BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Dampak Yang di Timbulkan Sistem Kekerabatan Dalam Proses
guru yang yang mempertahankanya kak nanti kalau penaikan kelas tidak kayak saya kak kalau tidak rajin masuk yaa pasti nilai saya rusak itu saja yang saya tahu kak hehehe.
(ada perhatian lebih dari guru kepada siswa yang memiliki sikap malas membuat siswa lain merasa iri hati, Wawancara 19 Agustus 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa sumber informan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa.
“hal yang seperti itu sangat tidak mendidik siswa untuk tidak mandiri dan menentukan arah tujuan pendidikan karena seolah-olah mereka diajarkan menjadi seseorang siswa yang pemalas dan tidak berkemanusiaan dalam bidang pendidikan dan kesehatan serta peduli lingkungan, dengan adanya system kekerabatan di dalam lingkungan sekolah. Itu sangat merugikan pihak yang lain karena disisi lain ada pihak yang dirugikan dan dampak yang ditimbulkan itu mungkin saja merugikan banyak pihak. Maka dari itu perlu menjaga sikap yang baik, adil dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas kita sebagai tenaga pendidik. (kesimpulan 16-19 Agustus 2019).
Dalam hal ini siswa juga tidak ada niat untuk belajar lebih giat dalam proses belajar mengajar didalam kelas dan tidak ada rasa bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Dalam hal seperti ini siswa dapat mengambil pelajaran bahwa system kekerabatan itu tidak baik di terapkan didalam sekolah, karena dapat membuat kita selalu berharap kepada orang untuk membantu kita.
2. Dampak yang ditimbulkan sistem kekerabatan dalam proses
kalimat dan masyarakat secara luas pada umumnya menggunakannya dengan pengelompokkan dampak positif dan negatif.
Sistem kekerabatan sangat berhubungan erat dengan garis keturunan. macam garis keturunan terbagi atas dua bagian, lineage yakni kelompok keturunan yang merupakan badan resmi dari anggotanya mengaku sebagai keturunan seseorang leluhur bersama dan dapat menelusuri hubungan geneologis dengan leluhur tersebut. Kedua, klan yaknikelompok keturunan bukan badan resmi yang tiap-tiap anggotanya mengaku keturunan dari seseorang leluhur tersebut.
Dengan penjelasan diatas kita lihat bagaimana dampak system kekerabatan diterapkan didalam sekolah. Dengan adanya hubungan kekeluarga didalam sekolah tersebut dapat memudahkan siswa tersebut untuk mendapatkan kenyamanan dalam prose pembelajar. Adapun dampak positif dan negative yang ditimbulkan system kekerabatan dalam proses pembelajaran disekolah sebagai berikut:
a. Dampak posistif
Dampak positif adalah akibat baik/pengaruh menguntungkan yang didapatkan dari berbagi hal atau peristiwa yang terjadi. Pada setiap pelaksanaan kegiatan akan memberikan dampak pada diri seseorang. Khususnya system kekerabatan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Adapaun dampak positif yang di timbulkan dalam proses belajar mengajar antara lain:
1) Takut- takut bertingkah seenaknya di dalam kelas
Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Dalam psikologi juga menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan dan kemarahan.
Tindakan adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaa dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Tindakan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga tindakan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Seperti dampak positif yang ditimbulkan dalam system kekerabatan dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Sama halnya yang terjadi dengan salah satu siswa Arifin. S kelas IX yang memiliki hubungan keluarga dengan guru di sekolah tersebut. Walaupun pembawaanya memang nakal dan keras kepala, siswa tersebut ketika dalam kelas masih saja teriak-teriak dan mengganggu teman-temanya yang lain, tapi dia juga masih takut-takut untuk bertingkah seenaknya didalam kelas karena dia merasa was-was dan takut kepada guru yang masih memiliki hubungan keluarga denganya yang ada disekolah tersebut.
Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musliadi S. Pd (36 Tahun) Selaku guru Matimatika mengatakan bahwa:
“Iya dek, memang salah satu nilai positifnya ketika didalam kelas pasti siswa tersebut memiliki tingkat was-was yang tinggi karena siswa tersebut berpikir bahwa ada keluarga saya disini sebagai guru, walaupun terkadang siswa tersebut masih agakagak nakal tapi itu sesuatu yang dapat dimaklumi menggigat siswa tersebut mulai dari
kelas VII memang mulai agak nakal sampai kelas IX jadi pasti siswa tersebut masih terbawa suasana yang lama. Siswa tersebut akan melakukan hal-hal yang tidak diigingkan karena memang dari dulu dia agak nakal jadi untuk mengontrol dirinya itu pasti sulit sekali, tapi pasti dia berusaha untuk mengotrolnya karena itu dia agak-agak takut kepada guru yang masih memiliki hubungan keluarga denganya.
