• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Penelitian

Dalam dokumen implikasi sistem kekerabatan dalam proses (Halaman 63-83)

BAB III METODE PENELITIAN

J. Etika Penelitian

kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai pekerjaan anda.

5. Obyektivitas

Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.

6. Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus, Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

7. Keterbukaan

Secara terbuka saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya penelitian terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Lokasi Penelitian

1. Sejarah Enrekang

Kabupaten Enrekang Adalah Salah Satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia. Ibu Kota Kabupaten Ini Terletak di Kota Enrekang. Kabupaten Ini Memiliki Luas Wilayah 1.786,01 Km² dan Berpenduduk Sebanyak ± 190.579 Jiwa.

Sejak Abad XIV, daerah Ini Di sebut Massenrempulu Yang Artinya Meminggir Gunung Atau Menyusur Gunung, Sedangkan Sebutan Enrekang Dari Endeg Yang Artinya Naik Dari Atau Panjat Dan Dari Sinilah Asal Mulanya Sebutan Endekan. Masih Ada Arti Versi Lain Yang Dalam Pengertian Umum Sampai Saat Ini Bahkan Dalam Adminsitrasi Pemerintahan Telah Dikenal Dengan Nama “Enrekang” Versi Bugis Sehingga Jika Dikatakan Bahwa Daerah Kabupaten Enrekang Adalah Daerah Pegunungan Sudah Mendekati Kepastian, Sebab Jelas Bahwa Kabupaten Enrekang Terdiri Dari Gunung-Gunung Dan Bukit-Bukit Sambung-Menyambung Mengambil ± 85% Dari Seluruh Luas Wilayah Sekitar 1.786.01 Km².

Pada Mulanya Kabupaten Enrekang Merupakan Suatu Kerajaan Besar Bernama Malepong Bulan. Kerajaan Ini Kemudian Bersifat Manurung (Terdiri Dari Kerajaan-Kerajaan Yang Lebih Kecil) Dengan Sebuah Federasi Yang Menggabungkan dari 7 (tuju) Kawasan/Kerajaan Yang Lebih Dikenal Dengan Federasi "Pitue Massenrempulu" Yaitu:

4448

a. Kerajaan Endekan Yang Dipimpin Oleh Arung/Puang Endekan b. Kerajaan Kassa Yang Dipimpin Oleh Arung Kassa'

c. Kerajaan Batulappa' Yang Dipimpin Oleh Arung Batulappa'

d. Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) Yang Merupakan Gabungan Dari Buntu Batu, Malua, Alla'. Buntu Batu Dipimpin Oleh Arung/Puang Buntu Batu, Malua Oleh Arung/Puang Malua, Alla' Oleh Arung Alla'

e. Kerajaan Maiwa Yang Dipimpin Oleh Arung Maiwa f. Kerajaan Letta' Yang Dipimpin Oleh Arung Letta'

g. Kerajaan Baringin (Baringeng) Yang Dipimpin Oleh Arung Baringin

Pitu (7) Massenrempulu' Ini Terjadi Kira-Kira Dalam Abad Ke XIV M. Tetapi Sekitar Pada Abad Ke XVII M, Pitu (7) Massenrempulu' Berubah Nama Menjadi Lima Massenrempulu' Karena Kerajaan Baringin Dan Kerajaan Letta' Tidak Bergabung Lagi Ke Dalam Federasi Massenrempulu'. Akibat Dari Politik Devide Et Impera, Pemerintah Belanda Lalu Memecah Daerah Ini Dengan Adanya Surat Keputusan Dari Pemerintah Kerajaan Belanda (Korte Verklaring), Dimana Kerajaan Kassa Dan Kerajaan Batu Lappa Dimasukkan Ke Sawitto. Ini Terjadi Sekitar 1905 Sehingga Untuk Tetap Pada Keadaan Lima Massenrempulu Tersebut, Maka Kerajaan-Kerajaan Yang Ada Didalamnya Yang Dipecah.

Beberapa Bentuk Pemerintahan Di Wilayah Massenrempulu' Pada Masa Itu, Yakni: 1 Kerajaan-Kerajaan Di Massenrempulu' Pada Zaman Penjajahan Belanda Secara Administrasi dari Belanda dan Berubah Menjadi nama Landshcap.

