• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Penelitian

Dalam dokumen hubungan tingkat kecemasan berdasarkan (Halaman 51-59)

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

2. Sampel

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner A (Data Demografi responden) dan kuesioner B (DASS21) sebagai berikut:

1. Kuesioner A

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik responden yang terdiri dari usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan.

2. Kuesioner B

Instrumen yang digunakan untuk mengukur skala tingkat kecemasan yaitu, peneliti menggunakan alat ukur kecemasan dengan menggunakan skala baku Depresi Anxietas Stress Scale (DASS-21) yang dikembangkan oleh Lovibond & Lavibond (1995). Instrumen ini tidak di lakukan uji validitas karena Depression Anxiety Stress Scale 21( DASS 21) adalah instrumen baku yang memiliki validasi terendah 0,34 dan nilai validasi tertinggi 0,71.

Nilai rehabilitas 0,93 yang diolah berdasarkan penilaian Cronbach’s alpha sehingga instrument penelitian ini reliable (Crawford & Henry, 2003).

Instrument yang digunakan untuk mengukur kondisi kecemasan pada ibu hamil trimester III, dalam penelitian ini terdiri dari 7 item yang diambil di instrument DASS, yaitu no: Skala kecemasan 2,4,7,9,15,19,20. Cara mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III diperoleh menggunakan skala likert (0-3) cara pengisian 0: tidak sesuai dengan saya sama sekali atau tidak pernah, 1: sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang, 2: sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering, 3: sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Tingkat kecemasan pada penelitian ini berupa normal, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut

memiliki makna, yaitu: a. normal: skor 0-7, b. ringan: skor 8-9, c. sedang:

skor 10-14, d. berat: skor 15-19, e. sangat berat: skor >20.

4.5 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur mulai tanggal 8 April-8Mei Tahun 2019 dengan prosedur sebagai berikut:

1. Memberikan surat ataupun mengisi formulir di SUDINKES Jakarta Timur setelah proposal disetujui oleh pembimbing.

2. Menyerahkan surat izin penelitian dari SUDINKES ke puskesmas kecamatan.

3. Menyerahkan proposal penelitian ke puskesmas kecamatan setelah mendapat persetujuan.

4. Mendatangi calon responden untuk melakukan pendekatan pada responden serta memberikan penjelasan tentang maksud dari penelitian ini, bila calon responden bersedia maka calon responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini.

5. Membagikan lembar kuesioner dan menjelaskan cara pengisiannya.

6. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

Responden berhak meminta penjelasan kepada peneliti tentang pertanyaan dalam kuesioner.

7. Setelah responden mengisi seluruh kuesioner yang diberikan kemudian kuesioner diserahkan kepada peneliti.

8. Peneliti mengecek kembali kuesioner yang sudah diisi oleh responden dan mengakhiri pertemuaan dengan responden.

9. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan computer menggunakan program SPSS.

4.6 Pengolahan dan analisa data 1. Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2012), Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program Sistem pengolahan data komputer. Adapun langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

a. Editing Data yaitu melakukan pengecekan kuesioner untuk menyesuaikan data dari isian kuesioner apakah sudah lengkap jelas, relevan, dan konsisten pada prosedur pengisian.

b. Koding Data yaitu melakukan pengklasifikasian jawaban dari isian kuesioner yang diisi oleh responden dengan cara memberi kode sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya sehingga memudahkan peneliti dalam pengolahan data.

c. Data entry yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana. Data atau jawaban dari masing masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan kedalam program atau software.

d. Prosesing Data yaitu Tahap ini jawaban dari responden yang telah diterjemahkan menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar mudah dianalisis.

e. Cleaning Data yaitu data yang telah dimasukan diperiksa kembali untuk memastikan bahwa telah bersih dari kesalahan, baik pada waktu pengkodean atau pada waktu pengolahan.

f. Tabulating yaitu proses penyusunan data dalam bentuk tabel.

Tabulating merupakan tahap lanjut dalam rangkaian proses analisa data, pada tahap ini data dapat dianggap telah selesai diproses dan oleh karenanya harus segera disusun ke dalam suatu pola normal yang telah dirancang dengan tabulating, data lapangan akan tampak ringkas dan bersifat merangkum.

