• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan 6

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Jenis-Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan 6

mengembalikan konsentrasi siswa agar siswa bisa fokus kembali ketika siswa sudah mulai jenuh dan bosan dalam belajar. Bahkan pada akhir pembelajaran guru juga menggunakan ice breaking dengan mengulang ice breaking sesuai dengan tema pelajaran sehingga anak memiliki ingatan yang kuat tentang materi yang sudah diberikan serta menyegarkan kembali pikiran dan hati siswa ketika mereka akan pulang agar siswa tidak merasa terbebani dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan akan tetapi sebaliknya mereka akan selalu menantikan kegitan belajar besok pagi.

Paparan tentang implementasi ice breaking secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran hasil wawancara peneliti dengan sumber data yaitu guru kelompok B3, siswa kelompok B3 dan kepala sekolah Raudhatul Athfal Perwanida II Mataram.Sedangkan untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat dari hasil dokumentasi berupa foto yang dicantumkan pada bagian lampiran.

C. Jenis-Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan

dalam belajar sehingga ketika guru menyampaikan pembelajaran dengan tanggap materi tersebut dapat diterima oleh peserta didik dengan maksimal.68

Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru di kelas B3 yang selaku menjadi sumber data. Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

Dalam kegiatan pembelajaran saya tidak hanya menggunakan satu atau dua jenis ice breaking saja, akan tetapi menggunakan ice breaking berbagai jenis seperti yel-yel, tepuk tangan, lagu disertai gerak tubuh sederhana, dan juga game agar siswa tidak merasa bosan dan menerima materi pelajaran secara maksimal.69

Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah juga menyatakan bahwa guru RA Perwanida II Mataram khusnya guru kelompok B3 telah menggunakan berbagai jenis ice breaking dalam proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan pernyataan kepala sekolah yang mengatakan :

Saya melihat guru-guru disini menerapkan ice breaking bukan hanya jenis tepuk tangan dan bernyanyi saja akan tetapi menggunakan berbagai jenis ice breaking.70

Melalui hasil observasi peneliti mengamati bahwa siswa terlihat begitu antusias dalam belajar terutama ketika guru menerapkan ice breaking dengan berbagai jenis yang mampu mengembangkan aspek perkembangan anak dengan memvariasikan ice breaking sesuai dengan kebutuhan.71

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yaitu guru kelompok B3 yang menyatakan :

68RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 10 Maret 2020

69Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

70Baiq Farihun, Wawancara, Mataram , 17 Maret 2020

71RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 10 Maret 2020

Saya rasa ice breaking yang kita gunakan cukup mampu mengembang aspek perkembangan anak, karena kita tidak hanya menggunakan satu jenis ice breaking saja, tetapi memvariasikan jenis ice breaking yang ada sesuai dengan kebutuhan sehingga anak antusias dalam belajar.72 Lebih lanjut lagi berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3, adapun salah cara guru memvariasikan ice breaking agar anak tidak bosan dengan ice breaking yang sama yaitu dengan menawarkan pada siswa ice breaking seperti apa yang mereka inginkan. Hal ini berdasarkan kutipan hasil wawancara dengan sumber data yang mengatakan:

Adapun cara kita menjadikan ice breaking tersebut menjadi bervariasi dan anak-anak bersemangat dalam belajar sesekali boleh kita tawarkan pada anak-anak kegiatan apa yang mereka inginkan atau ice breaking seperti apa yang mereka inginkan.73

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terkait dengan jenis-jenis ice breaking dapat disimpulkan bahwa guru kelompok B3 RA Perwanida II Mataram menggunakan berbagai jenis ice breaking seperti yel-yel, tepuk tangan, lagu disertai gerak tubuh sederhana, dan game dengan memperhatikan kondisi dan keadaan siswa.74Hasil pengamatan tersebut diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sumber data dan bukti dokumentasi berupa foto yang peneliti peroleh pada saat melakukan penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa ice breaking jenis yel-yel dilakukan dengan cara guru membuat kata-kata penyemangat untuk memotivasi siswa agar selalu aktif dan antusias dalam belajar. Misalnya pada awal pembelajaran apabila ada beberapa anak yang terlihat kurang aktif dalam kelas maka guru meminta siswa untuk mengucapkan yel-yel kelompok

72Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

73 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

74RA Perwanida II Mataram Observasi, Mataram, 5 Maret 2020.

mereka dengan cara, guru mengucapkan kelompok B3 yel-yelnya mana, dengan serempak mereka menyatukan tangannya sambil mengucapkan mereka bisa aku pasti bisa yes-yes-yes. 75

Penerapan ice breaking jenis yel-yel juga diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 selaku sumber data yang mengatakan:

Ice breaking jenis yel-yel biasanya dilakukan pada awal pembelajaran pada saat akan mulai kegiatan inti untuk memotovasi mereka dalam belajar, guru meminta anak untuk melakukan yel-yel secara kompak karena setiap kelompok sudah memiliki yel-yel masing-masing.76

Gambar 2.3

Proses Ice Breaking Interaktif Yel77

Selain yel-yel guru kelompok B3 juga menggunakan ice breaking jenis tepuk tangan yang fungsinya sama seperti ice breaking jenis yel-yel, akan tetapi untuk ice breaking jenis tepuk tangan ini dilakukan pada awal dan pada saat ada beberapa siswa yang masih ribut dan kurang memperhatikan guru, maka disitu guru meminta siswa untuk melakukan tepuk diam atau tepuk

75RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 9 Maret 2020.

76 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

77RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 5 Maret 2020.

semangat dan berbagai tepuk lainnya. Hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 yang mengatakan:

Ketika ada beberapa anak yang sudah tidak memperhatikan gurunya, maka kita mengajak mereka untuk melakukan tepuk agar perhatian mereka tertuju kepada kita dan lebih berkonsentrasi untuk berkegiatan.78

Berdasarkan hasil pengamatan penggunaan ice breaking jenis lagu dilakukan dengan cara guru mengajak anak-anak bernyanyi berdasarkan tema kegiatan, misalnya pada tema alam semesta guru mengajak anak menyanyikan lagu air hujan turun, hujan rintik-rintik dan lagu star-star itulah bintang.

Adapun lirik lagu star-star itulah bintang dengan dua bahasa yaitu bahasa inggris dan bahasa Indonesia yaitu:

Star-star itulah bintang Month-month itulah bulan Sun-sun itu matahari Rainbow itu pelangi Globe-globe bola dunia Rain-rain itulah hujan Thunderbolt itulah petir Cloud itulah awan

78 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

Gambar 2.4

Proses Ice Breaking Jenis Nyanyian79

Ice breakingjenis lagu biasanya digunakan oleh guru pada awal dan akhir pembelajaran untuk menguatkan materi yang sudah diajarkan.80

Adapun untuk ice breaking jenis gerak tubuh dilakukan dengan cara guru mengkombinasikan ice breaking jenis lagu dan tepuk tangan dengan membuat gerakan-gerakan sederhana yang dapat diikuti oleh siswa sehingga badan dan fikiran anak menjadi segar atau fresh dan siap menerima apa yang diberikan oleh guru. Hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Ice breaking gerak tubuh ini dapat dilakukan bersama pada saat bernyanyi atau melakukan tepuk tangan dengan membuat gerakan- gerakan sederhana yang dapat diikuti oleh siswa.Misalnya, pada tema alam semesta ini ice breakinggerak tubuh dilakukan dengan cara menyanyikan lagu proses terjadinya hujan sambil memijit pundak teman dan gerakan-gerakan yang lain sesuai dengan lirik lagu dengan melakukan gerak paling tidak badan dan fikiran anak menjadifreshatau segar segar kembali dan siap menerima apa yang diberikan oleh guru.81

79RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 10 Maret 2020.

80RA Perwanida II Mataram, Observasi, 12 Maret 2020.

