• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis

Dalam dokumen KATA PENGANTAR (Halaman 125-130)

BAB VII PENUTUP

C. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis

Terminal yang ada saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang hanya berjumlah 2 terminal, satu terminal tipe C yang berada di Kecamatan Seruway yang berfungsi sebagai terminal antar kecamatan didalam Kebupaten Aceh Tamiang. Sementara yang satu lagi sudah tipe B sehingga terminal tersebut otomatis sudah menjadi kewenangan propinsi dalam pengelolaannya.

Tabel 2.129

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Di Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 – 2016

Tahun Kabupaten Aceh Tamiang (Unit)

Terminal Bis Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara

2012 1 - -

2013 2 - -

2014 2 - -

2015 2 - -

2016 2 - -

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2013 – 2017.

II - 103 D. Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Yang Terjadi di Kabupaten Aceh

Tamiang

Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang dalam waktu lima tahun terjadi peningkatan yang sangat berarti di tahun 2015, yang meningkat hampir 100 % dari tahun sebelumnya, begitu juga dengan korban yang mengalami luka-luka dan korban yang meninggal dunia. Meningkatkan jumlah kecelakaan tersebut terutama diakibat oleh faktor manusianya yang kurang hati-hati dan tertib dalam berlalu lintas.

Tabel 2.130

Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Yang Terjadi Tahun 2012 – 2016

No Kecelakaan Lalu Lintas Yang Terjadi

Tahun

2012 2013 2014* 2015 2016

1 Jumlah Kecelakaan 53 40 40 98 106

2 Korban Luka-luka 92 59 59 100 195

3 Korban Meninggal 27 32 32 25 51

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2013 – 2017.

2.1.3.2.10 Koperasi, Usaha kecil, dan Menengah

Perkembangan koperasi aktif di Kabupaten Aceh Tamiang periode tahun 2012 – 2015 cenderung meningkat tiap tahunnya, dari 54,61 % pada tahun 2012 meningkat menjadi 55,36% pada tahun 2015, namun pada tahun 2016 terjadi penurunan terhadap jumlah koperasi aktif yaitu 48,61%. Penurunan jumlah koperasi aktif pada tahun 2016 disebabkan karena belum tersedianya petugas pendamping, keterbatasan tata kelola koperasi dan permodalan. Perkembangan koperasi aktif dari tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.131

Perkembangan Jumlah Koperasi Aktif Tahun 2012 – 2016

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Koperasi (unit) 271 274 275 276 264

2 Jumlah Koperasi Aktif (unit) 148 149 155 155 131 3 Persentase Koperasi Aktif (%) 54,61 54,36 55,36 55,36 48,61

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, 2017.

Jumlah koperasi aktif terbanyak terdapat di Kecamatan Rantau, sedangkan jumlah koperasi aktif terendah terdapat di Kecamatan Sekerak. Kecamatan Karang Baru merupakan kecamatan dengan jumlah koperasi terbanyak namun yang aktif hanya 19 koperasi. Jumlah koperasi aktif menurut kecmatan di Kabupaten Aceh Tamiang adalah sebagai berikut.

II - 104 Tabel 2.132

Jumlah Koperasi Aktif Tahun 2016 Menurut Kecamatan

No Kecamatan

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Kopera

si

Koper Aktif asi

Jumlah Kopera

si

Kopera si Aktif

Jumlah Kopera

si

Kopera si Aktif

Jumlah Kopera

si

Kopera si Aktif

Jumlah Kopera

si

Kopera si Aktif

1 Manyak Payed 33 15 33 15 33 15 33 15 26 10

2 Bendahara 30 19 31 19 31 19 31 19 27 11

3 Seruway 20 11 20 11 20 11 20 11 22 15

4 Rantau 39 25 40 25 40 25 41 25 39 26

5 Karang Baru 47 22 47 22 47 23 47 23 44 19

6 Kota Kuala Simpang 40 10 40 10 40 20 40 20 32 12

7 Kejuaruan Muda 14 10 14 10 14 10 14 10 15 7

8 Tamiang Hulu 20 11 20 11 20 12 20 12 25 15

9 Banda Mulia 11 8 11 8 11 8 11 8 11 5

10 Sekerak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1

1 Tenggulun 9 4 10 4 10 5 10 5 12 5

12 Bandar

Pusaka 7 3 7 3 8 4 8 4 10 5

Jumlah 271 148 274 148 275 155 276 155 264 131

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, 2017.