2. Analisa data

A. Analisa Univariat

Analisis univariat menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisa univariat yang dilakukan pada penlitian ini menggunakan anlisa deskriptif frekuensi terhadap variabel usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan tingkat kecemasan dengan rumus perhitungan. Menurut sugiyono (2010) rumus distribusi frekuensi yaitu:

Keterangan:

P = Presentase

F = Frekuensi responden N = Jumlah responden

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat pada

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemaknaan dan besarnya hubungan masing-masing variabel indepent (tingkat kecemasan) berdasarkan variabel dependent (karakteristik demografi). Penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman rank dengan besar bermakna adalah p ≤ 0,05. Jika nilai p ≤ 0,05 dianggap hubungan signifikan atau bermakna, jika nilai p >0,05 dianggap hubungan tidak signifikan atau tidak bermakna. Rumus yang digunakan adalah: (dalam Yusuf, 2017).

∑ Keterangan :

p= Korelasi spearman

b= Jumlah kuadrat selisih ranking variabel X dan Y n= Jumlah sampel

Menurut Sugiyono (2012), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.1

Interpretasi besarnya r product moment

Besarnya “r” Interpretasi

0,000-1,999 Terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat rendah sehingga dianggap tidak ada.

0,200-0,399 Terdapat korelasi antara variabel akan tetapi korelasi itu lemah atau rendah.

0,400-0,599 Terdapat korelasi antara variabel akan tetapi korelasi itu sedang atau cukup tinggi.

0,600-0,799 Terdapat korelasi yang tinggi atau kuat antar variabel yang diteliti.

0,800-1,000 Terdapat korelasi yang sangat tinggi atau kuat antar

variabel yang diteliti.

4.7 Etika penelitian

Etika penelitian mencakup perlakuan penelitian terhadap subjek penelitian, serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Sebelum dan selama penelitian, ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti diantaranmya:

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden, dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent).

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilaksanakan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, serta bersedia untuk direkam dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Anonimity

Dalam melakukan atau memperoleh informasi dari responden harus menjaga privacy mereka. Untuk itu peneliti harus menyesuaikan diri dengan responden tentang waktu dan tempat dilakukan pengambilan data, sehingga responden tidak merasa diganggu privasinya. Untuk memenuhi etik anonimity ini peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden.

Pada saat pengisian kuesioner ada beberapa responden yang ingin

didampingi dan ada juga yang meminta untuk tidak didampingi. Bila ada yang kurang dimengerti, barulah responden bertanya kepada peneliti.

3. Confidentiality

Informasi atau hal-hal yang terkait dengan responden harus dijaga kerahasiannya. Peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan kepada orang lain tentang apapun yang diketahui oleh peneliti tentang responden diluar untuk kepentingan atau mencapai tujuan peneliti. Untuk memenuhi aspek confidentiality responden pada saat melakukan pengisian kuesioner, responden diajak duduk pada bangku yang kosong dan dapat mengisi kuesioner dengan aman tanpa dilihat oleh orang lain disebelahnya.

Selanjutnya data-data yang sudah diisi tidak diberikan kepada termasuk pada petugas puskesmas.

4. Self Determination

Peneliti tidak memaksa calon responden untuk mengikuti penelitian.

Semua responden yang mengikuti penelitian ini harus dengan sukarela.

41 BAB V

HASIL PENELITIAN 5.1 Pelaksanaan Penelitian

Bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan mengenaiHubungan Tingkat Kecemasan Berdasarkan Karakteristik Demografi. Penelitian dilakukan pada ibu hamil dengan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Pada bab ini peneliti menyajikan dan menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 8 April – 8 Mei 2019 di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur. Pengumpulan data di lakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 42 responden.

5.2 Penyajian Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dianalisis dengan analisa univariat. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel dan penyajiannya akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap variabel usia, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur. Analisa univariat terhadap variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi yang bertujuan untuk melihat frekuensi dan presentase variabel tersebut.

