• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji One Way Anova Kandungan Karbon Akar

Dalam dokumen Firman Ali Rahman, M.Si (Halaman 142-147)

BAB 5 POTENSI KARBON ROSOT MANGROVE LOMBOK

O. Uji One Way Anova Kandungan Karbon Akar

O. Uji One Way Anova Kandungan Karbon Akar

dikarenakan nilai sig>0,05 (Tabel 42). Tidak adanya perbedaan nyata antara kandungan karbon akar dan daun dapat dilihat dari interval hasil pengujian kandungan karbon daun dan akar yang tidak berbeda jauh, yaitu pada kandungan karbon akar pada range 37,75 %C – 47,50 %C, sedangkan kandungan karbon jaringan daun interval 38,99 %C – 50,60 %C.

Tabel 42. One way annova karbon jaringan akar dan daun teluk Lembar

ANOVA

Karbon Jaringan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1,08 1 1,08 0,09 0,76

Within Groups 230,63 20 11,53

Total 231,71 21

B AB 6

POTENSI KARBON ROSOT EKOSISTEM MANGROVE LOMBOK UTARA: STUDI KASUS EKOSISTEM MANGROVE DANAU GILI MENO

A. Pendahuluan

G

ili Meno merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Kabupaten Lombok Utara Propinsi Nusa. Tenggara. Barat. (NTB).. Secara. geografis,.

Gili Meno terletak diantara Gili Trawangan dan Gili Air dan salah satu ciri khas Gili Meno diantara pulau kecil pada adalah adanya danau air asin yang terletak di tengah pulau. Danau air asin Gili Meno memiliki luas 6,6 ha dengan keanekaragaman. biota. (flora. dan. fauna). dan. karakteristik.

fisika.kimia.perairan.danau.yang.unik..Salah.satunya.adalah.

kondisi salinitas extream dengan rata-rata 54,00±0,82 ppt102,

102Rahman and Hadi, ‘Kandungan C-Organik Substrat Ekosistem Mangrove di Danau Air Asin Gili Meno Kabupaten Lombok Utara’.

kondisi ini berbeda pada umumnya di perairan laut Indonesia yaitu pada kisaran 33-43 ppt.

Keunikan parameter lingkungan extream pada danau air asin Gili Meno mengharuskan biota penyusun ekosistem danau dapat bertahan hidup, salah satunya adalah vegetasi berbagai jenis mangrove yang tumbuh mengelilingi danau dengan luas ±3 ha, Vegetasi mangrove yang tumbuh di sekitar danau Gili Meno memiliki jasa lingkungan yang beragam yaitu sebagai penyangga ekosistem pulau dalam manfaatnya sebagai daya dukung kesehatan dan kualitas lingkungan seperti: penyerap karbon dioksida (CO2), mitigasi bencana (abrasi, ombak kasawan pesisir, penghalang angin laut, dan tsunami), ketersediaan udara bersih (O2), kestabilan perairan pesisir,. habitat. biota,. ekowisata. mangrove. dan. flasma.

nutfah103.

Salah satu isu penting tekait dengan ekosistem mangrove adalah kajian ekologi mangrove yang berkaitan dengan jasa lingkungan yaitu kemampuan serapan dan simpanan karbon dibawah dan diatas permukaan tanah104. Berbagai

103Aksornkoae and Kato, ‘Mangroves for the People and Environmental Conservation in Asia’; Mcleod et al., ‘A Blueprint for Blue Carbon’; Pendleton et al., ‘Estimating Global

“Blue Carbon” Emissions from Conversion and Degradation of Vegetated Coastal Ecosystems’; Giri et al., ‘Distribution and Dynamics of Mangrove Forests of South Asia’;

Nordhaus, Toben, and Fauziyah, ‘Impact of Deforestation on Mangrove Tree Diversity, Biomass and Community Dynamics in the Segara Anakan Lagoon, Java, Indonesia’;

Rahman et al., ‘Komposisi Vegetasi Mangrove Berdasarkan Strata Pertumbuhan di Teluk Sereweh, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat’; Ronggo Sadono et al.,

‘Local Indigenous Strategy to Rehabilitate and Conserve Mangrove Ecosystem in the Southeastern Gulf of Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia’; Alimbon and Manseguiao,

‘Species Composition, Stand Characteristics, Aboveground Biomass, and Carbon Stock of Mangroves in Panabo Mangrove Park, Philippines’.

