• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Ice Breaking dalamProses Pembelajaran pada Kelompok B3

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Implementasi Ice Breaking dalamProses Pembelajaran pada Kelompok B3

B. Implementasi Ice Breaking dalamProses Pembelajaran pada Kelompok

breakingdalam kegiatan belajar mengajar, hal ini terlihat dari kemampuan guru menciptakan proses pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga siswa tidak akan jenuh ketika mengikuti pembelajaran. Peneliti dapat melihat bahwa cara guru membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan adalah melalui penerapan ice breaking untuk menyampaikan materi dalam mengembangkan aspek perkembangan anak, dimana sebelum pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu guru menyusun rencana pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Adapun ice breaking yang di gunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tentunya tidak lepas dari perencanaan yang dilakukan oleh guru dengan menyusaikan pada tema yang akan dibahas yang dicantumkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).56

Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dari guru kelompok B3 sebagai pelaksana ice breaking dalam kegiatan pembelajaran yang mengatakan:

Kita lihat dulu di RPPH yang kita buat atau pada saat itu masuk ke tema apa, misalnya tema alam semesta, setelah kita tau tema apa yang kita masukkan yang akan kita isi pada RPPH baru kita bisa pilih ice breaking seperti apa yang cocok dengan tema yang akan kita buat dalam RPPH.57

Selanjunya berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 yang menjeleskan bahwa penerapan ice breaking yang dicantumkan pada RPPH dimaksudkan untuk menghidari kebosanan belajar sehingga dibutuhkan ice breaking untuk mencairkan kebekuan atau

56RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 10 Maret, 2020

57Ruminah, Wawancara, Mataram,10 Maret 2020.

menyegarkan fikiran mereka. Hal ini berdasarkan kutipan wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Karena ice breaking ini bisa dimasukkan ke tema itu sendiri untuk menghindari kebosanan pada anak soalnya apabila full kegiatan inti saja yang dimasukkan dalam RPPH mungkin tidak ada waktu untuk bermain, bernanyi untuk anak. Hal tersebut bisa membuat anak tertekan atau terbebani dan bisa menghambat tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri. Nah, untuk itu maka dibutuhkan ice breaking untuk menyegarkan kondisi mereka, lebih tepatnya ice breaking yang dilakukan agar anak senantiasa merasa bersemangat dalam belajar .58 Penerapan ice breaking yang dicantumkan dalam RPPH ini juga diperkuat berdasarkan hasil dokumentasi yang peneliti peroleh pada saat melakukan penelitian.Dari dokumentasi rancangan pembelajaran berupa RPPH termuat enam kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran, pada setiap rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru kelompok B3 mencantumkan ice breaking pada kegiatan pembukaan yang sesuai dengan tema pelajaran.59

Melalui hasil observasi peneliti juga mengamati bahwa selain menerapkan ice breaking yang tercantum dalam rencana pembelajaran guru juga melakukan ice breaking secara spontan ketika siswa sudah tidak bisa tenang maka dalam kondisi tersebut dibutuhkan ice breaking untuk menenagkan siswa.60

Hasil observasi tersebut peneliti buktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 selaku sumber data yang mengatakan:

Tidak semua ice breaking yang diterapkan harus termuat dalam RPPH, karena ada ice breaking yang spontan ketika anak-anak sudah tidak bisa

58Ruminah, Wawancara, Mataram , 10 Maret 2020.

59RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 11Maret 2020.

60RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 3 Maret 2020.

tenang padahal di RPPH yang sudah kita buat itu tidak ada ice breaking yang kita lakukan ketika kita bertemu dengan situasi anak yang sudah tidak tenang dalam belajar.61

Penerapan ice breaking secara spontan ini terkadang juga bisa di luar tema yang dilakukan secara spontan dapat berupa tepuk tangan atau yel-yel yang dilakukan pada saat kondisi anak sudah jenuh atau bosan dengan kegiatan yang dilakukan untuk itu dibutuhkan ice breaking untuk menertibkan mereka kembali, walaupun pada awal guru sudah melakukan ice breaking sesuai dengan tema. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Pada saat anak-anak sudah benar-benar bosan atau jenuh dengan suatu kegiatan sementara kita sudah melakukan ice breaking yang sesuai tema pada awal kegiatan, paling kita lakukan ice breaking sekedar tepuk tangan atau nyanyian yang bisa membuat anak-anak tertib padahal itu tidak yang kita buat di RPPH.62

