• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ)

Dalam dokumen prosiding - Bina Darma e-Journal (Halaman 58-63)

[50]

SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN EKSPOR FIBREBOARD

[51]

melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya jumlah produksi yang optimal untuk meminimumkan jumlah biaya persediaan. Dan juga untuk penyajian laporan data transaksi ekspor barang yang akurat dan cepat

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengembangan sistem yang dipakai untuk merancang bangun sistem informasi produksi dan ekspor fibreboard menggunakan Metode Prototype. Metode prototipe (prototype) merupakan metode yang baik dalam suatu proses pengembangan sistem karena dapat mengatasi kesalah pahaman antara user dan analisis yang terjadi jika user tidak mampu dalam mendefinisikan secara jelas kebutuhannya.

(Mulyanto, 2009). Dengan adanya kesulitan dari user dalam menyampaikan atau menjelaskan keinginannya untuk dapat memperoleh suatu aplikasi yang mereka butuhkan maka analisis membantu user dalam mengatasi kesulitan tersebut dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya dalam suatu bentuk model prototype. Model pengembangan ini dilakukan secara terus menerus hingga sesuai dengan kebutuhan dari user tersebut sebagai berikut:

1) Pengumpulan Kebutuhan

Pada tahap pengumpulan kebutuhan, costumer memaparkan apa saja yang dibutuhkan dalam sistem yang akan dibuat.

2) Membangun Prototyping

Pada tahap pembangunan prototyping, pengembang dan pembuat sistem bersama-sama membuat format input maupun output yang akan dihasilkan oleh sistem yang dibuat.

3) Evaluasi Prototyping

Selanjutnya, setelah tahap pembangunan prototyping, prototype yang telah dirancang akan dievaluasi untuk di kerjakan pada tahap selanjutnya.

4) Mengkodekan System

Pada tahap ini, sistem yang ingin dibuat akan dibuatkan kedalam bahasa pemograman baik pascal, visual basic, php, dan sebagainya.

5) Menguji System

Pada tahap pengujian system, koding yang telah dibuat sebelumnya akan diuji apakah dapat berjalan dengan baik ataukah masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki atau apakah masih ada bagian yang belum sesuai dengan keinginan pelanggan.

6) Evaluasi System

Evaluasi system bukanlah evaluasi prototyping, evaluasi system adalah mengevaluasi system atau perangkat lunak yang sudah jadi apakah sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau belum. Jika belum, maka system akan direvisi kembali dan kembali ketahap 4 dan 5. Jika system sudah dikatakan OK maka system siap dilanjutkan pada tahap selanjutnya.

7) Menggunakan System

Tahap ini merupakan tahap akhir dari pembuatan system dengan metode Prototyping Model. Pada tahap ini perangkat lunak yang sudah jadi dan sudah lulus uji, siap untuk digunakan oleh pelanggan/user.

3. HASIL

Berdasarkan hasil dari tahapan-tahapn yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil dari perancangan sistem informasi ini berupa Sistem Informasi Produksi dan Ekspor Fibreboard dengan menerapkan metode Economic Production Quantity (EPQ) pada PT Hijau Lestari Raya Fibreboard, dengan harapan dapat membantu dalam hal menentukan berapa banyak jumlah barang yang harus diproduksi untuk waktu berikutnya sehingga terdapat pengoptimalan kuantitas produksi. Maka hasil dari penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk sistem yang mana akan dijalankan dijaringan localhost yang nantinya menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menyusun strategi bisnis dengan melihat arah musiman atau trend pasar terhadap produk perusahaan.

3.1 Pengumpulan Kebutuhan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Hijau Lestari Raya Fibreboard dan hasil observasi diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat sistem informasi produksi dan ekspor menggunakan metode EPQ. Dari penelitian ini akan dibuat sebuah sistem informasi produksi dan ekspor yang dapat memberikan kemudahan informasi kepada user untuk mengetahui persediaan dan permintaan pelaggan secara terkomputerisasi.

[52]

3.2 Membangun Prototyping

Pada tahapan membangun prototype pada sistem informasi produksi dan ekspor yang akan menampilkan perancangan-perancangan seperti rancangan use case diagram. Use case diagram yaitu mendiskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang. (M. Shalahuddin dan Rosa A.S, 2011)

Tahapan dalam pembuatan sistem informasi produksi dan ekspor ini dapat di lihat pada use case diagram berikut:

Gambar 1. Tahap perancangan use case diagram

Diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut, sehingga calon pengguna dapat menjalankan sistem ini. Use case di atas menjelaskan bahwa admin melakukan semua kegiatan dalam semua sistem.

