Definisi dan Sistem Penginderaan Jauh
A. Definisi dan Sistem Penginderaan Jauh 1. Penginderaan jauh adalah
2. Sistem penginderaan jauh terdiri atas dua subsistem, yaitu:
a. Subsistem perolehan data, terdiri atas:
1) . . . . 2) . . . . 3) . . . . 4) . . . .
b. Subsistem . . . , terdiri atas:
1) Masukan data 2) . . . .
3) . . . .
B. Citra Penginderaan Jauh
1. Teknologi penginderaan menghasilkan keluaran, antara lain berupa citra. Citra ini terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Foto Udara.
Sensor yang digunakan berupa kamera. Jenis keluaran ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
1) Berdasarkan sumber kamera, terdiri atas:
a) Foto udara vertikal b) Foto udara . . . . c) Foto udara . . . .
2) Berdasarkan sudut lipatan kamera, terdiri atas:
a) Sudut kecil b) Sudut . . . . c) Sudut . . . . d) Sudut . . . .
3) Berdasarkan jenis kamera, terdiri atas:
a) Foto tunggal b) Foto . . . .
4) Berdasarkan warna yang digunakan, terdiri atas:
a) Foto berwarna semu b) Foto . . . .
5) Berdasarkan sistem wahana, terdiri atas:
a) Foto satelit b) Foto . . . .
Kumpulkan informasi tentang manfaat penginderaan jauh dengan mengakses situs www.lapan.go.id atau www.bakosurtanal.go.id.
6) Berdasarkan spektrum elektromagnetik, terdiri atas:
a) Foto ultraviolet b) Foto . . . . c) Foto . . . . d) Foto . . . . e) Foto . . . . f) Foto . . . . b. Citra Nonfoto (Citra).
Sensor yang digunakan berupa scanner (penyiam). Citra masih dibedakan lagi atas berbagai jenis:
1) Berdasarkan spektrum elektromagnetik, terdiri atas:
a) Citra inframerah termal.
b) . . . .
2) Berdasarkan sensornya terdiri atas:
a) Citra tunggal.
b) Citra . . . .
3) Berdasarkan sarananya terdiri atas:
a) Citra dirgantara.
b) Citra . . . .
2. Interpretasi hasil keluaran penginderaan jauh dapat menggunakan tiga ciri, yaitu:
a. Ciri spektral.
b. Ciri . . . .
c. Ciri spasial terdiri atas:
1) Bentuk.
2) . . . 3) . . . 4) Pola.
5) . . . 6) . . .
7) Letak topografi.
8) . . . 9) . . .
3. Analisis data penginderaan jauh melalui tiga tahap, yaitu:
a. Deteksi atau pengenalan.
b. . . . . c. . . . .
4. Berbagai manfaat citra penginderaan jauh, yaitu:
a. Memprediksi data kependudukan.
b. Estimasi wilayah bencana.
c. . . . . d. . . . . e. . . . .
A. Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan penginderaan jauh!
2. Jelaskan bagaimanakah peranan subsistem perolehan data dalam sistem penginderaan jauh!
3. Sebut dan jelaskan masing-masing informasi tepi yang ada pada foto udara!
4. Apakah perbedaan antara foto udara dan citra?
5. Jelaskan bagaimana peranan data hasil penginderaan jauh dalam membantu menentukan budi daya laut!
B. Belajar dari masalah.
Baca dan pahami artikel di bawah ini.
Inventarisasi Sumber Daya Alam Hayati Wilayah Pesisir dan Perikanan di Provinsi Bali dan Papua
Percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia (KTI) dihadapkan pada beberapa masalah, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan yang berkepentingan yakni pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam terhadap pelestariannya.
Permasalahan-permasalahan tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya, sehingga membuat permasalahan menjadi kompleks.
Sumber daya hayati di wilayah pesisir yang merupakan aset dalam melaksanakan pembangunan di KTI perlu dikelola dan dimanfaat- kan secara baik. Oleh karena itu, diperlukan inventarisasi sumber daya alam untuk menunjang pembangunan nasional.
Inventarisasi sumber daya alam salah satunya bisa dilakukan dengan analisis data penginderaan jauh. Metode yang dilakukan adalah interpretasi visual dan delineasi untuk penutup/
penggunaan lahan dengan menggunakan kunci interpretasi data Penginderaan Jauh Landsat-TM dan survei lapangan.
Sumber:www.lapan.go.id
Berdasarkan artikel di atas, lakukan analisis dengan bantuan pertanyaan berikut.
