• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Penerapan Ice Breaking terhadap 6 Aspek Perkembangan Anak

BAB III PEMBAHASAN

C. Implikasi Penerapan Ice Breaking terhadap 6 Aspek Perkembangan Anak

edukasi yang menyenangkan dengan menyusaikan dengan waktu yang ada. Adapun game yang digunakan pada tema alam semesta adalah bermain tebak-tebakan atau tanya jawab dan permainan mengelilingi kursi sambil bernyanyi star-star itulah bintang dan apabila lagunya sudah selesai maka siswa langsung mengisi kusi kecil yang suah disiapkan.

Berdasarkan paparan di atas mengenai jenis ice breaking yang digunakan oleh guru kelompok B3 RA Perwanida II Mataram dalam penerapannya sudah mampu menstimulus 6 aspek perkembangan anak dengan menerapkan berbagai jenis ice braking yang sudah dipaparkan oleh peneliti dalam kajian teori. Dengan penerapan berbagai jenis ice breaking ini siswa terlihat begitu antusias dan aktif dalam belajar.

C. Implikasi Penerapan Ice Breaking Terhadap 6 Aspek Perkembangan

secara kompak dan bersama-sama perilaku sosial-emosional anak bisa berkembang dengan baik dan dapat mengarah ke hal yang lebih positif karena dilakukan dengan menyenangkan dan menggembirakan sehingga siswa menjadi lebih akrab saat berinteraksi dengan-teman-temannya dan senantiasa memliki semangat dan rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan kegiatan yang sedang dilakukan.

Selain itu melalui kegiatan ice breaking seperti melakukan tepuk anak sholeh ataupun tepuk lainnya yang memiliki makna pendidikan yang dapat menanamkan kepada anak mengenai tata krama dan sopan santun saat berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula kegiatan ice breaking dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dengan memperlihatkan kemampuan diri,memahami perasaan orang lain dan mengungkapkan perasaan yang dirasa melalui ekspresiyangditunjukkan hal tersebut terlihat pada saat bernyanyi dan melakukan permainan tanya jawab. Dimana pada saat melakukan permainan tanya jawab dengan penuh rasa percaya diri dan semangat anak mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru serta pada saat bernyanyi anak mampu mengekspesikan isi lagu melalui mimik wajah dan gerakan sesuai dengan lirik lagu.

Jadi ice breaking dalam proses pembelajaran anak usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan sosial-emosional anak karena dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sederhana dan menyenangkan sehingga dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi anak untuk terus belajar dalam berinteraksi pada lingkungan sekitar. Hal tersebut

sesuai dengan makna dari perkembangan sosial emosional yang diartikan sebagai proses belajar untuk menyusaikan diri dalam memahami keadaan dan perasaan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain yang ada adalam lingkungan sekitar.106

2. Agama dan Moral

Pada jenjang pendidikan anak usia dini salah satu aspek yang dikembangkan adalah nilai agama dan moral. Perkembangan nilai agama dan moral adalah perubahan sifat dan perilaku anak dalam memahami prinsip benar dan salah serta menumbuhkan kemauan untuk melaksanakan ajaran yang dianut.107 Dalam proses pembelajaran perkembangan agama dan moral dapat dikembangkan melalui kegiatan ice breaking seperti ketika melakukan sebuah permainan dimana siswa dituntut untuk bersabar menunggu giliran tidak memaksakan kehendak sendiri dan menerima kekalahan dengan ikhlas.

Begitu pula perkembangan agama dan moral dalam mengenal ajaran agama guru dapat memberikan materi tersebut dengan melakukan ice breaking melalui tepuk seperti tepuk cinta tepuk, wudhu dan tepuk lainnya yang berisikan materi tentang ajaran atau perintah agama untukmelaksanakan ibadahdan senantiasa bersikap baik terhadap sesama.

Selain itu melalui kegiatan bernyanyi yang disesuaikan dengan materi atau tema seperti tema pada alam semesta dapat mengajarkan kepada anak

106Masnipal, Menjadi Guru Paud Profesional,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), hal.

