Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetri
C. Pengukuran Sudut Arah
menggunakan jangka digambar busur-busur AD, CD, AB, dan BC.
Perpotongan antara busur AD dan CD merupakan titik D, sedang perpotongan antara busur AB dan BC merupakan letak titik B.
Mudah bukan? Memang dalam penggambaran hasil pengukuran ini, kamu diminta menerapkan ilmu matematikamu.
b. Wilayah dengan Batas yang Tidak Teratur
Contoh pengukuran pada wilayah dengan batas yang tidak teratur seperti gambar di samping.
Pada wilayah seperti ini dibutuhkan pengukuran yang lebih banyak, diperlukan beberapa garis ukur yang digunakan sebagai patokan pengukuran terhadap kenampakan batas areal. AB, BC, dan AC merupakan garis ukur yang digunakan. Untuk memperoleh ketelitian yang tinggi, pada batas wilayah yang tidak teratur (berlekuk) ditarik garis offset, yaitu garis yang tegak lurus terhadap garis ukur. Garis offset ini tidak boleh terlalu panjang agar ketelitian tetap terjaga.
Jumlah garis offset yang harus diukur tergantung pada perbedaan bentuk batas wilayah dan tingkat ketelitian yang diinginkan.
Penentuan offset yang akan diukur (a1, a2, a3, dan seterusnya) berdasarkan perubahan lebar yang mempunyai perbedaan tajam.
Nah, apa yang kamu lakukan itu tahap awal dari proses pembuatan peta. Bagaimana menggambarkan halaman sekolahmu pada selembar kertas? Tentu saja kamu tidak bisa menggambarkan dengan ukuran sebenarnya. Oleh karena itu, kamu harus menentukan skalanya terlebih dahulu. Sebagai contoh, panjang halaman sekolahmu 47 meter dan lebarnya 26 meter.
Kamu dapat menentukan skala 1 : 200. Dengan skala itu, berapa panjang dan lebar halaman sekolah yang harus kamu gambar di kertasmu? Perbandingan hasil pengukuran dengan skala merupakan hal yang penting dalam pembuatan peta. Oleh karena itu harus ada keterpaduan antara skala peta yang akan disajikan dengan media yang digunakan untuk menggambar- kannya.
Arah utara mempunyai sudut 0°. Jika pengukuran diawali dari arah utara, arah selatan mempunyai sudut 180°. Pernyataan arah yang demikian disebut sebagai pernyataan sudut arah dengan Azimuth.
Dalam ilmu ukur tanah atau Handasah, dikenal dua cara untuk menyatakan besarnya sudut arah, yaitu Bearing dan Azimuth.
Bagaimanakah perbedaan antara keduanya?
Lihat pernyataan sudut arah pada gambar 2.9!
Menurutmu, berapakah besar sudut arah Uc? Ya, mungkin kamu akan menjawab bahwa besar sudut arah tersebut adalah 135° atau S 45° T (Selatan 45° Timur). Kedua bentuk pernyataan tersebut tidak salah, pernyataan sudut arah 135° merupakan pernyataan dalam bentuk Azimuth, sedangkan pernyataan S 45° T merupakan pernyataan dalam bentuk Bearing. Perhatikan gambar 2.10, manakah gambar yang merupakan pernyataan sudut dengan Azimuth, dan mana yang berupa pernyataan Bearing.
Kamu telah mampu membedakan kedua pernyataan sudut arah tersebut. Berikan kesimpulanmu mengenai perbedaan kedua hal tersebut, jangan lupa diskusikan dengan guru dan teman-temanmu.
Pernyataan Bearing, merupakan sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet Bumi ke titik lain searah atau berlawanan arah jarum jam dengan sudut maksimum 90°. Untuk menunjukkan awal dan arah pengukuran, di depan angka harus ditulis S (dari selatan) atau U (utara) serta di belakang angka diikuti huruf T (timur) atau B (barat).
Pernyataan Azimuth, merupakan besarnya sudut arah yang diukur dari utara magnet Bumi ke titik yang lain searah putaran jarum jam.
Dengan demikian, pengukuran dengan metode Azimuth mempunyai kisaran 0°–360°.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 2.9 Pernyataan sudut arah.
U
S
c 135o
45o
B T
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 2.10 Berbagai macam pernyataan sudut arah.
U
S
B T
a
c d
60o
f
O U
S
B T
f
a
c d
30o 60o
45o 80o
O Contoh 1:
Besarnya sudut arah:
Uoa = U 60° T (pengukuran diawali dari arah utara, menuju ke arah timur 60°)
Soc = S 45° T (pengukuran diawali dari arah selatan, menuju ke arah timur 45°)
Sod = S 80° B (pengukuran diawali dari arah selatan menuju ke arah barat 80°)
Uof = U 30° B (pengukuran diawali dari arah utara menuju ke arah barat 30°)
Contoh 2:
sudut Uoa = 60°
sudut Uoc = 135°
sudut Uod = 260°
sudut Uof = 330°
1. Kamu telah memahami bagaimana membaca dan mengukur arah dengan metode Bearing. Mari berlatih dengan soal di bawah ini.
a. Berapakah sudut arah 1) UOx
2) SOy 3) SOz 4) SOi
b. Gambarkanlah pernyataan sudut di bawah ini dalam sketsa kompas, untuk menggambarkan sudut, gunakanlah busur.
1) U 45° T 2) S 80° T 3) S 32° B 4) U 10° B
2. Kamu juga telah memahami bagaimana membaca dan mengukur sudut arah dengan metode Azimuth. Mari berlatih dengan soal di bawah ini.
a. Berapakah sudut arah (gunakanlah busur) 1) sudut Uoa
2) sudut Soc 3) sudut Sod 4) sudut Uof
b. Gambarkanlah pernyataan sudut di bawah ini dalam sketsa kompas, untuk menggambarkan sudut gunakanlah busur.
1) 45°
2) 61°
3) 33°
4) 12°
U
S
B T
i
x
y
z O
U
S
B T
U
S
B T
f
a
c d
O
U
S
B T
Jika kamu akan membuat peta tanpa pengukuran langsung, kamu memerlukan peta dasar. Kamu pernah mempelajari berbagai jenis peta termasuk peta dasar. Peta umum dapat disebut juga sebagai peta dasar.
Nah, dari peta-peta tersebut dapat dibuat menjadi peta tematik. Apakah perbedaan dari peta-peta tersebut?
Peta umum merupakan peta yang memuat kenampakan secara umum, baik kenampakan asli maupun buatan. Contoh-contoh peta umum antara lain peta topografi, peta administrasi, dan sebagainya.
Apabila dari peta umum tersebut kamu buat lagi menjadi peta dengan tema tertentu, maka peta umum tersebut dapat disebut sebagai peta dasar. Langkah yang biasa dilakukan dalam penggunaan peta dasar
adalah memperbesar atau memperkecil peta. Nah, hal ini pernah kamu lakukan pada waktu SMP, menggunakan metode grid. Pembesaran dan pengecilan peta dapat juga kamu lakukan dengan fotokopi atau dengan alat pantograf.
Adapun peta dengan tema tertentu yang dibuat berdasarkan peta dasar, dapat disebut sebagai peta tematik. Ada banyak sekali contoh- contoh peta tematik, seperti peta geologi yang menggambarkan kondisi kulit Bumi maupun kondisi di dalam Bumi. Pada peta geologi terdapat informasi mengenai jalur-jalur gunung api, kondisi perlapisan batu- an, garis-garis patahan kulit Bumi, dan sebagainya. Contoh peta tematik yang lain seperti peta persebaran penduduk, peta iklim, peta tanah, peta pariwisata, dan masih banyak lagi. Informasi yang ada pada peta tematik sangat mendukung tentang tema apa yang dipetakan. Seperti peta iklim sering disertai dengan informasi unsur-unsur iklim seperti suhu udara dan arah angin. Begitu juga dengan peta pariwisata yang memuat informasi persebaran objek wisata juga fasilitas pelengkapnya, seperti hotel, bandara, stasiun, money changer, dan lain-lain. Berbagai macam kondisi di sekolahmu pun dapat disajikan dengan peta tematik.
Tetapi yang harus kamu ingat dalam pembuatan peta adalah persyaratan bagaimana peta yang baik.
Syarat-syarat peta yang baik antara lain adanya kelengkapan komponen-komponen peta seperti judul, skala, legenda, penunjuk arah, simbol, proyeksi, gambar, koordinat peta, serta tahun pembuatan.
Semakin lengkap komponen-komponen tersebut pada suatu peta, akan sangat membantu dalam menggali informasi dari peta. Namun, dalam pembuatan peta kamu juga harus memerhatikan penggunaan komponen dan komposisi peta. Hal itu akan kita bahas nanti.