BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
84 pengobatan
meningkat b. Verbalisasi
mengikuti anjuran meningkat
c. Resiko konplikasi penyakit menurun d. Perilaku
mengikuti program
perawatan/pengob atan
e. Perilaku menjalankan anjuran membaik f. Tanda dan gejala
penyakit membaik
pengobatan dengan baik c. Buat jadwal
pendampingan keluarga untuk bergantian menemani penderita selama mengjalani program pengobatan d. Diskusikan hal-
hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan e. Libatkan
keluarga untuk mendukung program pengobatan yang
85 TTV pada
keluarga Tn.
A Respon : keluarga bersedia dilakukan pemeriksaan TTV : 1) Tn. A :
TD : 120/80 mmhg N : 82 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,4 °C 2) Ny. B :
TD : 140/90 mmhg N : 86 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,6 °C 3) An. L :
TD : 110/80 mmhg N :
82x/menit RR : 20 x/menit
Diabetes Melitus yang dideritanya O :
1. Tn. A telihat tenang 2. Tn. A
hanya diam saat
ditanya tentang penyakit Diabetes Mellitus yang dideritanya A: masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
86 10.00
10.30
11.00
11.30
Suhu : 36,4 °C 3. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi pada keluarga Respon : klien dan keluarga memperhatika n saat diberi penjelasan dan mampu menjelaskan kembali 4. Sediakan
materi dan media pendidikan kesehatan Respon : klien dan keluarga siap menerima informasi 5. Monitor tanda
dan gejala Hiperglikemi pada Tn. A (mis. Poliuri, polidipsi, polifagia) Respon : klien
mengatakan sering buang air kecil 6. Monitor kadar
glikosa darah Tn. A
87 12.00
12.30
Respon : GDS : 256 mg/Dl 7. Berikan
kesempatan keluarga untuk bertanya 8. Menutup
pertemuan ini dengan keluarga
D.0116 09.20
10.00
1. Menjelaskan kepada keluarga dan klien tentang pentingnya pengobatan DM
Respon : klien dan keluarga memperhatika n saat diberi penjelasan 2. Menjelaskan
resiko jika tidak
mengkonsum si obat-obatan dan jadwal makan yang teratur Respon : klien
memperhatika n dan mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan 3. Menjelaskan
88 10.30
11.00
manfaat menjalani pengobatan secara teratur Respon : klien
memperhatika n dan
mengikuti apa yang
dianjurkan oleh perawat 4. Memberikan kesempatan kepada anggota keluarga untuk bertanya terkait program pengobatan DM
D.0111 02 Januari
2022
09.00
09.30
1. Memberikan kesempatan kepada anggota keluarga untuk bertanya terkait program pengobatan 2. Sediakan
media dan materi pendidikan kesehatan Respon : klien dan keluarga tiap menerima informasi
S :
Tn. A sudah mulai paham mengenai penyakit yang di deritanya
O :
1. Tn. A dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat sesuai informasi yang di sampaikan 2. Tn. A
dapat
89 10.00
10.30
3. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Respon : klien
memperhatika n dan
mengikuti apa yang
dianjurkan oleh perawat 4. Berikan
kesempatan keluarga untuk bertanya
mengulang beberapa informasi tentang penyakit DM yang disudah disampauk an
sebelumny a
A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
D.0116 09.20
10.00
1. Melibatkan keluarga pada saat minum obat dan jadwal makan Respon : klien dan keluarga setuju dan mengikuti anjuran 2. Membuat
jadwal pendampinga n jadwal makan dan minum obat Respon : klien dan keluarga menyusun sendiri jadwal pendampinga
90 10.30
11.00
n
3. Mendiskusika n faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam menjalankan program pengobatan 4. Memberikan
kesempatan keluarga untuk bertanya terkait pendampinga n saat
menjalankan program pengobatan Ny. T D. 0111 07
Januari 2022
09.00
09.30
1. Membina hubungan saling percaya pada klien dan keluarga Respon : klien dan keluarga menerima kedatangan perawat 2. Melakukan
TTV pada keluarga Tn.
