• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penyuluhan

Dalam dokumen perubahan perilaku peternak dalam (Halaman 79-82)

BAB V RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

5.3 Evaluasi Penyuluhan

5.3.1 Menentukan Sasaran Evaluasi

Populasi untuk menentukan sasaran yang akan digunakan dalam evaluasi ini adalah anggota yang aktif dan memenuhi kriteria yang ditentukan dengan metode purposive sampling di Kelompok Tani Sumber Makmur yang berjumlah 25 orang.

5.3.2 Menentukan Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi yang akan dicapai dalam evaluasi ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan anggota Kelompok Tani Sumber Makmur sebelum dan setelah penyuluhan tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro (leucaena leucocephala) untuk sapi potong.

5.3.3 Menentukan Metode Evaluasi

Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan penggunaan kuesioner dan indikator yang digunakan adalah indikator peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Instrumen kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diisi oleh petani atau sasaran penyuluhan. Dituangkan dalam bentuk kisi-kisi yang terlampir pada lampiran 1. Sebelum dilakukan penyuluhan, dilakukan kegiatan pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan anggota Kelompok Tani Sumber

66

makmur. Setelah selesai penyuluhan juga dilakukan kegiatan post test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah diadakan penyuluhan.

5.3.4 Menentukan Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi bertujuan untuk melakukan pengukuran fakta (data) lapangan relavan dengan tujuan evaluasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan pengembangan dari kisi-kisi yang terlampir pada lampiran 1.

Instrumen kuesioner dibuat berdasarkan kisi-kisi dengan menggunakan skala guttman, skala ini dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan seseorang atau sekelompok orang mengenai gejala sosial yang terjadi di masyrakat. Adapun skala rating scale yang berfungsi untuk mengukur keterampilan seseorang atau sekelompok orang yang terlampir pada Lampiran 2.

5.3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah rancangan kuesioner selesai dibuat, kuiesioner harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas sebelum digunakan dalam mengukur pengetahuan dan keterampilan petani. Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen kuesioner harus dilakukan pada sasaran penyuluhan, yaitu sesama peternak sapi potong dan potensi daun lamtoro melimpah. Maka uji validitas dan uji reliabilitas instumen kuesioner dilakukan pada Kelompok Tani Sumber Makmur, Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Hasil jawaban kuesioner diuji menggunakan program komputer SPSS 20. Dari total 20 item pernyataan (pengetahuan) dan 18 item pernyataan (keterampilan) dikatakan valid. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kevalidan setiap indikator instrumen. Sedangakan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen yang dibuat.

67

Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dan keterampilan menggunakan perangkat lunak SPSS 20 yang ditabulasi dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 20.

Dari tabel Correlations pada Lampiran 20 terlihat bahwa nilai korelasi Pearson Product Moment dari 20 butir pertanyaan dengan nilai r hitung > r tabel dan nilai p-value = 0.000 lebih kecil dari α = 0.01 atau 0.05. Dengan demikian 20 pertanyaan yang diuji tersebut dapat dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas yg tinggi ditunjukkan dengan nilai 1,00, reliabilitas yg dianggap sudah cukup memuaskan atau tinggi adalah > 0,70. Output SPSS memberikan nilai alpha crobach untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,747. Nilai alpha cronbach ini berada diatas batas minimal 0,70 yaitu 863 sehingga dapat disimpulkan bahwa skala pengukuran variabel dinamika Kelompok mempunyai reliabilitas yang baik.

Dari tabel Correlations pada Lampiran 21 terlihat bahwa nilai korelasi Pearson Product Moment dari 18 butir pertanyaan dengan nilai r hitung > r tabel dan nilai p-value = 0.000 lebih kecil dari α = 0.01 atau 0.05. Dengan demikian 18 butir pertanyaan pada aspek keterampilan dikatakan valid. Kemudian untuk tingkat reliabilitas dengan nilai cronbach alpha yaitu 906. Hal ini dikatakan reliabel karena nilainya > 0.70 dengan tingkat reliablitas tinggi.