Nantinya admin yang akan memberikan pelaporan kepada pimpinan dengan bukti dalam bentuk laporan- laporan

3.3 Evaluasi Prototype

Evaluasi Prototype ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan 3. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tidak melakukan evaluasi prototype terhadap pelanggan atau klien, karena hal itu memerlukan waktu yang lama dalam masalah evaluasi.

3.4 Mengkodekan System

Setelah tahapan perencaan dan desain telah terpenuhi, hal utama yang paling difokuskan pada tahap selanjutnya adalah tahap ketiga yaitu tahap pengkodean/ coding. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengerjaan coding pemrograman. Tahap ini memerlukan waktu yang lama dengan melakukan serangkaian unit test dan yang paling utama diuji. Pada unit test ini, dibutuhkan rekan dalam membuat project yang diberikan dalam menyelesaikan pengerjaan program.

3.5 Menguji System

Pada pengujian ini peneliti menerapkan pengujian menggunakan Black Box Testing, Black Box Testing merupakan teknik pengujian yang berfokus pada keluaran hasil dari respon yang diberikan, sederhananya Black Box Testing merupakan proses menjalankan aplikasi untuk mengetahui apakah terdapat error atau ada fungsi yang tidak berjalan sesuai harapan. Adapun rencana pengujian yang akan di uji terdapat pada tabel 3 rencana pengujian berikut :

input data master

perhitungan EPQ input produksi

input pengiriman laporan

login admin

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

bahan baku

produk

<<include>>

<<include>>

pengiriman dalam negeri pengiriman ekspor

<<include>>

<<include>>

[53]

Tabel 1. Rencana Pengujian

Item Yang Diuji Bagian Jenis

Pengujian

Menu Home Halaman Home BlackBox

Menu User Halaman user BlackBox

Menu Data Bahan Baku

Halaman Data Bahan Baku

BlackBox Menu Data Produk Halaman Data Produk BlackBox Menu data produksi Halaman data produksi BlackBox Menu data pengiriman Halaman data pengiriman BlackBox Menu analisis EPQ Halaman analisis EPQ BlackBox Menu laporan Halaman laporan BlackBox

Berikut adalah hasil pengujian program sistem informasi produksi dan ekspor menggunakan metode EPQ:

1) Halaman Bahan Baku

Gambar 2. Tampilan halaman Bahan baku

Pada gambar 2 di atas adalah tampilan halaman bahan baku, yang terdiri dari berbagai macam informasi tentang bahan baku apa saja yang terdapat pada halaman tersebut.

2) Halaman Produksi

Gambar 3. Tampilan halaman produksi

[54]

Pada halaman produksi ini menjelaskan berapa banyak bahan baku yang di perlukan untuk suatu permintaa tertentu. Di halaman ini juga dapat memilih ukuran produk apa yang akan di produksi.

3) Halaman Analisa EPQ

Gambar 4. Tampilan halaman analisa EPQ

Pada gambar 4 diatas halaman ini akan melakukan analisa perhitungan dengan menggunakan metode EPQ (Economic Production Quantity). Periode yang di gunakan adalah per bulan hitungan, dalam perhitungan ini mencari produksi optimal, serta TIC (Total Inventory Cost).

4. SIMPULAN

Hal yang dapat disimpulkan oleh peneliti yaitu Sistem Informasi Produksi dan ekspor fibreboard pada PT Hijau Lestari Raya Fibreboard menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ), dimana pada sistem ini terdapat form analisa produksi yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian produksi, sehingga dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak jumlah barang yang harus diproduksi sehingga terdapat pengoptimalan kuantitas produksi. Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan dapat mempermudah dalam menentukan jumlah produksi yang optimal sehingga dapat memaksimalkan persediaan serta meminimumkan total biaya persediaan sehingga dapat mengurangi terjadinya kekurangan stok persediaan pada PT Hijau Lestari Raya Fibreboard.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyanto. (2009). Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

A.S Rosa dan Salahuddin M. (2011). Modul pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Modula

Ariswoyo, A.T.S. (2012). Pengendalian Persediaan Minyak Sawit Dan Inti Sawit Pada PT PQR Dengan Model Economic Production Quantity (EPQ). Jurnal:Vol 1- 14.

Fuad, M., Christin H, Nurlela, Sugiarto, Paulus, YEF, (2000). Pengantar bisnis. Jakarta: PT Gramedia.

Jogiyanto, H.M., (2005). Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi

[55]

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BERBASIS WEB PADA BAGIAN

Dalam dokumen prosiding - Bina Darma e-Journal (Halaman 58-63)