Tiap Landschap Dipimpin Oleh Seorang Arung (Zelftbesteur) Dan Dibantu Oleh Sulewatang Dan Pabbicara Arung Lili, Tetapi Kebijaksanaan Tetap Ditangan

Belanda Sebagai Kontroleur. Federasi Lima Massenrempulu' Kemudian Menjadi Buntu Batu, Malua, Alla' (Tallu Batu Papan/Duri) Enrekang (Endekan) Dan Maiwa.

Pada Tahun 1912 Sampai Dengan 1941 Berubah Lagi Menjadi Onder Afdeling Enrekang Yang Dikepalai Oleh Seorang Kontroleur (Tuan Petoro) 2.

Pada Zaman Pendudukan Jepang (1941–1945), Onder Afdeling Enrekang Berubah Nama Menjadi Kanrikan. Pemerintahan Dikepalai Oleh Seorang Bunkem Kanrikan 3. Dalam Zaman Nica (Nit, 1946–27 Desember 1949), Kawasan Massenrempulu' Kembali Menjadi Onder Afdeling Enrekang 4. Kemudian Sejak Tanggal 27 Desember 1949 Sampai 1960, Kawasan Massenrempulu' Berubah Menjadi Kewedanaan Enrekang Dengan Pucuk Pimpinan Pemerintahan Disebut Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (Kpn Enrekang) Yang Meliputi 5 (Lima) Swapraja, Yakni:

1. Swapraja Enrekang 2. Swapraja Alla

3. Swapraja Buntu Batu 4. Swapraja Malua 5. Swapraja Maiwa

Yang Menjadi Catatan Atau Lembaran Sejarah Yang Tak Dapat Dilupakan Bahwa Dalam Perjuangan Atau Pembentukan Kewadanaan Enrekang (5 Swapraja) Menjadi Daswati Ii / Daerah Swantara Tingkat Ii Enrekang Atau

Kabupaten Massenrempulu'. (Perlu Ingat Bahwa Yang Disetujui Kelak Dengan Nama Kabupaten Dati Ii Enrekang Mungkin Karena Latar Belakang Historisnya).

Adapun Pernyataan Resolusi Tesebut Antara Lain:

1. Pernyataan Partai/Ormas Massenrempulu' Di Enrekang Pada Tanggal 27 Agustus 1956.

2. Resolusi Panitia Penuntut Kabupaten Massenrempulu Di Makassar Pada Tanggal 18 Nopember 1956 Yang Diketuai Oleh Almarhum Drs. H.M. Risa 3. Resolusi Hikma Di Parepare Pada Tanggal 29 Nopember 1956

4. Resolusi Raja-Raja (Arum Parpol/Ormas Massenrempulu') Di Kalosi Pada Tanggal 14 Desember 1956.

2. Sejarah Kecamatan Baraka

Baraka adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Kecamatan ini dikenal seagai pelopor kecamatan bebas asap rokok yang diawalioleh desa bone-bone yang telah lebih dahulu menerapkan kawasan bebas asap rokok dan diikuti oleh kecamatanya. Gunung latimojong yang merupakan gunung tertinggi di Sulawesi Selatan masuk kedalam wilayah administrative kecamatan ini.

3. Sejarah Desa Salukanan

Pada jaman dulu, yaitu pada tahun 1940 desa salukanan kecamatan Baraka kabupaten Enrekang resmi terbentuk. Pada saat itu desa Salukanan memiliki wilayah yang sangat luas dan yang menjabat sebagai kepala Desa adalah Dawa, hingga akhir tahun 1970.

Pada awal tahun 2000 desa salukanan di mekarkan menjadi 3 (tiga) desa yaitu Desa Kendenan, Desa Pepandungan dan Desa Salukanan yang memiliki wilayah paling luas diantara tiga Desa terseut.

Pada umumnya masyarakat yang ada di Desa Salukanan adalah petani, yakni 95%, dan sisanya adalah pegawai dan pedangang. Wilayah Desa Salukanan terdiri dari 4 dusun dan 8 RK dan sebagian besar dijadikan lahan kebun dan persawahan.