68

BAB VI PEMBAHASAN/DISKUSI

6.1 Pembahasan Hasil Implementasi dan Evaluasi Penyuluhan 6.1.1 Implementasi Penyuluhan Pertanian

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2022 di rumah ketua Kelompok Tani Sumber Makmur pada pukul 13.30 WIB s/d selesai, dengan jumlah responden penyuluhan sebanyak 25 orang dari total 37 orang anggota kelompok. Penetapan perancangan penyuluhan berdasarkan hasil kajian dan pemantapan materi di Instalasi Ruminansia Besar Polbangtan Malang. Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sasaran penyuluhan dalam “Pembuatan dan Pemberian Konsentrat Berbasis Tepung Daun Lamtoro untuk Sapi Potong”. Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet dan benda sesungguhnya serta metode yang dipakai adalah demonstrasi cara dan diskusi kelompok.

Pelaksanaan penyuluhan telah dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dengan PPL dan ketua kelompok setempat dan berjalan lancar sesuai tujuan yang ingin dicapai. Umur peserta penyuluhan yang paling mendominasi berumur 36-45 tahun (52%) dari total peserta. Umur tersebut tentunya merupakan usia yang masih produktif dalam bertani dan beternak. Selain itu jika dilihat pada kategori pendidikan paling dominasi berada pada posisi lulusan SD (84%) artinya peternak mampu membaca juga menulis sehingga memudahkan dalam pemilihan metode dan media penyuluhan. Dari tingkatan pendidikan rata rata SD maka diharapakan kegiatan penyuluhan ini dapat membawa dampak baik bagi peserta penyuluhan akan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak sapi potong, terlebih khusus dalam pembuatan konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong.

69

6.1.2 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Pelaksanaan evaluasi penyuluhan dilakukan untuk menganalisis mengenai tingkat pengetahuan dan keterampilan responden sebelum dan sesudah pelaksanaan penyuluhan. Metode yang digunakan yaitu metode evaluasi sumatif (evaluasi hasil).

Hasil yang didapat bahwa pemilihan media, materi dan metode dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan sudah cukup sesuai dan dapat diterima baik oleh sasaran. Hal ini sesuai pendapat Gunawan dan Palupi (2016) yang menyatakan bahwa apabila dalam suatu pelaksanaan kegiatan penyuluhan berada pada tahap evaluasi dari tingkat pengetahuan maka nilai materi dan metode telah sesuai dengan tujuan. Namun, rancangan penyuluhan yang disusun harus sesuai denga karakteristik sasaran dan potensi wilayah yang ada. Agar lebih optimal maka perlu pendampingan yang lebih serta penyuluhan yang lebih rutin supaya peternak nantinya sampai pada hasil yang terbaik dan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota dan usahanya.

6.1.3 Hasil Analisis Data Evaluasi

1. Aspek Pengetahuan

Hasil evaluasi tingkat pengetahuan pada sasaran yaitu 25 orang anggota Kelompok Tani Sumber Makmur yang mengikuti kegiatan penyuluhan yang merupakan responden dari pengisian kuesioner. Tingkat pengetahuan sasaran dihitung dengan menggunakan Analisa Skoring jawaban dari kuesioner. Soal yang digunakan yaitu sebanyak 20 butir pertanyaan tentang pembuatan konsentrat berbasis tepung daun lamtoro. Pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan 6 tahapan aspek dengan kuesioner tertutup. Pengukuran tingkat pengetahuan sasaran dilakukan menggunakan kuesioner post test dan pre test guna

70

mengetahui peningkatan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan seperti pada tabel 6.1 dibawah ini.

Tabel 6.1. Tabulasi Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Pengetahuan NO Indikator Nilai

Maks

Nilai Min

Total Skor

Persentase (%)

Dimensi

1 Pre Test 500 0 319 64 Menganalisis

2 Post Test 500 0 439 86 Menciptakan

Peningkatan 120 22

Sumber: Data yang diolah, 2022.

