• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Sistem Kekerabatan Dalam Proses Pembelajaran di SMP

Dalam dokumen implikasi sistem kekerabatan dalam proses (Halaman 83-91)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk Sistem Kekerabatan Dalam Proses Pembelajaran di SMP

Pada rumusan masalah pertama menjelaskan tentang bagaimanakah bentuk system kekerabatan dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 3 Baraka. Dalam hal ini menjelaskan bahwa bentuk system kekerabatan merupakan serangkaiyan utaran yang mengatur penggolongan orang-orang sekerabat. Sehubungan dengan pengolongan kedudukan meraka dalam hubungan kekerabatan masing-masing dengan ego.

Sistem kekerabatan sangat berhubungan erat dengan garis keturunan. macam garis keturunan terbagi atas dua bagian, lineage yakni kelompok keturunan yang merupakan badan resmi dari anggotanya mengaku sebagai keturunan seseorang leluhur bersama dan dapat menelusuri hubungan geneologis dengan leluhur tersebut. Kedua, klan yaknikelompok keturunan bukan badan resmi yang tiap-tiap anggotanya mengaku keturunan dari seseorang leluhur tersebut. Dengan penjelasan diatas kita lihat bagaimana dampak system kekerabatan diterapkan didalam sekolah. Dengan adanya hubungan kekeluarga didalam sekolah tersebut

e666

dapat memudahkan siswa tersebut untuk mendapatkan kenyamanan dalam prose pembelajar. Adapaun bentuk system kekerabatan dalam proses pembelajaran disekolah tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan perhatian yang lebih

Perhatian merupakan pemusatan fsikis, salah satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan luar diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran kemungkinan ragsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap masalah atau keadaan.

Tidak mudah bagi kita untuk merumuskan perhatian itu disebabkan antara lain oleh beberapa hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi maupun empati.

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkunganya.

Memberikan perhatian yang lebih kepada seorang siswa adalah salah satu bentuk system kekerabatan yang diterapkan dalam peroses belajar mengajar di dalam kls.

Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musliadi S. Pd (36 Tahun) Selaku guru Matimatika mengatakan bahwa:

“disetiap sekolah yang memiliki guru yang mempunyai hubungan keluarga dengan murid pasti akan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang memiliki hubungan keluarga, akan tetapi hal-hal yang seperti itu tidak bisa kita pungkiri, dan didalam sekolah ini juga ada guru yang menerapkan system kekerabatan itu tapi “Yaa Namanya keluarnga pasti mempunyai rasa yang leih terhadap siswa yang memiliki hubungan kekerabatan. Tetapi perlu juga kita ingat bahwa hal yang seperti itu adalah hal yang tidak boleh kita terapkan dalam proses belajar mengajar karena setiap siswa berhak mendapatkan perhatian yang lebih tanpa ada yang dibeda-bedakan.

(setiap guru yang ada di sekolah tentunya akan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang memiliki hubungan keluarga, wawancara 14 Agustus, 2019).

Selain itu informasi juga didapatkan melalui wawancara dengan Pak. Rusman S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah (KEPSEK) (52 Tahun) mengatakan bahwa:

“Terimakasih, saya akan menjelaskan sedikit bagaimana system kekerabatan dalam proses belejar mengajar disekolah. Saya kira diawali dengan asal usul keturunan bahwa peserta didik SMP Negeri 3 Baraka berasal dari satu nenek sehingga tidak ada alasan untuk saling membenci satu sama lain. Kalau peserta didik sudah mengetahui hal tersebut maka jelas akan memper erat kekerabatan dalam pergaulan, kalau kekerabatan sudah kuat Implikasi terhadap proses pembelajaran akan semakin lancar sehingga saling memberikan dalam hal-hal yang positif. Tapi mengenai tentang guru memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang dianggap keluarga saya kurang tau tapi yang jelasnya disetiap sekolah yang masih memiliki hubungan keluarga antara siswa dan guru jelas pastinya pasti akan memberikan perhatian yang lebih. Lebih jelasnya adek cari inormasi yang lain dari guru lain yang ada disini karena saya juga baru-baru menjabat sebagai kepala sekolah yang baru disini dek, mungkin itu saja dek dari saya selaku kepala sekolah.