M Respon : keluarga bersedia dilakukan
S :
1. Ny. T bertanya tentang kondisi penyakitny a
2. Ny. T mengataka n
sebelumny a belum pernah diberikan pendidikan kesehatan tentang Diabetes Mellitus 3. Ny. T
mengataka
91
10.00
pemeriksaan TTV : 1) Tn. M :
TD : 120/90 mmhg N : 80 x/menit RR : 22 x/menit Suhu : 36,6 °C 2) Ny. T :
TD : 130/70 mmhg N : 80 x/menit RR : 22 x/menit Suhu : 36,8 °C 3) An. F :
TD : 110/70 mmhg N : 86 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,6 °C 3. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
n kurang begitu paham tentang penyakit yang dideritanya O :
1. Ny. T terlihat tidak tenang 2. Ny. T
hanya diam saat
ditanya tentang penyakit yang dideritanya A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
92 10.30
11.00
11.30
12.00
pada keluarga Respon : klien dan keluarga memperhatika n saat diberi penjelasan dan mampu menjelaskan kembali 4. Sediakan
materi dan media pendidikan kesehatan Respon : klien dan keluarga siap menerima informasi 5. Monitor tanda
dan gejala Hiperglikemi pada Ny. T (mis. Poliuri, polidipsi, polifagia) Respon : klien
mengatakan sering buang air kecil 6. Monitor kadar
glikosa darah Ny. T
Respon : GDA : 387 mg/Dl 7. Anjurkan
pasien dan keluarga melakukan
93 12.30
13.00
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat 8. Berikan
kesempatan keluarga untuk bertanya 9. Menutup
pertemuan ini dengan keluarga
D. 0114 09.20
09.50
10.30
1. Menjelaskan kepada keluarga dan klien tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan DM Respon : klien dan keluarga memperhatika n saat diberi penjelasan 2. Menjelaskan
resiko jika tidak patuh mengonsumsi OAD dan jadwal makan yang tidak teratur 3. Menjelaskan
manfaat patuh menjalani pengobatan secara teratur Respon : klien
memperhatika n dan
S :
1. Keluarga mengataka n klien sering makan cemilan manis 2. Keluarga
mengataka n Ny. T tidak ingin berobat ketika nyerinya kambuh 3. Ny. T
mengataka n tidak mau diperiksaka n karna takut dengan jarum suntik O :
1. Ny. T terlihat takut ketika mau di tes gula darah 2. GDS : 350
mg/dl
94 10.50
mengikuti apa yang
dianjurkan oleh perawat 4. Memberikan kesempatan kepada anggota keluarga untuk bertanya terkait program pengobatan DM
TD : 120/80 mmHg RR : 22x/menit N :
82x/menit S : 36,5 C A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
D.0111 08
Januari 2022
09.00
09.30
10.00
1. Monitor glukosa pada Ny. T Respon : klien bersedia di cek GDA : 350 mg/dl 2. Sediakan
media dan materi pendidikan kesehatan Respon : klien dan keluarga siap menerima informasi 3. Jelaskan
tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Respon : klien
memperhatika S :
1. Ny. T mengataka n sudah mulai paham tentang penyakit Diabetes Mellitus yang dideritanya O :
1. Ny. T dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh perawat sesuai informasi yang disampaika
95 10.30
11.00
n dan
mengikuti apa aja yang dianjurkan oleh perawat 4. Berikan
kesempatan keluarga untuk bertanya 5. Berikan
kesempatan keluarga untuk bertanya
n 2. Ny. T
dapat mengulang beberapa informasi tentang penyakit DM yang sudah disampaika n
sebelumny a oleh perawat A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
D. 0114 09.20
10.32
1. Melibatkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan 2. Membuat
jadwal pendampinga n keluarga untuk bergantian menemani klien selama menjalani program pengobatan Respon : klien dan keluarga menyusun sendiri jadwal pendampinga
S :
1. Keluarga mengataka n Ny. T sudah mulai mengurang i makanan dan cemilan manis 2. Ny. T
mengataka n mau periksa di layanan kesehatan terdekat 3. Ny. T
mengataka n mau meminum obat dan melakukan perawatan/
pengobatan
96 12.00
12.20
14.00
n perawatan 3. Mendiskusika
n faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam menjalankan program perawatan/pe ngobatan 4. Memberikan
kesempatan keluarga untuk bertsnys terkait pendampinga n saat
menjalankan program pengobatan 5. Menutup
pertemuan dan
mengakhiri kontrak
yang dianjurkan O :
1. GDS : 216 mg/dl TD : 120/90 mmHg N :
82x/menit RR : 22x/menit S : 36,5 C A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
97 BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan secara langsung pada klien Tn. A dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan di desa Ngaban kecamatan Tanggulangin meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Andarmoyo, 2012).
