun, in. (mm)

Ki = 0,50 untuk siku-sikuyang berpunggungan

= 0,75 untuk kanal-kanal yang berpunggungan

= 0,86 untuk semua kasus lain a = jarak antara konektor, in. (mm)

ri = radius girasi minimum komponen individual, in. (mm) 2. Persyaratan Dimensional

Komponen struktur tersusun harus memenuhi persyaratan berikut:

(a) Setiap komponen dari komponen struktur tekan yang terdiri dari dua atau lebih profil harus disambung satu sama lain pada interval,a, sedemikian rupa sehingga rasio kelangsingan, a r⁄ i, setiap profil komponen antara pengencang tidak melebihi tiga perempat kali rasio kelangsingan yang ditentukan pada komponen struktur tersusun. Radius girasi terkecil, ri, harus digunakan dalam penghitungan rasio kelangsingan setiap bagian komponen.

(b) Pada ujung-ujung komponen struktur tekan tersusun yang menumpu pada pelat dasar atau permukaan finished, semua komponen yang bersentuhan satu sama lain harus disambung dengan las yang memiliki panjang tidak kurang dari lebar maksimum komponen struktur atau dengan baut yang berspasi longitudinal tidak lebih dari empat diameter untuk jarak yang sama dengan 11/2

kali lebar maksimum komponen struktur tersebut.

Di seluruh panjang komponen struktur tekan tersusun antara sambungan ujung yang diperlukan sebagaimana diuraikan di atas, spasi longitudinal untuk las atau baut yang berselang-seling harus cukup untuk memberikan kekuatan yang

(Lc r )

o

(Lc r)

m

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

Β© BSN 2020 40 dari 254

diperlukan. Untuk pembatasan pada spasi longitudinal pengencang pada elemen-elemen yang kontak secara menerus dan terdiri dari satu pelat dan satu profil, atau dua pelat, lihat Pasal J3.5. Bila salah satu komponen dari suatu komponen struktur tekan tersusun terdiri dari pelat luar, spasi maksimum tidak boleh melebihi ketebalan pelat luar tertipis dikalikan 0,75√E F⁄ y, atau 12 in.

(300 mm), apabila las diberikan berselang-seling di sepanjang tepikomponen atau apabila pengencang diberikan pada semua garis gage di setiap penampang. Apabila pengencang berselang-seling, spasi maksimum pengencang pada setiap garis gage tidak boleh melebihi ketebalan pelat bagian luar yang lebih tipis dikalikan 1,12√E F⁄ y atau 18 in. (460 mm).

(c) Sisi-sisi terbuka pada komponen struktur tekan tersusun dari pelat atau profil harus menggunakan pelat penutup menerus berlubang dengan lubang-lubang akses. Lebar pelat-pelat yang tidak ditumpu pada lubang akses, seperti dijelaskan dalam Pasal B4.1, diasumsikan berkontribusi terhadap kekuatan tersedia asalkan memenuhi persyaratan berikut:

(1) Rasio lebar terhadap tebal harus sesuai dengan batasan pada Pasal B4.1.

Catatan Pengguna: Penggunaan rasio lebar terhadap tebal untuk Kasus 7 pada Tabel B4.1a dengan lebar, b, yang diambil sebagai jarak transversal antara deretan pengencang yang terdekat adalah konservatif. Luas neto pelat tersebut diambil di lubang terlebar. Sebagai pengganti pendekatan ini, batas rasio lebar terhadap tebal tersebut dapat ditentukan melalui analisis.

(2) Rasio panjang (dalam arah tegangan) terhadap lebar lubang tidak boleh melebihi 2.

(3) Jarak bersih antara lubang-lubang pada arah tegangan tidak boleh kurang dari jarak transversal antara garis pengencang atau las terdekat.

(4) Tepi luar lubang-lubang di semua titik harus memiliki radius minimum 11/2

in. (38 mm).