Hasil analisa univariat terhadap usia pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur, dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

No Usia F %

1 <20 2 4,8

2 20-35 40 95,2

3 >35 0 0

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa usia ibu hamil terbanyak memiliki usia 20-35 tahun 95,2%.

Hasil analisa univariat terhadap status perkawinan pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur, dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan status perkawinan Ibu Hamil Primigravida Trimester III

No Satus Perkawinan F %

1 Tidak Menikah 0 0

2 Menikah 42 100

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa semua ibu hamil memiliki status menikah sebanyak 100%.

Hasil analisa univariat terhadap pendidikan pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur, dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

No Pendidikan F %

1 Tidak Pernah Sekolah 0 0

2 Tidak Tamat SD 0 0

3 Tamatan SD 1 2

4 Tamatan SLTP 13 31

5 Tamatan SLTA 23 55

6 Perguruan Tinggi 5 12

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa pendidikan ibu hamil terbanyak memiliki pendidikan tamatan SLTA 54,8%.

Hasil analisa univariat terhadap pekerjaan pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang

Besar Utara Jakarta Timur, dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

No Pekerjaan F %

1 Ibu Rumah Tangga 31 73.8

2 TNI/Polri 0 0

3 Pegawai Negeri Sipil 2 4.8

4 Karyawan Swasta 8 19.0

5 Wiraswasta/Pedagang 1 2.4

6 Pelayanan Jasa 0 0

7 Buruh 0 0

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa pekerjaan ibu hamil terbanyak memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga 73,8%.

Hasil analisa univariat terhadap penghasilan pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur, dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

No Penghasilan F %

1 500.000-1.000.000 7 16.7

2 >1.000.000-3.000.000 19 45.2

3 > 3.000.000-5.000.000 15 35.7

4 >5.000.000 1 2.4

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa penghasilan ibu hamil terbanyak memiliki penghasilan >1.000.000-3.000.000 yaitu 45,2%.

Hasil analisa univariat terhadap kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur, dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

No Kecemasan F %

1 Normal 10 23.8

2 Ringan 20 47.6

3 Sedang 12 28.6

4 Berat 0 0

5 Sangat Berat 0 0

Total 42 100

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa kecemasan ibu hamil terbanyak memiliki kecemasan ringan 47,6%.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel independen (tingkat kecemasan) terhadap variabel dependen (karakteristik demografi) di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Hasil analisa ini diperoleh dengan menggunakan uji spearman rank (rho) dengan besar kemaknaan adalah P- value <0,05. Jika P-value < 0,05 dianggap hubungan signifikan atau bermakna. Jika P-value >0,05 dianggap hubungan tidak bermakna (Notoadmodjo, 2006). Hasil analisa bivariat pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.7

Tabel 5.7

Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

Usia Tingkat Kecemasan Total P

Value R

Normal Ringan Sedang 0.950 0.010

N % N % N %

<20 1 2,4 0 0 1 2,4 4.8%

20-35 9 21,4 20 47,6 11 26,2 95.2%

Total 10 23,8 20 47,6 12 28,6 100%

Berdasarkan hasil tabel 5.7 dapat dlihat bahwa responden dengan usia

<20 tahun mengalami kecemasan normal sebanyak 2,4%, responden dengan usia 20-35 tahun sebanyak 26,2% mengalami kecemasan sedang.

Dari hasil analisa spearman rho didapatkan bahwa p value sebesar 0.950 dimana (P >0,05) tidak terdapat hubunga antara usia dengan tingkat kecemasan. Selain itu hasil analisa spearman rho juga meunjukkan angka korelasi sebesar 0.010 yang artinya korelasi itu sangat rendah sehingga dianggap tidak ada.

Tabel 5.8

Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Perkawinan Ibu Hamil Primigravida Trimester

III Status

Perkawinan

Tingkat Kecemasan Total P Value

R

Normal Ringan Sedang

N % N % N %

Menikah 10 23,8 20 47,6 12 28,6 100%

Total 10 23,8 20 47,6 12 28,6 100%

Berdasarkan hasil tabel 5.8 dapat dlihat bahwa responden dengan status perkawinan menikah mengalami kecemasan sedang sebanyak 28,6%.