(siswa yang memiliki hubungan keluarga masih memiliki tingkat was- was karena siswa tersebut berpikir dia memiliki keluarga di sini sebagai guru,tapi terkadang siswa tersebut masih agak nakal, Wawancara 20 Agustus 2019).
Selain itu informasi juga didapatkan melalui hasil wawancara dengan Ibu Nuriyanti, G. S. Pd selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (39 Tahun) mengatakan bahwa:
“terimakasih kalau dari segi dampak positifnya sepertinya anak-anak itu terjadi perubahan contoh pasti dia akan melatih dirinya untuk meniru teman-temanya untuk rajin belajar ketika didalam kelas ada usaha dalam dirinya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik contoh, kesana kemari ketika belajar mengajar berlangsung.
Ada dorongan dalam dirinya dek untuk berusaha menghindari kenakalan intinya ada jedah untuk dia tidak berusaha menjadi nakal hhh karena mungkin dia berpikir aduh nanti kalau saya buat masalah lagi nanti saya diporin.
(terjadi perubah dari siswa yaitu melatih dirinya sendiri agar rajin belajar, ada dorongan dalam dirinya untuk berusaha menghindari kenakalan, intinya ada jedah untuk dia tidak berusaha menjadi nakal lagi, Wawancara 20 Agustus 2019).
Selain itu informasih juga didapatkan dari siswa Rahmat ramadan (16 tahun) selaku Ketua kelas IX mengatakan bahwa:
“hhh, anu kak kalau saya liat di Arifin. S orangnya memang nakal bikin jengkel ketika didalam kelas karena sering teriak-teriak mondar mandir kesana kemari kak, sering juga tidak masuk kak saya juga sering liat kalau malam kak, kan saya mengajie dirumahmya pak.
Imam kalau saya pulang mengaji saya liat di landa sama orang besar mai hp bisa juga merokok kak.
(tidak hanya nakal di lingkungan sekolah tetapi kenakalannya sampai di bawa ke lingkung masyarakat, Wawancara 20 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Arifin (17 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“samajie yang rahmat bilang kak hhh, kalau ari memang biasa nakal teriak-teriak, mondar mandir kalau belajar, tapi dia kayak takut-takut kak kalau dibilang yang ribut saya lapor ke kantor jadi dia langsung diam, mungkin dia takut kak sama yang sepupunya disini, ka ada memang guru sepupunya disini kak Iye kak.
(ternyata masih ada perasaan takut dari siswa ,mungkin dia takut karena dia sadar dia memiliki keluarga yang jadi guru di sekolah.
(Wawancara 20 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Sahida (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“kalau sia Arifin.s memang nakal kak, sering ditegur sama ketua kelas dan guru ketika didalam kelas apalagi kita dalam belajar kak, dia kayak takut-takut sama sepupunya kak, mungkin dia takut di lapor sama orang tuanya, iye kak itu saja kak hhh.
(meskipun siswa itu nakal tetapi kalo di tegur sama guru dia masih merasa takut, Wawancara 20 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Nurfitriyana (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“jadi begini kak, kan arifin.s ini kan orang memang nakal, keras, susah dikasi tau bilang jangan begitu karena nanti kamu dihukum, tapi tetap saja begitu kak, biasa juga kak kalau dikasi tau sama ketua kelas atau guru nanti saya lapor kamu kekantor biar kamu dihukum, lalu dia diam tapi sebentar diamnya kak setelah itu begitu lagi kak hhh Saya juga tidak tau kak bagaimana.
(mereka mengatakan bahwa arifin.s memang sangat nakal ,keras, susah di kasih tau , sering ditegur sama guru ,Wawancara 20 Agustus 2019).
Berdasarkankan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada beberapa informan dan telah mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang terjadi di sekolah tersebut. Disisi lain ada dampak positif yang ditimulkan dari system kekerabatan tersebut.