45.

107Ahmad Susanto, Bimbingan Konsling Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), hal. 69.

untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan serta berusaha untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

3. Fisik-Motorik

Perkembangan fisik-motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.108 Melalui kegiatan ice breaking dapat menstimulus fisik-motorik siswa ditandai dengan kemampuan anak melakukan gerakan tubuh tangan dan kaki secara terkoordinasi serta mampu melakukan permainan fisik dengan aturan mengikuti arahan dari gurunya sehingga mampu melenturkan otot-otot tubuh yang dilakukan melalui kegiatan bernyanyi, bermain tepuk, gerak tubuh yang dikombinasikan dengan ice breaking lainnya membuat anak melakukan berbagai gerakan seperti melompat, mengayunkan tangan serta mengekspesikan ke dalam mimik wajah seperti tertawa, tersenyum sesuai dengan isi atau kosakata yang diucapkan.

4. Kognitif

Kognitif sering diartikan sebagai kecerdasan berpikir dan daya nalar seseorang.109 Melalui penerapan ice breaking seperti bernyanyi dapat memberikan dampak bagi penambahan pengetahuan atau daya pikir siswa untuk memahami apa yang disampaikan oleh gurunya dimana mereka dapat mengetahui berbagai benda alam yang ada di alam semesta ini serta mengenal sebab akibat tentang lingkungan.

108Ibid.,hal. 56.

109Ibid.,hal. 59.

Selain itu penerapan ice breaking seperti tepuk 1-10, anak mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10 dengan melakukan jumlah tepuk sesuai dengan intruksi guru.Maka dari kegiatan tepuk 1-10 tersebut melatih anak untuk berfikir dan menambah pengetahuan mengenai bilangan angka 1-10 sehingga mampu menggunakan lambang bilangan tersebut untuk berhitung.

5. Bahasa/ Komunikasi

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan ice breaking dalam pembelajaran dapat menstimulus kemampuan bahasa anak seperti melalui kegiatan bernyanyi karena secara tidak langsung anak akan ikut bernyanyi sehingga dapat menambah penguasaan kosa-kata siswa begitu juga ketika melakukan permainan yang membutuhkan anak menjawab pertanyaan dari gurunya mampu menstimulasi perkembangan bahasa anak.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto dalam bukunya yang menyatakan bahwa pada masa pra sekolah anak telah mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi melalui berbagai cara seperti melakukan percakapan dengan orang lain atau lawan bicaranya, berdialog, dan bernyanyi.110

110Ibid., hal. 62.

6. Seni/ Daya Cipta

Daya cipta disebut juga kreatifitas yang berfungsi untuk mengenal berbagai hasil karya seni dan kreatifitas pada anak.111 Melalui penerapan ice breaking jenis tepuk tangan dan lagu yang dikombinasikan melalui gerak tubuh dapat memberikan dampak dalam menstimulus perkembangan seni atau daya cipta anak yang ditandai dari kemampuan anak bersenandung atau bernyanyi dan menyanyikan lagu dengan sikap yang benar dimana ice breaking tersebut dapat meransang imajinasi dan kreativitas siswa untuk melakukan berbagai gerakan sederhana dan bernyanyi dengan sikap yang tepat.

Untuk lebih jelasnya mengenai manfaat atau dampak ice breaking dalam menstimulus 6 aspek perkembangan anak akan dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Implikasi Ice Breaking dalam 6 Aspek Perkembangan Anak No Ice Breaking Aspek Perkembangan 1 Yel-yel Sosial-Emosional

-mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi Fisik motorik

-mengekspresikan diri melalui gerakan Bahasa

-memiliki lebih banyak perbendaharaan kata 2 Tepuk wudhu,

anak sholeh, tepuk cinta, tepuk ABC

Agama dan Moral

- Mengenal Agama yang dianut - Mengerjakan ibadah

- Berprilaku baik seperti hormat, sopan, jujur, dsb.