Dalam interpretasi data hasil evaluasi pengetahuan disajikan dalam bentuk garis kontinum dengan distribusi dimensi tahapan aspek pengetahuan. Skor yang didapatkan dari hasil penilaian aspek pengetahuan dengan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu 319 untuk post test dan 430 untuk pre test dari hasil tabulasi data pada Lampiran 14. Dari total skor teresebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden sebelum penyuluhan berada pada dimensi “Menganalisis” dan pengetahuan setelah penyuluhan berada pada dimensi “menciptakan” seperti pada Tabel 6.1. Posisi aspek kognitif atau pengetahuan jika didistribusikan pada garis kontinum dapat dilihat pada Lampiran 8

Berdasarkan data tersebut, untuk melihat nilai persentase dari aspek tingkat pengetahuan dapat diperoleh dengan rumus:

Persentase pengetahuan (%) = Total skor yang diperoleh / skor maksimum x 100%

= Pre test (319/500 x 100%) dan = Post test (430 / 500 x 100%) = 64% dan 86%

Disajikan dalam bentuk garis kontinum seperti pada Lampiran 8.

Pada pelaksanaan evaluasi penyuluhan dengan mengukur tingkat pengetahuan sasaran sebelum dan sesudah penyuluhan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala guttman dan pilihan jawaban Benar dan Salah.

71

Total skor sebelum dilaksanakan penyuluhan (pre test) yaitu 319 dengan persentase 64%. Sedangkan total skor benar setelah penyuluhan, dari jawaban responden yang berjumlah 25 orang yaitu 430 dengan persentase 86%. Sehingga diiterpretasikan kedalam 6 (enam) tahapan dimensi, yang mana tingkat pengetahuan 25 responden tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro berada pada kategori “Menciptakan”. Hasil analisa tersebut tergolong baik, hal ini sesuai pendapat Arikunto (2010) bahwa tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila responden mampu menjawab benar atau jawaban positif 76% - 100% dari total pertanyaan pengetahuan. Berdasarkan keterangan angka 75%-100%, maka kuesioner yang telah disebarkan ke anggota Kelompok Tani Sumber Makmur menunjukan “sangat tinggi” dan ada peningkatan pengetahuan responden yang awalnya 64% menjadi 86% . Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan Sri dan Honorita (2011) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman, lama bertani dan lingkungan petani. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, dimana pengetahuan tentang manfaat suatu 10 hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap hal tersebut, demikian pula sebaliknya.

2. Aspek Keterampilan

Hasil evaluasi tingkat keterampilan sasaran yaitu anggota Kelompok Tani Sumber Makmur yang mengikuti kegiatan penyuluhan sebanyak 25 orang merupakan responden dari pengisian kuesioner. Tingkat keterampilan sasaran dihitung dengan mengunakan Analisa Skoring jawaban kuesioner yang disebarkan sesudah penyuluhan. Soal yang digunakan sebanyak 18 butir pertanyaan tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong. Pengukuran tingkat keterampilan menggunakan 5 aspek dengan kuesioner tertutup seperti pada Tabel 6.2.

72

Tabel 6.2 Tabulasi Hasil Pre Test dan Post Test Aspek Keterampilan NO Indikator Nilai

Maks

Nilai Min

Total Skor

Persentase (%)

Dimensi

1 Post Test 450 0 1094 82 Naturalisasi

Sumber: Data yang diolah, 2022.

Dalam interpretasi data hasil evaluasi keterampilan disajikan dalam bentuk garis kontinum dengan distribusi dimensi tahapan aspek keterampilan. Skor yang didapatkan dari hasil penilaian aspek keterampilan dengan menggunakan kuesioner yaitu 1094 (post test) dari hasil tabulasi data pada Lampiran 16 yang setelah penyuluhan dalam dimensi “Naturalisasi: P5” seperti pada Tabel 6.2.