Setelah melakukan wawancara kepada setiap informan yang ada penulis menyimpulkan dampak dari system kekerabatan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas:
“menurut peneliti berdasarkan hasil dari wawancara langsung dari setiap informan yang ada, menemukan pakta yang unik tentang system kekerabatan yang ada di sekolah SMP Negeri 3 Baraka, yang diamana siswa yang memiliki hubungan keluarga dengan guru disekolah akan merasa takut-takut untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, seperti gambaran yang diberikan oleh salah satu guru/informan yang saya wawancarai. memang salah satu nilai positifnya ketika didalam kelas pasti siswa tersebut memiliki tingkat was-was yang tinggi karena siswa tersebut berpikir bahwa ada keluarga saya disini sebagai guru, walaupun terkadang siswa tersebut masih agakagak nakal tapi itu sesuatu yang dapat dimaklumi menggigat siswa tersebut mulai dari kelas VII memang mulai agak nakal sampai kelas IX jadi pasti siswa tersebut masih terbawa suasana yang yang lama. (kesimpulan 20 Agustus 2019).
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa ketika kita punya saudara/hubungan keluarga antara siswa dan guru haruslah saling mendukung dan mendorong satu dengan yang lain dalam kebaikan sehingga dapat menciptakan dan mewujudkan cita-cita kita sebagai anak bangsa yang berintelektual tinggi dan mempunyai wawasan yang luas untuk menatap dan menata dunia pendidikan yang akan datang.
b. Dampak Negatif
Negative adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda, kelas abjektif atau kata sifat sehingga negative dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskan atau membuatnya menjadi lebih spesifik.
Dalam hal ini pengaruh atau akibat yang dihasilkan dari kata dampak adalah merugikan dan cenderung memperburuk keadaan. Dalam system
kekerabatan dalam proses belajar mengajar di sekolah SMP Negeri 3 Baraka tidak hanya berdampak positif tetapi di sisi lain berdampak negatif seperti halnya yang di sampaikan para Informan yang ada disekolah tersebut.
a. Malas Belajar
Malas adalah suatu perasaan dimana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikiranya sudah memiliki penilayyan negative atau tidak adanya keiginan untuk melakukan hal tersebut Tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu.
Belajar adalah perubahan yang relative permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang telah dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan prilakunya. Dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.
Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musliadi S. Pd (36 Tahun) Selaku guru Matimatika mengatakan bahwa:
“Malas adalah salah satu sifat yang dimili oleh setiap manusia dimuka bumi ini jadi setiap manusia pasti memiliki sifat itu siapapun itu dan secerdas apapun orang itu, akan tetapi sifat malas itu bisa diatasi apabila ada dorongan dalam diri kita untuk tidak jadi orang malas apalagi kita tahu bahwa sifat malas itu tidak baik, tidak disukai orang dan sebagainya apalagi malas dalam nenuntut ilmu. Tapi kalau kita lihat siswa hari ini kebanyakan malas belajar kenapa saya mengatakan begitu yaaa karena saya liat setiap hari ketika disekolah disekolah saya malas belajar yang memang tempatnya untuk belajar apalagi kalau dirumahnya. Tentu memang siswa harus diberikan motivasi agar minat belajar itu tumuh didalam dirinya, kalau kita melihat siswa yang mempunyai keluarga dengan salah satu guru yang ada disekolah yang siap
membantunya kalau bermasalah apakah itu masalah Nilai apa dan sebagainya pasti dia akan membantunya. Kalau seperti itu siswa tersebut pasti akan berfikir untuk apa saya capek-capek belajar kalau ada nantinya sepupu saya yang akan membantu saya, itukan salah satu pembodohan nak atau bagaimanakha hhh iyaa.
(Siswa sekarang sudah tidak ada lagi gairah dalam dirinya untuk semangat belajar disekolah wawancara 21 Agustus 2019).
Selain itu informasi juga didapatkan melalui hasil wawancara dengan Ibu Nuriyanti, G. S. Pd selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (39 Tahun) mengatakan bahwa:
“yaa tentunya sifat malas itu dimiliki setiap orang apalagi siswa yang belajar disekolah pada jam 07.30-14.30 pasti siswa tersebut merasa malas apalagi yang siswa yang sering bolos, nakal, tidak mau mendegar yaa pasti akan gelisah terus ketika belajar disekolah atau bahkan ketika dia belajar di rumahnya. Apalagi siswa itu dimanjakan terus sedikit-sedikit merasa kasihan sedikit-sedikit ini sepupu saya, ini keluarga saya aaaah bikin pusing saja. Apalagi siswa yang sudah nakal, sering bolos kalau di kasi begitu terus akan tamba menjadi-jadi karena seakan-akan kita menjadikan dia menjadi seorang pemalas dan tidak ada dorongan dalam dirinya menjadi yang lebih baik. Saya juga kadang-kadang kasihan dek tapi kalau hal yang seperti itu terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi siswa tersebut. Itu makanya saya sering jengkel ketika ada keluarga siswa yang datang sama saya, bilang bantu anuu ibu karena dia keluarga saya, dia sepupu saya tapi terkadang saya juga kasihan tapi hal yang seperti itu tidak baik dek.