4. Sejarah SMP Negeri 3 Baraka

pada tahun 1989 tokoh masyarakat desa salukanan mengadakan pertemuan rangka merumuskan tentang pendidikan generasi khusunya anak desa salukanan pada saat itu pertemuan disponsi oleh

a. H. Guling S b. Siateng

c. Tokoh Masyarakat

Serta tokoh masyarakat desa salukanan khusu tokoh masyarakat dusun awo, hasil pertemuan pertama ditentukan akan mendirikan SMP. Berselang bebrapa hari di adakan pertemuan ke-dua yang dihadiri oleh:

3. Pemerintah desa

4. Kepala dusun dan pemerintah desa salukanan 5. Kepala SDN 7 Gandeng

6. Kepala SDN 22 Salongge 7. Kepala SDN 82 Dante koa 8. Kepala SDN 122 Pangbuluran

9. Tokoh Pendidik 10. dan Tokoh Masyarakat

Pada tahun 1991/1992 masyarakat berkordinasi dengan kepala SMP Negeri 3 Baraka untuk meminta bimbingan dan tenaga pendidik, maka disepakati kerja sama dalam proses belajar mengajar dengan menjadi beberapa guru.

d. Buhari BA (Bahasa Indonesia) e. Tani. K (Biologi)

f. Drs. Massuki (Matematika) g. Nambusk (Ips)

5. Keadaan SMP Negeri 3 Baraka A. Profil SMP Negeri 3 Baraka

Kec. Baraka, Kab. Enrekang, Prop. Sulawesi Selatan Tanggal unduh: 08-07-2019 10:47:24

Tanggal sinkronisasi: 2019-03-26 11:10:29.640 1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 BARAKA

2 NPSN : 40313176

3 Jenjang Pendidikan : SMP

4 Status Sekolah : Negeri

5 Alamat Sekolah : Awo

RT / RW : 0 / 0

Kode Pos : 91753

Kelurahan : KENDENAN

Kecamatan : Kec. Baraka

Kabupaten/Kota : Kab. Enrekang

Provinsi : Prop. Sulawesi Selatan

Negara :

6 Posisi Geografis : -3.387 Lintang

119.9096 Bujur

2. Data Pelengkap

7 SK Pendirian Sekolah :

8 Tanggal SK Pendirian : 1994-10-05 9 Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat

10 SK Izin Operasional :

11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01 12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada

13 Nomor Rekening : 4907-01-017815-53-9

14 Nama Bank : BRI

15 Cabang KCP/Unit :

16 Rekening Atas Nama : SMP NEGERI 3 BARAKA

17 MBS : Ya

18 Luas Tanah Milik (m2) : 30000 19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0

20 Nama Wajib Pajak :

21 NPWP :

3. Kontak Sekolah

20 Nomor Telepon : -

21 Nomor Fax : -

22 Email :

23 Website :

4. Data Periodik

24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi

25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima

26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat

27 Sumber Listrik : PLN

28 Daya Listrik (watt) : 1300

29 Akses Internet : Telkom Speedy

30 Akses Internet Alternatif : 5. Data Lainnya

31 Kepala Sekolah : Rusman

32 Operator Pendataan : rusman

33 Akreditasi : B

34 Kurikulum : KTSP

Rekapitulasi Data SMP NEGERI 3 BARAKA Tanggal rekap: 08-07-2019 10:47:24

1. Data PTK dan PD

No Uraian Guru Tendik PTK PD

A. Nama-nama Guru 13 0 9 42

1. Rusman S.Pd. M.Pd 2. Iskandar C, S.Pd 3. Akbar Se

4. Drs Syahidin 5. Jupri S.Pd

6. Muhammad Naim S.Pd

7. Musliadi S.Pd 8. Muh Resa Shyalevi

S.Pd

9. Nuriyanti,G. S.Pd 10. Nurlaela S.Pd 11. Rahmania S.Pd 12. Irpan S.Pd 13. Hasim S.Pd

0 4 39

TOTAL 13 13 81

Keterangan:

Penghitungan jumlah PTK adalah yang sudah mendapat penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.