Posisi aspek psikomotorik atau keterampilan jika didistribusikan pada garis kontinum dapat dilihat pada Lampiran 9.

Berdasarkan data tersebut, untuk melihat nilai persentase dari aspek keterampilan dapat diperoleh dengan rumus:

Persentase keterampilan (%) = total skor yang diperoleh / skor Maks x 100%

= Post test (1094/1350x100%) = 82%.

Disajikan dalam garis kontinum seperti pada Lampiran 9.

Pada pelaksanaan evaluasi penyuluhan dengan mengukur tingkat keterampilan sasaran menggunakan kuesioner skala rating scale dengan pilihan jawaban. Jumlah skor yang dipeoleh dari 25 responden berjumlah 1094 dengan total skor maksimum yaitu 1350. Sehingga diinterpretasikan kedalam 5 (lima) dimensi, dimana tingkat keterampilan responden tentang pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro berada pada kategori

“Naturalisasi”. Persentase keterampilan yang disajikan dalam garis kontinum berada pada angka 82% (post test), angka tersebut menunjukan bahwa tingkat keterampilan responden dalam membuat konsentrat berbasis tepung daun lamtoro tergolong “terampil”. Hal ini sesuai dengan pendapat Padmowihardjo (2000) dalam

73

Sri dan Honorita (2011) yang menyatakan bahwa keterampilan petani merupakan salah satu proses komunikasi pengetahuan untuk mengubah sebuah perilaku petani menjadi lebih efektif, efisien dan cepat melalui pengembangan teknologi.

6.2 Rencana Tindak Lanjut

Hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan evaluasi penyuluhan sesuai dengan tujuan penyuluhan yang dirancang, yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan sasaran penyuluhan terhadap pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong. Hasil dari evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana tujuan penyuluhan tersebut dapat dicapai oleh sasaran hal ini sesuai pendapat Arianda (2010). Rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang dapat diberikan berdasarkan hasil pelaksanaan penyuluhan di Kelompok Tani Sumber Makmur yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan tahap dimensi menganalisis, yang mana dalam tahap dimensi ini sasaran sudah dapat memecahkan masalah yang dihadapi mengenai kualitas dan kuantitas pakan untuk sapi potong. Hingga dapat ditingkatkan lagi nantinya pada tahap menciptakan yakni sasaran dapat merumuskan, merencanakan serta membuat konsentrat dengan bahan pakan yang ada di wilayah tersebut 2. Adanya pendampingan yang lebih intensif bagi anggota kelompok tani guna

mempertahankan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat konsentrat berbasis tepung daun lamtoro serta pengaplikasian pada ternak. Sebab jika dilakukan secara berulang ulang peternak dapat menganalisis keunggulan dan kelemahan inovasi tersebut.

74

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian tugas akhir tentang “Perubahan Perilaku Peternak Dalam Penyuluhan Tentang Pemanfaatan Konsentrat Berbasis Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Untuk Sapi Potong Dengan Metode Demonstrasi Cara” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji palatabilitas bahwa konsumsi konsentrat berbasis tepung daun lamtoro hari ke 1 sampai hari ke 8 cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pada hari ke 8 yaitu 1.5 kg/ekor/hari

2. Karakteristik responden berdasarkan umur dengan rentang usia 36 - 45 tahun sebanyak 13 orang atau 52%, berdasarkan tingkat pendidikan dominan lulusan SD dengan jumlah 21 orang (84%), berdasarkan pengalaman beternak berada pada kategori sedang yaitu pada interval (4 - 6) tahun (60%) dan berdasarkan jumlah ternak sebanyak 16 responden (64%) dengan jumlah kepemilikan ternak (2 - 5) ekor.

3. Rancangan penyuluhan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan berdasarkan karakteristik sasaran (anggota Kelompok Tani Sumber Makmur), materi “pembuatan dan pemberian konsentrat berbasis tepung daun lamtoro untuk sapi potong” metode penyuluhan demonstrasi cara dan diskusi, media yaitu leaflet.

