• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Implementasi dan Evaluasi Penyuluhan . 68

Dalam dokumen perubahan perilaku peternak dalam (Halaman 82-87)

BAB VI PEMBAHASAN/DISKUSI

6.1 Pembahasan Hasil Implementasi dan Evaluasi Penyuluhan . 68

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2022 di rumah ketua Kelompok Tani Sumber Makmur pada pukul 13.30 WIB s/d selesai, dengan jumlah responden penyuluhan sebanyak 25 orang dari total 37 orang anggota kelompok. Penetapan perancangan penyuluhan berdasarkan hasil kajian dan pemantapan materi di Instalasi Ruminansia Besar Polbangtan Malang. Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sasaran penyuluhan dalam “Pembuatan dan Pemberian Konsentrat Berbasis Tepung Daun Lamtoro untuk Sapi Potong”. Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet dan benda sesungguhnya serta metode yang dipakai adalah demonstrasi cara dan diskusi kelompok.

Pelaksanaan penyuluhan telah dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dengan PPL dan ketua kelompok setempat dan berjalan lancar sesuai tujuan yang ingin dicapai. Umur peserta penyuluhan yang paling mendominasi berumur 36-45 tahun (52%) dari total peserta. Umur tersebut tentunya merupakan usia yang masih produktif dalam bertani dan beternak. Selain itu jika dilihat pada kategori pendidikan paling dominasi berada pada posisi lulusan SD (84%) artinya peternak mampu membaca juga menulis sehingga memudahkan dalam pemilihan metode dan media penyuluhan. Dari tingkatan pendidikan rata rata SD maka diharapakan kegiatan penyuluhan ini dapat membawa dampak baik bagi peserta penyuluhan akan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak sapi potong, terlebih khusus dalam pembuatan konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong.

69

6.1.2 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Pelaksanaan evaluasi penyuluhan dilakukan untuk menganalisis mengenai tingkat pengetahuan dan keterampilan responden sebelum dan sesudah pelaksanaan penyuluhan. Metode yang digunakan yaitu metode evaluasi sumatif (evaluasi hasil).

Hasil yang didapat bahwa pemilihan media, materi dan metode dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan sudah cukup sesuai dan dapat diterima baik oleh sasaran. Hal ini sesuai pendapat Gunawan dan Palupi (2016) yang menyatakan bahwa apabila dalam suatu pelaksanaan kegiatan penyuluhan berada pada tahap evaluasi dari tingkat pengetahuan maka nilai materi dan metode telah sesuai dengan tujuan. Namun, rancangan penyuluhan yang disusun harus sesuai denga karakteristik sasaran dan potensi wilayah yang ada. Agar lebih optimal maka perlu pendampingan yang lebih serta penyuluhan yang lebih rutin supaya peternak nantinya sampai pada hasil yang terbaik dan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota dan usahanya.

6.1.3 Hasil Analisis Data Evaluasi

1. Aspek Pengetahuan

Hasil evaluasi tingkat pengetahuan pada sasaran yaitu 25 orang anggota Kelompok Tani Sumber Makmur yang mengikuti kegiatan penyuluhan yang merupakan responden dari pengisian kuesioner. Tingkat pengetahuan sasaran dihitung dengan menggunakan Analisa Skoring jawaban dari kuesioner. Soal yang digunakan yaitu sebanyak 20 butir pertanyaan tentang pembuatan konsentrat berbasis tepung daun lamtoro. Pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan 6 tahapan aspek dengan kuesioner tertutup. Pengukuran tingkat pengetahuan sasaran dilakukan menggunakan kuesioner post test dan pre test guna

70

mengetahui peningkatan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan seperti pada tabel 6.1 dibawah ini.

Tabel 6.1. Tabulasi Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Pengetahuan NO Indikator Nilai

Maks

Nilai Min

Total Skor

Persentase (%)

Dimensi

1 Pre Test 500 0 319 64 Menganalisis

2 Post Test 500 0 439 86 Menciptakan

Peningkatan 120 22

Sumber: Data yang diolah, 2022.

Dalam interpretasi data hasil evaluasi pengetahuan disajikan dalam bentuk garis kontinum dengan distribusi dimensi tahapan aspek pengetahuan. Skor yang didapatkan dari hasil penilaian aspek pengetahuan dengan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu 319 untuk post test dan 430 untuk pre test dari hasil tabulasi data pada Lampiran 14. Dari total skor teresebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden sebelum penyuluhan berada pada dimensi “Menganalisis” dan pengetahuan setelah penyuluhan berada pada dimensi “menciptakan” seperti pada Tabel 6.1. Posisi aspek kognitif atau pengetahuan jika didistribusikan pada garis kontinum dapat dilihat pada Lampiran 8

Berdasarkan data tersebut, untuk melihat nilai persentase dari aspek tingkat pengetahuan dapat diperoleh dengan rumus:

Persentase pengetahuan (%) = Total skor yang diperoleh / skor maksimum x 100%

= Pre test (319/500 x 100%) dan = Post test (430 / 500 x 100%) = 64% dan 86%

Disajikan dalam bentuk garis kontinum seperti pada Lampiran 8.