Dalam pengkajian yang dilakukan pada Tn. M dan Ny. T di Desa Ngaban di dapatkan data sebagai berikut. Tn. M mengatakan sebelumnya sudah pernah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus dan kurang begitu paham tentang penyakit diabetes mellitus yang dideritanya. Keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, GDS : 256 mg/Dl, TD : 120/80 mmHg, RR : 20x/menit, N : 82x/menit, S : 36,4 oC. Pada Ny. T beliau mengatakan sebelumnya tidak pernah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus dan kurang paham tentang penyakit diabetes mellitus yang dideritanya. Keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, GDS : 387 mg/dl, TD : 120/80 mmHg, RR : 22x/menit, N : 85x/menit, S : 36,8 oC.
Pada tinjauan kasus Tn. M dan Ny. T mengatakan tidak pernah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus dan kurang paham tentang penyakit diabetes mellitus. Kondisi Tn. A dan Ny. T in sesuai dngan SDKI DPP PPNI (2017) defisit pengetahuan yaitu ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu dengan faktor penyeba yang terkait dengan defisit pengetahuan terdiri dari : keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar
103
98 informasi, kurang minat dalam belajar, ketidaktahuan menemuka sumber
informasi. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Semua dengan hasil pengkajian Tn. A dan Ny. T berhubungan dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori tersebul hal ini di mungkinkan karena saat pengkajian ditemukan Tn. A dan Ny. T hanya diam saat ditanya tentang penyakit diabetes mellitus yang dideritanya.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian keperawatan yang diambil masing-masing klien terdapat dua diagnosa yang muncul pada Tn. A yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, dan manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga, pada Ny. T terdapat dua diagnosa yang muncul yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar klien mengatakan kurang paham tentang penyakit DM, cara pengobatan, dan cara perawatannyainformasi, dan ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman.
Teori masalah keperawatan yang muncul pada Tn. M dan Ny. T sebagai berikut : 4.2.1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan kurang begitu paham tentang diabetes mellitus
4.2.2 Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga ditandai dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4.2.3 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan kurang begitu paham tentang diabetes mellitus
4.2.4 Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman ditandai dengan menghiraukan pantangan
99 Berdasarkan data fakta dan teori peneliti tidak menemukan kesenjangan
karena dalam teori pada setiap klien terdapat dua diagnosa keperawatan sedangkan fakta terdapat dua diagnosa keperawatan.
4.3 Perencanaan Keperawatan
Intervensi keperawatan pada Tn. A dan Ny. T yaitu dengan melakukan observasi, terapeutik, edukasi pada keluarga Tn. A dan Tn. M, dengan Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi pada keluarga, monitor tanda dan gejala hiperglikemi pada Tn. A dan Ny. T ( mis. Poliuri, polidipsi, polifagia, kelemahan, pandangan kabur) , jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit, jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit, berikan kesempatan keluarga untuk bertanya.
Intervensi Keperawatan menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI) 4.3.1 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
4.3.2 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
4.3.3 Membuat jadwal pendampingan minum obat dan jadwal makan.
4.3.4 Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit.
4.3.5 Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit.
4.3.6 Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit 4.3.7 Jelaskan keungkinan terjadinya komplikasi
4.3.8 Anjurkan cara melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat atau tidak biasa.
Berdasarkan data fakta dan teori peneliti tidak menemukan kesenjangan karena menurut peneliti intervensi keperawatan yang dibuat untuk Tn. A dan Ny.
T sudah sesuai dengan teori dan diagnosa keperawatan Tn. A dan Ny. T dengan diagnosa medis diabetes mellitus.
100 4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi ( Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Pada pelaksanaan implementasi keperawatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh perawat. Pada implementasi diagnosa pertama defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibutuhkan perawat selama tiga hari yaitu pada implementasi hari pertama yaitu :
4.4.1 Membina hubungan saling percaya pada klien dan keluarga.
4.4.2 Melakukan TTV pada keluarga.
4.4.3 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi pada keluarga.
4.4.4 Sediakan materi dan media kesehatan.
4.4.5 Monitor kadar glukosa darah klien.
4.4.6 Memotivasi keluarga untuk terus memberi dukungan pada klien agar selalu patuh terhadap program pengobatan yang terus dijalankan.
4.4.7 Menutup pertemuan dengan keluarga.
Implementasi keperawatan yang diberikan kepada Tn. A dan Ny. T untuk mengatasi masalah defisit pengetahuan adalah dengan menjelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit, jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit, jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit.