4. Hasil evaluasi sebelum penyuluhan menunjukan tingkat pengetahuan petani berada pada dimensi “menganalisis” (64%), dibandingkan setelah penyuluhan tingkat pengetahuan petani berada pada dimensi “menciptakan” (86%). Hasil evaluasi tingkat keterampilan berada pada dimensi “Naturalisasi” (82%).

75

7.2 Saran

Saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Adanya penelitian lanjutan terkait penggunaan tepung daun lamtoro sebagai konsentrat sapi potong terlebih khusus kandungan nutrisi yang terkandung (PK, BK, LK dan BETN) dan produktifitas ternak serta menghitung nilai biaya (aspek ekonomi).

2. Perlu peningkatan pelatihan atau pendampingan dari instansi terkait seperti penyuluh dalam pembuatan konsentrat dan pakan ternak pada umumnya sebagai pemenuhan nutrisi untuk ternak sapi.

76

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, E. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga.

Anonymous. 1995. Pedomman Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian. Jakarta:

Departemen Pertanian.

Anonymous. 2006. Undang-Undang No 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Anonymous. 2020. Programa Penyuluhan Kecamatan Krian 2020

Arikunto, S. Jabar, C. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar dan Syaifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Church, D. C. and W. G. Pound. 1988. Basic Animal Nutrition and Feeding. John Wileyand Sons, New York.

Davison, R., Martinsons, M. G., Kock, N. 2004. Principles of Canonical Action Research. Information Systems Journal, 14(1), 65-86.

Departemen Pertanian, 2006. Undang-Undang No 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutananan. Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Dharmawati, I. G. A. A., Wirata, I. N. 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Guru Penjaskes SD Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi.

Dilaga, S.H., A.Y. Dahlanuddin., Sutaryono, Suhubdy dan Hermansyah. 2019.

Peningkatan Nilai Nutrisi Pakan Sapi Betina Induk Melalui Pemanfaatan Lamtoro di Kelompok Tani Ternak Pade Genem Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Jurnal Gema Ngabdi. 1 No.1 pp:15 21.

Dilaga, S.H., Amin. M., Yanuarianto. O., Sofyan dan Dahlanudin. 2021.

Penggunaan Daun Lamtoro Sebagai Pakan Untuk Penggemukan Sapi Bali. Universitas Mataram. Jurnal Gema Ngabdi. Vol. 3 No.1.

Elita, A. S. 2006. Studi Perbandingan Penampilan Umum dan Kecernaan Pakan pada Kambing dan Domba Lokal. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas.

Erwin, 2012. Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian. Jambi : Balai Pelatihan Pertanian

Farid, A., Romadi, U., Sawitri, B., dan Wandansari, N. R. 2016. Modul Evaluasi Penyuluhan Pertanian. STPP Malang

77

Gunawan, I dan Palupi, A. R., TT. Taksonommi Bloom-Revisi Ranah Kognitif:

Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian.

[Online]

Hadiani, D.P.D. dan Brihandhono, A. 2015. Pemanfaatan Ampas Kedelai dan Onggok Terfermentasi Rhizopus Sp dalam Konsentrat Sapi Potong untuk Pertambahan Bobot Badan, Konversi dan Palatabilitas Pakan. Universitas Kanjuruhan Malang. Malang.

Halim, S. 2017. Pengaruh Karakteristik Peternak Terhadap Motivasi Beternak Sapi Potong Dikelurahan Bangkalan Kecamatan Maiwa. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makasar.

Harahap, N., dan Effendy, L. 2017. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Pusat Pendidikan Pertanian. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Jakarta.

Hardiansyah, B. 2007. Pengaruh Pengolahan tepung Daun Lamtoro (Leucaena leucoce phala) Dalam Ransum Pellet Terhadap Karkas Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih. Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian. Sumatra Harijati, S., Huda, N., dan Pertiwi, P. R. 2016. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian.

Universitas Terbuka.