Tabel 5.9

Distribusi tingkat kecemasan berdasarkan pendidikan ibu hamil primigravida trimester III

Pendidikan Tingkat Kecemasan Total P

Value R

Normal Ringan Sedang 0.513 0.104

N % N % N %

Tamatan SD

0 0 0 0 1 2,4 2.4%

Tamatan SLTP

4 9,5 7 16,7 2 4,8 31%

Tamatan SLTA

5 11,9 11 26,2 7 16,7 54.8%

Perguruan Tinggi

1 2,4 2 4,8 2 4,8 11.9%

Total 10 23,8 20 47,6 12 28,6 100.0%

Berdasarkan hasil tabel 5.9 dapat dlihat bahwa responden dengan pendidikan tamatan SLTP mengalami kecemasan normal sebanyak 9,5%, responden dengan pendidikan perguruan tinggi mengalami kecemasan sedang sebanyak 4,8%.

Dari hasil analisa spearman rho didapatkan bahwa p value sebesar 0.513 dimana (P >0,05) tidak terdapat hubunga antara pendidikan dengan tingkat kecemasan. Selain itu hasil analisa spearman rho juga menunjukkan angka korelasi sebesar 0.104 yang artinya korelasi itu sangat rendah sehingga dianggap tidak ada.

Tabel 5.10

Distribusi tingkat kecemasan berdasarkan pekerjaan ibu hamil primigravida trimester III

Pekerjaan Tingkat Kecemasan Total P

Value R

Normal Ringan Sedang 0.233 -0.188

N % N % N %

IRT 6 14.3 15 35.7 10 23.8 73.8%

PNS 1 2.4 1 2.4 0 0.0 4.8%

Karyawan Swatsa

2 4.8 4 9.5 2 4.8 19.0%

Wiraswasta/

pedagang

1 2.4 0 0.0 0 0.0 2.4%

Total 10 23.8 20 47.6 12 28.6 100.0

Berdasarkan hasil tabel 5.10 dapat dlihat bahwa responden dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) mengalami kecemasan sedang 23,8%%, responden dengan pekerjaan karyawan swasta megalami kecemasan normal sebanyak 2,4%,

Dari hasil analisa spearman rho didapatkan bahwa p value sebesar 0.233 dimana (P >0,05) tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan. Selain itu hasil analisa spearman rho juga menunjukkan angka korelasi sebesar -0.188 yang artinya korelasi itu sangat rendah sehingga dianggap tidak ada.

Tabel 5.11

Distribusi tingkat kecemasan berdasarkan penghasilan ibu hamil primigravida trimester III

Penghasilan Tingkat Kecemasan Total P

Value r

Normal Ringan Sedang 0.815 -0.037

N % N % N %

500.000- 1.000.000

1 2.4 4 9.5 2 4.8 16.7%

>1.000.000- 3.000.000

4 9,5 10 23.8 5 11.9 45.2%

> 3.000.000- 5.000.000

5 11,9 6 14.3 4 9.5 35.7%

>5.000.000 0 0.0 0 0 1 2.4 2.4%

Total 10 23,8 20 47,6 12 28,6 100.0%

Berdasarkan hasil tabel 5.11 dapat dlihat bahwa responden dengan penghasilan 500.000-1.000.000 mengalami kecemasan normal 2,4%,

responden dengan penghasilan >1.000.000-3.000.000 mengalami kecemasan sedang sebanyak 11,9%.

Dari hasil analisa spearman rho didapatkan bahwa p value sebesar 0.815 dimana (P >0,05) tidak terdapat hubungan antara penghasilan dengan tingkat kecemasan. Selain itu hasil analisa spearman rho juga menunjukkan angka korelasi sebesar -0.037 yang artinya korelasi itu sangat rendah sehingga dianggap tidak ada.

52 BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan dari hasil penelitian tentang hubungan tigkat kecemasan berdasarkan karakteristik demografi pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan 8 April – 8 Mei 2019 di Puskesmas Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Responden dalam penelitian ini yaitu ibu hamil primigravida trimester III.