Singkatan :

1. PTK = Guru ditambah Tendik 2. PD = Peserta Didik

2. Data Sarpras

No Uraian Jumlah

1 Ruang Kelas 7

2 Ruang Lab 2

3 Ruang Perpus 1

TOTAL 10

3. Data Rombongan Belajar

No Uraian Detail Jumlah Total

1 Kelas 7

L 12

28

P 16

2 Kelas 8

L 18

31

P 13

3 Kelas 9

L 12

22

P 10

VISI

Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil dan berwaasan global

MISI

1. Menanamkan keImanan dan ketaqwaan melalui pengalaman ajaran Agama 2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

3. mengembangkan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat, Bakat potensi peserta didik

4. Membina kemandirian peserta didik, melalui pembiasaan kewirausahaan dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan.

5. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga lain yang terkait.

B. Letak Geografi 1. Letak Geografis

Desa Salukanan adalah salah satu Desa yang ada di Kabupaten Enrekang, wilayah desa salukanan merupakan wilayah yang cukup strategis untuk jalur transportasi karena daerah ini tidak terlalu jauh dari poros makassar toraja.

Sementara daerah Desa Salukanan berada di sebelah timur kota Enrekang.

Dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Curio.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kendenan dan Desa Bone-Bone.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Buntu Batu.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Malua.

Gambar Peta Kecamatan Baraka IV. I 2. Letak dan Luas Wilayah

Desa Salukanan merupakan salah satu dari 15 Desa di wilayah Kecamatan Baraka yang terletak 7 KM kearah utara dari ibukota Kecamatan Baraka. Desa Salukanan mempunyai luas wilayah kurang lebih 20.154 M2.

3. Iklim

Iklim Desa Salukanan, sebagaimana Desa-Desa lain di wilayah Indonesia mempunyai musim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanaman yang ada di Desa Salukanan Kecamatan Baraka.

4. Keadaan Demografi

Penduduk yang mendiami Desa Salukanan sebagian besar adalah masyarakat yang mengidentifikasikan diri mereka kedalam masyarakat To Duri (diyakini merupakan masyarakat hasil percampuran budaya antara suku Toraja dengan suku Bugis) dan sebagian lagi berasal dari luar wilayah Desa Salukana, dimana mereka masuk kedalam wilayah Desa Salukanan karena tugas, seperti Petugas Kesehatan, serta tenaga Pendidik ataupun untuk usaha wiraswasta.

Jumlah penduduk yang mendiami wilayah Desa Salukanan berdasarkan data kependudukan tahun 2010 adalah sebanyak 1.367 jiwa, yang terdiri atas 660 jiwa laki-laki, dan 707 jiwa perempuan, jumlah tersebut tersebar pada empat dusun, yakni Dusun Matarin, Dusun Gandeng, Dusun Peawan, Dusun Tantido.

1. Jumlah penduduk

Desa Salukanan mempunyai jumlah penduduk 1.367 jiwa, yang tersebar dalam 4 (empat) dusun.

2. Mata pencaharian

Mata pencaharian adalah salah satu faktor penunjang dalam melaksanakan tugas-tugas individu, baik tugas kepada Sesama manusia, maupun tugas kepada Allah SWT. Manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan yang kompleks pasti membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka syarat untuk memenuhinya adalah dengan memiliki mata pencaharian. Pada umumnya penduduk di Desa Salukanan bermata

pencaharian di bidang pertanian, yaitu bersawah, dan berkebun yang tersebar di setiap Dusun dengan luas lahan yang berbeda-beda.

Berkat hadirnya tenaga penyuluh dari dinas pertanian, dan ditambah kemajuan teknologi perlahan-lahan sistem pertanian tradisional mulai ditinggalkan diganti dengan sistem pertanian yang lebih maju, seperti penentuan bibit unggul, penggunaan pupuk dan vestisida, serta teknologi pertanian penunjang lainnya seperti mesin pemotong rumput dan mesin traktor tangan sehingga menghasilkan panen yang jauh lebih banyak. Kondisi wilayah Desa Salukanan yang merupakan wilayah yang produktif merupakan penunjang untuk pertanian.