Pada pelaksanaan implementasi keperawatan tidak ditemukan kesenjangan dikarenakan klien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan.
101 4.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Perry dkk, 2010).
Pada akhir evaluasi keperawatan diagnosa defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi disimpulkan bahwa masalah keperawatan klien teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh perawat yaitu perilaku yang dijalankan sesuai anjuran, pengetahuan tentang penyakit yang meningkat, dan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan isi buku pembahasan menurut Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2017), bahwa tujuan dari diagnosa defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi yaitu perilaku yang dijalankan sesuai anjuran, pengetahuan tentang penyakit yang meningkat, dan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang diajarkan.
Berdasarkan data fakta dan teori peneliti tidak menemukan kesenjangan karena menurut penelitian hasil dari evaluasi keperawatan Tn. A dan Ny. T menunjukkan pada hari ketiga Tn. A dan Ny. T berperilaku sesuai anjuran, minat dalam belajar, mampu menjelaskan suatu topik dan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik.
102
102
BAB V PENUTUP
Setelah mengamati dan melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga diabetes mellitus dengan masalah defisit pengetahuan di desa Ngaban, penulis dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk membantu meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada penderita diabetes.
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga pada pasien diabetes mellitus dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan di desa Ngaban selama tiga kali kunjungan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Pengkajian yang dilakukan pada Tn. A dan Ny. T mengatakan tidak mau mengikuti pantangan yang diberikan perawat karena bosan dan hanya diam saja saat ditanya tentang penyakit diabetes mellitus.
5.1.2 Diagnosa keperawatan Tn. A dan Ny. T ditegakkan berdasarkan data pengkajian yang didapat peneliti berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh klien yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di tandai dengan kurang paham tentang penyakit diabetes mellitus.
5.1.3 Intervensi keperawatan untuk Tn. A dan Ny. T yaitu : menjelaskan komplikasi jika hiperglikemi dibiarkan, monitor kadar glukosa darah, anjurkan kepatuhan terhadap pengobatan, diet, dan olahraga.
5.1.4 Implementasi keperawatan yang diberikan pada Tn. A dan Ny. T sudah sesuai dengan rencana tindakan keperawatan. Implementasi yang dilakukan adalah dengan menjelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit,
108
103 menjelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, dan
memonitor terus kadar glukosa darah.
5.1.5 Skor yang diperoleh pada kasus terkontrol ini meningkatkan kemampuan keluarga untuk tertarik belajar, kemampuan mendeskripsikan subjek, dan kemampuan mendeskripsikan pengalaman sebelumnya sesuai topik.
5.2 Saran
5.2.1 Disarankan untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan yang baik dan keterlibatan pasien dan keluarga.
5.2.2 Diharapkan kepada institusi pendidikan agar menambah referensi tentang buku keperawatan diabetes mellitus, keperawatan keluarga, dan asuhan keperawatan keluarga secara teoritas.
104
DAFTAR PUSTAKA
Andamoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses, dan Praktik Keperawatan. Yokyakarta: Graha Ilmu.
Black, Joyce M, dkk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Selamba medika:
Jakarta
Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan. (2003). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Lap Nas 2013: 1-384
Departemen Kesehatan RI,(2014) Pengetian Diabetes Mellitus. Jakarta, 2014 Damayanti, S. (2015). Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Fauzi, I. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat, Diabetes amaelitus dan Hipertensi. Jakarta : Araska
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta : EGC
Friedman, E. T., Bowden, V., & Jones, E. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit : Pustaka Pelajar Yogyakarta
International Diabetes Federation.(2015).IDF Diabetes Atlas Seventh Edition 2015.Dunia : IDF
Purnamasari D. Diagnosis. Dalam : Sudoyo AW, Setyohadi B, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta : Interna Publishing.2014.
Putra, (2019) dalam Anugraheni, J (2021). Asuhan Keperawatan pada Lansia Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Diabetes Mellitus di Desa Kalisampurno Tanggulangin Sidoarjo. Sidoarjo, 2021 Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005) Buku Ajar Foundamental keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktek (edisi 4). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PERKENI. Buku Pedoman Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Jakarta : PERKENI, 2015.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.
110
105 Riskesdas. (2020). Infidation Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI : Jakarta
Rusdi, M (2021). Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus dengan Masalah Defisit Pengetahuan di Desa Mojorejo Kabupaten Pasuruan.
