BAB IV PENUTUP
B. Saran
1. Bagi guru RA Perwanida II Mataram diharapkan agar tetap menggunakan dan memvariasikan ice breaking agar anak tidak bosan karena ice breaking sangat efektif untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggembirakan terutama dalam jenjang pendidikan anak usia dini yang dilakukan secara bermain sambil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan anak.
2. Bagi siswa agar selalu mendengarkan dan memperhatikaan penjelasan gurunya danmengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fanani, “Ice Breaking dalam Proses Belajar Mengajar”. Jurnal Pendidikan , Vol. VI, Nomor 11, Oktober 2010.
Ahmad Susanto, Bimbingan Konsling Di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Prenada Media Group, 2015.
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta :Prenadamedia Group, 2011.
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Stratgi Mengajar Multiple Intelegences. Jakarta: Prenadameia Group, 2015.
Amos Neolaka, dan Grace Amialia, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana, 2017.
Dhyajeng Andistianingrum Sarwonto, “Peran Ice Breaking Terhadap Minat Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V B SD Negeri Cebongan Sleman”. Skripsi,FTK, UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, 2018.
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini.Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Diya Rahmatika, “Pengaruh Permainan Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD Islam Al-Amanah Tanggerang Selatan tahun Pelajaran 2012/2013”.Skripsi. FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
Fila Millati Qutsi, “Implementasi Pendidikan Agama Islam pada 6 Aspek PerkembanganAnak Usia Dini di RA An-naafi’mijen Kota Semarang”.
Skripsi, FITK, UIN Walisongo, 2018.
Https:m.brilio.net/wow/40-kata-kata-bijak-ulama-imam-syafii-penuh-makna- 200401i.html. Diambil tanggal 15 Maret 2020, pukul 15.17.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Indriati Husi, “Penerapan Ice Breaking untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa dalam Pembelajaran Fisika Kelas X SMA Babussalam Pekanbaru”. (Skripsi, FKIP Universitas Riau, Riau, 2013.
Lutfiatul Husna, dan Ahmad Ma’ruf, “Implementasi Gerak dan Lagu untuk Meningkatkan Kosa Kata Bahasa Arab dan Ingggris”. Jurnal Ilmu Qur‟an dan Tafsir, Vol. 4. Nomor 1, Mei 2019.
M. Said, 80+ Ice Breaker Games-Kumpulan Permainan Penggugah Semangat.Yogyakarata: Andi Offset, 2010.
Masnipal, Menjadi Guru Paud Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018.
Moh Fauziddin, “Pemanfaatan Permainan Tepuk dalam Mengembangkan Aspek Fisik-Motorik pada Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 2, Nomor 5, 2018.
Muhamd Yumi dan Nurdi Ibrahim, Pembelajaran Berbasi Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegen).Jakarta: PrenadaMedia Group, 2013.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndinesiaNomor 137 Tahun 2014tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, dalam https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud137-
2014StandarNasionalPAUD.pdf. Diambil tanggal 5 Januari 2020, 17.20.
Reni Anggraini, “Pengaruh Tekhnik Pembelajaran Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA kelas III MI Masyariqul Anwar 4 Suka Bumi Bandar Lampung”.Skripsi, FTK, UIN Raden Intan, Lampung, 2018.
Sheilly Novia, “Penggunaan Tekhnik Ice Breaker Terhadap Motovasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS”. Tesis, UPI Bandung, Bandung 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D, Bandung:
Alfabeta, 2018.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sunarto, Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif.Surakarta: Cakrawala Media, 2012.
Suryana, “Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”.Modul, UPI, 2010.
Suryana, “Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Modul, UPI, 2010.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14, dalamhttp://dikti3.ristekdikti.go.id/html/wp-
content/uploads/2011/04/sisdiknas.pdf. Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 16.15.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14, dalamhttp://dikti3.ristekdikti.go.id/html/wp- content/uploads/2011/04/sisdiknas.pdf. Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 16.15.
Yufiarti, “Makna dan Implikasi UU Sistem Pendidikan Nasional Terhadap PAUD”, dalam http://repository.ut.ac.id/4714/1/PAUD4405-M1.pdf.
Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 15.10.
Yufiarti, “Makna dan Implikasi UU Sistem Pendidikan Nasional Terhadap PAUD”, dalam http://repository.ut.ac.id/4714/1/PAUD4405-M1.pdf.