104Estrada and Soares, ‘Global Patterns of Aboveground Carbon Stock and Sequestration in Mangroves’; Taillardat, Friess, and Lupascu, ‘Mangrove Blue Carbon Strategies for Climate Change Mitigation Are Most Effective at the National Scale’;

kajian terdahulu membuktikan bahwa ekosistem mangrove memiliki kemampuan simpanan karbon lebih besar daripada ekosistem hutan daratan dan padang lamun meskipun huan mangrove dunia hanya mencakup 0,2% dari tutupan vegetasi daratan105.

Kemampuan simpanan karbon hutan mangrove dapat mencapai 6-8 ton.C.ha-1.yr-1 dibandingkan dengankemampuan simpanan karbon hutan daratan mencapai 1,8–2,7 ton.C.ha-1. yr-1 dan ekosistem padang lamun dengan kemampuan simpanan 2-4 ton.C.ha-1 pertahun106. Selain itu, potensi total karbon hutan mangrove Indonesia sekitar 3,14 Pg.C atau secara global sebesar 69 juta ton karbon107.

Mengingat pentingnya mangrove sebagai ekosistem penyangga kawasan Gili Meno yang memiliki peran sebagai jasa ekologi dan ekowisata sehingga sangat perlu mendapat perhatian, Tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara spesifik. kandungan. karbon. yang. tersimpan. pada. setiap.

jenis yang ditemukan di Gili Meno pada organ daun dan akar mengrove sehingga dapat dijadikan sebagai sumber

Widyastuti et al., ‘Diversity of Mangrove Vegetation and Carbon Sink Estimation of Segara Anakan Mangrove Forest, Cilacap, Central Java, Indonesia’; Kusumaningtyas et al.,

‘Variability in the organic carbon stocks, sources, and accumulation rates of Indonesian mangrove ecosystems,; Matatula, Afandi, and Wirabuana, ‘Short Communication: A comparison of stand structure, species diversity and aboveground biomass between natural and planted mangroves in Sikka, East Nusa Tenggara, Indonesia’.

105Hamilton and Casey, ‘Creation of a High Spatio-Temporal Resolution Global Database of Continuous Mangrove Forest Cover for the 21st Century (CGMFC-21)’.

106Murray et al., ‘Green Payments for Blue Carbon’.

107Murdiyarso et al., ‘The Potential of Indonesian Mangrove Forests for Global Climate Change Mitigation’; Worthington and Spalding, ‘Mangrove Restoration Potential’.

referensi konservasi jenis mangrove tertentu yang memiliki kemampuan serapan dan simpanan karbon tersebar.

B. Gambaran Umum Danau Air Asin Gili Meno Gili Matra merupakan salah satu kawasan pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara Propinsi Nusa Tenggara Barat. Gili Matra memiliki 3 (tiga) daratan yaitu Gili Meno, Gili Trawangan, dan Gili Air dengan luas kawasan 2954 ha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.

85/Kpts-II/1993. Lebih jelasnya ekosistem danau air asin Gili Meno dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 17. Danau air asin Gili Meno

(Sumber: HoengLanPotocollections.com)

Diantara ketiga Gili tersebut, Gili Meno memiliki ciri khas berbeda jika dibandingkan dengan Gili Trawangan dan Gili Air, yaitu adanya danau air asin dengan luas 6,6 ha dan dikelilingi oleh vegetasi mangrove seluas 1,81 ha108.

Vegetasi penyusun ekosistem mangrove danau Gili Meno sangat berperan sebagai kawasan penyangga keseimbangan ekosistem pulau kecil, habitat plasma nutfah biota danau, tempat mencari makan, bertelur dan berpijah bagi banyak biota, penstabil sedimen, penyerap dan penyimpan karbon (carbon sink), bioremediasi limbah, dan fungsi pariwisata109.

Beberapa jenis mangrove yang terdapat di danau Gili Meno diantaranya adalah jenis Avicennia marina yang menjadi jenis dominan, hal ini disebabkan jenis substrat berpasir dengan kandungan organik yang rendah dan salinitas yang tinggi merupakan habitat alami untuk jenis Avicennia marina, Berbeda halnya dengan jenis mangrove lainnya dan biota seperti molusca, gastropoda, dan ikan yang menjadikan kandungan organik yang rendah sebagai faktor pembatas bertahan hidup110.