(d) Sebagai alternatif pada pelat penutup berlubang, teralis dengan pelat-pelat pengikat diizinkan pada setiap ujung dan pada titik-titik antara jika teralis dihentikan. Pelat-pelat pengikat harus sedekat mungkin dengan ujung-ujung.

Pada komponen struktur yang memberi kekuatan tersedia, ujung pelat-pelat pengikat harus memiliki suatu panjang yang tidak kurang dari jarak antara garis pengencang atau las yang menghubungkannya ke komponen-komponen dari komponen struktur tersebut. Pelat-pelat pengikat antara harus memiliki panjang tidak kurang dari setengah dari jarak ini. Ketebalan pelat-pelat pengikat harus tidak lebih kecil dari seperlimapuluh jarak antara garis las atau pengencang yang menghubungkannya ke segmen-segmen komponen-komponen struktur.

Pada pelaksanaan las, pengelasan pada setiap garis penyambungan suatu pelat pengikat harus tidak kurang dari sepertiga panjang pelat. Pada pelaksanaan pembautan, spasi dalam arah tegangan pada pelat-pelat pengikat tidak boleh lebih dari enam diameter dan pelat-pelat pengikat harus disambung ke setiap segmen dengan setidaknya tiga pengencang.

(e) Teralis, termasuk batang berpenampang persegi panjang, siku, kanal atau profil lain yang digunakan sebagai teralis, harus berjarak sedemikian sehingga rasio L/r elemen sayap yang dicakup antara sambungan-sambungan tidak

Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

Β© BSN 2020 41 dari 254

boleh melebihi tiga perempat kali rasio kelangsingan yang ditentukan untuk komponen struktur secara keseluruhan. Teralis harus diproporsikan untuk memberi suatu kekuatan geser yang tegak lurus sumbu komponen struktur sama dengan 2% dari kekuatan tekan tersedia pada komponen struktur tersebut. Untuk teralis batang yang diatur dalam sistem tunggal, L/r tidak boleh melebihi 140. Untuk teralis ganda, rasio ini tidak boleh melebihi 200. Batang teralis ganda harus dihubungkan pada perpotongan tersebut. Untuk batang- batang teralis yang mengalami tekan, L diizinkan untuk diambil sebagai panjang tidak ditumpu batang teralis antara las-las atau pengencang yang menyambungkannya ke komponen-komponen dari komponen struktur tersusun untuk teralis tunggal, dan 70% dari jarak tersebut untuk teralis ganda.

Catatan Pengguna: Kemiringan batang teralis terhadap sumbu komponen struktur sebaiknya tidak kurang dari 60ΒΊ untuk teralis unggal dan 45ΒΊ untuk teralis ganda. Bila jarak antara garis las atau pengencang pada sayap lebih dari 15 in. (380 mm), teralis sebaiknya ganda atau dibuat dari profil siku.

Untuk persyaratan spasi tambahan, lihat Pasal J3.5.

E7. KOMPONEN STRUKTUR DENGAN ELEMEN LANGSING

Pasal ini berlaku untuk komponen struktur tekande ngan elemen langsing, seperti dijelaskan dalam Pasal B4.1 untuk elemen-elemen yang mengalami tekan aksial.

Kekuatan tekan nominal, Pn, harus diambil nilai terendah berdasarkan pada keadaan batas yang berlaku berupa tekuk lentur, tekuk torsi, dan tekuk torsi-lentur dalam interaksi dengan tekuk lokal.

Pn= FcrAe (E7-1)

dengan

Ae = penjumlahan luas efektif penampang berdasarkan pada lebar efektif tereduksi, be, deatau he, atau luas seperti yang diberikan oleh Persamaan E7-6 atau E7-7, in.2 (mm2).

Fcr = tegangan kritis ditentukan sesuai dengan Pasal E3 atau Pasal E4, ksi (MPa).

Untuk siku tunggal, tentukan Fcr sesuai dengan Pasal E3 saja.

Catatan Pengguna:Luas efektif, Ae, dapat ditentukan dengan mengurangi luas bruto, Ag, dengan luas setiap elemen langsingyang ditentukan sebagai (b - be) t.