81 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

Berdasarkan hasil observasi ice breaking gerak tubuh dilakukan ketika siswa terlihat bosan dengan kegiatan yang dilakukanuntuk itu dibutuhkan ice breaking untuk menertibkan dan menyegarkan kembali kondisi mereka, ice breaking gerak tubuh dilakukan dengan cara mengajak siswa berbaris membentuk lingkaran dan duduk membelakangi temannya, sambil memegang pundak temannya kemudian menggerakkan tangan sesuai dengan arahan mengikuti lirik lagu sambil memijit dan meraba pundak dan punggung temanya.82

Hasil observasidan wawancara tersebut diperjelas berdsarkan hasil dokumentasi berupa foto proses penerapan ice breakinggerak tubuh seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.5

Proses Ice Breaking Gerak Tubuh83

Sedangkan ice breaking jenis game dilakukan apabila anak sudah selesai melakukan kegiatan namun ada beberapa waktu yang masih tersisa

82RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 10 Maret 2020

83RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 5 Maret 2020.

maka guru mengajak anak untuk membuat permainan. Hal ini berdasarkan kutipan wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Pada saat anak-anak sudah mulai bosan dan ada waktu yang tersisa, jadi kita manfaatkan waktu tersebut dengan mengisinya dalam bentuk sebuah game agar waktu tersebut tidak terbuang dengan sia-sia dan anakpun meresa senang.84

Berdasarkan hasil pengamatan adapun game yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran tentunya disesuaikan dengan tema pelajaran dimana pada tema alam semesta guru meminta anak melakukan permainan dengan meminta anak untuk maju enam orang secara bergiliran, namun terlebih dahulu guru menyiapkan alat yang dibutuhkan seperti lima kursi kecil, setelah itu guru meminta siswa untuk menglilingi kursi tersebut sambil bernyanyi Star-star itulah bintang dan apabila lagunya sudah selesai maka siswa langsung mengisi kursi kecil yang sudah disiapkan. Siswa yang tidak mendapat kursi dianggap kalah namun ia harus menerima kekalahannya.

Setelah permainan selesai dilakukan guru memberikan bintang dan tepuk tangan kepada siswa karena sudah mengikuti pemainan dengan tertib.85

84 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

85RA Perwanida II Mataram,Observasi, Mataram, 10 Maret 2020.

Gambar 2.6 Ice Breaking Jenis Game86

Berdasarkan paparan data dari hasil observasi dan wawancara dan dokumentasi yang sudah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan ice braking guru menggunakan berbagai jenis ice breaking dalam mengembangkan aspek perkembangan anak serta didukung oleh media belajar yang digunakan dan diikuti oleh siswa secara aktif dan gembira.

D. Implikasi Penerapan Ice Breaking Terhadap 6 Aspek Perkembangan Anak Kelompok B3 RA Perwanida II Mataram Tahun Ajaran 2019/2020 Melalui hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa ice breaking memiliki dampak yang sangat penting dalam proses pembelajaran terutama dalam mengembangkan aspek perkembangan anak. Di antaranya mengembangkan aspek sosial emosional yang terstimulus melalui ice

86RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 5 Maret 2020.

breaking jenis tepuk tangan dan lagu yang dilakukan secara kompak dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih akrab saat berinteraksi dengan- teman-temannya, siswa menjadi lebih percaya diri, menghargai temannya dan bekerja secara kompak ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.87

Hal ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan sumber data yaitu guru kelompok B3 yang menyatakan sebagai berikut:

Melalui kegiatan ice breaking aspek perkembangan sosial emosional anak dapat terstimulus dengan baik karena ice breaking dilakukan pada saat proses pembelajaran secara bersama-sama, kompak sehingga anak mampu berinteraksi dengan baik dan bekerjasama dengan temannya, serta menjadi lebih percaya diri untuk tampil didepan teman- temannya.88

Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelompok B3 yaitu Agha dan Yaya bahwa ketika mereka diajak gurunya bermain tepuk dan bernyanyi mereka merasa senang dan melakukan secara kompak dengan temannya.Bahkan mereka juga sering mengulang lagu atau permainan tepuk yang pernah diajarkan disekolah ketika mereka berada di rumah bersama adik dan orangtua mereka.89

Lebih lanjut lagi kepala sekolah RA Perwanida II Mataram juga mengatakan bahwa dengan adanya ice breaking perilaku sosial-emosional anak bisa mengarah ke hal yang lebih positif.Hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Dengan adanya ice breaking perilaku sosial-emosional anak bisa mengarah ke hal yang lebih positif contohnya, anak yang cenderung

87RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 5 Maret 2020.

88Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

89Yaya dan Aisa, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

pendiam ketika guru bisa melakukan ice breaking itu dengan benar, anak yang pendiam ini paling tidak bisa berinteraksi sedikit demi sedikit dengan temannya90

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada kelompok B3 RA Perwanida II Mataram ketika guru menerapkan ice breaking jenis tepuk tangan dan lagu yang di kombinasikan dengan gerak tubuh mampu menstimulus aspek perkembangan seni yang terlihat dari kemampuan siswa menyanyikan lirik lagu yang dikombinasikan dengan gerakan tangan dan tubuh yang dilakukan secara kompak dan menyenangkan.91

Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan sebagai berikut:

Dengan menerapkanice breaking mampu mengembangkan aspek seni contohnya melalui kegiatan bernyanyi kreativitas dan imajinasi teransang dengan baik untuk melakukan gerakan-gerakan dengan mengikuti arahan dari gurunya serta mereka mampu bernyanyi dengan baik.92

Selain itu melalui kegiatan ice breaking gerak badan yang dikombinasikan dengan ice breaking lainnya mampu melenturkan otot-otot tubuh karena dengan melakukan gerakan anak akan merasa segar dan aktif melakukan kegiatan. Hal ini berdasarkan kutipan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan:

Pengembangan fisik motorik ini sangat ampuh dilakukan melalui kegiatan ice breaking gerak dan lagu untuk melenturkan otot-otot tubuh dengan bergerak mengikuti irama, dimana anak akan merasa rileks atau fress selelah melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan seperti melakukan tepuk, senam, bernyanyi karena setiap ice breaking ini

90Baiq Farihun, Wawancara, Mataram, 17 Maret 2020

91RA Perwanida II Mataram, Observasi, Mataram, 4 Maret 2020.

92Priyantini, Wawancara, Mataram , 10 Maret 2020

dikombinasikan atau dilakukan dengan gerakan-gerakan sederhana yang sangat disenangi oleh anak-anak itu sendiri.93

Melalui hasil pengamatan ice breaking juga memiliki peran penting dalam mengembangkan aspek perkembangan agama dan moral, yang dilakukan melalui kegiatan bernyanyi dan game sesuai dengan tema yang dibahas. Pada kegiatan bernyanyi siswa dapat mengenal ciptaan Allah dan mensyukuri nikmatnya, begitu juga yang terlihat ketika melakukan sebuah permainan atau game siswa dituntut untuk bersabar menunggu giliran dan menerima kekalahan.94

Hal ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan sumber data yang mengatakan sebagai berikut:

Dengan mengajak anak-anak bernyanyi dengan lirik lagu sesuai dengan tema yang dipelajari seperti pada tema benda-benda langit, anak-anak diajak untuk bernyanyi “Star-Star itulah bintang” melalui kegiatan bernyanyi tersebut anak-anak dapat mengenal ciptaan Allah dan mensyukuri nikmatnya, selain itu melalui kegiatan ice breaking seperti game yang diterapkan juga mampu mengembangkan aspek agama dan moral anak dimana anak akan dituntut untuk bersabar menunggu giliran atau menerima kekalahannya. Jadi, setiap kegiatan yang kita berikan melalui ice breaking ini walaupun terkesan bermain tetapi didalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan sebagai pengalaman yang bermakna bagi anak itu sendiri karena dilakukan dengan menyenagkan sehingga mampu menstimulus aspek perkembangan anak.95

Melalui hasil pengamatan peneliti, terlihat juga ice breaking mampu menstimulus perkembangan bahasa dan kognitif yang terlihat dari penguasaan kosa kata dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru tentang benda-benda alam semua siswa menjawab dengan serentak. Terlebih lagi ketika guru memberikan pertanyaan bahasa Inggris dan mengartikan

93 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

94RA Perwanida II Mataram, Obsrvasi, Mataram, 11 Maret 2020.