108Direktorat Pendayagunaan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, ‘Kondisi Mangrove Di Indonesia’.

109Laffoley and Grimsditch, ‘The Management of Natural Coastal Carbon Sinks’; Eveleth, R. 2010. Seagrass: A Potential Carbon Sink. Student Sustainability Perspectives’; Wicaksono, ‘Komposisi jenis pohon dan struktur tegakan hutan mangrove di Desa Pasarbanggi, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah’.

110Dharmawan, ‘Status Terkini Kondisi Komunitas Mangrove di Taman Wisata Perairan Gili Matra, Lombok Utara, NTB’.

C. Metodologi Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data dan Sampel

Prapenelitian dan penentuan stasiun penelitian Sampling / Pengambilan data dan sampel Data in situ Sampel laboratorium pH air, pH substrat, suhu air, suhu

substrat, kelembapan substrat, salinitas, total dissolved solids, identifikasi jenis, jumlah tegakan jenis, diameter batang.

Komposisi dan struktur, kualitas perairan, indeks keanekaragaman, korelasi kualitas perairan terhadap adaptasi mangrove, dan profil vegetasi untuk mitigasi bencana.

Karbon mangrove (daun, dan akar), karbon stok substrat, fraksi substrat, dan biomassa mangrove,

Analisa data Penyusunan buku referensi

Analisa laboratorium

Gambar 18. Bagan teknik pengumpulan data penelitian 2. Lokasi Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada ekosistem vegetasi mangrove danau air asin Gili Meno pada luasan 1,81 ha dengan metode purposive sampling (Gambar 16). Tahap awal pengamatan dan pengambilan sampel mangrove dilakukan dengan penentuan lokasi pengambilan sampel dengan metode random sampling yaitu penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan jumlah

kuadaran sampel, luasan penelitian dan jenis mangrove, dan jumlah ulangan sampel pada setiap jenisnya.

Gambar 19. Lokasi penelitian danau Gili meno 3. Prosedur Pengambilan Sampel

Proses penelitian yang dilakukan di ekosistem mangrove Gili Meno diawali dengan penen penentuan titik kuadran pengamatan.yang.selan.adalah.identifikasi.jenis.berdasarkan.

ciri-ciri morfologi dan mengacu pada buku panduan Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia111. Pada setiap jenis dan sampel yang diambil dilapangan sebagai bahan analisis uji kandungan karbon organ mangrove meliputi: daun, dan

111Noor, Khazali, and Suryadiputra, Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.

akar dengan metode Pengabuan atau Loss On Ignition. Selain identifikasi.jenis,.pengukuran.data.kualitas.air.dilakukan.pada.

setiap petak pengamatan secara in situ yang meliputi: suhu air, suhu substrat, salinitas, pH air, pH substrat, kelembapan substrat, total padatan terlarut, dan oksigen terlarut.

Selain pengambilan organ daun dan akar, dilalukan juga pengambilan sampel substrat hingga penetrasi kedalaman akar (30 cm) dan kemiringan 30o menggunakan pipa berdiameter 5 cm dan panjang 35 cm. Selanjutnay dilakukan analisis tekstur tiga fraksi substrat menggunakan metode Hydrometer dan analisis kandungan karbon organik substrat menggunakan metode Kurmis di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.

D. Analisis Data 1. Biomassa Mangrove

Sampel mangrove (daun, batang, akar dan buah) ditimbang sebagai nilai berat basah (BB) awal dan dilanjutkan dengan metode pengovenan pada suhu 60 oC sampai berat kering (BK) sampel stabil dan ditimbang kembali, selisih berat basah dan berat kering dihitung untuk mendapatkan biomassa jenis.