Di samping mata pencaharian di bidang Pertanian, sebagian penduduk di Desa Salukanan masih memiliki mata pencarian lainnya seperti tukang kayu, tukang batu, usaha makanan kecil, pedagang, dan sebagian lainnya sebagai Pegawai Negeri Sipil.

3. Keadaan pendidikan

Dalam kehidupan ini untuk menunjang agar hidup bisa lebih baik atau mapan maka salah satu yang dibutuhkan adalah Pendidikan disebabkan karena pendidikan merupakan suatu hal yang penting, karena sesungguhnya Allah SWT telah memperingatkan ummat manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib kaum apabila mereka tidak mau merubah nasib mereka sendiri. Dimana untuk mengetahui hal-hal di muka bumi ini maka dibutuhkan suatu hal yang mampu membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya, maka tentu hal ini adalah melalui pendidikan.

Di era yang modern ini untuk menguasai suatu teknologi, sebagai penunjang dalam mengembangkan diri, seluruh lapisan Masyarakat di Desa Salukanan percaya bahwa hanya dengan memiliki ilmu pengetahuan maka mereka dapat meraih itu semua, sehingga para orang tua yang ada di daerah ini berupaya untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi-tingginya, dengan harapan lewat pendidikan mereka dapat merubah keadaan keluarga.

Untuk partisipasi warga terhadap pendidikan dapat dikatakan cukup menggembirakan, dengan melihat jenis dan berbagai jenis sekolah yang ada di wilayah ini, mulai dari play group sampai dengan Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Sehingga dengan melihat keberadaan sarana pendidikan ini, cukup memberikan gambaran bahwa partisipasi masyarakat yang cukup tinggi terhadap pendidikan.

Berdasarkan tabel di atas cukup membuktikan bagaimana besarnya minat masyarakat akan pendidikan. Dimana semua dusun memiliki sekolah dasar, namun tidak sama halnya dengan Taman Kanak-Kanak yang hanya ada di Dusun Gandeng dan Dusun Matarin, untuk Sekolah Menengah Pertama rata- rata ada di wilayah ibukota Kecamatan, atau minimal ada di sekitar ibukota kecamatan, sehingga banyak diantara mereka yg lebih memilih untuk mencari sekolah yg ada di ibukota kecamatan, akan teatapi Desa Salukanan juga mempunyai satu unit.

Beberapa kampung di Desa Salukanan bahkan mempunyai kebanggaan bahwa di setiap rumah mereka pasti memiliki anak yang berhasil menyelesaikan studi sampai meraih gelar sarjana, dan lebih membanggakan

lagi ada sebagian rumah tangga yang berhasil menyekolahkan semua anaknya sampai meraih gelar sarjana.

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan desa salukanan adalah sebagai berikut:

Tingkat pendidikan

Pra sekolah SD SMP SMA Sarjana

72 Orang 113 orang 61 Orang 75 Orang 68 Orang

sember : Balai desa salukanan 5. Agama

Wilayah kabupaten Enrekang merupakan wilayah yang dari dulu terkenal sebagai daerah yang cukup religius, demikian halnya dengan penduduk di Desa Salukanan yang merupakan wilayah yang cukup strategis sebagai jalur transportasi untuk wilayah duri, maka wajar apabila ketika para penyebar agama islam mulai menyebarkan agama islam, mereka terlebih dahulu singgah di Desa Salukanan sebagai basis penyebaran agama islam.

Wilayah Desa Salukanan sebagai wilayah penyebaran Agama islam memberikan dampak secara kuantitatif, dari 1.367 jiwa penduduk berdasarkan pemeluk agama yang dikeluarkan dinas kependudukan, semua penduduk Desa Salukanan memeluk agama islam. Dari penjelasan dapat membuktikan bahwa masyarakat di Desa Salukanan merupakan Desa yang 100% penduduknya adalah beragama Islam.

6. Sarana dan Prasarana Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Salukanan secara garis besar adalah sebagai berikut:

Sarana dan prasarana merupakan penunjang proses kegiatan sosial ekonomi maupun kegiatan kebudayaan dalam masyarakat, maka keberadaannya sangat penting untuk aktifitas masyarakat di Desa Salukanan, ada beberapa sarana penting yang menjadi penunjang proses sosial budaya dan ekonomi.