(diawali dengan asal usul keturunan bahwa peserta didik SMPN 3 Baraka berasal dari satu Nenek sehingga tidak ada alasan untuk saling membenci satu sama lain sehingga akan memper erat kekerabatan dalam pergaulan, sehingga proses pembelajaran semakain lancar, wawancara 14 agustus, 2019).

Selain itu informasi juga didapatkan melalui wawancara dengan Ibu Nuriyanti, G. S. Pd selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (39 Tahun) mengatakan bahwa:

“Yaa didalam sekolah ini benar-benar ada dek guru yang masih menerapkan system kekerabatan itu dan kami tahu itu, akan tetapi hal-hal yang seperti itu menurut saya tidak pantas untuk diterapkan didalam lingkungan sekolah karena bisa menimbulkan kecemburuan pada siswa yang lain. Memberikan perhatian yang lebih boleh-oleh aja hanya saja kita harus berlaku adil kepada semua siswa yang ada didalam kls terutama dalam proses belajar mengajar, sangat disayangkan sekali apabila hal ini tetap terjadi.

(sistem kekerabatan tidak pantas diterapkan di lingkungan sekolah karena bisa menimbulkan kecemburuan pada siswa yang lain, wawancara 14 agustus, 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Rahmat ramadan (16 tahun) selaku Ketua kelas IX mengatakan bahwa:

“iya kak, ada memang siswa yang namanya Arifin.s dikasi perhatian dari sepupunya yang guru disini dan itu yang membuat kami merasa tidak enak, dan membuat kami jadi malas belajar karena percuma kami belajar kak kalau nantinya nilai kami tetap sama dengan dia, dan saya tau bagaimana sipatnya anak itu dia itu malas, nakal dan suka mengganggu kak biar di kelas dan diluar kelas tapi mau bagaimana lagi kak.

(dengan adanya hal seperti itu siswa yang tadinya rajin belajar akan menjadi malas untuk belajar, wawancara 15 agustus, 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Arifin (17 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“ada memang kak, siswa yang dikasi perhatian lebih oleh guru tapi mereka memang sepupu kak, pendapat saya kak sama dengan yang dikatakan rahmat Ramadan hhhh, itu yang membuat kami merasa tidak enak, dan membuat kami jadi malas belajar karena percuma kami belajar kak kalau nantinya nilai kami tetap sama dengan dia, dan saya tau bagaimana sipatnya dia itu malas, nakal dan suka mengganggu kak biar di kelas dan diluar kelas tapi mau bagaimana lagi kak.

(adanya perbedaan perhatian yang di lakukan oleh guru kepada siswa yang memiliki hubungan keluarga antara siswa yang lain, wawancara 15 agustus, 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Sahida (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“iye kak, kalau itu memang ada kak tapi kakak jangan kasi tau kalau saya yang kasi tau hhhh, di kelas kami kak ada siswa yang namanya Arifin.s yang diperhatikan terus sama seorang guru tapi dia memang sepupunya kak, kalau saya tidak punya sepupu guru disekolah ini kak jadi itu yang membuat saya merasa tidak diperhatikan hhh.

(adanya perhatian khusus di dalam kelas dari guru kepada siswa yang memiliki ikatan keluarga terhadap guru tersebut, wawancara 16 agustus, 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Nurfitriyana (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“hhh iye kak, apa yang dikatakan Sahida itu memang benar kak, bahwa ada memang siswa yang dikasi perhatian lebih oleh guru tapi memang dia masih sepupu kak, jadi itu yang membuat kami iri kak hhh, tapi kami bisa apa kak kami hanya bisa diam, saya juga kak merasa malas belajar biar disekolah maupun dirumah karena kenapa kak biar saya capek-capek belajar kalau ujung-ujungnya nanti nilai saya bisa dikalahkan sama si Arifin.s itu, karena anu kak Ari juga bisa dapatkan nilai yang bagus tapi dia orangya malas dan nakal.

(adanya perhatian khusus dari guru kepada siswa yg memang memiliki ikatan keluarga membuat sejumlah siswa merasa iri dan mulai malas belajar di sekolah maupun di rumahnya, wawancara 16 agustus, 2019).