Sosial emosional

- Memperlihatkan kemampuan diri atau anak lebih

111Fila Millati Qutsi, “Implementasi Pendidikan Agama Islam pada 6 Aspek PerkembanganAnak Usia Dini di RA An-naafi’mijen Kota Semarang”, (Skripsi, FITK, UIN Walisongo, 2018), hal. 43.

percaya diri

- Mengenal tata krama dan sopan santun Fisik motorik

- Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi Kognitif

- Menyebutkan lambang bilangan-10 - Mengenal Pola ABCD

Bahasa

- Berkomunikasi secara lisan

-Memiliki lebih banyak perbendaharaan kata Seni

-Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar 3 Bernyanyi

-Star-star itulah bintang

-Proses terjadinya hujan

-Hujan turun

Bahasa

- Menjawab pertanyaan - Berkomunikasi secara lisan

-Memiliki lebih banyak perbendaharaan kata Kognitif

- Mengenal sebab akibat tentang lingkungan Fisik-Motorik

- Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi - Mengekspresikan diri melalui gerakan

Sosial emosional

- Memperlihatkan kemampuan diri atau anak lebih percaya diri

Agama dan moral

- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Seni

- Anak mampu bersenandung atau bernyanyi 4 Gerak tubuh Fisik-Motorik

- Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi - Mengekspresikan diri melalui gerakan

Sosial-Emosional

- Bermain dengan teman sebaya Bahasa

- Memiliki lebih banyak perbendaharaan kata Kognitif

- Mengenal sebab akibat tentang lingkungan Agama dan moral

- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Seni

- Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar 5 Game

-mengelilingi korsi kecil

-permainan tanya

Agama dan moral

- Berprilaku baik seperti hormat, sopan, jujur, dsb.

Sosial-Emosional - Menaati aturan kelas

jawab - Bermain dengan teman sebaya Fisik-Motorik

- Melakukan permainan fisik dengan aturan Bahasa

- Berkomunikasi secara lisan Kognitif

- Mengenal sebab akibat tentang lingkungan Seni

- Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar

Berdasarkan paparan diatas diketahui implikasi penerapan ice breaking pada kelompok B3 RA Perwanida II Mataram menunjukkan bahwa ice breaking yang diterapkan mampu menstimulus 6 aspek perkembangan anak dengan suasana gembira dimana kegembiraan dalam belajar memberikan pengalaman yang berharga dan menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar siswa.

Selain menstimulus 6 aspek perkembangan anak ice breaking juga dapat mengakomodir beragam gaya belajar siswa sebagai berikut:

a. Auditori, melalui kegiatan ice breaking seperti bernyanyi, melakukan permainan, tanya jawab anak dapat mendengar dan menyimak apa yang disampaikan oleh gurunya sehingga mereka lebih memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan.

b. Visual yaitu, aktivitas yang melibatkan unsur indriawi mata untuk melihat. Ketika guru memberikan contoh ice breaking seperti melakukan tepuk, anak dapat melihat dan mengikuti gerakan-gerakan yang dilakukan oleh gurunya. Anak yang memiliki gaya belajar secara visual lebih mudah

menyerap informasi yang ada dalam lingkungan belajar dengan melihat contoh dari gurunya secara langsung.

c. Taktil, adapun kegiatan ice breaking dengan gaya belajar taktil dapat dilakukan dengan membuat permainan seperti menyentuh wajah, kaki dan melalui berbagai kegiatan permainan dengan menggunakan berbagai media dalam belajar yang menstimulus kemampuan anak untuk merasakan sentuhan.

d. Kinestetik termasuk juga bagian unsur gerakan olah tubuh. Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik akan melakukan gerakan aktif secara fisik. Melalui kegiatan ice breaking seperti gerak tubuh terasa akan lebih menyenangkan bagi anak karena dikemas dalam sebuah permainan.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Impelementasi ice breaking dalam proses pembelajaran di RA Perwanida II Mataram pada kelompok B3 dalam kegiatan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik, guru sudah mampu mengimplementasikan ice breaking dengan tepat baik secara spontan maupun terencana. Adapun tekhnik penerapan ice breaking secara terencana dilakukan dengan mencantumkan ice breaking pada RPPH yang disesuaikan dengan tema untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dilakukan pada awal kegiatan ataupun akhir kegiatan. Sedangkan ice breaking secara spontan dilakukan tanpa ada perencanaan dengan tujuan untuk menenangkan dan memfokuskan kembali perhatian siswa selama proses pembelajaran baik dari kegiatan awal, inti maupun akhir pembelajaran dengan memperhatikan kondisi dan pemilihan waktu sehingga siswa terlihat aktif, dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan.