6.1 Analisa Univariat

Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk menggambarkan hasil distribusi frekuensi pada masing-masing variabel yaitu karakteristik demografi dan tingkat kecemasan.

6.1.1 Gambaran Karakteristik Demografi Berdasarkan Usia

Hasil penelitian ini mendapatkan 95,2% ibu hamil primigravida trimester III yang berusia 20-35 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Handayani (2015), yaitu responden dengan usia tidak beresiko sebanyak 87,5%. Penelitian yang dilakukan oleh Yonne (2009) menunjukkan responden dengan usia tidak beresiko yaitu 84,2%. Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum (2013) didapatkan responden dengan usia tidak beresiko sebanyak 85,7%. Penelitian yang dilakukan oleh Yonne (2009) didapatkan hasil usia tidak beresiko sebesar 84,2% dan usia beresiko sebesar 15,8%. Penelitian yang dilakukan oleh Alibasjah (2014) didapatkan hasil bahwa usia tidak beresiko masih mendominasi dibandingkan usia beresiko dengan nilai usia tidak beresiko 55,2%

dan usia beresiko 44,8%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil trimester III menjelang proses persalinan diantaranya yaitu usia, paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga atau suami. Susanti (2008) menyatakan, bahwa usia ibu < 20 tahun dan ≥ 35 akan memberikan dampak terhadap perasaan takut dan cemas menjelang proses persalinan. Karena apabila ibu hamil pada usia tersebut, kehamilannya termasuk dalam kategori kehamilan berisiko tinggi dan seorang ibu yang berusia lebih lanjut akan berpotensi tinggi untuk melahirkan bayi cacat lahir.

Usia yang aman untuk kehamilan dikenal juga dengan istilah reproduksi sehat yaitu dan antara 20 hingga 35 tahun, dikatakan aman karna kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada rentang usia tersebut ternyata 2 sampai 5 kali lebih rendah daripada kematian maternal yang terjadi di rentang usia kurang dari 20 atau pun lebih dari 35 (Prawirohardjo, 2012). Usia ibu saat hamil sangat berkaitan erat dengan kesiapan rahim ibu, psikis ibu, dan juga kesehatan ibu maupun bayi yang dikandung (Setyaningrum, 2013). Wiknjosastro (2005) menyatakan di rentang usia 20 – 35 tahun ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental pun siap untuk merawat dan menjaga kehamilannya secara hati- hati.

Penelitian-penelitian diatas sesuai dengan konsep teori, dapat disimpulkan bahwa usia yang optimal bagi seorang ibu hamil adalah usia 20-35 tahun karena pada usia tersebut rahim matang dan mampu menerima kehamilan baik ditinjau dari segi psikologi dan fisik. Usia 20-35 tahun merupakan usia yang dianggap aman untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Karena pada usia <20 tahun kondisi fisik terutama organ reproduksi dan psikologis belum sepenuhnya siap menjalani masa kehamilan dan persalinan. Sedangkan usia <35 tahun merupakan

keadaan yang dikategorikan dalam resiko tinggi terhadap kelainan bawaan serta adanya penyulit selama masa kehamilan dan persalinan.

6.1.2 Gambaran Karakteristik Demografi Berdasarkan Status Perkawinan Hasil penelitian ini mendapatkan 100% ibu hamil primigravida trimester III yang menikah. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Frincia (2018) didapatkan responden dengan status perkawinan menikah sebanyak 90,6%.

Kehamilan yang terjadi sebelum pernikahan akan menyebabkan seseorang merasa bersalah, sehingga ia sulit menerima kehamilannya. Hal ini akan menambah perasaan cemas dalam menghadapi persalinan bayinya. Sebaliknya, kehamilan yang terjadi setelah pernikahan pada umumnya merupakan kehamilan yang dikehendaki oleh pasangan suami dan istri, sehingga ibu hamil mempunyai persepsi positif terhadap kehamilan dan persalinannya (Kusumajati, 2012).