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh seorang guru yang memberikan perhatian yang lebih. benar-benar dapat menimbulkan kecemburuan sosial didalam kelas jadi banyak siswa yang menyaksikan bagaimana seorang guru memberikan perhatian khusus kepada siswa yang masih memiliki hubungan keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti melakukan observasi dengan turun langsung untuk mencari informasi mengenai tentang system kekerabatan dalam proses belajar mengajar didalam kelas.

”Peneliti melihat bahwa apa yang terjadi di sekolah SMP Negeri 3 Baraka itu benar-benar terjadi dan system kekerabatan masih di Implementasikan di sekolah tersebut dan benar para siswa kelas IX yang lain merasa cemburu dengan adanya hal yang seperti itu didalam proses belajar mengajar dan itu sangat merugikan siswa, disisi lain siswa yang merasa dirugkan akhirnya tidak bersemangat lagi belajar didalam kelas maupun dirumah dan bahkan mereka mengatakan untuk apa saya capek-capek belajar kalau ujung-ujungnya nilai yang kami proleh dari siswa yang nakal ,malas ujungnya sama atau bahkan lebih tinggi.

Oleh sebab itu kita selaku generasi yang akan tumbuh menjadi tenaga pendidikan harus memberikan rasa adil terhadap siswa dalam prose belajar mengajar dalam bentuk apapun. (kesimpulan 14-16 Agustus 2019).

Dari hasil Wawancara dapat dilihat bahwa system kekerabatan dalam proses belajar menjagar itu tidak baik di terapkan dalm sekolah karena akan berdampak negative bagi siswa yang lain.

b. Memberikan Nilai tidak sesuai kualitas siswa

Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa, cara pelaksanaanatau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keaadaan akhir yang berlawanan.

Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik atau yang diigingkanya.

Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf derajat sesuatu, istilah ini banyak digunakan dalam bisnis, rekayasa dan manufaktur dalam kaitanya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musliadi S. Pd (36 Tahun) Selaku guru Matimatika mengatakan bahwa:

“yaa terimakasih, dalam proses belajar mengajar tentunya yang menjadi bahan evaluasi ialah hasil/Nilai, melalui evaluasi kita bisa melihat siswa mana yang paham dan yang belum paham. Maka dari itu sangat penting kiranya kita memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa. Namun dalam sekolah ini masih ada guru yang memberikan siswa Nilai secara Cuma-Cuma tampa melihat kualitas dari siswa tersebut, hal yang seperti itu sangat disayangkan sekali karena kenapa saya katakana seperti itu, karena sama halnya kita membodohi diri kita dan siswa tersebut, contoh semisal ketika dalam proses belajar mengajar terus berlangsung dan akann datang waktu apakah itu ulangan atau ujian, bagaimana kalau siswa tidak bisa menjawabnya itukan repot jadinya.

(perbedaan untuk memberikan nilai kepada siswa dari guru, Wawancara 16 Agustus 2019).

Selain itu informasi juga didapatkan melalui wawancara dengan Ibu Nuriyanti, G. S. Pd selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (39 Tahun) mengatakan bahwa:

“Yaa tentunya siswa yang memiliki hubungan keluarga dengan guru disekolah pasti akan mendapatkan hasil yang bagus walaupun siswa tersebut Nakal dan tidak pintar, yaa disekolah ini ada memang guru yang begitu memberikan nilai yang bagus karena memiliki hubungan keluarga, tapi anda tidak perlu tau siapa namanya cukup anda tau bahwa ada yang seperti itu di sekolah ini. Memberikan sesuatu kepada seseorang yang bukan haknya yaa itu adalah suatu ketidak adilan apa lagi dalam prose belajar mengajar kalau pendapat saya mengenai hal yang seperti itu yaa kita harus merubahnya demi menyelamatkan generasi kita yang akan datang apalagi kita lihat di dunia pendidikan semakin mendepankan etika, moral dan Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Apa lagi siswa yang ingin melanjutkan sekolah ditingkat SMA (paforit) kalau sudah lulus disini, harus bersaing dengan siswa-siswa yang luar biasa dsn salah satu syarat untuk masuk disekolah paforit yaa harus cerdas, saya kira begitu Nak.

