• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Bidang Ilmu Lain Lain

Dalam dokumen Hukum Tata Negara Indonesia (Halaman 47-53)

KAJIAN HUKUM TATA NEGARA

E. Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Bidang Ilmu Lain Lain

Paparan di atas menunjukkan bahwa penafsiran dalam Hukum Tata Negara selain menggunakan metode dan teknik penafsiran yang umumnya digunakan di dalam studi ilmu hukum,31 juga terdapat berbagai aliran dalam penafsiran konstitusi seperti aliran originalis, interpretasionis, nilai-nilai dasar, dan teori hukum kritis. Dalam Hukum Tata Negara Indonesia, dikenal adanya uji yudisial dan uji legislatif. Uji yudisial merupakan wewenang kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung, sedangkan uji legislatif dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat 32

E. Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Bidang Ilmu

memliki keterkaitan yang sangat erak apakah dari segi materi, objek pembahasan, latar belakang keberadaannya, dan kebijakan-kebijakan politik yang menjadi focus kajiannya. Misalnya kaitan hukum tata negara dengan ilmu negara yang sama-sama membahas tentang negara, dan lain sebagainya.

1. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara

Hukum tata negaa dan ilmu negara, keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat, Ilmu Negara mempelajari: a) Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat, b) Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai Negara serta hakekat Negara.

Sedangkan Hukum Tata Negara mempelajari: a) Negara dalam keadaan konkrit artinya Negara yang sudah terikat waktu dan tempat, b) Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu Negara. c) Hukum Tata Negara mempelajari Negara dari segi struktur.

Hubungan konkrit hukum tata negara dengan ilmu negara sebagai suatu studi dalam ilmu dapat dilihat dari:

a. Kedudukannya: 1) Ilmu negara merupakan pengantar bagi hukum tata negara dan Hukum administrasi negara; 2) Ilmu negara, ilmu teoritis- ilmiah yang akan dipraktekan dalam Hukum Tata Negara.

b. Manfaatnya (Rengers Hora Sicama)33:

1) Dilihat tugas ahli hukum: Ilmu negara sebagai penyelidik yang hendak mendapatkan kebenaran-kebenaran secara obyektif. Ilmu

33Titik Triwulan Tutik, op.cit. hlm. 28.

negara tidak melaksanakan hukum, sedangkan hukum tata negara sebagai pelaksana hukum;

2) Dilihat dari objek kajian: Ilmu negara obyek penyelidikannya adalah asas-asas pokok dan pengertian-pengertian pokok tentang negara pada umumnya à sein wissenschaft. Sedangkan hukum tata negara objeknya adalah hukum positif à normativen wissenschaft.

Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara adalah dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang negara merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.

2. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik

Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut. Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik, sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapan negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara. Menurut Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging yang membalut kerangka tersebut.

Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia Hukum Tata

Negara, dan sebaliknya Hukum Tata Negara merumuskan dasar dari perilaku politik atau kekuasaan.

3. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah dikurangi oleh Hukum Tata Negara.

Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia, personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasanbatasan dan wewenang.

Sedangkan, Hukum Administrasi Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum yang dilakukan pejabat dalam melakukan tugasnya. Pemisahan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum administrasi Negara terdapat dua golongan pendapat, yaitu:

a. Golongan yang berpendapat ada perbedaan yuridis prinsip adalah:

Oppen Heim (Belanda) berpendapat Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan Negara dan memberikan kepadanya wewenang dan membagi-bagikan tugas pemerintahan dari tingkat tinggi sampai tingkat rendahan. Jadi yang menjadi pokok bahasan dari Hukum Tata Negara adalah Negara dalam keadaan diam (staat in rust). Sedangkan Hukum Tata Pemerintahan adalah peraturan-peraturan hukum mengenai Negara dalam bergerak (Staats in beweging), yang merupakan aturan-aturan

pelaksanaan tugas dari alat-alat perlengkapan Negara yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara.

b. Golongan yang berpendapat tidak ada perbedaan prinsip. Kranenburg mengatakan: Tidak ada perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Tata Pemerintahan, kalau ada perbedaan hanya pada praktek, perbedaan itu hanya karena untuk mencapai kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang mengandung struktur umum dari suatu pemerintahan negara misalnya Undang-Undang Dasar, Undang-Undang organisasi, Desentralisasi, otonomi dan lain- lainnya. Hukum Tata Pemerintahan yaitu peraturan-peraturan yang bersifat khusus misalnya tentang kepegawaian, wajib militer, perumahan dan lingkungan dan lain-lain. Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata Negara membahas negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum Administrasi Negara membahas negara dalam keadaan bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-betul bergerak, misalnya mengenai sebuah Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus diserahkan dari Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.

4. Hubungan Hukum Tata Negara dengan cabang Ilmu Sosial lainnya.

a. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Tata Negara adalah bahwa Tata Negara merupakan hasil transformasi sosiologis dari Hukum Tata Negara dalam wujud praktek ketatanegaraan.

b. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Sosiologi-Antropologi, terlihat ketika Hukum Tata Negara memerlukan sumbangan tatkala

memerlukan informasi tentang gejala sosial dalam kaitannya dengan masalah kenegaraan untuk memperoleh dukungan sosial terhadap suatu konsep kenegaraan.

c. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Sejarah, tampak pada saat perumusan kaidah hukum yang memerlukan analisis historis agar konteks interpretasinya tidak hilang.

d. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Geografi, dimana Geopolitika (Geografi dan Politik) memberikan sumbangan dalam menetapkan dan mengatur batas wilayah negara.

e. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Ekonomi, tampak pada saat penyusunan dan penetapan norma dasar mengenai perekonomian negara.

f. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Psikologi Sosial, yaitu pada saat diperlukannya pendekatan psikologis dalam menganalisis dan memecahkan masalah politik suatu negara sehingga dapat mengontruksinya menjadi kaidah hukum.

g. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Filsafat, terlihat pada perumusan dasar negara yang merumuskan Pancasila sebagai hasil renungan filosof.34

o000o

34Lisda Syamsumardian, Hukum Tata Negara, Universitas Pancasila, hlm. 51

Drs. Nuruddin, M.H Dr. H. Ahmad Muhasim, M. HI

Dalam dokumen Hukum Tata Negara Indonesia (Halaman 47-53)