Hartadi, H.,S. Reksohadiprojo, dan A.D. Tillman. 2007. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Kementan, 2013. Materi Penyuluhan, Modul Diklat Penyuluhan Pertanian. STPP Magelang.

Krisna, R. 2014. ”Hubungan Tingkat Kepemilikan dan Biaya Usaha dengan Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.

Kusmaria, dkk., 2020. Kajian Kebijakan Daging Sapi Di Indonesia Untuk Mendukung Swasembada Daging Sapi. Program Studi Agribisnis, Politeknik Negeri Lampung, Lampung.

Kusnadi, Dedy. 2011. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. STPP Bogor.

Luanmase, C.M., S.Nurtini, dan F.T. Haryadi. 2011. Analisis Motivasi Beternak Sapi Potong Bagi Peternak Lokal Dan Transmigran Serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Buletin Peternakan 35: 113-123.

Mahbub, M.A. 2007. Penyuluhan Kehutanan Partisipatif (Participative Forestry Extension). Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Diterbitkan Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Surakarta.

78

Mulyati, I. M. Mardiningsih, D. Satmoko, S. 2016. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pengalaman Dan Jumlah Ternak Peternak Kambing Terhadap Perilaku Sapta Usaha Beternak Kambing Di Desa Wonosari Kecamatan Patebon.

Fakultas Peternakan Dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.

Nurjanah, T., Hartono, M., dan Suharyati, S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Angka Kebuntingan (Conception Rate) Pada Sapi Potong Setelah Dilakukan Sinkronisasi Estrus Di Kabupaten Pringsewu.

Mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Partama, IBG. 2013. Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Penerbit Udayana University Press.

Purbowati, E., Sutrisnp, C. ., Baliarti, E., Budhi, S. P. ., Lestariana, W., Rianto, E., Kholidin. 2013. Penampilan Produksi Domba Lokal Jantan Dengan Pakan Komplit Dari Berbagai Limbah Pertanian Dan Agroindustri. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Rahadiyani, U. 2017. Hubungan Karakteristik Peternak Dan Skala Usaha Dengan Kinerja Usaha Peternakan Sapi Perah. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Managemen Institut Pertanian Bogor.

Ramhat, A dan Mirnawati, M. 2020. Model Participation Action Research Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Universitas Negeri Gorontalo.

Setiana, L. 2005. Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

Siregar D, R.. 2013. Analisi Usaha Pemelihraan Ternak Sapi Potong Program SMD. Skripsi. Fakultas Peternakan. Unand. Padang.

Soedarmanto. 2001. Dasar-Dasar dan Pengelolaan Penyuluhan Pertanian.

Universitas Brawijaya. Malang.

Solikhah, T.H., 2008. Pengaruh Penggunaan Pakan Suplemen Yang Mengandung Daun Lamtoro terhadap Performan Sapi Peranakan Ongole Jantan.

Universitas Sebelas Maret. (ID): Skripsi Surakarta.Press. 38 hal.

Sosroamidjojo dan Soeradji. 1990. Peternakan Umum. Jakarta: CV Yasaguna.

Sri, S. M. R., dan B. Honorita. 2011. Perilaku petani dalam usahatani di lahan rawa lebak. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian : 115-128

Sudarma, I. K. 2018. Pengujian Konsistensi, Waktu Adaptasi, Palatabilitas dan Persentase Disintegrasi Ransum Blok Khusus Ternak Sapi Potong Antarpulau. Jurnal Sain Peternakan Indonsesia. Program Studi Peternakan Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Sudarmono, S dan Sugeng, B. Y., 2009. Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya

79

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Research Developmen.

Bandung: Alfabeta

Sukanata, I W., Suciani, Kayana, I G.N., Budiartha, I W. 2014. Strategi Peningkatan Produksi Sapi Potong di Provinsi Bali dalam Menunjang Swasembada Daging Nasional. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Denpasar.

Sunardi. A,. 2008. Perilaku Peternak Sapi Perah Dalam Pemanfaatan Pakan Hasil Samping Agroindustri (Kasus Peternak Sapi Perah Anggota KUD Giri Tani Kecamatan Cisarua Bogor).