7. Sarana pendidikan

Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sarana pendidikan mempunyai peran yang sangat penting, baik yang bersifat formal, maupun yang bersifat non formal. Untuk sarana pendidikan di Desa Salukanan bisa dikatakan cukup lumayan, Dari data cukup membuktikan bahwa wilayah Desa Salukanan merupakan Desa yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya pendidikan.

8. Sarana peribadatan

Untuk menciptakan manusia yang bertakwa, yang tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektualnya namun juga mengembangkan spiritualnya, maka langka yang pasti adalah dengan penyediaan sarana peribadatan. Untuk mengetahui secara pasti kondisi sarana peribadatan di Desa Salukanan.

9. Sarana Kesehatan

Demi terwujudnya masyarakat yang sehat, di dalam suatu masyarakat harus ada sarana dan prasarana kesehatan, hal ini pun sejalan dengan program pemerintah dalam mencetak generasi yang unggul, untuk sarana kesehatan di Desa Salukanan bisa dikatakan tidaklah terlalu maksimal kareana hanya ada dua dusun yg mempunyai PUSTU, hal ini dikarenakan jarak tiap wilayah cukup jauh.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Proses pengaturan dan pengelompokan secara baik tentang informasi suatu kegiatan berdasarkan Fakta melalui usaha pikiran peneliti dalam mengolah dan menganalisa Objek atau topik penelitian secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.

1. Bentuk sistem kekerabatan dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 3 Baraka

Pada rumusan masalah pertama menjelaskan tentang bagaimanakah bentuk system kekerabatan dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 3 Baraka. Dalam hal ini menjelaskan bahwa bentuk system kekerabatan merupakan serangkaiyan utaran yang mengatur penggolongan orang-orang sekerabat. Sehubungan dengan pengolongan kedudukan meraka dalam hubungan kekerabatan masing-masing dengan ego.

Sistem kekerabatan sangat berhubungan erat dengan garis keturunan. macam garis keturunan terbagi atas dua bagian, lineage yakni kelompok keturunan yang merupakan badan resmi dari anggotanya mengaku sebagai keturunan seseorang leluhur bersama dan dapat menelusuri hubungan geneologis dengan leluhur tersebut. Kedua, klan yaknikelompok keturunan bukan badan resmi yang tiap-tiap anggotanya mengaku keturunan dari seseorang leluhur tersebut. Dengan penjelasan diatas kita lihat bagaimana dampak system kekerabatan diterapkan didalam sekolah. Dengan adanya hubungan kekeluarga didalam sekolah tersebut

e666

dapat memudahkan siswa tersebut untuk mendapatkan kenyamanan dalam prose pembelajar. Adapaun bentuk system kekerabatan dalam proses pembelajaran disekolah tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan perhatian yang lebih

Perhatian merupakan pemusatan fsikis, salah satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan luar diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran kemungkinan ragsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap masalah atau keadaan.

Tidak mudah bagi kita untuk merumuskan perhatian itu disebabkan antara lain oleh beberapa hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi maupun empati.

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkunganya.

Memberikan perhatian yang lebih kepada seorang siswa adalah salah satu bentuk system kekerabatan yang diterapkan dalam peroses belajar mengajar di dalam kls.

Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musliadi S. Pd (36 Tahun) Selaku guru Matimatika mengatakan bahwa:

“disetiap sekolah yang memiliki guru yang mempunyai hubungan keluarga dengan murid pasti akan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang memiliki hubungan keluarga, akan tetapi hal-hal yang seperti itu tidak bisa kita pungkiri, dan didalam sekolah ini juga ada guru yang menerapkan system kekerabatan itu tapi “Yaa Namanya keluarnga pasti mempunyai rasa yang leih terhadap siswa yang memiliki hubungan kekerabatan. Tetapi perlu juga kita ingat bahwa hal yang seperti itu adalah hal yang tidak boleh kita terapkan dalam proses belajar mengajar karena setiap siswa berhak mendapatkan perhatian yang lebih tanpa ada yang dibeda-bedakan.

(setiap guru yang ada di sekolah tentunya akan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang memiliki hubungan keluarga, wawancara 14 Agustus, 2019).