95 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

dalam bahasa Indonesia mengenai benda-benda alam, mereka sangat antusias dan aktif untuk menjawabnya dengan mengangkat tangan agar diberi kesempatan untuk menjawabnya meskipun ada diantara mereka yang jawabannya salah.96

Hal ini diperkuat oleh peneliti dengan melakukan wawancara guru kelompok B3 yang mengatakan:

Dengan melakukan ice breaking yang disesuaikan dengan tema pelajaran dapat meransang kemampuan anak untuk menguasai materi yang disampaikan di mana anak-anak mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan pengenalan tema yang diajarkan. Selain mampu menstimulus aspek perkembangan bahasa melalui kegiatan bernyanyi atau melalui kegiatan tepuk itu sendiri aspek perkembangan kognitif juga dapat terstimulus karena dapat meransang kemampuan berfikir untuk memahami apa yang disampaikan oleh gurunya.97

Selain itu kepala sekolah juga menuturkan bahwa melalui kegiatan ice breaking siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat ketika melakukan tanya jawab dengan gurunya: hal ini berdasarkan kutipan wawancara kepala sekolah yang mengatakan:

Ketika saya melihat guru menerapkan ice breaking, saya melihat siswa begitu aktif dalam belajar, mereka sangat bersemangat meyelesaikan tugas yang diberikandan ketika guru memberkan pertanyaan mereka mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan gurunya.98

96RA Perwanida II Mataram,Observasi, Mataram,10 Maret 2020.

97 Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

98 Baiq Farihun, Wawancara, Mataram,17 Maret 2020

Gambar 2.7

Kegiatan Tanya Jawab Peserta Didik dan Guru99

Lebih lanjut lagi berdasarkan hasil pengamatan bahwa setiap aspek perkembangan memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya yang mampu dikembangkan melalui kegiatan ice breaking yang dilakukan melalui kegiatan bernyanyi, tepuk dan lainnya selain untuk melatih konsentrasi dan menambah pengetahuan anak juga mampu mengembangkan aspek lainnya ice breaking yang diterapkan juga mampu mengembangkan aspek sosial- emosional, seni, fisik motorik dan aspek perkembangan lainnya yang dilakukan dengn mengikuti lirik-lirik lagu secara kompak melalui gerakan- gerakan mengikuti irama.100

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelompok B3 selaku sumber data yang mengatakan sebagai berikut:

Setiap perkembangan mempunyai hubungan yang erat, ketika kita akan mengembangkan aspek kognitif anak tidak menutup kemungkinan bahwa aspek perkembangan yang lainnya dapat terstimulus dengan

99RA Perwanida II Mataram, Dokumentasi, Mataram, 10 Maret 2020.

100RA Perwanida II Mataram,Obsrvasi, Mataram, 9 Maret 2020

baik, contohnya ketika melakukan tepuk 1-10 untuk melatih konsentrasi anak, selain untuk menambah pengetahuan, anak juga akan melakukan gerakan yang dilakukan secara bersamaan dan berinteraksi dengan temannya disana juga akan mampu mengembangkan aspek sosial emosional anak bahkan aspek seni juga dapat dikembangkan dimana anak mampu mengikuti lirik-lirik lagu yang kita berikan pada anak atau megasah kreativitas untuk melakukan berbagai gerakan, dan juga aspek agama dan moral dapat terstimulus dengan baik karena setiap aspek memiliki keterkaitan yang satu dengan yang lainnya.101

Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ice breaking memiliki peran penting yang sangat baik dalam pembelajaran, yaitu mengembangkan 6 aspek perkembangan anak sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini yang dilakukan secara aktif dan menyenangkan melalui kegiatan ice breaking.

Hasil wawancara secara rinci antara peneliti dengan informan dan juga bukti dokumentasi berupa foto dapat dilihat pada bagian lampiran.

101Priyantini, Wawancara, Mataram, 10 Maret 2020.

BAB III