• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Standar Persalinan

Dalam dokumen Laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif (Halaman 34-43)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Masa persalinan

4. Asuhan Standar Persalinan

Asuhan standar masa persalinan dimulai dari kala I sampai kala IV (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2022) Diantaranya :

a. Asuhan Persalinan Kala 1

1) Asuhan kala 1 meliputi: identifikasi, pemeriksaan, diagnosis, pemantauan, tindak lanjut, kolaborasi, dan rujukan.

2) Identifikasi meliputi: anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetri dan pemeriksaan penunjang.

3) Kesejahteraan ibu dan janin meliputi: keadaan umum ibu,

tanda-tanda vital, kemajuan persalinan, dan denyut jantung janin.

b. Asuhan Persalinan Kala II

1) Asuhan dalam kala II meliputi: pembukaan lengkap sampai bayi baru lahir secara keseluruhan.

2) Identifikasi meliputi: keadaan umum ibu, tanda dan kejala kala II fisiologis dorongan meneran, tekanan anus, perineum mnonjol, vulva membuka lendir darah semakin banyak dan tanda bahaya kala II patologis.

3) Posisi dalam hal ini meliputi: posisi duduk atau setengah duduk, jongkok, miring hands and kness dan berdiri

c. Asuhan Persalinan Kala III

Prosedur meliputi: Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT), melahirkan plasenta, memeriksa plasenta dan selaput ketuban.

d. Asuhan Persalinan Kala IV

1) Identifikasi meliputi: keadaan umum, kesadaran, tanda tanda vital, kontraksi uterus, luka jalan lahir dan jumlah pendarahan.

2) Penjahitan luka jalan lahir dalam hal ini ini adalah robekan perineum derajat II.

e. Pengawasan kala IV

Prosedur meliputi: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, kontraksi uterus, produksi urine, pengeluaran darah pervaginam,

luka jahitan perineum, pembntauan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.

5. 60 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 60 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut :

a. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

b. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

c. Memakai celemek plastik.

d. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

e. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

f. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

g. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.

h. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

i. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

j. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

k. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

l. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

m. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

n. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

o. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

p. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.

q. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.

r. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

s. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu

t. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

u. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

v. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

w. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

x. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).

y. Melakukan penilaian selintas :apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?, apakah bayi bergerak aktif ? z. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian

tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.

Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.

Membiarkan bayi atas perut ibu.

aa. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

bb. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

cc. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

dd. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

ee. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

ff. Meletakkan bayi tengkurap di atas dada ibu untuk kontak kulit ke kulit ibu -bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mammae ibu.

gg. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

hh. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.

ii. Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas

(dorso kranial) secara berhati-hati (untuk mencegah inversiouteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulang kembali prosedur diatas.

jj. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal, maka lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.

kk. Saat plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

ll. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase pada fundus uteri dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi baik (fundus teraba keras).

mm. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perinium yang menimbulkan perdarahan aktif. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan.

nn. Periksa kedua sisi plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan masukkan ke dalam kantong plastik (tempat

plasenta yang tersedia). Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam

oo. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi.

pp. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

qq. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

rr. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

ss. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

tt. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit)

uu. Membersihkan ibu dari paparan darah, cairan tubuh dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

vv. Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

ww. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam lauran klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.

xx. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

yy. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

zz. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan Klorin 0,5%

selama 10 menit

aaa. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

bbb. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk memberikan salep mata profilaksis infeksi, vitamin K₁ (1 mg) intramuscular di paha kiri bawah lateral Dalam 1 jam pertama.

ccc. Lakukan Pemeriksaan fisik BBL. Pastikan kondisi bayi baik (pernapasan normal 40-60 kali/menit dan temperature tubuh normal 36,5 – 37,5℃) setiap 15 menit.

ddd. Setelah 1 jam pemberian Vit K₁ berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu dapat disusukan.

eee. Letakkan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan Klorin 0,5% selama 10 menit

fff. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan

kering.

ggg. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital, lakukan asuhan dan pemantauan kala IV persalinan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

Dalam dokumen Laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif (Halaman 34-43)

Dokumen terkait