• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pemerintahan parlementer (parliamentary system)

Dalam dokumen Hukum Tata Negara Indonesia (Halaman 186-192)

BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN

B. Sistem Pemerintahan di Indonesia

2. Sistem pemerintahan parlementer (parliamentary system)

9) Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang terpusat pada parlemen.10

Kesembilan prinsip sistem presidensil yang diuraikan tersebut di atas, juga berlaku dalam sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia.

Karena itu, sistem pemerintahan yang dianut dalam UUD 1945 dapat dikatakan merupakan sistem presidensil. Bahkan, apabila dibandingkan dengan sistem presidensil yang telah dianut dalam UUD 1945 sejak sebelum diadakan perubahan, maka sistem pemerintahan presidensil yang sekarang dapat dikatakan sebagai sistem pemerintahan presidensil yang lebih murni sifatnya. Presiden Republik Indonesia adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan dengan tugas dan wewenangnya masing- masing menurut Undang-Undang Dasar 1945. Karena itu, kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak perlu dibedakan apalagi dipisahkan.

kelangsungan kekuasaan eksekutif tergantung pada kepercayaan dan dukungan mayoritas suara di badan legislatif. Setiap saat eksekutif dapat kehilangan dukungan mayoritas dari para anggota badan legislatif atau parlemen (misalnya, karena adanya mosi tidak percaya), eksekutif (perdana menteri) akan jatuh dengan cara mengembalikan mandat kepada Kepala Negara. Dalam keadaan tertentu, pemegang kekuasaan eksekutif dapat mengadakan perlawanan terhadap kekuasaan legislatif. Jalan yang ditempuh yaitu dengan cara meminta kepala negara membubarkan badan legislatif dan segera menyelenggarakan pemilihan umum baru. Tetapi apabila kemudian dalam badan legislatif yang baru ternyata eksekutif dikalahkan lagi, badan eksekutif diwajibkan mengembalikan mandatnya.11 a. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer sebagai berikut:

1) Raja, ratu, kaisar, sultan, emir atau presiden menduduki posisi sebagai kepala negara dan simbol negara. Padahal kepala ekskutif di jabatan oleh presiden, presiden ditunjuk oleh parlemen/legislatif. Sedangkan kepala negara dengan sebutan raja, ratu, kaisar, emir dan sultan dipilih menurut mekanisme tersendiri, biasanya model pewarisan tahta kepada keturunan genetikal kepala negara sebelumnya;

2) Perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang menjalankan roda pemerintahan;

11 Farhani, ibid. hlm. 36.

3) Perdana menteri mempunyai hak perogratif (hak istimewa) dalam mengangkat dan memberhentikan para menteri-menteri yang baik itu memimpin suatu departemen dan non departemen;

4) Kabinet yang dibentuk perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen;

5) Parlemen atau legislatif dapat menjatuhkan kekuasaan aksekutif;

b. Kelebihan sistem pemerintahan parlementer

Sistem pemerintahan parlementer memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Dalam membuat kebijakan/keputusan dalam ditangani secara cepat karena adanya kemudahan penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena terdapat dalam satu partai atau koalisi partai;

2) Pembuatan keputusan menggunakan waktu yang cepat;

3) Dalam pertanggungjawaban terhadap pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas;

4) Memiliki pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet/menteri-menteri sehingga kabinet menjadi lebih berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

c. Kelemahan sistem pemerintahan parlementer

Adapun kelemahan atau kekurangan dari sistem pemerintahan parlementer adalah:

1) Kedudukan badan eksekutif atau kabinet bergantung dari mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktuwaktu dapat dijatuhkan oleh parlemen;

2) Dalam masa jabatan badan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu- waktu dapat dibubarkan oleh legislatif;

3) Parlemen menjadi sebuah tempat dalam kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Kabinet/menteri-menteri dapat mengendalikan legislatif, jika sejumlah para anggota kabinet berasal dari partai mayoritas dalam parlemen, karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen.

d. Prinsip pokok dalam sistem pemerintahan parlementer

Dapat dijelaskan bahwa dalam berbagai sistem pemerintahan parlementer yang diperaktikan itu, selalu terdapat sejumlah prinsip pokok dalam sistem pemerintahan parlementer, sehingga dapat mengetahui sistem pemerintahan yang dilaksanakan suatu negara, yaitu:

1) Hubungan antara lembaga parlemen dan pemerintah tidak murni terpisahkan;