Hasil wawancara dan observasi tersebut juga diperjelas berdsarkan hasil dokumentasi berupa foto proses penerapan ice breaking secara spontan seperti terlihat pada gambar berikut:

61Ruminah, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

62Ruminah, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

Gambar 2.2

Proses Ice Breaking Tepuk Tangan Secara Spontan63

Penerapan ice breaking yang dilakukan secara spontan maupun dengan penuh perencanaan memiliki fungsi dalam proses pembelajaran baik pada awal pembelajaran, inti, maupun di akhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran penerapan ice breaking dimaksudkan untuk membuka wawasan anak untuk mengetahui tema yang akan dibahas. Hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 yang mengatakan:

Ice breaking pada awal pembelajaran perlu dilakukan, karena kita juga bisa membuka wawasan anak untuk mengetahui tema yang akan dibahas pada hari itu melalui ice breaking tersebut.64

Lebih lanjut lagi berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa ice breaking pada inti pembelajaran dilakukan sebagai jeda, antara kegiatan pembuka sambil bernyanyi untuk meransang imajunasi anak untuk masuk ke tema yang akan akan dibahas.65

63RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 4 Maret 2020

64Ruminah, Wawancara, Mataram,10 Maret 2020.

65RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 4 Maret 2020.

Hal ini sesui dengan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Ketika akan memulai inti pelajaran bisa kita buat ice breaking sebagai jeda, antara kegiatan pembuka sambil bernyanyi untuk meransang imajunasi anak untuk masuk ke tema yang akan kita ajarkan sambil bernyanyi.66

Adapun ice breaking pada akhir pembelajaran dilakukan dengan mengulang ice breaking sesuai dengan tema pelajaran sehingga anak memiliki ingatan yang kuat tentang materi yang sudah diberikan dan menyegarkan kembali hati dan fikiran siswa. Hal ini berdasarkan kutipan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Ice breaking pada kegiatan akhir pembelajaran perlu dilakukan, agar anak-anak ingat pembelajaran dari awal pembukaan, inti, nah di penutuppun ice breaking harus kita ulang kalo ice breaking yang sesuai tema, dan juga ice breaking pada akhir kegiatan dilakukan untuk menyegarkan pikiran anak-anak ketika akan pulang agar mereka tidak merasa terbebani dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan.67

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan sumber data dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran berlangsung guru sudah mampu mengimplementasikan ice breaking dengan tepat baik secara spontan maupun terencana dengan memperhatikan kondisi dan pemilihan waktu sehingga siswa terlihat aktif, kompak dengan mengikuti kegiatan dengan gembira baik dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dimana pada awal pembelajaran guru menggunakan ice breaking untuk menyiapkan mental siswa agar siap dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.Guru juga sering memanfaatkan ice breaking untuk

66Ruminah, Wawancara, Mataram,10 Maret 2020.

67Ruminah, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

mengembalikan konsentrasi siswa agar siswa bisa fokus kembali ketika siswa sudah mulai jenuh dan bosan dalam belajar. Bahkan pada akhir pembelajaran guru juga menggunakan ice breaking dengan mengulang ice breaking sesuai dengan tema pelajaran sehingga anak memiliki ingatan yang kuat tentang materi yang sudah diberikan serta menyegarkan kembali pikiran dan hati siswa ketika mereka akan pulang agar siswa tidak merasa terbebani dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan akan tetapi sebaliknya mereka akan selalu menantikan kegitan belajar besok pagi.

Paparan tentang implementasi ice breaking secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran hasil wawancara peneliti dengan sumber data yaitu guru kelompok B3, siswa kelompok B3 dan kepala sekolah Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram.Sedangkan untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat dari hasil dokumentasi berupa foto yang dicantumkan pada bagian lampiran.

C. Jenis-Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan