• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND INCIDENT

INVESTIGATION

[403-2] [403-9] [11.9.3] [11.9.10]

PGN continuously mitigates Occupational Health and Safety (OHS) risks in all operational environments that have the potential to arise from various sources, including materials, equipment, areas, work methods, and human behavior. To maintain good occupational health and safety, PGN adopts various hazard identification and risk management methods, among others:

• PGN uses the Occupational Safety and Health Risk and Opportunity Management (IBAPR /HIRADC) to identify hazards, perform analysis, and determine the risk profile of routine activities performed.

• The Job Safety Analysis (JSA) method is used in non-routine situations, such as in project activities.

• Process Hazard Analysis (PHA) is used to evaluate hazards in the company’s operational processes.

In addition, various other hazard and risk analysis methods are also used according to the needs and specific characteristics of an activity.

Hazard identification and risk management is intended to design an appropriate control program based on the level of risk and opportunity identified. The level of risk established in the assessment becomes the basis for determining the necessary control measures so as to reduce or minimize the risk. These actions may include measures such as elimination, substitution, technical controls, administrative controls, and the use of personal protective equipment.

PGN has also developed an emergency management system that is appropriate to the various business processes it operates. This system covers responses to emergency situations involving employees/workers, impacts on the environment, company assets, and the company’s reputation.

LAPORAN KEBERLANJUTAN 2023 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK

160

Komitmen, Fokus & Strategi Keberlanjutan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Meningkatkan Keberlanjutan Usaha Meningkatkan Kinerja Lingkungan MENINGKATKAN KINERJA SOSIAL Tata Kelola Keberlanjutan Tentang Laporan

06.

PGN secara berkelanjutan melakukan mitigasi terhadap risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di seluruh lingkungan kegiatan operasional yang memiliki potensi untuk timbul dari berbagai sumber, termasuk material, peralatan, area, metode kerja, dan perilaku manusia.

Untuk mempertahankan kesehatan dan keselamatan kerja yang baik, PGN mengadopsi berbagai metode identifikasi bahaya dan manajemen risiko, antara lain:

• PGN menggunakan Pengelolaan Risiko dan Peluang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (IBAPR /HIRADC) untuk mengidentifikasi bahaya, melakukan analisis, dan menentukan profil risiko dari aktivitas rutin yang dilakukan.

Job Safety Analysis (JSA) digunakan dalam situasi non-rutin, seperti dalam kegiatan proyek.

• Process Hazard Analysis (PHA) digunakan untuk mengevaluasi bahaya dalam proses operasional perusahaan.

Dalam mempersiapkan sistem tanggapan darurat di seluruh area operasional, PGN memastikan kesiapan terkait penanggulangan keadaan darurat dan telah memiliki tiga tim:

1. Incident Management Team (IMT) yang berisikan pekerja dari area tempat terjadinya keadaan darurat yang ditunjuk manajemen untuk menanggulangi keadaan darurat Tingkat 1

2. Emergency Management Team (EMT) yang berisikan pekerja yang ditunjuk oleh manajemen untuk mengatasi situasi darurat Tingkat 2 dan idealnya memiliki pengalaman serta kompetensi di fungsi masing-masing

3. Crisis Management Team (CMT) yang terdiri dari pekerja yang ditunjuk oleh manajemen untuk menanggulangi keadaan darurat darurat Tingkat 3, dan idealnya juga memiliki pengalaman serta kompetensi yang sesuai.

Selain itu, kompetensi dari Perwira Subholding Gas yang merupakan anggota tim penanggulangan darurat juga terus diperhatikan dan ditingkatkan. Ketiga tim ini secara berkala melakukan simulasi dan evaluasi dengan skenario yang telah disesuaikan dengan potensi bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya untuk memastikan efektivitas respons darurat serta juga memastikan tindakan dan langkah dilakukan dengan cepat dan tepat.

Pekerjaan penggalian merupakan salah satu jenis pekerjaan yang memiliki risiko insiden K3 yang tinggi di PGN. Jika terjadi insiden, tim investigasi secara aktif akan mengidentifikasi akar penyebabnya dan memberikan rekomendasi tindakan perbaikan yang diperlukan. Investigasi melibatkan observasi dan wawancara untuk mengidentifikasi berbagai aspek yang mungkin menjadi sumber bahaya, termasuk kondisi peralatan, metode kerja, dan perilaku yang tidak aman. Hasil investigasi digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas tindakan pengendalian yang telah diambil dan memperbaharui sistem manajemen K3 yang diterapkan oleh Perusahaan.

PGN juga memiliki mekanisme pelaporan kondisi tidak aman, pelaporan tindakan tidak aman, dan pelaporan insiden yang dapat dilakukan oleh semua Perwira Subholding Gas melalui sistem HSSE Online System and Indicator Performance Center (HOLISTIC) yang dilakukan minimal 1 kali perbulan oleh seluruh pekerja. PGN memastikan bahwa seluruh pekerja telah mendapatkan HSSE Induction dan pelatihan HSSE Demo Room. Pelaporan mencakup berbagai kategori insiden, mulai dari near miss (kejadian hampir), kasus pertolongan pertama, kasus perawatan medis, kasus kerja terbatas, kecelakaan yang mengakibatkan

In preparing the emergency response system across all operational areas, PGN ensures readiness for emergency management and has established three teams:

1. Incident Management Team (IMT), which consists of workers from the area where the emergency occurs, appointed by management to handle Level 1 emergencies.

2. Emergency Management Team (EMT), comprising workers designated by management to deal with Level 2 emergency situations and ideally having experience and competence in their respective roles.

3. Crisis Management Team (CMT), made up of workers appointed by management to manage Level 3 emergencies, who should also ideally possess relevant experience and competence.

Furthermore, the competence of the Subholding Gas Employees, who are members of the emergency response team, continues to be a focus and is being enhanced. These three teams regularly conduct simulations and evaluations with scenarios tailored to previously identified potential hazards to ensure the effectiveness of the emergency response, as well as ensuring actions and steps are taken swiftly and accurately.

Excavation is one of the types of work that has a high risk of OHS incidents in PGN. If an incident occurs, the investigation team will actively identify the root cause and provide recommendations for the necessary corrective actions. Investigations involve observations and interviews to identify various aspects that may be a source of danger, including equipment conditions, work methods, and unsafe behavior. The results of the investigation are used as a basis for evaluating the effectiveness of the control measures taken and updating the OHS management system implemented by the Company.

PGN also has a mechanism for reporting unsafe conditions, reporting unsafe acts, and reporting incidents that can be done by all Gas Subholding Officers through the HSSE Online System and Indicator Performance Center (HOLISTIC) system, which is carried out at least once a month by all employees.

PGN ensures that all employees have received HSSE Induction and HSSE Demo Room training. Reporting covers various categories of incidents, ranging from near misses, first aid cases, medical treatment cases, restricted work cases, accidents resulting in time loss, to fatality cases. All incidents are required to be

Sustainability Strategy, Focus And Commitment Management Report

Company Profile

Enhancing Business Sustainability Enhancing Environmental Performance ENHANCING SOCIAL PERFORMANCE Sustainability Governance

About Reports

06.

kerugian waktu, hingga kasus fatalitas. Semua insiden wajib untuk dilakukan investigasi sebagai langkah pencegahan sehingga insiden serupa tidak terulangnya.

Hasil pelaporan tersebut digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (Sistem HSSE) secara terus-menerus.

PENGELOLAAN K3

[403-4] [11.9.5]

Pengelolaan program K3 di PGN juga melibatkan unit- unit pengelolaan K3 pada tingkat operasional dan satuan kerja, dengan komite K3 yang mencakup manajemen dan Perwira Subholding Gas dari berbagai tingkatan, mulai dari tingkat korporat hingga anak perusahaan.

