• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENUTUP

5.2 Saran

5.2.1 Disarankan untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan yang baik dan keterlibatan pasien dan keluarga.

5.2.2 Diharapkan kepada institusi pendidikan agar menambah referensi tentang buku keperawatan diabetes mellitus, keperawatan keluarga, dan asuhan keperawatan keluarga secara teoritas.

104

DAFTAR PUSTAKA

Andamoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses, dan Praktik Keperawatan. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Black, Joyce M, dkk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Selamba medika:

Jakarta

Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan. (2003). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Lap Nas 2013: 1-384

Departemen Kesehatan RI,(2014) Pengetian Diabetes Mellitus. Jakarta, 2014 Damayanti, S. (2015). Diabetes Mellitus dan Penatalaksanaan Keperawatan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Fauzi, I. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat, Diabetes amaelitus dan Hipertensi. Jakarta : Araska

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta : EGC

Friedman, E. T., Bowden, V., & Jones, E. (2010). Buku Ajar Keperawatan

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit : Pustaka Pelajar Yogyakarta

International Diabetes Federation.(2015).IDF Diabetes Atlas Seventh Edition 2015.Dunia : IDF

Purnamasari D. Diagnosis. Dalam : Sudoyo AW, Setyohadi B, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta : Interna Publishing.2014.

Putra, (2019) dalam Anugraheni, J (2021). Asuhan Keperawatan pada Lansia Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut pada Diagnosa Medis Diabetes Mellitus di Desa Kalisampurno Tanggulangin Sidoarjo. Sidoarjo, 2021 Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005) Buku Ajar Foundamental keperawatan:

Konsep, Proses dan Praktek (edisi 4). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

PERKENI. Buku Pedoman Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Jakarta : PERKENI, 2015.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI.

110

105 Riskesdas. (2020). Infidation Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan

RI : Jakarta

Rusdi, M (2021). Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus dengan Masalah Defisit Pengetahuan di Desa Mojorejo Kabupaten Pasuruan.

Sidoarjo, 2021

Sahar, J, dkk. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga, edisi Indonesia Pertama.Singapure:Elsevier

Smeltzer, Suzane C. Dan Bare, Brenda G, (2002), Buku Ajar Keperawatan.

Sudoyo W, Setiohadi, B, Alwi, I, K, Simadibrata, M, Setiadi, S. (2009), Buku Aajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Jakarta. Interna Publishing.

Suryani, N, dkk. (2015). Diet dan Olahraga Sebagai Upaya Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Banjarmasin : Jurkessia

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI

WHO. Global Report on Diabetes . 2016

106 SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS) Topik : Penyakit Diabetes Mellitus

Sub topik : Penyuluhan tentang Penyakit Diabetes Mellitus

Penyuluh : Mahasiswa tingkat 3, Poltekkes Kerta Cendekia Sidoarjo Sasaran : Keluarga Tn. S

Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Januari 2022 Tempat : Warung Tn. S

Waktu :

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien mampu memahami tentang penyakit diabetes mellitus.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat menjelaskan tentang :

1. Pengertian Diabetes Mellitus 2. Penyebab Diabetes Mellitus

3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus 4. Komplikasi Diabetes Mellitus 5. Pengobatan Diabetes Mellitus C. Materi

1. Pengertian Diabetes Mellitus 2. Penyebab Diabetes Mellitus

3. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus 4. Komplikasi Diabetes Mellitus

107 5. Pengobatan Diabetes Mellitus

D. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab E. Media 1. Leaflet 2. Materi SAP

F. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pendahuluan - Memberi salam

- Menyampaikan pokok bahasan

- Menyampaikan tujuan -Melakukan apersepsi

- Menjawab salam - Menyimak - Menyimak

-Melakukan apersepsi

2 Isi

- Penyampaian materi - Memperhatikan 3 Penutup

- Diskusi - Kesimpulan - Evaluasi

- Memberikan salam penutup

-Menyampaikan jawaban -Mendengarkan

-Menjawab salam

108 G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesepakatan dengan pihak keluarga (waktu dan tempat) b. Kesiapan materi penyuluh/ penyaji

c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung 2. Evaluasi proses

a. Peserta bersedia datang sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan

b. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentan hal-hal yang tidak diketahuinya

c. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

3. Mahasiswa

a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan

b. Dapat menjalankan peranannyasesuai dengan tugas 4. Evaluasi Hasil

a. Kegialan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

b. Adanya kesepakatan antara pihak keluarga dengan yang bersangkutan dalam melaksanakan implementasiasuhan selanjutnya.