Diambil tanggal 3 Januari 2020, pukul 15.10.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PEDOMAN OBSERVASI
“Implementasi Ice breaking dalamMengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak pada Kelompok B3 di Raudatul Athfal Perwanida II Mataram”
No. Indikator Sub Indikator Keterangan 1 Implementasi Ice
breaking dalam proses
pembelajaran pada kelompok B3 di Raudatul Athfal Perwanida II Mataram
Penyusunan RPPH Ice breaking yang direncanakan
terdapat dalam RPPH Kesuasaian ice breaking denga tema pelajaran
Ice breaking secara spontan
Penerapan ice breaking pada awal kegiatan
pembelajaram
Penerapan ice breaking pada inti kegiatan
pembelajaram
Penerapan ice breaking pada awal kegiatan
pembelajaram 2 Jenis-jenis ice
breaking yang digunakan oleh
Ice breaking jenis yel-yel
Ice breaking jenis
guru RA Perwanida II Mataram pada Kelompok B3 dalam
mengembangkan 6 aspek
perkembangan anak
tepuk tangan
Ice breaking jenis lagu
Ice breaking jenis gerak tubuh
Ice breaking jenis game
3 Implikasi
penerapan ice breaking terhadap
6 aspek
perkembangan anak
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Sosial-emosional Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Agama dan Moral Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Kognitif
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Bahasa
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Fisik- Motorik
Ice breaking dalam mengembangkan
perkembangan Seni
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah A. Implementasi Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran
Bagaimanakah pendapat ibu dengan penerapan ice breaking dengan penerapan ice breaking dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan anak pada AUD?
B. Jenis- Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru Dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak
Apakah dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan ice breaking jenis tepuk dan bernyanyi saja?
C. Implikasi Penerapan Ice Breaking dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak
Bagaimanakah perilaku sosial-emosional anak dengan adanya ice breaking?
Ketika guru menerapkan ice breaking di dalam kelas, bagaimana dampaknya bagi siswa?
Pedoman Wawancara dengan Guru Kelompok B3 A. Implementasi Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran
1. Apakah yang bunda ketahui tentang ice breaking ?
2. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang dibuat terdapat ice breaking ?
3. Mengapa ice breaking harus tercantum dalam RPPH?
4. Ice breaking seperti apa saja yang bunda cantumkan dalam RPPH?
5. Bagaimanakah cara menyusun/memilih ice breaking yang dicantumkan dalam rpph?
6. Apakah ice breakingyang diterapkan harus sesuai dengan tema pelajaran?
7. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking yang sesuai dengan tema pelajaran?
8. Apakah semua ice breaking yang diterapkan harus termuat dalam RPPH?
9. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking dilakukan secara spontan?
10. Pada awal kegiatan pembelajaran jenis ice breaking seperti apa saja yang bunda terapkan?
11. Apakah ice breaking pada awal pembelajaran perlu di lakukan, mengapa?
12. Pada inti kegiatan pembelajaran apakah perlu ice breaking terapkan?
13. Untuk kegiatan akhir pembelajaran apakah perlu ice breaking terapkan?
14. Apakah ice breaking dapat mendorong interaksi antar siswa?
15. Bagaimana caraice breaking dapat mendorong interaksi antar siswa?
16. Apakahice breaking dapat membuat suasana menjadi kompak dan menyatu?
17. Bagaimana cara ice breaking membuat suasana menjadi kompak dan menyatu ?
18. Apakah ice breakingdapat menjadi penstimulus bagi siswa untuk belajar?
19. Bagaimana caraice breaking menjadi penstimulus bagi siswa untuk belajar?
20. Apakah ice breakingdapat membuat suasana monoton menjadi aktif?
21. Bagaimanacaraice breaking membuat suasana monoton menjadi aktif?
22. Apakah ice breakingdapat meningkatkan emosi dan gairah belajar siswa?
23. Bagaimana caraice breaking dapat meningkatkan emosi dan gairah belajar siswa?
24. Apakah ice breakingseakan-akan membuat suasana waktu panjang terasa cepat?
25. Bagaimana caraice breaking seakan-akan membuat waktu panjang terasa cepat?
26. Apakah dengan adanya kegiatan ice breaking siswa dapat berfikir sistematis dan kreatif?
27. Apakah ice breakingdapat mengoptimalkan otak dan kreativitas siswa ? 28. Bagaimana caraice breaking mengoptimalkan otak dan kreativitas siswa?
29. Apakahice breaking dapat melatih konsentrasi, berani bertindak dan tidak takut salah?
30. Bagaimanacaraice breaking melatih konsentrasi, berani bertindak dan tidak takut salah?
B. Jenis-Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak
1. Apakah dalam kegiatan pembelajaran bunda menggunakan satu jenis ice breaking atau lebih?
2. Apakah ice breaking yang bunda gunakan mampu mengembangkan aspek perkembangan anak?
3. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis tepuk tangan dalam pembelajaran?
4. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis tepuk tangan dilakukan?
5. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis bernyanyi dalam pembelajaran?
6. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis bernyanyi dilakukan?
7. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis yel-yel dalam pembelajaran?
8. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis yel-yel dilakukan?
9. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking gerak tubuh dalam pembelajaran?
10. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis gerak tubuh dilakukan?
11. Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking jenis game dalam pembelajaran?
12. Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking jenis game dilakukan?
13. Ketika bundatidakmemvariasikanice breaking, apakah siswa tertarik atau bosan kegiatan tersebut?
14. Bagaimanakahcara cara bunda memvariasikan ice breaking dalam pembelajaran?
C. Implikasi Penerapan Ice Breaking dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak
1. Apakah ice breaking yang diterapkan dalam pembelajaran mampu menstimulus 6 Aspek perkembangan Anak?
2. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Sosial-emosional melalui ice breaking?
3. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Agama dan Moral melalui ice breaking?
4. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Fisik-Motorik melalui ice breaking?
5. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan bahasa melalui ice breaking?
6. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Kognitif melalui ice breaking?
7. Bagaimanakah cara menstimulus aspek perkembangan Seni melalui ice breaking?
Pedoman Wawancara Siswa Kelompok B3 1. Apakah adik senang belajar hari ini?
2. Apakah ibu guru mengajarkan permainan, tepuk atau nyanyian hari ini?
3. Apakah adek bisa mengikuti permainan, tepuk dan lagu yang diajarkan oleh ibu guru?
4. Apakah saat melakukan permainan tadi ada temannya yang saling dorong atau jatuh?
5. Apakah di rumah adek suka mengulang lagu-lagu atau permainan yang dipernah diajarkan oleh ibu guru di sekolah?
6. Sama siapa saja di rumah adek mengulang lagu-lagu yang diajarkan ibu guru di sekolah?
LAMPIRAN 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan ice breaking 3. Kurikulum RA Perwanida II Mataram
4. Data siswa kelompok B3 RA Perwanida II Mataram 5. Data guru RA Perwanida II Mataram
6. Struktur Organisasi RA Perwanida II Mataram
LAMPIRAN 4
HASIL OBSERVASI
“Implementasi Ice breaking dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak pada Kelompok B3 di Raudatul Athfal Perwanida II Mataram”
No. Indikator Sub Indikator Keterangan 1 Implementasi ice
breaking dalam proses
pembelajaran pada kelompok B3 di Raudatul
AthfalPerwanida II Mataram
Penyusunan RPPH Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu guru telah menyusun rencana pembelajaran
Ice breaking yang direncanakan
terdapat dalam RPPH
Ice breaking yang dipilih dimasukkan dalam RPPH agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal
Kesuasaian ice breaking denga tema pelajaran
Ice breaking yang dipilih dan dicantumkan dalam RPPH disesuaikan dengan tema pelajaran
Ice breaking secara spontan
Ice breaking secara spontan dilakukan untuk memotivasi, memfokuskan perhatian siswa, menghilangkan kebosanan belajar, menenangkan dan menertibkan keadaan siswa.
Penerapan ice breaking pada awal kegiatan
pembelajaram
Ice breaking pada awal kegiatan dilakukan untuk menyegarkan fikiran siswa agar siap melakukan kegiatan dan menerima pembelajaran secara opimal
Penerapan ice breaking pada inti kegiatan
pembelajaram
Ice breaking pada inti kegiatan pembelajaram dilakukan sebagai jeda, antara kegiatan pembuka sambil bernyanyi untuk meransang imajunasi anak untuk masuk ke tema yang akan akan dibahas
Penerapan ice breaking pada awal kegiatan
pembelajaram
Ice breaking pada akhir pembelajaran dilakukan dengan mengulang ice breaking sesuai dengan tema pelajaran sehingga anak memiliki ingatan yang kuat tentang materi yang sudah diberikan dan menyegarkan kembali hati dan fikiran siswa 2 Jenis-jenis ice
breaking yang digunakan oleh
guru RA
Perwanida II Mataram pada kelompok B3 dalam
mengembangkan 6 aspek
perkembangananak
Ice breaking jenis
yel-yel Setiap kelompok sudah
memiliki yel-yel sendiri. Ice breaking jenis yel-yel
dilakukan pada awal pembelajaran untuk memotivasi siswa agar semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran
Ice breaking jenis tepuk tangan
Dilakukan pada awal dan pada saat ada beberapa siswa yang masih ribut dan kurang memperhatikan guru, maka disitu guru meminta siswa untuk melakukan tepuk diam atau tepuk semangat
Ice breaking jenis lagu
dilakukan dengan cara guru mengajak anak-anak bernyanyi berdasarkan tema kegiatan Ice breaking jenis
gerak tubuh
Ice breaking jenis gerak tubuh dilakukan dengan cara guru mengkombinasikan jenis ice breakinglainnya dengan membuat gerakan-gerakan sederhana
Ice breaking jenis game
Ice breaking jenis game dilakukan apabila anak sudah selesai melakukan kegiatan namun ada beberapa waktu yang masih tersisa maka guru mengajak anak untuk membuat permainan.
3 Implikasi
penerapan ice breaking terhadap
6 aspek
perkembangan anak
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Sosial-emosional
Ketika melakukan ice breaking terlihat anak-anak begitu kompak, mersa senang dan dekat dengan guru maupun temannya sehingga mampu berinteraksi dengan baik Ice breaking dalam
mengembangkan perkembangan Agama dan Moral
Pada kegiatan bernyanyi siswa dapat mengenal ciptaan Allah dan mensyukuri nikmatnya, begitu juga yang terlihat ketika melakukan sebuah permainan atau game siswa dituntut untuk bersabar menunggu giliran dan menerima kekalahan
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Kognitif
Melalui kegiatan ice breaking yang dilakukan mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang tema yang dibahas
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Bahasa
Ketika melakukan ice breaking terlihat ice breaking mampu menstimulus perkembangan bahasa dan kognitif yang terlihat dari penguasaan kosa kata dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru tentang benda-benda alam semua siswa menjawab dengan serentak dan penuh semangat Ice breaking dalam
mengembangkan perkembangan Fisik-Motorik
ice breaking gerak badan yang dikombinasikan dengan ice breaking lainnya mampu melenturkan otot-otot tubuh karena dengan melakukan gerakan anak akan merasa segar dan aktif melakukan kegiatan.
Ice breaking dalam mengembangkan perkembangan Seni
Ketika guru menerapkan ice breaking jenis tepuk tangan dan lagu yang di kombinasikan dengan gerak tubuh mampu menstimulus berbagai aspek perkembangan seperti fisik- motorik dan aspek perkembangan seni yang
terlihat dari kemampuan siswa menyanyikan lirik lagu yang dikombinasikan dengan gerakan tangan dan tubuh yang dilakukan secara kompak dan menyenangkan
LAMPIRAN 5
HASIL WAWANCARA I
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah RA Perwanida II Mataram Nama Kepala Sekolah : H. Baiq Farihun, S.Pd.I.
Hari/tgl/bln/thn : Selasa, 17 Maret 2020
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
1. Implementasi Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran
Peneliti :Bagaimanakah pendapat ibu dengan penerapan ice breaking dengan penerapan ice breaking dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan anak pada AUD?
Guru : Pendapat saya tentang penerapan ice breaking dalam mengembangkan 6 aspek perkembangan itu sangat baik karena hampir semua aspek perkembangan mampu terstimulus dengan baik melalui ice breaking
2. Jenis Ice Breaking yang digunakan Guru dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak
Peneliti : Apakah dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan ice breaking jenis tepuk dan bernyanyi saja?
Kepala Sekolah : Saya melihat guru-guru disini menerapkan ice breakingbukan hanya jenis tepuk tangan dan bernyanyi saja akan tetapi menggunakan berbagai jenisice breaking.
3. ImplikasiPenerapanIce Breaking dalam Mengembangkan 6 Aspek Perkembangan Anak
Peneliti : Bagaimanakah perilaku sosial-emosional anak dengan adanya ice breaking?
Kepala Sekolah : Dengan adanyaice breaking perilaku sosial-emosional anak bisa mengarah ke hal yang lebih positif contohnya, anak yang cenderung pendiam ketika kita bisa melakukan ice breaking itu dengan benar, anak yang pendiam ini paling tidak bisa berinteraksi sedikit demi sedikit dengan temannya.
Peneliti : Ketika guru menerapkan ice breaking di dalam kelas, bagaimana dampaknya bagi siswa ?
Kepala Sekolah : Ketika saya melihat guru menerapkan ice breaking, saya melihat siswa begitu aktif dalam belajar, mereka sangat bersemangat meyelesaikan tugas yang diberikandan ketika guru memberkan pertanyaan dengan kompak mereka mengangkat tangan untuk menjab pertanyaan gurunya.
HASIL WAWANCARA II
Hasil Wawancara dengan Guru Kelompok B3 Nama Guru : Ruminah, S.Ag
Hari/tgl/bln/thn : Selasa, 10 Maret 2020 Tempat : Ruang Kelas
1. Implementasi Ice Breaking dalam Proses Pembelajaran
Peneliti : Assalammu’alaikum wr. wb, bunda maaf mengganngu waktunya sebentar, nama saya Mia Sri Ratna mahasiswa dari PRODI PIAUD UIN Mataram.
Guru : Wa’alaikummussalam wr. wb., ya dek ada yang bisa saya bantu Peneliti : Saya ingin mewawancarai bunda tentang implementasi
icebreaking, boleh bun ? Guru : Iya dek boleh
Peneliti : Apakah yang bunda ketahui tentang ice breaking ?
Guru : Ice breaking adalah metode guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi agar menjadi lebih asyik dan menyenangkan.
Peneliti : Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang dibuat terdapat ice breaking ?
Guru : Ya, terdapat
Peneliti :Mengapaice breaking harus tercantum dalam RPPH?
Guru :Karenaice breaking ini bisa dimasukkan ke tema itu sendiri untuk menghindari kebosanan pada anak soalnya apabila full kegiatan inti saja yang dimasukkan dalam RPPH mungkin tidak ada waktu untuk bermain, bernanyi untuk anak. Hal tersebut bisa membuat anak tertekan atau terbebani dan bisa menghambat tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri. Nah, untuk itu maka dibutuhkan ice breaking untuk menyegarkan kondisi mereka, lebih tepatnya ice breaking yang dilakukan agar anak senantiasa merasa bersemangat dalam belajar.
Peneliti : Ice breaking seperti apa saja yang bunda cantumkan dalam RPPH?
Guru :Nyanyi, tepuk tangan, permainan dan lainnya.
Peneliti :Bagaimanakah cara menyusun/memilih ice breaking yang dicantumkan dalam rpph?
Guru : Kita lihat dulu di RPPH yang kita buat atau pada saat itu masuk ke tema apa, misalnya tema alam semesta, setelah kita tau tema apa yang kita masukkan yang akan kita isi pada RPPH baru kita bisa pilih ice breaking seperti apa yang cocok dengan tema yang akan kita buat dalam RPPH
Peneliti :Apakah ice breaking yang diterapkan harus sesuai dengan tema pelajaran?
Guru : Sebenarnya ya harus sesuai, tapi kadang pas kita menggunakan
ice breaking itu dalam keadaan spontan juga bisa kadang di luar tema juga bisa yang dilakukan secara spontan.
Peneliti :Bagaimanakah cara bunda menerapkan ice breaking yang sesuai dengan tema pelajaran?
Guru : Kita akan menerapkan ice breaking ketika kita tau tema apa yang akan kita ajarkan kepada anak baru kita pilih ice breaking mana yang cocok
Peneliti : Apakah semua ice breaking yang diterapkan harus termuat dalam RPPH?
Guru : Tidak semua ice breaking yang diterapkan harus termuat dalam RPPH, karna ada ice breaking yang spontan ketika anak-anak sudah tidak bisa tenang padahal di RPPH yang sudah kita buat itu tidak ada ice breaking yang kita lakukan ketika kita bertemu dengan situasi anak yang sudah tidak tenang dalam belajar
Peneliti : Pada saat situasi pembelajaran seperti apa penerapan ice breaking dilakukan secara spontan?