Tabel 2.133

Perkembangan Jumlah UMKM Tahun 2012 – 2016 Menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlah UMKM (unit)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Manyak Payed 522 792 794 836 836

2 Bendahara 85 116 123 173 173

3 Seruway 65 175 180 199 205

4 Rantau 95 124 169 401 401

5 Karang Baru 86 126 240 275 275

6 Kota Kuala

Simpang 200 301 320 705 705

7 Kejuaruan Muda 103 130 137 196 196

8 Tamiang Hulu 50 67 68 86 88

9 Banda Mulia 66 87 88 92 96

10 Sekerak 25 38 55 56 57

11 Tenggulun 135 152 154 161 161

12 Bandar Pusaka 20 29 30 51 51

Jumlah 1.452 2.137 2.358 3.231 3.244

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, 2017 Tabel 2.134

Rata-rata Omset UMKM Tahun 2012 – 2016 Menurut Kecamatan

No Kecamatan Omset (Rp 000)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Manyak Payed 96,865,320 165,865,320 198,865,320 249,899,540 251,865,320

2 Bendahara 3,750,000 5,650,000 5,800,000 5,622,000 5,800,000

3 Seruway 9,500,000 18,560,000 20,000,000 26,729,000 27,700,000 4 Rantau 14,580,000 16,580,000 20,080,000 48,087,000 49,080,000

II - 105

No Kecamatan Omset (Rp 000)

2012 2013 2014 2015 2016

5 Karang Baru 11,150,000 15,150,000 26,150,000 29,160,000 30,150,000 6 Kota Kuala

Simpang 5,221,300 8,621,300 8,621,300 112,103,000 112,103,000 7 Kejuaruan Muda 4,962,000 5,562,000 5,562,000 5,530,000 5,530,000 8 Tamiang Hulu 3,962,000 4,562,000 4,562,000 5,651,000 6,151,000 9 Banda Mulia 2,900,320 3,500,320 3,500,320 4,586,000 5,086,000

10 Sekerak 2,116,000 2,516,000 2,516,000 3,254,000 3,554,000

11 Tenggulun 3,413,000 3,615,000 3,613,000 3,513,000 3,613,000 12 Bandar Pusaka 3,151,000 3,241,000 3,241,000 3,241,000 3,241,000

Jumlah 161,570,940 253,422,940 302,510,940 497,375,540 503,873,320

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, 2017 2.1.3.2.11 Penanaman Modal

Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh Penanam Modal dalam negeri maupun Penanam Modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Bidang Penanaman Modal (Investasi) juga merupakan salah satu urusan Pemerinthan Daerah wajib yang sebagian penyelenggaraannya diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah termasuk Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang penanaman modal (investasi) daerah berpedoman antara lain dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Undang-Undang penanaman modal menjelaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan nasional, penanaman modal harus dijadikan bagian penting dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominasional, menciptakan lapangan kerja, meningktkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kepasitan dan kemapuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu system perekonomia yang berdaya asing.

Perkembangan realisasi investasi Kabupaten Aceh Tamiang untuk Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.134

Perkembangan Realisasi Investasi Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 - 2016

Tahun Uraian PMA (Ribu

US$) PMDN (Rp.

Juta)

2012 Proyek 1 1

Nilai Investasi 7.2 645

2013 Proyek 1 5

Nilai Investasi 1,4 24.462,6

2014 Proyek 2 6

Nilai Investasi 1.201,8 80.301,3

II - 106

Tahun Uraian PMA (Ribu

US$) PMDN (Rp.