Manajemen tersebut mencakup:

• Executive Central Safety Committee (ECSC) di tingkat korporat.

• Central Safety Committee (CSC) di tingkat direktorat.

• Central Safety Committee (CSC) di tingkat satuan kerja dan wilayah operasi, seperti Unit Operation and Maintenance Management, Sales and Operation Region, dan proyek-proyek.

investigated as a preventive measure so that similar incidents do not recur. The reporting results are used to evaluate and improve the occupational health and safety management system (HSSE System) on an ongoing basis.

OHS MANAGEMENT

[403-4] [11.9.5]

PGN’s structured Occupational Health and Safety (OHS) management system involves all management levels, from senior management to Subholding Gas Officers at the lowest level. This system is grounded in regulations set out in Law No. 1 of 1970 on Work Safety and Law No.

13 of 2003 on Labor. It adheres to three main principles:

• Involvement: The OHS program engages top management down to Subholding Gas Officers, with the establishment of a Corporate Safety Committee and its extension to the Directorate, Work Units, and PGN operational areas.

• Accountability and Responsibility: Each leader creates a Personal Safety Action Plan (PSAP) as a form of line management responsibility in achieving OHS targets.

• Felt Leadership: Management actively promotes OHS implementation, including field visits. The OHS program management falls under the supervision of the Health, Safety, Security, and Environment Group (HSSE Group), led by the Director of HR and Business Support.

The OHS program management at PGN also involves OHS management units at the operational and work unit level, with OHS committees that include management and Subholding Gas Officers from various levels, from the corporate level to subsidiaries. These include:

• Executive Central Safety Committee (ECSC) at the corporate level.

• Central Safety Committee (CSC) at the directorate level.

• Central Safety Committee (CSC) at the work unit and operational area level, such as Unit Operation and Maintenance Management, Sales and Operation Region, and projects.

LAPORAN KEBERLANJUTAN 2023 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK

162

Komitmen, Fokus & Strategi Keberlanjutan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Meningkatkan Keberlanjutan Usaha Meningkatkan Kinerja Lingkungan MENINGKATKAN KINERJA SOSIAL Tata Kelola Keberlanjutan Tentang Laporan

06.

PGN telah membangun sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terstruktur dan melibatkan semua tingkatan manajemen, mulai dari manajemen senior hingga Perwira Subholding Gas di tingkat terendah. Sistem manajemen K3 ini didasarkan pada peraturan yang diatur dalam Undang-Undang No.

1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Sistem ini mengikuti tiga prinsip utama, yaitu:

• Keterlibatan: Program K3 melibatkan manajemen puncak hingga Perwira Subholding Gas, dengan pembentukan Safety Committee di tingkat korporat dan pengembangannya ke Direktorat, Satuan Kerja, hingga wilayah operasi PGN.

• Akuntabilitas dan Tanggung Jawab: Setiap pimpinan membuat Personal Safety Action Plan (PSAP) sebagai bentuk tanggung jawab manajemen lini dalam mencapai target K3.

• Felt Leadership: Manajemen aktif dalam mendorong implementasi K3, termasuk melakukan kunjungan ke lapangan. Pengelolaan program K3 berada di bawah pengawasan Health, Safety, Security, and Environment Group (HSSE Group) yang dipimpin oleh Direktur SDM dan Penunjang Bisnis.

Komite K3 ini memiliki tanggung jawab yang meliputi perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi program K3 di seluruh bagian perusahaan. Komite K3 juga mengadakan pertemuan rutin setidaknya satu kali dalam satu bulan untuk membahas isu-isu K3 yang dihadapi.

Selain itu, untuk memastikan partisipasi semua pihak dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, aturan-aturan K3 tertulis dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun bersama oleh perwakilan Serikat Pekerja Perusahaan Gas Negara (SP-PGN) dan manajemen PGN. Aspek-aspek K3 juga menjadi bagian dari Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan dalam penilaian kinerja setiap Perwira Subholding Gas.

PROGRAM KESELAMATAN DAN