2. Kandungan Karbon Organik Mangrove

Kandungan karbon organik mangrove dilakukan dengan metode Pengabuan atau Loss On Ignition. Kandungan karbon organ- ik mangrove dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

0.58 = konstanta nilai bahan organik 3. Estimasi Stok Karbon Mangrove

Kandungan karbon organik mangrove dilakukan dengan pendekatan biomassa mangrove (g.BK.m-2) menggunakan rumus:

Estimasi karbon stok mangrove dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

Ct = Karbon total (ton.C)

L = Luas padang mangrove (m2)

C = Jumlah kandungan karbon organik jenis mangrove (g.C.m-2)

E. Identifikasi Jenis Mangrove Danau Gili Meno Berdasarkan. hasil. identifikasi. jenis. vegetasi. mangrove.

danau Gili Meno bahwa ditemukan 5 (lima) jenis mangrove yaitu: Avicennia marina, Lumnitzera racemosa, Bruguiera cylindrica,

Rizophora apiculata, dan Excoecaria agallocha. Hasil penelitian ini lebih sedikit dibandingkan dengan hasil observasi Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut pada tahun 2020 di ekosistem mangrove. Gili. Matra. denganhasil. identifikasi. 8. (delapan).

jenis mangrove diantaraya: Bruguiera cylindrica, Sonneratia alba, Avicennia alba, Lumnitzera racemosa, Excoecaria agallocha, Pemphis acidula, Acrostichum aureum, dan Cynometra sp112.

Selain itu, komposisi jenis mangrove Gili Meno lebih sedikit jika dibandingkan dengan komposisi jenis mangrove teluk Gerupuk yang berjumlah 12 jenis (Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops decandra, Sonneratia alba, Avicennia marina, Avicennia lanata, Aegiceras corniculatum, Osbornia octodonta, Lumnitzera racemosa dan Xylocarpus molluccensis), sedangkan di teluk Sereweh berjumlah 13 jenis (Avicennia lanata, Lumnitzera racemosa, Exceocaria agallocha, Phemphis acidula, Bruguiera gymnorrizha, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizopora stylosa, Scyphiphora hydrophyllaceae, Sonneratia alba, dan Sonneratia caseolaris). Lebih rendanya komposisi jenis mangrove yang ditemukan di Gili Meno dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang cukup extream yaitu tingginya kadar salinitas perairan dengan rata- rata 54,00±0,82 ppt113.

112Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan,

Ekosistem TWP Gili Matra’.

113Rahman and Hadi, ‘Kandungan C-Organik Substrat Ekosistem Mangrove di Danau Air Asin Gili Meno Kabupaten Lombok Utara’.

F. Parameter Lingkungan Ekosistem Mangrove Danau Gili Meno

Vegetasi mangrove merupakan tumbuhan pesisir yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan kondisi kimia. fisika. perairan. ekosistem. yang. dapat. berubah-ubah.

karena dipengaruhi oleh faktor eksternal diantanya: pH air, pH substrat, salinitas, suhu, fraksi substrat, dan nutrisi substrat..Kondisi.paramater.kimia.fisika.perairan.yang.dapat.

berubah-ubah ini selalu terjadi pada vegetasi mangrove sejati, sedangkan pada mangrove asosiasi tidak begitu dipengaruhi oleh pasang surut air laut dikarenakan tumbuh pada zona yang berdekatan dengan daratan.

Berdasarkan hasil pengamatan secara berkala pada param- eter.kimia.fisika.perairan.danau.air.asin.Gili.Meno.didapatkan.

hasil yang mencolok pada kondisi sanilitas perairan yaitu dengan nilai salinitas perairan yang sangat tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 54±0,82 ppt (Tabel 43). Kondisi ini berbeda dengan sa- nilitas perairan Indonesia pada umumnya dengan nilai diataran 33-34 ppt.

Tabel 43. Parameter lingkungan danau Gili Meno

No Parameter Juli Agustus September Rata-rata

1 Salinitas 53,00 54,00 55,00 54,00±0,82 ppt

2 Suhu air 33,00 32,60 31,90 32,50±0,45 0C

3 pH air 7,68 7,68 7,83 7,73±0,07

4 pH tanah 3,20 4,60 3,30 3,70±0,64

5 Kelembapan 90,00 65,00 90,00 81,67±11,79 RH

*sumber data: hasil penelitian lapangan.

Tingginya salinitas perairan danau Gili Meno dapat disebabkan oleh kondisi iklim pulau kecil yaitu rendanhnya curah hujan tahunan hal ini berpengaruh terhadap tingginya penguapan yang berdampak terhadap kadar garam yang semakin meningkat di ekosistem danau. Selain itu salinitas yang tinggi dapat berasal dari faktor eksternal danau yaitu tidak adanya sikulasi air tawar yang masuk menuju danau, sehingga kondisi salinitas suatu perairan dapat dipengaruhi oleh sirkulasi air, adanya sungai dan curah hujan tahuna114.