Guru : Pada saat anak-anak sudah benar-benar bosan atau jenuh dengan suatu kegiatan sementara kita sudah melakukan ice breaking yang sesuai tema pada awal kegiatan, paling kita lakukan ice breaking sekedar tepuk tangan atau nyanyian yang bisa membuat anak-anak tertib padahal itu tidak yang kita buat di RPPH
Peneliti : Pada awal kegiatan pembelajaran jenis ice breaking seperti apa saja yang bunda terapkan?
Guru : Kalo di awal pembelajaran paling gerak tubuh biar anak-anak segar seperti baris-berbaris sambil bernyanyi
Peneliti :Apakahice breaking pada awal pembelajaran perlu di lakukan, mengapa?
Guru : Ice breaking pada awal pembelajaran perlu dilakukan, karena kita juga bisa membuka wawasan anak untuk mengetahui tema yang akan dibahas pada hari itu melalui ice breaking tersebut
Peneliti : Pada inti kegiatan pembelajaran apakah perlu ice breaking terapkan?
Guru : Bisa, ketika akan memulai inti pelajaran bisa kita buat ice breaking sebagai jeda, antara kegiatan pembuka sambil bernyanyi untuk meransang imajunasi anak untuk masuk ke tema yang akan kita ajarkan sambil beryanyi
Peneliti :Untuk kegiatan akhir pembelajaran apakah perlu ice breaking terapkan?
Guru : Ice breaking pada kegiatan akhir pembelajaran perlu dilakukan, agar anak-anak ingat pembelajaran dari awal pembukaan, inti, nah di penutuppun ice breaking harus kita ulang kalo ice breaking yang sesuai tema, dan juga ice breaking pada akhir kegiatan dilakukan untuk menyegarkan pikiran anak-anak ketika akan pulang agar mereka tidak merasa terbebani dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan
Peneliti :Apakahice breaking dapat mendorong interaksi antar siswa?
Guru : ya tentu saja
Peneliti :Bagaimana cara ice breaking dapat mendorong interaksi antar siswa?
Guru : Saat melakukan game, ketika game itu berlangsung otomatis terjadi interaksi siswa yang satu dengan yang lainnya.
Peneliti :Apakahice breaking dapat membuat suasana menjadi kompak dan menyatu?
Guru :Ya tentu saja
Peneliti :Bagaimana cara ice breaking membuat suasana menjadi kompak dan menyatu ?
Guru :Ketika kita mendapati kondisi antara anak yang satu dengan anak yang lain terdapat perselisihan, nah disini guru dituntuk cermat untuk melakukan ice breaking yang tepat untuk menyatukan anak yang berbeda pendapat tersebut, contohnya kita bisa mengajak anak bernyanyi atau melakuakn permainan yang mengharuskan anak-anak yang berselisih tersebut untuk bergabung dalam sebuah permainan dan melakukan kerja sama.
Peneliti :Apakahice breaking dapat menjadi penstimulus bagi siswa untuk belajar?
Guru : ya bisa
Peneliti : Bagaimana caraice breaking menjadi penstimulus bagi siswa untuk belajar?
Guru : Misalnya saat kita melakukan ice breaking pada awal kegiatan seperti gerakan sebelum belajar, jadi ketika ice breaking dilakukan dengan gerak paling tidak badan dan fikiran anak menjadi segar atau fress dan siap menerima apa yang diberikan oleh guru terus saat ice breaking itu berikan pada anak pada saat akan masuk pada materi jadi itu akan menjadi gambaran atau penstimulus bagi anak untuk memasuki tema pada saat itu
Peneliti :Apakahice breaking dapat membuat suasana monoton menjadi aktif?
Guru : Ya tentu saja
Peneliti :Bagaimana cara ice breaking membuat suasana monoton menjadi aktif?
Guru : Saat pembelajaran sudah dimulai atau pada akhir pembelajaran kita bisa melihat kondisi anak-anak apakah dia terlihat seperti jenuh atau sudah bosan disini kita bisa masukkan ice breaking secara spontan meskipun di rancangan pembelajaran tidak dimasukkan tetapi kita melihat situasi anak yang sudah terlihat jenuh, kita bisa menerapkan ice breaking ditengah-tengah kondisi yang sudah bosan dengan melakukan ice breaking biasanya anak- anak akan menjadi segar kembali
Peneliti :Apakahice breaking dapat meningkatkan emosi dan gairah belajar siswa?
Guru : Ya tentu saja
Peneliti :Bagaimana cara ice breaking dapat meningkatkan emosi dan