Pada pelaksanaan evaluasi penyuluhan dengan mengukur tingkat pengetahuan sasaran sebelum dan sesudah penyuluhan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala guttman dan pilihan jawaban Benar dan Salah.

71

Total skor sebelum dilaksanakan penyuluhan (pre test) yaitu 319 dengan persentase 64%. Sedangkan total skor benar setelah penyuluhan, dari jawaban responden yang berjumlah 25 orang yaitu 430 dengan persentase 86%. Sehingga diiterpretasikan kedalam 6 (enam) tahapan dimensi, yang mana tingkat pengetahuan 25 responden tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro berada pada kategori “Menciptakan”. Hasil analisa tersebut tergolong baik, hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010) bahwa tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila responden mampu menjawab benar atau jawaban positif 76% - 100% dari total pertanyaan pengetahuan. Berdasarkan keterangan angka 75%-100%, maka kuesioner yang telah disebarkan ke anggota Kelompok Tani Sumber Makmur menunjukan “sangat tinggi” dan ada peningkatan pengetahuan responden yang awalnya 64% menjadi 86% . Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan Sri dan Honorita (2011) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman, lama bertani dan lingkungan petani. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, dimana pengetahuan tentang manfaat suatu 10 hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap hal tersebut, demikian pula sebaliknya.

2. Aspek Keterampilan

Hasil evaluasi tingkat keterampilan sasaran yaitu anggota Kelompok Tani Sumber Makmur yang mengikuti kegiatan penyuluhan sebanyak 25 orang merupakan responden dari pengisian kuesioner. Tingkat keterampilan sasaran dihitung dengan mengunakan Analisa Skoring jawaban kuesioner yang disebarkan sesudah penyuluhan. Soal yang digunakan sebanyak 18 butir pertanyaan tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong. Pengukuran tingkat keterampilan menggunakan 5 aspek dengan kuesioner tertutup seperti pada Tabel 6.2.

72

Tabel 6.2 Tabulasi Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Keterampilan NO Indikator Nilai

Maks

Nilai Min

Total Skor

Persentase (%)

Dimensi

1 Post Test 450 0 1094 82 Naturalisasi

Sumber: Data yang diolah, 2022.

Dalam interpretasi data hasil evaluasi keterampilan disajikan dalam bentuk garis kontinum dengan distribusi dimensi tahapan aspek keterampilan. Skor yang didapatkan dari hasil penilaian aspek keterampilan dengan menggunakan kuesioner yaitu 1094 (post test) dari hasil tabulasi data pada Lampiran 16 yang setelah penyuluhan dalam dimensi “Naturalisasi: P5” seperti pada Tabel 6.2.

Posisi aspek psikomotorik atau keterampilan jika didistribusikan pada garis kontinum dapat dilihat pada Lampiran 9.

Berdasarkan data tersebut, untuk melihat nilai persentase dari aspek keterampilan dapat diperoleh dengan rumus:

Persentase keterampilan (%) = total skor yang diperoleh / skor Maks x 100%

= Post test (1094/1350x100%) = 82%.

Disajikan dalam garis kontinum seperti pada Lampiran 9.

Pada pelaksanaan evaluasi penyuluhan dengan mengukur tingkat keterampilan sasaran menggunakan kuesioner skala rating scale dengan pilihan jawaban. Jumlah skor yang dipeoleh dari 25 responden berjumlah 1094 dengan total skor maksimum yaitu 1350. Sehingga diinterpretasikan kedalam 5 (lima) dimensi, dimana tingkat keterampilan responden tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro berada pada kategori

“Naturalisasi”. Persentase keterampilan yang disajikan dalam garis kontinum berada pada angka 82% (post test), angka tersebut menunjukan bahwa tingkat keterampilan responden dalam membuat konsentrat berbasis tepung daun lamtoro tergolong “terampil”. Hal ini sesuai dengan pendapat Padmowihardjo (2000) dalam

73

Sri dan Honorita (2011) yang menyatakan bahwa keterampilan petani merupakan salah satu proses komunikasi pengetahuan untuk mengubah sebuah perilaku petani menjadi lebih efektif, efisien dan cepat melalui pengembangan teknologi.

Dalam dokumen perubahan perilaku peternak dalam (Halaman 82-87)

Dokumen terkait