2) Fungsi eksekutif dibagi kepada dua bagian, yaitu kepala pemerintah dan kepala Negara;

3) kepala pemerintah andiangkat oleh kepala Negara;

4) kepala pemerintahan mengangkat menteri-menteri sebagi satu- kesatuan institusi yang bersifat kolektif;

5) Menteri biasanya berasal dari anggota parlemen;

6) Pemerintah berrtanggung jawab kepada parlemenm bukan kepada rakyat pemilih karena, pemerintah tidak dipilih oleh rakyat pemerintah juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui parlemen;

7) Kepala pemerintahan dapat meemeberikan pendapat kepada kepala Negara untuk membubarkan parlemen;

8) Dianutnya prinsip supermasi parlemen sehingga kedudukan parlemen dianggap lebih tinggi dari pada bagian-bagian dari pemerintahan;

9) Sistem kekuasaan negaraterpusat pada parlemen.12

Bahwa dalam sistem pemerintahan parlementer ini, yang memegang kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan ialah perdana menteri yang berasal dari parlemen. Selain itu sebagai kepala pemerintahan yang fungsinya untuk menjalankan roda pemerintahan, salah satu hal yang harus dilakukan seorang perdana menteri berikut dengan menteri- menterinya (kabinet) ialah senantiasa menjaga kepercayaan dan meminta dukungan dari parlemen agar dalam menjalankan tugasnya shari-hari mendapat sambutan yang hangat parlmen untuk menghindari munculnya mosi yang tak percaya dari parlemen terhadap kabinet yang bisa datang sewaktu-waktu, akibatnya ialah runtuh atau jatuhnya kabinet. Serta maju mundurnya suatu kabinet sangat tergantung pada parlemen, dengan kata lain kabinet akan senantiasa berada dibawah tekanan parlemen.

3. Sistem pemerintahan campuran (mixed system atau hybrid system) Sistem pemerintahan campuran atau quasi adalah sistem pemerintahan di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur sistem pemerintahan presidensil dan sistem pemerintahan parlementer tercampur

12 Jimly Asshiddiqie, (2007), Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, Pasca Reformasi, Penerbit. PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. hal. 315

dan ciri-ciri kedua sistem tersebut sama-sama di anut.13 Dalam sistem pemerintahan campuran berupaya mencarikan titik temu antara sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer. Fungsi ganda presiden sebagaimana dalam sistem pemerintahan presidensial tetap dipertahankan. Namun sebagai kepala pemerintahan, presiden berbagi kekuasaan dengan perdana menteri yang menimbulkan dual executive system. Negara-negara yang menganut sistem campuran ini, ada yang menonjol sifat presidensialnya, sehingga dinamakan quasi presidensil, seperti yang dipraktikkan di Republik Perancis mempunyai Presiden dan Perdana Menteri sekaligus, Presiden bertindak sebagai kepala Negara yang dipilih langsung oleh rakyat, sedangkan perdana menteri diangkat oleh presiden dari partai politik atau gabungan partai politik yang menguasai kursi mayoritas di parlemen. Dalam sistem ini, yang lebih utama adalah presiden, sehingga dapat dikatakan bahwa elemen sistem palementer dicangkokkan ke dalam sistem sistem presidensil. Karena itu, pada pokoknya sistem ini dapat juga disebut sebagai sistem quasi paresidensil.

Ada juga yang lebih menonjol sifat parlementernya sehingga dinamakan quasi parlementer. Seperti yang di praktikkan di Jerman, India, dan Singapura, di negara-negara ini yang lebih menonjol adalah sistem parlemeternya. Di Singapura, ciri yang utamanya adalah sitem pemerintahan parlementer dengan menerapkan model “eksekutif ganda”

(dual executive) di tangan presiden dan perdana menteri, akan tetapi kedudukan presiden hanya simbolik. Dengan demikian menurut penulis dapat dipahami bahwah sistem pemerintahan campuran adalah sistem

13 Ni‟matul Huda, (2013) Ilmu Negara, Penerbit, Rajawali Pers, hlm.253-254

pemerintahan yang memadukan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. Jika lembaga eksekutif yang lebih dominan, maka disebut semi presidensil, tetapi jika parlemen yang lebih dominan, maka disebut dengan semi parlementer.

B. Sistem Pemisahan dan Pembagian Kekuasaan di Indonesia

Dalam dokumen Hukum Tata Negara Indonesia (Halaman 186-192)