• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Responden

Dalam dokumen perubahan perilaku peternak dalam (Halaman 67-72)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan sejarahnya Desa Sidoluhur dahulunya adalah kawasan hutan yang kemudian datanglah seorang tokoh yang babat alas pertama kali yang bernama Bujuk Trebung yang beretnis Madura dan memberikan nama pada Desa awalnya adalah Mbaran/ Lahan.

54

Nama Sidoluhur sendiri berawal pada saat terjadinya pemilihan Kepala Desa/Klibun/Petinggi yang dari awalnya adalah sosok Kepala Desa yang legendaris yakni BIDIN. Nama Sidoluhur diperoleh pada saat pemilihan tersebut dimana hasil mufakat dari pemilihan itu terjadi pada saat lingsirnya matahari/

dhuhur. Sehingga masyarakat menjuluki Sido (Jadi) Luhur (waktu Dhuhur) dengan Kepala Desa pertama yaitu Pak Bidin. Adapun Desa Sidoluhur dibagi menjadi 5 (lima) dusun, yaitu;

1. Dusun Krajan I 2. Dusun Krajan II 3. Dusun Sumberejo 4. Dusun Gunung Tumpuk 5. Dusun Blendongan

4.2.2 Umur Responden

Karakteristik petani yang menjadi responden memiliki umur paling rendah 33 tahun dan paling tinggi 58 tahun. Umur produktif petani menurut (Tjiptoheriyano, 2003 di dalam Hadipurwanta dan Kusnanto, 2015: 561) adalah berkisar 18-55 tahun, tidak produktif adalah umur kurang dari 18 tahun dan lebih dari 55 tahun. Berdasarkan rentang umur petani yang menjadi sasaran evaluasi (25 orang) sebanyak 52% memiliki umur 36-45 tahun dan rentang usia terendah adalah umur 55-65 tahun sebanyak 12%. Adapun distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1. (25-35) 4 16

2. (36-45) 13 52

3. (46-54) 5 20

4. (55-65) 3 12

Jumlah 25 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022.

55

Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 25 responden yang memiliki jumlah terbesar pada interval 36-45 tahun sebanyak 13 orang atau 52%. Sedangkan jumlah responden terendah berada pada interval 55-65 tahun sebanyak 3 orang atau 12%. Umur merupakan salah satu indikator yang menunjukan kemampuan fisik seseorang. Orang yang memiliki umur yang lebih muda fisiknya lebih kuat atau produktif dibandingakn dengan orang yang berumur lebih tua. Umur seseorang peternak dapat berpengaruh pada produktifitas kerja mereka dalam kegiatan usaha peternakan (Utami, 2015: 25). Menurut Wahid (2012) dalam Utami (2015), menyatakan umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu (1) umur 0-14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif, (2) umur 15-64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif dan (3) umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo. Berdasarkan distribusi tabel diatas dapat disimpulkan bahwa anggota Kelompok Tani Sumber Makmur memiliki usia yang produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak produktif.

4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap pola pikir, sehingga dengan tingkat pendidikan yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang lebih berpikir kreatif begitupun sebaliknya. Dalam kajian ini yang dihitung berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan. Adapun tingkat pendidikan yang didapat oleh responden dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Kategori Jumlah Persentase (%)

1. SD 21 84

2 SLTP 2 8

3 SLTA 2 8

4 Sarjana - 0

Jumlah 25 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022.

56

Pada Tabel 4.3 petani yang menjadi responden kajian memiliki tingkat pendidikan yang beragam, dimana sebanyak 84% responden berpendidikan SD, 8% berpendidikan SMP dan 8% berpendidikan SMA sederajat. Secara umum tingkat pendidikan responden adalah SD. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan inovasi tekonologi atau materi yang disuluhkan, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah menyerap materi penyuluhan. Menurut Dharmawati &

Wirata (2016), adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya begitupun sebaliknya.

4.2.4 Jumlah Kepemilikan Ternak

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan jumlah ternak sangat mempengaruhi dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Karena banyaknya ternak yang dimiliki oleh setiap responden maka perlu dilakukan analisis kebutuhan pakan dan minum yang harus disiapkan untuk ternaknya, kapasitas kandang dan pengolahan limbah ternak tersebut. Adapun kepemilikan ternak dibagi menjadi 3 kategori yaitu sedikit (10-20) ekor, sedang (21-30) ekor dan banyak (> 31) ekor. Distribusi responden berdasarkan kepemilikan jumlah ternak dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak

No. Jumlah

Ternak (ekor)

Jumlah Responden (orang)

Persentase (%)

1. (2-5) 16 64

2 (6-10) 6 24

3 (>10) 3 12

Jumlah 25 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022.

Tabel 4.4 menunjukan bahwa jumlah ternak yang dimiliki oleh 16 responden dengan jumlah ternak (2-5) ekor, jika dirubah dalam persentase yaitu sebanyak

57

64%. Jumlah kepemilikan ternak tersebut menjadi pengaruh terhadap kebutuhan dan ketersedian pakan alternatif pengganti konsentrat, dengan dilakukan penyuluhan tentang pembuatan konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong akan mempengaruhi terhadap kemampuan peternak dalam menyediakan pakan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mempertahankan produktifitas ternaknya.

4.2.5 Lama Beternak

Distribusi responden berdasarkan pengalaman beternak sangat mempengaruhi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Selain umur dan pendidikan, pengalaman juga sangat penting dalam beternak. Secara umum peternak memiliki pengalaman beternak secara turun temurun dari generasi ke generasi karena bertani dan beternak merupakan aktivitas harian untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga mendapatkan penghasilan. Adapun pengalaman beternak dibagi menjadi 3 kategori yaitu singkat (1-3) tahun, sedang (4-6) tahun dan lama (7-10) tahun. Distribusi responden berdasarkan lama beternak dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Beternak No. Lama Beternak

(Tahun)

Jumlah Responden (orang)

Persentase (%)

1. Singkat (1-3) 7 28

2 Sedang (4-6) 15 60

3 Lama (7-10) 3 12

Jumlah 25 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022.

Tabel 4.5 menunjukan bahwa pengalaman beternak yang dimiliki oleh 15 responden di Kelompok Tani Sumber Makmur atau 60% berada pada kategori sedang yaitu pada interval (4-6) tahun. Sedangkan jumlah responden dengan lama beternak (7-10) tahun sebanyak 3 orang atau 12%, yang nantinya mereka sebagai patokan bagi responden yang berpengalaman sedang dan singkat. Pengalaman beternak merupakan perubah yang sangat berperan dalam menentukan

58

keberhasilan peternak dalam meningkatkan pengembangan usaha dan sekaligus upaya peningkatan pendapatan peternak di daerah tersebut (Utami, 2015: 30).

4.3 Kondisi Umum Wilayah

Dalam dokumen perubahan perilaku peternak dalam (Halaman 67-72)

Dokumen terkait