BAB IV PEMBAHASAN
D. Pembahasan
4. Perataan
mengakomodir penanganan stunting di Distrik Tanah miring namun dalam implementasinya di lapangangan masih bergantung pada koordinasi sektor terkait, ketersediaan sumber daya, dan partisipasi aktif dari masyarakat setempat, hal yang sama di katakan oleh (JR) diperlukan sinergi dan kalaborasi lebih intensif antara berbagai pihak, serta adaptasi dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan di lapangan.
Peneliti juga menemukan fakta di lapangan bahwa masyarakat yang berada di beberapa kampung di Distrik Tanah Miring memang belum merasakan kecukupan dalam penangan permasalahan stunting karena Perbub Nomer 76 hanya menjadi langka kerangka kerja yang komperhensif namun belum ada ketegasan yang optimal perlu adanya regulasi yang berintegrasi untuk berkelanjutan dalam menagani masalah stunting, Namun tingkat keberhasilan Distrik Tanah Miring dalam menurunkan prevelensi jumlah kasus stunting sudah bisa dikatakan berhasil dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah kasus stunting.
sama untuk mencapai potensi kesehatannya yang optimal tanpa dibatasi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang merugikan. WHO menekankan bahwa perataan kesehatan harus mencakup upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan, akses ke sumber daya kesehatan, serta dalam distribusi penyakit dan kesehatan (Castro et al., 2022).
Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 dalam penerapanya di Ditrik Tanah Miring apakah sudah bisa memenuhi kepentingan masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan masyarakat mengenai permasalah penanggulangan stunting sebeb perbub tersebut menjadi landasan kuat sebagai pelaksanan penanggulangan stunting. Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancaranya dengan beberapa narasumber penerapan perbub tersebut di Distrik Tanah Miring belum bisa memenuhi kepentingan masyarakat di Distrik Tanah Miring karena masih banyak di beberapa Kampung terkhusus nya masyarakat lokal di Distrik Tanah Miring belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan maksmal dan keterbatasan mobilitas trasportasi menjadi tantangan yang kuat untuk segera di perbaiki sehingga pelaksanan akan pelayanan kesehatan bisa tersampaikan dengan optimal di harapakan pemerinta setempat menanggapi kendala ini dengan serius dengan melakukan kalaborasi kerjasama yang konsisten dan penambahan armada traspotrasi di setiap postu di kampung – kampung di Distrik Tanah Miring.
5. Responsivitas/Responsiveness
Responsivitas/Responsiveness diartikan sebagai respon komunitas terhadap suatu kegiatan. Hal ini terkait sejauh mana kebijakan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan acuan atau nilai-nilai kelompok masyarakat. Keberhasilan kebijakan tersebut terlihat dari respon masyarakat terhadap kebijakan tersebut dengan syarat masyarakat sudah memiliki prediksi atas kebijakan yang dilaksanakan. Responsiveness merupakan gambaran dari empat indikator evaluasi kebijakan sebelumnya berupa dukungan atau penolakan suatu kebijakan.
Studi oleh O'Reilly et al. (2020) menyatakan bahwa responsivitas dalam konteks pelayanan kesehatan adalah kunci dalam memberikan perawatan yang efektif dan memuaskan kepada pasien. Responsivitas di sini melibatkan kemampuan sistem kesehatan untuk merespons kebutuhan dan preferensi pasien secara cepat dan tepat (Responsivitas et al., 2023).
Pelaksanan kebijakan tentu harus dirancang untuk mendapatkan respon yang diberikan oleh masyarakat sebagai point landasan evaluasi perbaikan kebijakan yang sudah berjalan dalam penelitia ini kebijakan Peraturan Bupati Nomer 76 tahun 2020 tentang rancana aksi Daerah penanggulangan stunting di Kabupaten Merauke regulasi tersebut diharapakan bisa mendapatkan responsivitas yang selaras dengan antara program dan kegiatan yang terleksana.
Maka peneliti menyumpulkan dengan melihat hasil olah data melalui wawancara dengan beberapa narasumber di Distrik Tanah Miring responsivitas perbub Nomer 76 tahun 2020 belum terlaksana dengan baik di Daerah Distrik Tanah Miring masih adanya kendala antara program stunting yang sudah dirancang dengan proses kegiatan yang di berikan ke masyarakat hal nya pemberian makana tambahan yang keterbatasan sumberdaya menjadikan
kegiatan tersebut tidak terlaksana baik namun menjadi point penting bagi pemerintah terus meningkatkan hubungan kalaborasi antar sektor untuk membantu keterbatasanya sumberdaya dan kesetaraan program dan kegiatan yang direncanakan.
6. Kesesuaian
Kesesuaian mengacu pada nilai atau harga tujuan program, dan asumsi yang mendasari tujuan tersebut. Indikator ini dikaitkan dengan rasionalitas substantif karena menyangkut tujuan, bukan metode, atau instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kesesuaian juga mengacu pada nilai atau harga tujuan kebijakan untuk pernyataan yang mendasari tujuan tersebut.
Kesesuaian mengacu pada sejauh mana suatu hal atau informasi relevan atau sesuai dengan tujuan atau konteks tertentu. Hal ini dapat berlaku dalam berbagai bidang, mulai dari teknologi informasi hingga ilmu sosial. Menurut Hargie dan Dickson (2020), kesesuaian didefinisikan sebagai kemampuan untuk relevan dan bermanfaat dalam situasi yang relevan (Choirin & Idris, 2023).
Dalam Pelaksanaan Perbub Nomer 76 tahun 2020 Distrik Tanah Miring peneliti menyimpulkan hasil olah data melelui proses wawancara dengan beberapa narasumber, seperti hal yang disampaikan oleh narasumber NM sudah sesuai dengan amanat regulasi tersebut. Sasaran ini mencakup upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyeluruh serta terpadu, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif. Ketepatan regulasi yang dibuat untuk penanganan stunting di Kabupaten Merauke terkususnya di daerah Distrik Tanah Miring sudah seharusnya sesuai dengan amanat yang di sampaikan, namun
pernyataan tersebut di dukung oleh narasumber JR dengan menyampaikan Perbub ini mengatur berbagai langkah strategis yang komprehensif untuk mengatasi persoalan stunting, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi, serta pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Implementasi di Distrik Tanah Miring juga telah disesuaikan dengan kondisi lokal, melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan pencapaian target yang ditetapkan.
Namun peneliti melakukan observasi terhadap narasumber pendukung yang di sampaikan (SO) saya melihat perbub tersebut belum bisa dikatakan sesuai amanah yang di sasarkan karena masyarakat di Kampung kami masih ada yang terdampak kasus anak stunting dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan masih belum maksimal. Hal tersebut peneliti temukan juga pada narasumber (AM) menurut saya belum bisa Perbub tersebut belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diharapkan karena masih terdapat kebutuhan lebih lanjut dalam implementasi program dan peningkatan koordinasi antar stakeholder di tingkat lokal.
Maka dari itu peneliti menyumpulkan harus adanya ketegasan regulasi atau pun perbaikan kebijakan yang lebih konferhensif dan relevan dengan peristiwa peneliti temukan, namun peneliti menemukan bahwa jumlah angka kasus stunting di Distrik Tanah Miring menurun dari 247 kasus hingga 152 kasus dari 3 tahun terakhir.