Kondisi salinitas yang tinggi pada suatu perairan dapat berpengaruh terhadap adaptasi, zonasi mangrove, metabolisme, dan nutrisi ekosistem115, sehingga hanya jenis- jenis. yang. dapat. beradaptasi. terhadap. kondisi. kimia. fisika.

perairan yang dapat tumbuh dan berkembang di danau Gili Meno.

Selain itu, berdasarkan hasil pengukuran pH perairan Gili Meno didapatkan hasil dengan rata-rata 7,73±0,07 yang menunjukkan nilai relatif lebih rendah dibandingkan dengan baku mutu pH air laut KepMenNeg LH No 51 tahun 2004 pada batas normal sampai dengan nilai pH 8,5. Rendahnya nilai pH suatu perairan dapat disebabkan oleh faktor pencemaran lingkungan, kondisi cemaran lingkungan di sekitaran danau Gili Meno berasal dari limbah rumah tangga yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran warga dalam hidup sehat,

114Nybakken, ‘Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis’.

115Touchette and Burkholder, ‘Carbon and Nitrogen Metabolism in the Seagrass, Zostera Marina L.’; Hartati, Pratikto, and Pratiwi, ‘Biomassa dan Estimasi Simpanan Karbon pada Ekosistem Padang Lamun di Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Sintok, Kepulauan Karimunjawa’.

apalagi setelah kondisi covid-19 yang terjadi sejak tahun 2019-2022 yang menjadikan Gili Meno sepi dari kunjungan wisatawan sehingga kondisi lingkungan di Gili Meno menjadi terabaikan.

Hubungan korelasi antara cemaran limbah rumah tangga terhadap rendahnya nilai pH perairan dapat dipengaruhi oleh banyaknya bahan organik dan senyawa nitrogen-nitrat yang berasal dari cemaran limbah masuk menuju danau Gili Meno yang merupakan ekosistem vegetasi mangrove116.

G. Biomassa Jaringan Mangrove Danau Gili Meno

Biomassa merupakan bahan organik penyusun makhluk hidup. Jika dikaitkan dnegan tumbuh-tumbuhan, biomassa adalah hasil dari proses fotosintensis yang disimpan di dalam setiap organ tumbuh-tumbuhan seperti: daun, batang, akar, buah dan bunga.

Berdasarkan hasil analisis data kandungan total biomassa daun pada 5 (lima) jenis mangrove didapatkan nilai diantara 3,66 g – 7,08 g dengan rata-rata 6,05 g±1,448. Kandungan biomassa daun yang paling besar didapatkan pada mangrove E. agallocha (7,08 g) dan paling rendah pada jenis B. cylindrica (3,66 g) (Tabel 44). Tingginya kandungan biomassa daun mangrove E, agallocha dapat dikarenakan oleh sampel daun yang diambil berasal dari strata pohon, sedangkan pada jenis B. cylindrica (3,66 g) masih pada strata pancang. Selain

116Susana, ‘Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen Terlarut Sebagai Indikator Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane’.

itu, kandungan biomassa akar pada 5 (lima) jenis mangrove berada pada rentan 2,82 g – 8,96 g dengan rata-rata 4,88±2,321, yaitu kandungan biomassa akar yang paling besar terdapat pada jenis A. marina (8,96 g) dan paling rendah pada jenis R.

apiculata (2,82 g) (Tabel 45).

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kandungan biomassa mangrove danau Gili Meno adalah kondisi parameter kimia perairan, terutama pada kondisi salinitas yang cukup extream dengan rata-rata 54,00±0,82 ppt117, sehingga dapat mempengaruhi.fisiologi.dan.morfologi.mangrove,.terutama.

pada mekanisme fotosintesis sebagai bagian dari proses produksi biomassa. Hal ini dikarenakan kondisi salinitas yang extream dapat berpengaruh terhadap penurunan luasan daun, jumlah daun, penipisan akar, dan mempengaruhi pertumbuhan akar118. Selain itu, pengaruh tekanan osmotik akibat dari salinitas perairan dapat menyebabkan terjadinya penurunan laju pertumbuhan, perubahan warna daun, dan penurunan perkembangan akar dan tajuk119.