Suretno, N.D., Purwanto, B.P., Priyanto, R., dan Supriyatna, I. 2017. Evaluasi Kesesuaian Lingkungan Berdasarkan Penampilan Produksi Empat Bangsa Sapi pada Ketinggian Berbeda di Provinsi Lampung. Program Studi Ilmu dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Umiyasih. U, dan Angraeny. Y. N, 2007. Petunjuk Teknis, Ransum Seimbang, Strategi Pakan Sapi Potong, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

80

LAMPIRAN

81 Lampiran 1. Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian

Variabel Sub

Variabel

Indikator Jumlah

Item

Karakteristik Petani

Umur

Responden mampu mengisi identitas diri

1 Tingkat

Pendidikan

1

Pekerjaan 1

Tingkat Pendapatan

1

Tingkat Pengetahuan

Peternak

Tahu (C1) a. Peternak mampu mendefinisikan atau

menyebutkan tentang ransum dan bahan penyusunnya, cara penafsiran bobot badan, dan cara penentuan jumlah pakan yang diberikan

1,2,3,4, 5, 6,7,8

Memahami (C2)

b. Responden mampu menjelaskan atau memahami tujuan

pemberian ransum tepung daun lamtoro untuk sapi potong

9

Menerapkan (C3)

c. Responden dapat menerapkan ketentuan pembuatan ransum untuk pakan ternak sapi potong

10

Analisis (C4) d. Responden mampu menganalisa kandungan bahan dalam

pembuatan ransum

11, 12

Sintesa (C5) e. Peternak mampu merancang atau mengkombinasikan semua bahan atau komponen

pembuatan ransum

13,14,15 ,16, 17

Evaluasi (C6) f. Responden dapat menilai atau mempertimbangkan dari hasil pembuatan ransum untuk sapi potong

18,19,20

Tingkat Keterampilan

Peternak

Praktik Terpimpin

a. Respondenmampu mengenali alat dan bahan

b. Responden mampu mengenali atau mengidentifikasi prosedur kerja atau langkah-langkah pembuatan ransum

1 – 10

Praktik Secara Mekanisme

c. Responden mampu melakukan pembuatan ransum secara tepat

dan cepat 11 – 16

Adopsi d. Responden mampu

mengembangkan jenis pakan yang diberikan

17,18

Sumber: Data Primer tahun 2022 (Buu, 2022).

82 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PERUBAHAN PERILAKU PETERNAK DALAM PENYULUHAN TENTANG PEMANFAATAN KONSENTRAT BERBASIS TEPUNG DAUN LAMTORO (LEUCAENA LEUCOCEPHALA) UNTUK SAPI POTONG DENGAN METODE

DEMONSTRASI CARA

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang dipakai dalam mengumpulkan data dari responden dalam rangka menyelesaikan Tugas Ahkir saya:

Nama : Yakobus Ferdianus Buu

Jurusan : Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan Universitas : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Oleh karena itu Peneliti meminta kesediaan bapak ibu untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas kerjasama dan bantuan bapak ibu.

A. Identitas Responden 1. Nama :

2. Umur :

3. Jumlah ternak :……..ekor 4. Lama beternak :…….tahun

5. Pendidikan terahkir * : a. Tidak Tamat SD b. SD

c. SMP d. SMA

e. Perguruan Tinggi 6. Pekerjaan * : a. Pelajar/Ibu Rumah Tangga

b. Petani/Peternak

c. Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ Karyawan d. Wirausaha

e. Guru/Dosen

7. Pendapatan per bulan : a. Rp. 0-Rp. 1.000.000

b. Rp. 1.000.000- Rp. 2.000.000 c. Rp.2.000.000- Rp.3.000.000 d. Rp. 3.000.000- Rp. 4.000.000

Dalam dokumen perubahan perilaku peternak dalam (Halaman 79-82)

Dokumen terkait