Selain itu informasi juga didapatkan melalui wawancara dengan Pak. Rusman S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah (KEPSEK) (52 Tahun) mengatakan bahwa:

“Terimakasih, saya akan menjelaskan sedikit bagaimana system kekerabatan dalam proses belejar mengajar disekolah. Saya kira diawali dengan asal usul keturunan bahwa peserta didik SMP Negeri 3 Baraka berasal dari satu nenek sehingga tidak ada alasan untuk saling membenci satu sama lain. Kalau peserta didik sudah mengetahui hal tersebut maka jelas akan memper erat kekerabatan dalam pergaulan, kalau kekerabatan sudah kuat Implikasi terhadap proses pembelajaran akan semakin lancar sehingga saling memberikan dalam hal-hal yang positif. Tapi mengenai tentang guru memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang dianggap keluarga saya kurang tau tapi yang jelasnya disetiap sekolah yang masih memiliki hubungan keluarga antara siswa dan guru jelas pastinya pasti akan memberikan perhatian yang lebih. Lebih jelasnya adek cari inormasi yang lain dari guru lain yang ada disini karena saya juga baru-baru menjabat sebagai kepala sekolah yang baru disini dek, mungkin itu saja dek dari saya selaku kepala sekolah.

(diawali dengan asal usul keturunan bahwa peserta didik SMPN 3 Baraka berasal dari satu Nenek sehingga tidak ada alasan untuk saling membenci satu sama lain sehingga akan memper erat kekerabatan dalam pergaulan, sehingga proses pembelajaran semakain lancar, wawancara 14 agustus, 2019).

Selain itu informasi juga didapatkan melalui wawancara dengan Ibu Nuriyanti, G. S. Pd selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (39 Tahun) mengatakan bahwa:

“Yaa didalam sekolah ini benar-benar ada dek guru yang masih menerapkan system kekerabatan itu dan kami tahu itu, akan tetapi hal-hal yang seperti itu menurut saya tidak pantas untuk diterapkan didalam lingkungan sekolah karena bisa menimbulkan kecemburuan pada siswa yang lain. Memberikan perhatian yang lebih boleh-oleh aja hanya saja kita harus berlaku adil kepada semua siswa yang ada didalam kls terutama dalam proses belajar mengajar, sangat disayangkan sekali apabila hal ini tetap terjadi.

(sistem kekerabatan tidak pantas diterapkan di lingkungan sekolah karena bisa menimbulkan kecemburuan pada siswa yang lain, wawancara 14 agustus, 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Rahmat ramadan (16 tahun) selaku Ketua kelas IX mengatakan bahwa:

“iya kak, ada memang siswa yang namanya Arifin.s dikasi perhatian dari sepupunya yang guru disini dan itu yang membuat kami merasa tidak enak, dan membuat kami jadi malas belajar karena percuma kami belajar kak kalau nantinya nilai kami tetap sama dengan dia, dan saya tau bagaimana sipatnya anak itu dia itu malas, nakal dan suka mengganggu kak biar di kelas dan diluar kelas tapi mau bagaimana lagi kak.

(dengan adanya hal seperti itu siswa yang tadinya rajin belajar akan menjadi malas untuk belajar, wawancara 15 agustus, 2019).

Hal yang sama di ungkapkan oleh siswa Arifin (17 tahun) selaku siswa kelas IX mengatakan bahwa:

“ada memang kak, siswa yang dikasi perhatian lebih oleh guru tapi mereka memang sepupu kak, pendapat saya kak sama dengan yang dikatakan rahmat Ramadan hhhh, itu yang membuat kami merasa tidak enak, dan membuat kami jadi malas belajar karena percuma kami belajar kak kalau nantinya nilai kami tetap sama dengan dia, dan saya tau bagaimana sipatnya dia itu malas, nakal dan suka mengganggu kak biar di kelas dan diluar kelas tapi mau bagaimana lagi kak.

(adanya perbedaan perhatian yang di lakukan oleh guru kepada siswa yang memiliki hubungan keluarga antara siswa yang lain, wawancara 15 agustus, 2019).

Dalam dokumen implikasi sistem kekerabatan dalam proses (Halaman 63-83)

Dokumen terkait