1. Menurutmu, kunci interpretasi apakah yang digunakan untuk mendeteksi penutup atau penggunaan lahan dan jelaskan alasannya!
2. Berikan deskripsi langkah kerja untuk melakukan inventarisasi sumber daya alam tersebut di atas! Bila perlu disertai dengan bagan.
C. Tugas.
Guna meraih kompetensi dasar pada bab ini, kamu akan diajak menyusun kliping tentang pemanfaatan citra penginderaan jauh.
Dari kliping yang kamu susun, buatlah laporan berupa kesimpulan pemanfaatan penginderaan jauh di berbagai bidang.
Saya akan memberikan contoh pe- nerapan SIG dalam kajian geografi.
Saya akan mengenali dan memahami prinsip kerja SIG.
Saya akan mempraktikkan prinsip kerja SIG dengan metode konven- sional.
Akhirnya, saya bisa memahami dasar- dasar SIG serta memanfaatkannya.
Kemampuan ini sangat berguna bagi saya untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Kelak kemampuan ini akan saya gunakan untuk membuat perencanaan keruangan. Tentu ini sangat penting dalam pembangunan wilayah.
Saat ini, dunia teknologi berkembang cepat, termasuk dalam ilmu geografi.
Salah satu wujudnya adalah teknologi sistem informasi geografis (SIG).
Apakah manfaat SIG? Nah, agar tahu dan bisa menggunakan teknologi ini, saya akan terlebih dahulu mengenali seluk-beluk teknologi ini.
Berbagai bencana akhir-akhir ini menimpa dari banjir, longsor, gempa hingga tsunami seolah mengantre menunjukkan kekuatannya.
Korban pun banyak berjatuhan. Melihat kenyataan ini seperti menjadi hal yang layak apabila negeri kita disebut negeri bencana. Setujukah kamu? Sudah semestinya kita berusaha menghadapi musibah yang mungkin terjadi serta tanggap dengan segala kemungkinan yang terjadi baik itu gempa, banjir, tsunami maupun longsor. Sebagai langkah awal, kamu bisa mengenali potensi bencana di lingkunganmu. Bisa jadi korban tidak akan banyak berjatuhan jika masyarakat benar-benar mengenali bahwa daerahnya berpotensi terhadap terjadinya suatu bencana. Lebih lanjut kamu bisa menyajikan potensi tersebut pada peta dan menyusunnya menjadi informasi kerawanan bencana sedemikian rupa, sehingga tidak hanya bermanfaat bagimu tetapi juga bagi masyarakat di lingkunganmu. Sistem informasi ini dapat kamu susun melalui berbagai data dari berbagai sumber, antara lain dari interpretasi data hasil teknologi penginderaan jauh menjadi sebuah peta. Nah, untuk mengolah data tersebut kamu dapat menggunakan prinsip kerja sistem informasi geografis (SIG).
Sumber:Republika, 22 April 2005
SIG dapat dimanfaatkan untuk mengenali wilayah rawan bencana alam.
Teknologi informasi berkembang amat pesat. Keingintahuan manusia sangat mendorong perkembangan tersebut. Rasa ingin tahu manusia tidak hanya terbatas pada lingkungan sekitar. Manusia juga ingin mengetahui objek dan fenomena di permukaan Bumi yang tidak sepenuhnya dapat kamu lihat karena keterbatasan indra penglihatan.
Seperti contohnya peristiwa tsunami di Aceh pada bulan Desember 2004. Bagi kamu yang tidak tinggal di Aceh tentunya ingin mengetahui bagaimana hal itu terjadi. Kamu tentu ingin mengetahui wilayah mana saja yang terkena gelombang tsunami dan seberapa parah kerusakan yang terjadi. Pada saat seperti ini kamu akan menyadari betapa pentingnya teknologi informasi up to date yang mampu menggambar- kan lokasi tertentu di permukaan Bumi, fenomena apa yang terjadi, bagaimana fenomena itu terjadi, dan pertanyaan lain berhubungan dengan keruangan. Kenyataan seperti ini mendorong manusia untuk menciptakan suatu sistem yang mampu mengolah hasil rekaman kenampakan Bumi dengan lebih teliti dan memadukannya dengan data-data lain yang telah tersedia. Maka, terciptalah teknologi yang tidak hanya mampu menggambarkan hasil rekaman Bumi dengan peta, tetapi juga mampu memadukan hasil rekaman tersebut dengan suatu data hingga menghasilkan informasi baru. Nah, teknologi ini disebut SIG.