Sidoarjo, 2021
Sahar, J, dkk. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga, edisi Indonesia Pertama.Singapure:Elsevier
Smeltzer, Suzane C. Dan Bare, Brenda G, (2002), Buku Ajar Keperawatan.
Sudoyo W, Setiohadi, B, Alwi, I, K, Simadibrata, M, Setiadi, S. (2009), Buku Aajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Jakarta. Interna Publishing.
Suryani, N, dkk. (2015). Diet dan Olahraga Sebagai Upaya Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Banjarmasin : Jurkessia
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
WHO. Global Report on Diabetes . 2016
106 SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS) Topik : Penyakit Diabetes Mellitus
Sub topik : Penyuluhan tentang Penyakit Diabetes Mellitus
Penyuluh : Mahasiswa tingkat 3, Poltekkes Kerta Cendekia Sidoarjo Sasaran : Keluarga Tn. S
Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Januari 2022 Tempat : Warung Tn. S
Waktu :
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien mampu memahami tentang penyakit diabetes mellitus.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian Diabetes Mellitus 2. Penyebab Diabetes Mellitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus 4. Komplikasi Diabetes Mellitus 5. Pengobatan Diabetes Mellitus C. Materi
1. Pengertian Diabetes Mellitus 2. Penyebab Diabetes Mellitus
3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus 4. Komplikasi Diabetes Mellitus
107 5. Pengobatan Diabetes Mellitus
D. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab E. Media 1. Leaflet 2. Materi SAP
F. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1 Pendahuluan - Memberi salam
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menyampaikan tujuan -Melakukan apersepsi
- Menjawab salam - Menyimak - Menyimak
-Melakukan apersepsi
2 Isi
- Penyampaian materi - Memperhatikan 3 Penutup
- Diskusi - Kesimpulan - Evaluasi
- Memberikan salam penutup
-Menyampaikan jawaban -Mendengarkan
-Menjawab salam
108 G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan pihak keluarga (waktu dan tempat) b. Kesiapan materi penyuluh/ penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung 2. Evaluasi proses
a. Peserta bersedia datang sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentan hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan peranannyasesuai dengan tugas 4. Evaluasi Hasil
a. Kegialan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara pihak keluarga dengan yang bersangkutan dalam melaksanakan implementasiasuhan selanjutnya.
109 MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DIABETES MELLITUS A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang di produksi secara efektif. Insulin sendiri merupakan hormon yang mengatur keseimbangan gula dalam darah.
B. Etiologi
a. Diabetes mellitus tipe 1 1) Faktor genetik 2) Faktor Imunologi 3) Faktor lingkungan b. Diabetes mellitus tipe 2
1) Usia 2) Obesitas
3) Riwayat keluarga C. Tipe DM
DM TIPE 1 DM TIPE 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin.
Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari batas normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja.
Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.
110 faktor lingkungan (infeksi virus atau
faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.
Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80- 90% penderita
mengalami obesitas.
90 % penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen.
Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus
mendapatkan suntikan insulin secara teratur.
Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung di turunkan secara genetik dalam keluarga.
D. Tanda dan gejala
1. Polipaghi (sering merasa lapar) 2. Polidipsi (sering merasa haus) 3. Poliuri (sering buang air kecil) 4. Berat badan menurun
5. Kelemahan,keletihan dan mengantuk 6. Infeksi kulit
7. Timbul gejala ketoasidosis E. Pemeriksaan DM
1. Tes kadar glukosa darah Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :
a) Tes gula darah puasa.
Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan dalam keadaan istirahat atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes darah 10 jam setelah makan malam terakhir.
111 b) Tes gula darah 2 jam setelah makan.
Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah m akan. Ingat, selain makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik insulin seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat gambaran gula darah dengan dosis obat ataupun insulin.
c) Tes gula darah sewaktu.
Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan saja bukan saat puasa ataupun 2 jam setelah makan. tes gula darah sewaktu dipakai sebagai patokan oleh diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya mengalami hipoglikemia ataupun hiperglikemia
d) Tes hemoglobin A1c(HbA1c).
HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah rata-rata selama 3 bulan kebelakang. Gula darah yang baik :
1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL
2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL 3) HbA1c : <
1. P e m e r i k s a a n u
Kadar Glukosa Darah mg/dL
DM Belum Pasti DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena Darah kapiler
>200
>200
100- 200 80 - 100 Kadar glukosa darah tidak
puasa
Plasma vena Darah kapiler
>120
>110
110- 120 90- 110