2. Adapun jenis-jenis ice breaking yang digunakan guru dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan anak kelompok B3 RA Perwanida II Mataram adalah yel-yel, tepuk tangan, lagu disertai gerak tubuh sederhana, dan game.

87

3. Terkait dengan implikasi penerapan ice breaking terhadap 6 aspek perkembangan anak kelompok B3 RA Perwanida II Mataram bahwa ice breaking memiliki dampak dalam mengembangkan aspek sosial- emosional melalui berbagai jenis kegiatan ice breaking yang dilakukan secara bersama-sama dan menyenangkan, aspek agama dan moral dapat dikembangkan melalui kegiatan ice breaking jenis nyanyian dan game, bahasa dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan ice breaking terutama ice breaking jenis lagu untuk menambah penguasaan kosakata peserta didik, kognitif dapat dikembangkan melalui kegiatan ice breaking jenis tepuk dan lagu yang disesuaikan dengan tema kegiatan, fisik-motorik dan perkembangan seni dapat dikembangkan melalui berbagai jenis ice beaking yang terlihat dari kemampuan anak menyanyikan dan mengekpresikan isi dari kosa kta yang diucapkan melalui berbagai gerakan yang tepat

B. Saran-saran

1. Bagi guru RA Perwanida II Mataram diharapkan agar tetap menggunakan dan memvariasikan ice breaking agar anak tidak bosan karena ice breaking sangat efektif untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggembirakan terutama dalam jenjang pendidikan anak usia dini yang dilakukan secara bermain sambil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan anak.

2. Bagi siswa agar selalu mendengarkan dan memperhatikaan penjelasan gurunya danmengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fanani, “Ice Breaking dalam Proses Belajar Mengajar”. Jurnal Pendidikan , Vol. VI, Nomor 11, Oktober 2010.

Ahmad Susanto, Bimbingan Konsling Di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Prenada Media Group, 2015.

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta :Prenadamedia Group, 2011.

Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Stratgi Mengajar Multiple Intelegences. Jakarta: Prenadameia Group, 2015.

Amos Neolaka, dan Grace Amialia, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana, 2017.

Dhyajeng Andistianingrum Sarwonto, “Peran Ice Breaking Terhadap Minat Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V B SD Negeri Cebongan Sleman”. Skripsi,FTK, UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, 2018.

Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini.Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Diya Rahmatika, “Pengaruh Permainan Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD Islam Al-Amanah Tanggerang Selatan tahun Pelajaran 2012/2013”.Skripsi. FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.

Fila Millati Qutsi, “Implementasi Pendidikan Agama Islam pada 6 Aspek PerkembanganAnak Usia Dini di RA An-naafi’mijen Kota Semarang”.

Skripsi, FITK, UIN Walisongo, 2018.

Https:m.brilio.net/wow/40-kata-kata-bijak-ulama-imam-syafii-penuh-makna- 200401i.html. Diambil tanggal 15 Maret 2020, pukul 15.17.

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Indriati Husi, “Penerapan Ice Breaking untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa dalam Pembelajaran Fisika Kelas X SMA Babussalam Pekanbaru”. (Skripsi, FKIP Universitas Riau, Riau, 2013.

Lutfiatul Husna, dan Ahmad Ma’ruf, “Implementasi Gerak dan Lagu untuk Meningkatkan Kosa Kata Bahasa Arab dan Ingggris”. Jurnal Ilmu Qur‟an dan Tafsir, Vol. 4. Nomor 1, Mei 2019.

M. Said, 80+ Ice Breaker Games-Kumpulan Permainan Penggugah Semangat.Yogyakarata: Andi Offset, 2010.

Masnipal, Menjadi Guru Paud Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018.

Moh Fauziddin, “Pemanfaatan Permainan Tepuk dalam Mengembangkan Aspek Fisik-Motorik pada Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 2, Nomor 5, 2018.

Muhamd Yumi dan Nurdi Ibrahim, Pembelajaran Berbasi Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegen).Jakarta: PrenadaMedia Group, 2013.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndinesiaNomor 137 Tahun 2014tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, dalam https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud137-

2014StandarNasionalPAUD.pdf. Diambil tanggal 5 Januari 2020, 17.20.

Reni Anggraini, “Pengaruh Tekhnik Pembelajaran Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA kelas III MI Masyariqul Anwar 4 Suka Bumi Bandar Lampung”.Skripsi, FTK, UIN Raden Intan, Lampung, 2018.

Sheilly Novia, “Penggunaan Tekhnik Ice Breaker Terhadap Motovasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS”. Tesis, UPI Bandung, Bandung 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, Bandung:

Alfabeta, 2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sunarto, Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif.Surakarta: Cakrawala Media, 2012.

Suryana, “Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”.Modul, UPI, 2010.

Suryana, “Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Modul, UPI, 2010.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14, dalamhttp://dikti3.ristekdikti.go.id/html/wp-

content/uploads/2011/04/sisdiknas.pdf. Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 16.15.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14, dalamhttp://dikti3.ristekdikti.go.id/html/wp- content/uploads/2011/04/sisdiknas.pdf. Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 16.15.

Yufiarti, “Makna dan Implikasi UU Sistem Pendidikan Nasional Terhadap PAUD”, dalam http://repository.ut.ac.id/4714/1/PAUD4405-M1.pdf.

Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 15.10.

Yufiarti, “Makna dan Implikasi UU Sistem Pendidikan Nasional Terhadap PAUD”, dalam http://repository.ut.ac.id/4714/1/PAUD4405-M1.pdf.

Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 15.10.

LAMPIRAN

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PEDOMAN OBSERVASI

“Implementasi Ice breaking dalamMengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak pada Kelompok B3 di Raudatul Athfal Perwanida II Mataram”

No. Indikator Sub Indikator Keterangan 1 Implementasi Ice

breaking dalam proses

pembelajaran pada kelompok B3 di Raudatul Athfal Perwanida II Mataram

Penyusunan RPPH Ice breaking yang direncanakan

terdapat dalam RPPH Kesuasaian ice breaking denga tema pelajaran

Ice breaking secara spontan

Penerapan ice breaking pada awal kegiatan

pembelajaram

Penerapan ice breaking pada inti kegiatan

pembelajaram

Penerapan ice breaking pada awal kegiatan

pembelajaram 2 Jenis-jenis ice

breaking yang digunakan oleh

Ice breaking jenis yel-yel

Ice breaking jenis

guru RA Perwanida II Mataram pada Kelompok B3 dalam

mengembangkan 6 aspek

perkembangan anak

tepuk tangan

Ice breaking jenis lagu

Ice breaking jenis gerak tubuh

Ice breaking jenis game

3 Implikasi

penerapan ice breaking terhadap

6 aspek

perkembangan anak

Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Sosial-emosional Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Agama dan Moral Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Kognitif

Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Bahasa

Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Fisik- Motorik

Ice breaking dalam mengembangkan

perkembangan Seni

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah A. Implementasi Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran

Bagaimanakah pendapat ibu dengan penerapan ice breaking dengan penerapan ice breaking dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan anak pada AUD?

B. Jenis- Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru Dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak

Apakah dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan ice breaking jenis tepuk dan bernyanyi saja?

C. Implikasi Penerapan Ice Breaking dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak

Bagaimanakah perilaku sosial-emosional anak dengan adanya ice breaking?

Ketika guru menerapkan ice breaking di dalam kelas, bagaimana dampaknya bagi siswa?