109 MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

DIABETES MELLITUS A. Definisi

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang di produksi secara efektif. Insulin sendiri merupakan hormon yang mengatur keseimbangan gula dalam darah.

B. Etiologi

a. Diabetes mellitus tipe 1 1) Faktor genetik 2) Faktor Imunologi 3) Faktor lingkungan b. Diabetes mellitus tipe 2

1) Usia 2) Obesitas

3) Riwayat keluarga C. Tipe DM

DM TIPE 1 DM TIPE 2

Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin.

Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari batas normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.

Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja.

Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.

110 faktor lingkungan (infeksi virus atau

faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.

Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80- 90% penderita

mengalami obesitas.

90 % penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen.

Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus

mendapatkan suntikan insulin secara teratur.

Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung di turunkan secara genetik dalam keluarga.

D. Tanda dan gejala

1. Polipaghi (sering merasa lapar) 2. Polidipsi (sering merasa haus) 3. Poliuri (sering buang air kecil) 4. Berat badan menurun

5. Kelemahan,keletihan dan mengantuk 6. Infeksi kulit

7. Timbul gejala ketoasidosis E. Pemeriksaan DM

1. Tes kadar glukosa darah Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :

a) Tes gula darah puasa.

Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan dalam keadaan istirahat atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes darah 10 jam setelah makan malam terakhir.

111 b) Tes gula darah 2 jam setelah makan.

Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah m akan. Ingat, selain makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik insulin seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat gambaran gula darah dengan dosis obat ataupun insulin.

c) Tes gula darah sewaktu.

Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan saja bukan saat puasa ataupun 2 jam setelah makan. tes gula darah sewaktu dipakai sebagai patokan oleh diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya mengalami hipoglikemia ataupun hiperglikemia

d) Tes hemoglobin A1c(HbA1c).

HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah rata-rata selama 3 bulan kebelakang. Gula darah yang baik :

1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL

2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL 3) HbA1c : <

1. P e m e r i k s a a n u

Kadar Glukosa Darah mg/dL

DM Belum Pasti DM

Kadar glukosa darah sewaktu

Plasma vena Darah kapiler

>200

>200

100- 200 80 - 100 Kadar glukosa darah tidak

puasa

Plasma vena Darah kapiler

>120

>110

110- 120 90- 110

112 Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus,

tetapi pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya diabetes melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan dianalisis, mengandung glukosa atau tidak. Jika dalam urine di temukan adanya glukosa, hal itu dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.

2. Tes keton

Keton ditemukan dalam urin jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau sangat rendah, jika tes positif dan tes gula darah tinggi, dapat memperkuat adanya dugaan deabetes melitus.

3. Pemeriksaan mata

Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina yang abnormal, hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis akibat komplikasi penyakit tersebut.

F. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu : diet, latihan, pemantauan, terapi, pendidikan.

1. Pelaksanaan Diet.

Tujuan utama penatalaksanaan diet diabetes mellitus ini yaitu untuk mengendalikan konsentrasi glukosa darah dalam batas normal. Kadar gula darah yang normal sulit untuk di pertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadi komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang (Mirza Maulana,2015). Diet dan pengendalian BB merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes. Tujuannya:

a) memberikan semua unsur makanan yang esensial (vitamin dan mineral) b) mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai

c) memenuhi kebutuhan energi

d) mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal

e) menurunkan kadar lemak darah jika meningkat

113 f) karbohidrat sekitar 60 - 70 % dari jumlah kalori

g) protein minimal 1 gram/ kg BB perhari (untuk anak-anak )

h) Lemak sebaiknya dikurangi terutama yang mengandung kolesterol, lemak yang baik adalah lemak tak jenuh contohnya minyak jagung