117Rahman and Hadi, ‘Kandungan C-Organik Substrat Ekosistem Mangrove di Danau Air Asin Gili Meno Kabupaten Lombok Utara’.

118Shannon, ‘Salinity and horticulture. An International Journal. The International Society for Horticultural’.

119Tam et al., ‘Mass Balance of Nitrogen in Constructed Mangrove Wetlands Receiving Ammonium-Rich Wastewater’; Abdelhakeem, Aboulroos, and Kamel, ‘Performance of a Vertical Subsurface Flow Constructed Wetland under Different Operational Conditions’;

Barreto et al., ‘Soil Organic Carbon of Mangrove Forests (Rhizophora and Avicennia) of the Venezuelan Caribbean Coast’; Hilmi et al., ‘Correlation Analysis Between Seawater Intrusion and Mangrove Greenbelt’; Hilmi et al., ‘The Carbon Conservation of Mangrove Ecosystem in Indonesia’; Zhang et al., ‘Germination, Growth and Physiological Responses of Mangrove Plant (Bruguiera gymnorrhiza) to Lubricating Oil Pollution’.

Tabel 44. Biomassa jaringan daun mangrove Gili Meno

No Jenis Berat

basah (g) Berat

kering (g) Masa

jenis (%) Biomasa (g)

1 A. marina 6,45 5,58 13,49 5,68

2 R. apiculata 7,95 6,80 14,42 6,95

3 E. agallocha 8,08 6,95 13,98 7,08

4 B. cylindrica 3,95 3,64 7,99 3,66

5 L. racemosa 8,26 6,58 20,26 6,87

Rata-rata 6,94 5,91 14,029 6,05

Standar deviasi 1,817 1,378 4,352 1,448

*Sumber data: hasil penelitian dan pengolahan data

Tabel 45. Biomassa jaringan akar mangrove Gili Meno

No Jenis Berat

basah (g) Berat

kering (g) Masa

jenis (%) Biomasa (g)

1 A. marina 10.14 8.80 13.21 8.96

2 R. apiculata 3.14 2.79 11.30 2.82

3 E. agallocha 5.03 4.37 13.29 4.44

4 B. cylindri.ca 5.09 4.39 13.92 4.47

5 L. racemosa 4.83 4.19 13.17 4.27

Rata-rata 5.65 4.91 12.98 4.99

Standar deviasi 2.639 2.278 0.985 2.321

*Sumber data: hasil penelitian dan pengolahan data

Selain itu, biomassa total suatu kawasan dapat dipengaruhi oleh karakteristik vegetasi diantaranya: strata vegetasi (pohon, tiang, pancang, dan semai), kerapatan jenis,

dominasi jenis, kerimbunan daun, dan diameter batangnnya120. Biomassa total kawasan ekosistem mangrove danau Gili Meno sebesar 110,42 ton/ha atau setara dengan 331,26 ton.C pada luasan 3 ha ekosistem mangrove Gili Meno. Biomassa total ekosistem danau Gili Meno masih lebih rendah dibandingkan dengan biomassa hutan mangrove Taman Nasional Alas Purwo sebesar 438,79 ton/ha (setara 219,53 ton.C/ha atau 805,68 ton.

CO2/ha); dan biomassa mangrove Dukuh Tapak kota Semarang sebesar 1507,91 ton/ha121.

Sementara itu, biomassa total ekosistem danau Gili Meno jika dibandingkan dengan total akumulasi luasan vegetasi mangrove suatu kawasan dan rata-rata simpanan biomassa yang tersimpan pada setiap luasan ha (hektar are), maka lebih besar dibandingkan dengan biomassa hutan mangrove Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa sebesar 182,62 ton/ha pada total luasan ekosistem mangrove 1501,5 ha atau atau setara dengan 91,31 ton.C122. Sementara itu, biomassa hutan mangrove kawasan Bandar Bakau Dumai sebesar 78,6 ton/ha atau setara dengan 39,3 ton.C/ha dengan total luasan ekosistem mangrove 41,5 ha123.

120Sheil et al., ‘Does Biomass Growth Increase in the Largest Trees?’; Scales and Friess, ‘Patterns of Mangrove Forest Disturbance and Biomass Removal Due to Small- Scale Harvesting in Southwestern Madagascar’.