Juta)

2015 Proyek 2 10

Nilai Investasi 0 393.368

2016 Proyek 6 2

Nilai Investasi 8,2 0

Sumber Data : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2017

2.1.3.2.12 Kepemudaan dan Olah Raga

Jumlah organisasi olah raga di Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2014 adalah sebanyak 25 klub dari berbagai cabang olah raga, dan tidak ada penambahan sampai dengan tahun 2012. Klub-klub olah raga tersebut adalah PSSI, PBVSI, IPSI, PASI, PERTINA, PERBAKIN, PERCASI, PTMSI, PBSI, IKASI, FORKI, PELTI, KODRAT, PDBI, PABBSI, FPTI, PGI, TI, PODSI, PSTI, ISSI, PERKEMI, POSSI, PERBASI, dan POBSI.

Tabel 2.135

Jumlah Klub Olah Raga Potensial Tahun 2016 Menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Klub Olah Raga (unit) Sepak

Bola Bulu

Tangkis Voli Pencak

Silat Futsal

1 Tamiang Hulu 4 1 2 - -

2 Bandar Pusaka 3 1 2 - -

3 Kejuruan Muda 8 1 2 - 2

4 Tenggulun 3 - 1 - -

5 Rantau 3 1 2 1 2

6 Kota Kuala Simpang 2 2 1 1 -

7 Seruway 4 1 1 - -

8 Bendahara 6 1 2 - -

9 Banda Mulia 4 1 1 - -

10 Karang Baru 4 2 2 2 2

11 Sekerak 1 - 2 - -

12 Manyak Payed 8 1 2 - 2

Jumlah 50 12 20 4 8

Sumber : Dnas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2017.

Minat masyarakat di bidang olahraga pada umumnya sangat baik, jika dilihat dari jumlah klub olahraga yang ada di tiap kecamatan. Dan cabang olahraga favorit dimasyarakat adalah sepak bola, voli dan futsal. Untuk pengembangan kegiatan olah raga di masyarakat perlu upaya pembinaan agar minat masyarakat makin besar sehingga kemungkinan akan muncul bibit-bibit atlet olahragawan potensial.

Sementara itu jumlah lapangan olah raga yang tersedia pada tahun 2016 adalah sebanyak 552 unit yang tersebar di seluruh kecamatan, terdiri dari

II - 107 lapangan bola kaki, volley, bulutangkis, tenis dan basket, dan terbanyak terdapat di Kecamatan Rantau sebanyak 62 unit, dan paling sedikit terdapat di Karang Baru sebanyak 12 unit. Ketersediaan lapangan olah raga ini selama lima tahun terakhir cenderung menurun. Ketersediaan lapangan olah raga per kecamatan tahun 2012 – 2016 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.136

Jumlah Lapangan Olahraga Tahun 2012-2016

NO Kecamatan Jumlah Lapangan Olah Raga (unit) 2012 2013 2014 2015 2016

1 Tamiang Hulu 18 18 16 13 13

2 Bandar Pusaka 32 31 35 35 32

3 Kejuruan Muda 24 23 23 20 18

4 Tenggulun 42 42 52 50 48

5 Rantau 66 85 75 64 62

6 Kota Kuala Simpang 52 52 33 35 36

7 Seruway 78 80 76 72 70

8 Bendahara 57 57 44 44 42

9 Banda Mulia 33 50 54 50 45

10 Karang Baru 13 13 17 15 12

11 Sekerak 63 63 58 54 51

12 Manyak Payed 69 69 69 62 59

Jumlah 515 547 547 583 552

Sumber : Dnas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2017.

Lapangan olahraga yang ada, sebagian besar dibangun secara swadaya oleh masyarakat di atas lahan milik masyarakat, dan pada umumnya masih dalam kondisi yang sangat sederhana dan belum memenuhi standar. Dari tahun ke tahun dapat dilihat adannya penurunan jumlah unit lapangan disebabkan beralihfungsinya lahan untuk keperluan pemilik, ataupun karena lapangan swadaya masyarakat kondisinya sudah tidak layak lagi.

2.1.3.2.13 Kebudayaan

Dalam dokumen KATA PENGANTAR (Halaman 125-130)