• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber hukum materiil

Dalam dokumen Hukum Tata Negara Indonesia (Halaman 56-61)

SUMBER TATA NEGARA

B. Macam-Macam Sumber Hukum Tata Negara

1. Sumber hukum materiil

Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu. Sumber hukum ini dieperlukan ketika akan menyelidiki asal usul hukum dan menentukan isi hukum. Dalam kata lain, sumber hukum materiil adalah faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat undang-undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya), atau faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum.

Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.

Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para pembentuk undang-undang ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan tugasnya. Faktor

kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang bersangkutan. Contohnya: struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat, dan lain lain.

Dalam berbagai kepustakaan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu terdiri dari tiga jenis sebagai berikut.

a. Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis.

Sumber hukum ini dibagi menjadi:

1) Sumber hukum yang merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum secara historis: dokumen-dokumen kuno, lontar, dan lain-lain.

2) Sumber hukum yang merupakan tempat pembentuk undang- undang mengambil hukumnya.

b. Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin), sumber hukum dalam arti sosiologis merupakan faktor-faktor yang menentukan isi hukum positif, seperti misalnya keadaan agama, pandangan agama, dan kebudayaan.

c. Sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini dibagi lebih lanjut menjadi dua:

1) Sumber isi hukum; di sini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.

Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini.

a. pandangan theokratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari Tuhan

b. pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi hukum berasal dari akal manusia

c. pandangan mazhab historis; menurut pandangan isi hukum berasal dari kesadaran hukum.

2) Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempuyai kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hukum Kemudian yang menjadi sumber hukum materiil di Indonesia adalah Pancasila yang merupakan norma tertib hukum tertinggi serta menjadi staat fundamentalnorm (pokok kaedah negara yang fundamental). Oleh karena itu, setiap peraturan perundang-undangan yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Karena itu Pancasila merupakan alat penguji untuk setiap peraturan hukum yang berlaku, apakah ia bertentangan atau tidak dengan Pancasila, sehingga peraturan hukum yang bertentangan dengan pancasila tidak boleh berlaku.

Menurut Tap MPRS No. XX/MPRS/1966, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum mewujudkan dirinya dalam: (1) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945; (2) Dekrit Presiden 5 Juli 1959;

(3) UUD (4) Supersemar 11 Maret 1966.

Ada beberapa alasan mengenai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam arti materiil:

1. Pancasila merupakan isi dari sumber hukum;

2. Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah negara;

3. Pancasila merupakan jiwa dari setiap peraturan yang dibuat, diberlakukan, segala sesuatu peraturan perundang-undangan atau

hukum apa pun yang bertentangan dengan jiwa Pancasila harus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.7

Dengan demikian kedudukan Pancasila sebagai sumber hukum memiliki makna bahwa dari semua aspek dalam pembentuk hukum (norma) baru wajib sejalan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila itu sendiri, baik dari segi falsafah, isi, materi maupun dalam prinsip-prinsip dalam implementasinya dilapangan, tidak saja sebatas pendekatan normatif tetapi juga mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat sendiri, sebagainya fungsi hukum itu sendiri.

Kaitannya dengan hal tersebut A. Hamid S. Attamimi mengatakan bahwa Pancasila mempunyai dua kedudukan, yaitu:

a. Sebagai cita hukum atau hukum yang dicitakan (rechtsidee) Sebagai cita hukum (rechtsidee), Pancasila terletak di dalam Tata Hukum Indonesia namun berada di luar sistem norma hukum. Dalam kedudukan ini Pancasila berfungsi secara konstitutif (yaitu sebagai bahan pembentukan hukum atau dijadikan pertimbangan dalam menentukan isi hukum); dan regulatif terhadap normanorma yang ada dalam sistem norma hukum Indonesia;

b. Sebagai norma tertinggi yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945.8

7 Titik Triwulan Tutik, op. Cit hlm. 40.

8Tundjung Herning Sitabuana, (2020) Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta, cetakan 1. Penerbit Konstitusi Press (Konpress), hlm. 8.

b. Sumber Hukum Formal.

Sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dalam bentuknya. Karena bentuknya itulah sumber hukum formal diketahui dan ditaati sehingga hukum berlaku umum. Jadi sumber hukum formal merupakan ketentuan-ketentuan hukum yang telah mempunyai bentuk formalitas, dengan kata lain sumber hukum yang penting bagi para ahli hukum adalah sumber hukum formal, baru jika memerlukan penentuan asal usul hukum itu, baru memperhatikan sumber hukum materiil.

Karena dengan bentuknya itulah sumber hukum formal diketahui dan ditaati sehingga hukum berlaku umum. Selama belum mempunyai bentuk, suatu hukum baru merupakan perasaan hukum dalam masyarakat atau baru merupakan cita-cita hukum, oleh karenanya belum mempunyai kekuatan mengikat.

Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi, sumber hukum formal merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan- peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak hukum.

Sumber-sumber hukum formal meliputi.

1. Undang-undang,

2. Peraturan perundang-undangan (statute), 3. Kevensi / kebiasaan ketatanegaraan

4. Keputusan-keputusan hakim (yurisprudensi), 5. Traktat (treatly), dan

6. Doktrin (pendapat sarjan hukum).

Sumber hukum formal dalam hukum tata negara tersebut di atas secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dalam dokumen Hukum Tata Negara Indonesia (Halaman 56-61)