(Rasa malas pasti dimiliki siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar/Bolos, wawancara 21 Agustus 2019).
Selain itu informasih juga didapatkan dari siswa Rahmat ramadan (16 tahun) selaku Ketua kelas IX mengatakan bahwa:
“kalau malas belajar saya juga malas belajar kak hhh bercanda kak, tapi tho kak orang yang nakal pasti malas belajar namanya juga nakal pasti tidak mau belajar hhh. Kalau teman-teman saya yang saya liat ada yang rajin belajar dan ada juga yang malas apa lagi si Arifin.S.
(Bahwa Arifin.S memang malas belajar, wawancara 21 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Arifin (17 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“sebenarnya kalau dikelas ini kak ada sebagian siswa yang malas apalagi kita disuruh sama guru kerja tugas atau membaca hanya beberapa orang yang mengerjakanya kak, kalau si Arifin. S kadang-kadang malas kadang-kadang juga rajin kak dia kan enak kak kalau ada apa-apa ada juga sepupunya kak yang bantu hehe iya kak.
(Arifin. s terkadang malas dan rajin untuk belajar, wawancara 21 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Sahida (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“siswa itu kadang malas belajar kalau terlalu banyak tugas, saya juga terkadang minta izin keluar ruangan kalau saya merasa bosan belajar, apa lagi teman-teman saya sudah ribut bikin jengkel apa lagi kalau panas aduh tambah pusing.
(Salah satu pemicu malas belajar adalah ketika tidak disiplinya waktu belajar, awawancara 21 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Nurfitriyana (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“iye kak kalau malas belajar ada sebagian siswa yang malas belajar ada juga yang rajin apa lagi sudah lewat jam 12:00 apa lagi sudah gantuk banyak tugas.
(dalam proses belajar mengajar pasti ada siswa yang malas, wawancara 21 Agustus 2019).
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki hubungan keluarga dengan guru akan berdampak negative salah satu contohnya ialah siswa dapat malas belajar seperti informasi yang didapatkan dari setiap informan yang menyatakan bahwa:
“Dari hasil informasi yang saya dapatkan dari informan saya selaku peneliti mengemukakan bahwa salah satu dampak yang ditimbulkan dari system kekerabatan disekolah tersebut ialah siswa yang bersangkutan akan merasa malas karena kenapa, karena siswa tersebut selalu berpikir bahwa ada sepupu saya yang akan membantu saya nantinya apabila ada nilai saya yang rusak. Jadi kita bisa mengambil pelajaran dari kasus ini apalagi kita sebagai generasi yang akan tumbuh menjadi generasi yang berintelektual, sama halnya yang diungkapkan oleh salah satu informan yang mengatakan bahwa; Apalagi siswa yang sudah nakal, sering bolos kalau di kasi begitu terus akan tamba menjadi-jadi karena seakan- akan kita menjadikan dia menjadi seorang pemalas dan tidak ada dorongan dalam dirinya menjadi yang lebih baik. Saya juga kadang-kadang kasihan dek tapi kalau hal yang seperti itu terus dibiarkan akan berdampak buruk bagi siswa tersebut. Itu makanya saya sering jengkel ketika ada keluarga siswa yang datang sama saya, bilang bantu anuu ibu karena dia keluarga saya, dia sepupu saya tapi terkadang saya juga kasihan tapi hal yang seperti itu tidak baik dek. (kesimpulan 21 Agustus 2019).
Dari kesimpulan diatas penulis mengajak kita untuk menjadi manusia yang profesional dengan apa yang kita kerjakan serta menjadikan salah satu contoh untuk bahan evaluasi.
2) Tidak mampu bersaing dengan siswa(i) yang lain (tertinggal)
Keunggulan kompetitif atau bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan orang lain.
Tidak mampu bersaing untuk menentukan arah dan tujuan dalam suatu bingkai yang sama, dan tidak dapat memenuhi kebutuhanya sesuai dengan tuntutan apa yang dibutuhkanya dalam pendidikan, adapun dampak negati yang ditimbulkan system kekerabatan dalam proses belajar mengajar
disekolah SMP Negeri 3 Baraka. Seperti yang dikemukakan dari berbagai Informan yang ada disekolah tersebut.