(Memberikan sesuatu kepada seseorang yang bukan haknya yaa itu adalah suatu ketidak adilan apa lagi dalam prose belajar mengajar kalau pendapat saya mengenai hal yang seperti itu yaa kita harus merubahnya demi menyelamatkan generasi kita, Wawancara 16 Agustus 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Rahmat ramadan (16 tahun) selaku Ketua kelas IX mengatakan bahwa:

“kalau pemberian Nilai kak saya juga kurang tau, tapi biasanya yang saya liat biasanya itu Arifin.s pas kami kelas XIII itu ketika kami ulangan harian biasa mendapatkan Nilai jelek biasanya juga kak kalau ulangan harian tidak masuk kak, tapi Nilai di rapor dia tidak bedah jauh dengan Nilai yang saya dapatkan dan tidak ada nilai yang merah di lapornya kak.

(pemberian nilai kepada siswa yang tidak sesuai dengan kemampuannya, Wawancara 19 Agustus 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Arifin (17 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“iya kak saya juga sependapat dengan Rahmat kalau si Arifin itu sering dapat nilai jelek pas kami ulangan dan bisa juga dia tidak datang ulangan kak, tapi Nilai di rapor dia tidak bedah jauh dengan Nilai yang saya dapatkan dan tidak ada nilai yang merah di lapornya kak. Saya juga ingin seperti itu kak hhh bisa mendapatkan nilai yang bagus dan tidak ada nilai merah di rapor saya kak hhh Cuma bercanda kak.

(pemberian nilai yang sama didapat antara siswa yang malas dengan siswa yang rajin, Wawancara 19 Agustus 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Sahida (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“aaiya kak, memang yang diceritakan teman-teman saya itu benar saya juga melihat ketika kami belajar, ulagan harian si Arifin. S itu sering dapat Nilai jelek kadang 30 dan 50 hhh tapi saya tidak dapat nilai begitu kak hhh tapi di rapornya kak itu tidak ada Nilai merah kak. Mungkin itulah takdirnya kak hhh dapat nilai baik, aku juga ingin kak dapat dilai yang bagus hhh tapi harus belajar yang giat dik kak biar pintar supaya tidak merepotkan orang lain.

(perasaan yang iri dari siswa yang lain melihat nilai yang didapat dari salah satu siswa, Wawancara 19 Agustus 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Nurfitriyana (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“sebenarnya kak saya tidak tau kalau itu karena saya tidak memperhatikanya, tapi yang saya cuma tau kak kalau ulangan harian dan belajar si Arifin. S sering tidak masuk kak tidak ada juga kabanrnya kak tapi memang dia sering tidak hadir kak tapi kan dia enak kak karena ada

guru yang yang mempertahankanya kak nanti kalau penaikan kelas tidak kayak saya kak kalau tidak rajin masuk yaa pasti nilai saya rusak itu saja yang saya tahu kak hehehe.

(ada perhatian lebih dari guru kepada siswa yang memiliki sikap malas membuat siswa lain merasa iri hati, Wawancara 19 Agustus 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa sumber informan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa.

“hal yang seperti itu sangat tidak mendidik siswa untuk tidak mandiri dan menentukan arah tujuan pendidikan karena seolah-olah mereka diajarkan menjadi seseorang siswa yang pemalas dan tidak berkemanusiaan dalam bidang pendidikan dan kesehatan serta peduli lingkungan, dengan adanya system kekerabatan di dalam lingkungan sekolah. Itu sangat merugikan pihak yang lain karena disisi lain ada pihak yang dirugikan dan dampak yang ditimbulkan itu mungkin saja merugikan banyak pihak. Maka dari itu perlu menjaga sikap yang baik, adil dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas kita sebagai tenaga pendidik. (kesimpulan 16-19 Agustus 2019).

Dalam hal ini siswa juga tidak ada niat untuk belajar lebih giat dalam proses belajar mengajar didalam kelas dan tidak ada rasa bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Dalam hal seperti ini siswa dapat mengambil pelajaran bahwa system kekerabatan itu tidak baik di terapkan didalam sekolah, karena dapat membuat kita selalu berharap kepada orang untuk membantu kita.

2. Dampak yang ditimbulkan sistem kekerabatan dalam proses

Dalam dokumen implikasi sistem kekerabatan dalam proses (Halaman 83-91)

Dokumen terkait