Spielberger (1982) menyatakan, kehamilan dari anak yang tidak dikehendaki; adanya penolakan terhadap anak yang dikandung karena kehamilan yang tidak direncanakan akan berpengaruh terhadap perlakuan dan emosi ibu selama hamil. Kehamilan dari anak tidak sah atau anak diluar nikah; adanya penolakan terhadap bayi dalam kandungan karena rasa malu terhadap anak tidak sah akan mempengaruhi emosi ibu hamil dan menimbulkan kecemasan- kecemasan tertentu.

Hasil penelitian ini mendapatkan 0% responden yang memiliki status perkawinan tidak menikah. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Adewuya (2007) responden dengan status perkawinan tidak menikah atau single didapatkan 6,7%. Indonesia adalah negara berdasarkan pancasila, sila nya yang pertama adalah tentang ketuhanan yang maha esa. Sila pertama identik dengan

kehidupan beragama yang mengutamakan seluruh perilaku dan kegiatan hidup di Indonesia ini berdasarkan agama dan kepercayaanya masing-masing. Agama apapun mengatur hubungan seks dan mempunyai anak harus melalui ikatan suci pernikahan. Dibeberapa negara diluar indonesia ada beberapa yang mempunyai paham sekuler sehingga tidak mementingkan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka mereka tidak masalah apabila hamil diluar pernikahan. Di negara barat tinggal dalam satu atap tanpa ikatan menikah dilegalkan oleh pemerintahnya karena negara tersebut negara bebas. Anak usia 18 tahun sudah bukan sepenuhnya tanggung jawab orang tua, anak tersebut diharuskan untuk mandiri untuk membiayai hidupnya maupun sekolahnya namun orang tua juga tetap masih memantau. Berbeda dengan Indonesia, kebanyakan orang barat menganggap masa tua tidak digantungkan dengan anak. Menurut orang barat anak bukanlah merupakan hal penting dalam hidup melainkan hanya karunia atau hadiah dari Tuhan. Di barat kebanyakan tidak memeluk agama apapun atau atheis yang mana menurut mereka segala sesuatu yang dilakukan seperti berhubungan dengan siapapun tanpa ikatan pernikahan termasuk bebas.

Penelitian-penelitian diatas sesuai dengan konsep teori, dapat disimpulkan bahwa adaptasi fisiologis kehamilan itu akan sangat terbantu menjadi positif apabila ada dalam pernikahan, dan memiliki pasangan. Kehamilan yang terjadi pada setelah pernikahan dengan pendampingan dan dukungan suami mempunyai efek yang lebih kecil terhadap terjadinya kecemasan dibandingkan persalinan yang tidak mendapat dukungan suami. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi bahwa wanita yang mengalami gejala depresi pada masa antenatal lebih cenderung tidak menikah, lajang atau memiliki pasangan yang tidak tinggal di

rumah yang sama. Kehadiran pasangan suportif bertindak sebagai penyangga terhadap kesulitan yang dialami dalam transisi menjadi orang tua, melindungi kesehatan mental ibu (Justin, 2008). Hubungan bermasalah dengan pasangan, sebaliknya, menyebabkan tekanan tambahan pada wanita, membuatnya lebih sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan dan menjadi ibu (Carlo, 2009).

6.1.3 Gambaran Karakteristik Demografi Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian ini mendapatkan 55% ibu hamil primigravida trimester III yang memiliki pendidikan tamatan SLTA. Menurut Depdiknas (2003) pendidikan tamatan SLTA masuk pada kategori pendidikan menengah. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Iqbal (2015), didapatkan responden dengan pendidikan menengah sebanyak 42,8%. Penelitian yang dilakukan oleh Asri (2014) didapatkan responden pendidikan menengah yaitu 57,5%. Penelitian yang dilakukan oleh Astiwi (2013) didapatkan responden pendidikan menengah sebanyak 26,7%.

Tingkat pendidikan seseorang yang tinggi akan semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Asri, 2014).

Notoatmodjo (2007) menyatakan orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan tidak mampu menghadapi suatu tantangan dengan rasional.

Penelitian-penelitian diatas sesuai dengan konsep teori dan penelitian terkait, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seseorang turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan tentang proses persalinan yang mereka peroleh, dengan demikian semakin bertambahnya usia kehamilan

Dalam dokumen hubungan tingkat kecemasan berdasarkan (Halaman 51-59)