121Irsadi, Martuti, and Nugraha, ‘Estimasi Stok Karbon Mangrove di Dukuh Tapak Kelurahan Tugurejo Kota Semarang’.

122Cahyaningrum, Hartoko, Suryanti. ‘Biomassa Karbon Mangrove pada Kawasan Mangrove Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa’.

123Mandari, Gunawan, and Isda, ‘Penaksiran Biomassa dan Karbon Tersimpan pada Ekosistem Hutan Mangrove di Kawasan Bandar Bakau Dumai’.

H. Persentase Kandungan Karbon Rosot jaringan Daun dan Akar Mangrove Danau Gili Meno Kandungan karbon yang tersimpan didalam biomassa tanaman dapat menggambarkan kemampuannya dalam mengikat CO2 melalui mekanisme fotosintesis. Berdasarkan hasil analisis laboratorium didapatkan bahwa kandungan % karbon pada jaringan daun yang tertinggi adalah R. apiculata (45,85 %C) dan terendah adalah L. racemosa (35,53 %C) (Tabel 46). Sedangkan kandungan % karbon pada jaringan akar yang tertinggi adalah A. marina (50,06 %C) dan terendah adalah L.

racemosa (32,19 %C) (Tabel 47). Tinggi rendahnya kandungan

% karbon pada jaringan daun dan akar mangrove berkorelasi terhadap kandungan biomassa, sehingga semakin besar biomassa yang tersimpan didalam organ mangrove tertentu maka akan berpengaruh terhadap hasil analisis kandungan karbon.

Tabel 46. Kandungan karbon daun mangrove Gili Meno

No Sampel BB (g) BK (g) KL FK Abs ppm Kurva % C 1 A. marina 6,45 5,58 15,60 1,16 0,30 184,39 42,63 2 R. apiculata 7,95 6,80 16,86 1,17 0,32 196,17 45,85 3 E. agallocha 8,08 6,95 16,26 1,16 0,31 189,35 44,03 4 B. cylindrica 3,95 3,64 8,69 1,09 0,32 194,31 42,24 5 L. racemosa 8,26 6,58 25,40 1,25 0,23 141,61 35,52

*sumber data: analisis laboratorium

Tabel 47. Kandungan karbon akar mangrove Gili Meno

No Sampel BB (g) BK (g) KL FK Abs ppm

Kurva % C 1 A. marina 10,14 8,80 15,22 1,15 0,35 217,25 50,06 2 R. apiculata 3,14 2,79 12,75 1,13 0,32 198,03 44,66 3 E. agallocha 5,03 4,37 15,32 1,15 0,30 185,01 42,67 4 B. cylindrica 5,09 4,39 16,19 1,16 0,31 190,59 44,29 5 L. racemosa 4,83 4,19 15,15 1,15 0,23 139,75 32,19

*Keterangan: BB : Berat basah; BK: Berat kering; KL : Kadar lengas; FK : Faktor koreksi; Abs: Absorban, %C : kandungan karbon (%).

*sumber data: hasil analisis laboratorium.

Tingginya kandungan % karbon yang tersimpan pada mangrove R. apiculata dapat disebabkan oleh morfologi daun yang tebal dan penampang daun yang lebih luas dibandingkan dengan 4 (empat) jenis lainnya di Gili Meno. Hal ini mengacu pada laporan Hairiah dan Rahayu (2007) bahwa nilai kandungan karbon mangrove yang terdapat di dalam biomassa berjumlah 46%-50%124. Sedangkan kandungan % karbon daun pada jenis L. racemosa (35,53 %C) memiliki nilai yang rendah sdapat disebabkan oleh luas penampang daun yang lebih kecil dengan persentase kadar air paling besar dibandingkan 4 (empat) jenis mangrove lainnya yaitu 20,262

%.

Kandungan % karbon akar dan daun L. racemosa sama- sama memiliki nilai yang paling rendah, hal ini dapat disebabkan oleh morfologi bentuk perakaran L, racemosa relatif tipis dengan diameter akar ±0,2-0,5 cm. Berbeda halnya

124Hairiah and Rahayu, ‘Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan’.

Dalam dokumen Firman Ali Rahman, M.Si (Halaman 142-147)