Pedoman Wawancara dengan Guru Kelompok B3 A. Implementasi Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran

1. Apakah yang bunda ketahui tentang ice breaking ?

2. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang dibuat terdapat ice breaking ?

3. Mengapa ice breaking harus tercantum dalam RPPH?

4. Ice breaking seperti apa saja yang bunda cantumkan dalam RPPH?

5. Bagaimanakah cara menyusun/memilih ice breaking yang dicantumkan dalam rpph?

6. Apakah ice breakingyang diterapkan harus sesuai dengan tema pelajaran?

7. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking yang sesuai dengan tema pelajaran?

8. Apakah semua ice breaking yang diterapkan harus termuat dalam RPPH?

9. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking dilakukan secara spontan?

10. Pada awal kegiatan pembelajaran jenis ice breaking seperti apa saja yang bunda terapkan?

11. Apakah ice breaking pada awal pembelajaran perlu di lakukan, mengapa?

12. Pada inti kegiatan pembelajaran apakah perlu ice breaking terapkan?

13. Untuk kegiatan akhir pembelajaran apakah perlu ice breaking terapkan?

14. Apakah ice breaking dapat mendorong interaksi antar siswa?

15. Bagaimana caraice breaking dapat mendorong interaksi antar siswa?

16. Apakahice breaking dapat membuat suasana menjadi kompak dan menyatu?

17. Bagaimana cara ice breaking membuat suasana menjadi kompak dan menyatu ?

18. Apakah ice breakingdapat menjadi penstimulus bagi siswa untuk belajar?

19. Bagaimana caraice breaking menjadi penstimulus bagi siswa untuk belajar?

20. Apakah ice breakingdapat membuat suasana monoton menjadi aktif?

21. Bagaimanacaraice breaking membuat suasana monoton menjadi aktif?

22. Apakah ice breakingdapat meningkatkan emosi dan gairah belajar siswa?

23. Bagaimana caraice breaking dapat meningkatkan emosi dan gairah belajar siswa?

24. Apakah ice breakingseakan-akan membuat suasana waktu panjang terasa cepat?

25. Bagaimana caraice breaking seakan-akan membuat waktu panjang terasa cepat?

26. Apakah dengan adanya kegiatan ice breaking siswa dapat berfikir sistematis dan kreatif?

27. Apakah ice breakingdapat mengoptimalkan otak dan kreativitas siswa ? 28. Bagaimana caraice breaking mengoptimalkan otak dan kreativitas siswa?

29. Apakahice breaking dapat melatih konsentrasi, berani bertindak dan tidak takut salah?

30. Bagaimanacaraice breaking melatih konsentrasi, berani bertindak dan tidak takut salah?

B. Jenis-Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak

1. Apakah dalam kegiatan pembelajaran bunda menggunakan satu jenis ice breaking atau lebih?

2. Apakah ice breaking yang bunda gunakan mampu mengembangkan aspek perkembangan anak?

3. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis tepuk tangan dalam pembelajaran?

4. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis tepuk tangan dilakukan?

5. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis bernyanyi dalam pembelajaran?

6. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis bernyanyi dilakukan?

7. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis yel-yel dalam pembelajaran?

8. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis yel-yel dilakukan?

9. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking gerak tubuh dalam pembelajaran?

10. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis gerak tubuh dilakukan?

11. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis game dalam pembelajaran?

12. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis game dilakukan?

13. Ketika bundatidakmemvariasikanice breaking, apakah siswa tertarik atau bosan kegiatan tersebut?

14. Bagaimanakahcara cara bunda memvariasikan ice breaking dalam pembelajaran?

C. Implikasi Penerapan Ice Breaking dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak

1. Apakah ice breaking yang diterapkan dalam pembelajaran mampu menstimulus 6 Aspek perkembangan Anak?

2. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Sosial-emosional melalui ice breaking?

3. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Agama dan Moral melalui ice breaking?

4. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Fisik-Motorik melalui ice breaking?

5. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan bahasa melalui ice breaking?