BAB IV PEMBAHASAN
D. Pembahasan
1. Efektifitas
Hal yang sama disampaikan oleh informan 14 masyarakat Kampung Yaba Maru bsebagai berikut:
“menurut saya belum bisa Perbub tersebut belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diharapkan karena masih terdapat kebutuhan lebih lanjut dalam implementasi program dan peningkatan koordinasi antarstakeholder di tingkat lokal” (AM,wawancara 9 juli 2024 pukul 15:00-15:30)
Dalam penelitian ini peneliti mengambil keseimpulan bahwa penelitian mengenai evaluasi kebijakan penanganan stunting dalam upaya menurunkan status gizi buruk di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke sesuai dengan regulasi peraturan bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Stunting di Kabupaten Merauke, Distrik Tanah Miring belum memaksimalkan efektifitas sesuai kebijakan yang berjalan sehingga jumlah kasus stunting di Daerah tersebut mengalami prevelensi angka stunting yang tinggi dibandingkan dengan 20 Distrik lainnya di Kabupaten Merauke namun dalam laporan tahun 2024 jumlah kasus stunting di Distrik Tanah Miring mengalami penurunan angka kasus stunting dalam 3 tahun terakhir.
Tabel 5 Jumlah Angka Stunting Distrik Kabupaten Merauke
NO PUSKESMAS
KABUPATEN MERAUKE
JUMLAH STUNTING
2022 2023 2024
1 Kimaam 9 17 20
2 Waan 124 66 68
3 Tabonji 95 36 1
4 Ilwayab 133 43 24
5 Okaba 33 30 31
6 Tubang 63 37 11
7 Ngguti 12 3 1
8 Kaptel 50 29 19
9 Kurik 91 59 7
10 Kumbe 130 105 61
11 Wayau 32 32 41
12 Mopah baru 120 138 120
13 Karang indah 69 96 66
14 Samkai 196 88 35
15 Kelapa lima 101 88 37
16 Rimba jaya 113 98 74
17 Gudang arang 116 89 51
18 Kuprik 104 85 80
19 Tanah miring 247 161 152
20 Jagebob 59 45 40
21 Sota 16 15 9
22 Naukenjerai 34 17 6
23 Muting 110 70 61
24 Bupul 61 51 37
25 Ulilin 55 49 40
TOTAL 2.173 1.547 1.092
Sumber Data: Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke
Berdasarkan tabel di atas disampaikam bahwa pencapaian efektifitas 3 tahun terakhir mencapai target dan angka yang ada dalam kasus stuntng setiap tahun mengalami penurunan angka stunting dan itu bentuk keberhasilan yang di capai untuk penyelesaian di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke.
Beberapa narasumber kunci menyampaikan efektifitas akan perbub Nomer 76 tahun 2020 sudah mencapai efektif untuk penanggulangan permasalahan stunting di Distrik Tanah Miring data penelitian yang ditemukan dalam pelaksananya di lapangan masih belum menemukan keberhasilan atas pencapaian yang disasarkan karna beberapa narasumber pendukung menyampaikan Distrik Tanah Miring di beberapa Kampung masih terkendala akan akses pelayanan kesehatan dan kurangnya evaluasi monitoring secara berkelanjutan akan program-program unggulan penanganan stunting di Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke.
2. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan jumlah upaya yang dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas tertentu, umumnya diukur dari segi biaya. Apabila tujuan kebijakan publik lebih mahal dari pada hasil kebijakan tersebut, maka dapat dikatakan kebijakan tersebut tidak efisien.
Dalam Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang rancana aksi daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke pada Distrik Tanah Miring peneliti menemukan fakta yang di sampaikan oleh informan 1 (NM) Perbub tersebut sudah memberikan langka strategis yang diambil untuk menagani masalah stunting beberapa indikator yang menunjukan perkembangan yang positif namun untuk mencapai efisiensi yang maksimal di perlukan upaya berkelanjutan, inovasi, serta partisipasi aktif dari seluruh pihak terkait, termasuk masyarakat di Distrik Tanah Miring dan pernyataan dari informan 5 (JR) sampaikan belum bisa dikatakan efisien sepenuhnya karna masih terdapat kendala di lapangan seperti kuranganya akses terhadap gizi yang mewadai, infrastruktur kesehatan yang belum optimal serta kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan, hal yang sama di sampaikan oleh informan pendukung efisiensi perbub tersebut perlu peningkatan yang maksimal untuk penyelesaian masalah stunting di Distrik Tanah Miring karna masih di beberapa kampung mendapatkan kendala yanag sama.
Perbub Nomer 76 tersebut masih belum optimal karena pemanfaatan sumberdaya belum terpenuhi secara baik dan masih banyak keterbatasan mulai dari mobilitas, sosialisasi, edukasi dan evaluasi monitoring secara berkala perlu adanya perbaikan kebijakan yang lebih tegas untuk menuntaskan permasalahan tersebut, namun demikian untuk Distrik Tanah Miring sudah mencapai penurunan kasus stunting dengan ditandai jumlah angka 3 tahun terakhir mengalami penurunan setiap tahunya hal tersebut menjadi acuan untuk
penyelenggaraan program penanganan stunting untuk lebih ditingkatkan lagi dalam kinerja penangananya.
3. Kecukupan
Kecukupan dalam suatu kebijakan publik diukur dari sejauh mana tingkat efektivitas dapat memenuhi kebutuhan nilai atau peluang dalam suatu masalah. Artinya, sebelum suatu kebijakan disahkan, perlu dilakukan analisis kesesuaian metode dengan tujuan yang ingin dicapai.
Edward Anderson (2013) dalam artikelnya "Development as Freedom:
Reflections on Amartya Sen's Approach" menyatakan bahwa kecukupan adalah kemampuan individu untuk mencapai kesejahteraan yang mereka nilai penting.
Anderson menekankan bahwa kecukupan mencakup akses terhadap hak-hak dasar dan kesempatan yang memungkinkan individu untuk menjalani kehidupan yang bermakna. Kecukupan, menurut Anderson, adalah kunci untuk mencapai pembangunan manusia yang berkelanjutan dan inklusif (Gaspe & Van Staveren, 2003).
Pada regulasi kebijakan peraturan bupati Nomer 76 tahun 2020 tetang rancana aksi daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke penerapan di Distrik Tanah Miring merupakan suatu kerangka kerja yang komperhensif, menurut narasumber yang peneliti kumpulkan mengenai apakah Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 sudah bisa mengakomodir permasalah stunting di Distrik Tanah Miring, peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara deengan narasumber (NM) menyampaikan Perbub Nomer 76 tersebut di rancang untuk
mengakomodir penanganan stunting di Distrik Tanah miring namun dalam implementasinya di lapangangan masih bergantung pada koordinasi sektor terkait, ketersediaan sumber daya, dan partisipasi aktif dari masyarakat setempat, hal yang sama di katakan oleh (JR) diperlukan sinergi dan kalaborasi lebih intensif antara berbagai pihak, serta adaptasi dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan di lapangan.
Peneliti juga menemukan fakta di lapangan bahwa masyarakat yang berada di beberapa kampung di Distrik Tanah Miring memang belum merasakan kecukupan dalam penangan permasalahan stunting karena Perbub Nomer 76 hanya menjadi langka kerangka kerja yang komperhensif namun belum ada ketegasan yang optimal perlu adanya regulasi yang berintegrasi untuk berkelanjutan dalam menagani masalah stunting, Namun tingkat keberhasilan Distrik Tanah Miring dalam menurunkan prevelensi jumlah kasus stunting sudah bisa dikatakan berhasil dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah kasus stunting.