Selain itu informasi juga didapatkan melalui hasil wawancara dengan Ibu Nuriyanti, G. S. Pd selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (39 Tahun) mengatakan bahwa:
“jelas orang yang malas belajar dan suka bolos akan tertinggal dengan siswa yang rajin belajar, rajin belajar dan tidak pernah bolos itu belum tentu bisa apalagi yang sudah malas belajar, suka bolos dan sebagainya. Itu makanya apa yang saya katakana tadi bahwa kalau kita memanjakan siswa yang malas belajar malas masuk imbasnya pasti yaa tidak mendapatkan apa-apa hanya capek yang dia dapat kalau begitu siapa yang rugi kan siswa itu yang rugi. Apa lagi siswa kalau sudah kelas IX mau ujian Nasional, ujian Sekolah kalau sudah seperti itu siapa yang akan bertanggung jawab itu makanya dimulainya siswa masuk sekolah harus memang dibiasakan mandiri apa lagi dalam proses belajar mengajar agar ada rasa tanggung jawab dalam dirinya untuk membuat dirinya jauh lebih baik dari sebelumnya.
(Malas belajar dan tidak mengikuti tata tertip sekolah adalah salah satu penghambat untuk tidak mendapatkan Nilai dan tidak mampu bersaing dengan siswa-siswa yang lain,wawancara 22 Agustus 2019).
Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musliadi S. Pd (36 Tahun) Selaku guru Matimatika mengatakan bahwa:
“terimakasih, jadi salah satu dampak negative yang ditimbulkan oleh system kekerabatan dalam proses belajar mengajar yaa tentu berkaitan dengan yang itu tadi kalau sudah malas belajar jelas pasti susah bersaing didalam kelas bersama dengan teman-temanya, jadi apapun yang kita igingkan tarolah contoh semisal kita ingin dapat nilai yang bagus tapi kendalanya kita tidak mampu mencapai itu.
Lantas kita harus bagaimana sehingga kita mendapatkan nilai yang bagus kita harus rajin masuk belajar sopan dan tentunya jangan lupa berdoa, maka dari itu kamu sebagai mahasiswa harus giat belajar agar jadi contoh untuk calon murid-muridnya nanti. Jadi kalau malas belajar yaa pasti kita tidak dapat apa-apa mau bersaing mendapatkan nilai yang bagus tapi tidak bisa mencpainya itu semua karena malas belajar.
(Untuk bisa mendapatkan Nilai yang bagus harus dimulai dari rajin belajar, Sopan dan Berdoa, wawancara 22 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Sahida (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“kak kemarin saya bilang saya melihat ketika kami belajar, ulagan harian si Arifin. S itu sering dapat Nilai jelek kadang 30 dan 50 hhh begitu kak.
(Mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan yang kita kebutuhan, wawancara 22 Agustus 2019).
Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa(i) Nurfitriyana (16 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:
“biasa juga kita mau nilai yang bagus tapi kalau dalam belajar sering ribut bagaimana kita dapat nilai yang bagus kalau begitu kak, biar si Arifin. S kalau ada buku cetak yang dibagikanki disuruh kerja piihan ganda tetap saja kesana kemari lihat tugas kak, padahal jawabanya sudah ada di buku kak.
(Etika belajar harus di pupuk agar dapat memetik buah yang bagus dari sang guru wawancara 22 Agustus 2019)
Selain itu informasih juga didapatkan dari siswa Rahmat ramadan (16 tahun) selaku Ketua kelas IX mengatakan bahwa:
“aku juga sependapat dengan fitriyana kak, kalau mau nilai yang bagus baru ribut terus kalau didalam kelas pasti guru tidak mau kasi.
(Etika belajar harus di pupuk agar dapat memetik buah yang bagus dari sang guru, wawancara 22 Agustus 2019).
Dari hasil wawancara dari setiap informan dapat disimpulkan bahwa dampak negative yang ditimbulkan system kekerabatan dalam proses belajar mengajar disekolah sangatlah tidak baik seperti yang dikatakan para informan.
Berdasarkan hasil diatas penulis menyimpulkan bahwa:
“hasil dari wawancara dari berbagai informan menunjukkan bahwa apa yang menjadi salah satu problem di dunia pendidikan ialah siswa tidak mampu bersaing dengan siswa(i) yang lain. Oleh sebab itu perlu kiranya kita memperhatikan setiap siswa dan pastikan