1) Syarat diet DM hendaknya dapat:

1. Memperbaiki kesehatan umum penderita 2. Mengarahkan pada berat badan normal

3. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda 4. Mempertahankan kadar KGD normal

5. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik 6. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita 7. Menarik dan mudah diberikan

2) Prinsip diet DM, adalah:

1) Jumlah sesuai kebutuhan 2) Jadwal diet ketat

3) Jenis: boleh dimakan/tidak 2. Secara Medis

a. Obat Hiperglikemi Oral (OHO).

Golongan sulfonilurea sering kali dapat menurunkan kadar gula darah secara mencukupi pada penderita diabetes tipe 2, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe 1. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid,dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. OHO biasanya diberikan pada pederita diabetes tipe 2 jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.

b. Insulin

Insulin diperlukan pada keadaan :

1) Penurunan berat badan yang cepat.

2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.

114 3) Ketoasidosis diabetik.

4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.

Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangan kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda :

a) insulin kerja cepat

Contonya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.

Insulin ini sering kali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin ini sering kali digunakan untuk penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disuntikkan dalam 15-20 menit sebelum makan.

b) Insulin kerja sedang

Contohnya adalah insulin suspensi seng atau isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam, dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

c) Insulin kerja lambat

contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 23-6 jam.

c) Debridement

Debridement yaitu menghilangkan jaringan mati atau nekrotik pada luka.

Jaringan yang perlu dihilangkan adalah jaringan nekrotik dan slough.

Debridement memberikan banyak manfaat diantaranya menghilangkan jaringan yang sudah tidak tervaskularisasi,bakteri,dan juga eksudat sehingga akan menciptakan kondisi luka yang dapat menstimulasi munculnya jaringan sehat.

115 G. Makanan yang harus dihindari

1) Roti tawar putih

2) Makanan yang terbuat dari tepung terigu, keju, mentega, dan saus dalam jumlah banyak, Buah-buahan kaleng yang mengandung banyak gula.

3) Sayuran kaleng yang mengandung garam tinggi.

4) Daging berlemak dan kulit ayam.

5) Produk susu tinggi lemak.

6) Makanan yang digoreng, seperti ayam goreng, ikan goreng, pisang goreng, dan kentang goreng Makanan dan minuman mengandung gula tinggi, seperti kue, sirop, dan soda.

H. Makanan yang harus dikonsumsi penderita Diabetes mellitus

1) Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, ubi panggang, oatmeal, roti gandum,dan sereal dari biji-bijian utuh.

2) Daging tanpa lemak atau ayam tanpa kulit

3) Sayuran, seperti brokoli dan bayam, serta diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, atau dikonsumsi mentah

4) Buah-buahan segar dan bila ingin mengolahnya menjadi jus, sebaiknya jangan ditambah gula.

5) Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak untuk sup, atau ditumis.

6) Telur

7) Produk olahan susu rendah lemak, seperti yoghurt

8) Berbagai jenis ikan, seperti tuna, salmon, sarden dan makarel, tetapi hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi,misalnya ikan tongkol.

I. Pencegahan Diabetes mellitus

1) Cek kadar gula darah secara teratur

Lakukanlah pengecekan gula darah secara teratur. Hal ini penting untuk mendeteksi diabetes secara dini. Sehingga dapat segera ditangani dan meminimalisir kemungkinan terjadi komplikasi.

116 2) Konsumsi makanan yang sehat dan jaga pola makan yang baik.

Jangan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, lemak, dan garam secara berlebihan.

117 DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, T. 2019, “ Satuan Cara Penyuluhan Diabetes Melitus”. Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkut.

https: //detude-print.blogspot.com/2018/04/leaft-diabetes-melitus-contoh- design.html?m=1. Rabu/05-01-2022/ 10.35

https: // www. Alodokter.com/deretan-makanan-untuk-penderita-diabetes- yang- baik-dan-buruk. Rabu/05-01-2022/ 10.40

118

119

120

121

122

123

124

125

Dokumen terkait