• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Teori

Dalam dokumen pengaruh penggunaan laboratorium virtual (Halaman 42-65)

topik yang lebih luas, dalam pembelajaran IPA lebih mendalami aspek kognitif.32

Pembelajaran IPA menekankan pada pentingnya interaksi manusia dengan lingkungan. Pembelajaran IPA lebih dari sekedar belajar tentang sains, menghafal hukum, teori, dan konsep. Dengan demikian proses Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri maupun lingkungannya serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam dunia nyata. Adapun proses pembelajaran IPA berfokus pada memberikan siswa pengalaman langsung dengan membuat permasalahan sehingga memungkinkan mereka untuk menyelidiki dan memahami lingkungan secara ilmiah.33

Proses dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat mengalami proses pembelajaran yang utuh dan mendorong rasa ingin tahu peserta didik terhadap konsep IPA. Empat unsur utama dalam mendefinisikan pembelajaran IPA diantaranya:

a. Sikap: Mata Pelajaran IPA dapat memunculkan rasa ingin tahu mengenai benda dan fenomena alam, hubungan sebab akibat, serta makhluk hidup.

b. Proses: Proses dalam pemecahan masalah IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan terstruktur dengan cara menggunakan metode ilmiah

32 Ibid Hal 2

33 Ibid Hal 96

c. Produk: IPA dapat menghasilkan suatu produk berupa teori, prinsip dan hukum.

d. Aplikasi: Konsep IPA dan metode ilmiah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.34

Proses belajar mengajar terdapat dua unsur dimana kedua unsur tersebut sangat berkaitan yaitu media pengajaran dan metode mengajar dalam pemilihan suatu metode akan sangat mempengaruhi jenis media yang sesuai, dikarenakan salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut berpengaruh terhadap suasana pembelajaran serta kondisi lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru.

Adapun manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:35 a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

b. Efektif dalam waktu serta tenaga c. Meningkatkan kualitas hasil belajar

d. Menggunakan media dapat memungkinkan belajar dimana saja dan kapan saja

e. Media dapat menumbuhkan sifat positif siswa terhadap materi serta dalam proses pembelajaran siswa

f. Proses pembelajaran dapat menjadi lebih interaktif g. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan sebagainya.

34 Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati,”Metodologi Pembelajaran Ipa”.Jakarta, Pt Bumi Aksara.Hal 24

35 Novi Ratna Dewi, DKK” pengembangan media dan alat peraga konsep dan aplikasi pembelajaran IPA”pustaka rumah cinta magelang 2021 Hal 15

2. Laboratorium virtual

a. Definisi Laboratorium virtual

Laboratorium virtual dapat didefinisikan sebagai suatu lingkungan interaktif dimana fungsi laboratorium sendiri yaitu untuk menciptakan dan melakukan suatu percobaan atau eksperimen.

laboratorium virtual merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang berjalan secara konvensional.

Laboratorium ini biasanya disebut dengan laboratorium virtual atau V- lab.36 Dengan adanya simulasi yang berbentuk software yang dioperasikan melalui komputer serta dapat mensimulasikan kegiatan laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sesungguhnya. Dalam laboratorium virtual ini terdapat penyediaan kepada siswa mengenai alat, bahan, dan perlengkapan laboratorium dalam komputer untuk dapat menunjang dalam menampilkan percobaan secara subjektif serta dapat disimulasikan kapan saja dan dimana saja. Laboratorium virtual ini digunakan untuk memperdalam pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran, laboratorium virtual ini bukan pengganti laboratorium konvensional tetapi laboratorium virtual ini bagian dari laboratorium real yang dapat digunakan untuk melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada pada laboratorium konvensional.37

36 Jaya,Hendra.”Pengembangan Laboratorium Virtual Untuk Kegiatan Praktikum Dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter Di Smk”.Makassar.(.Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1.2021)84

37 Ilyas.,Et.Al.,” Memahami Konsep Fisika Melalui Praktikum Laboratorium Virtual (Media Sains Indonesia:2022)

Adapun hal yang diharapkan dari terciptanya laboratorium virtual ini dapat memberikan kesempatan-kesempatan bagi siswa untuk melakukan praktikum secara mandiri dan individu. Dengan adanya laboratorium virtual tersebut siswa tidak perlu lagi mengikuti praktikum di ruang laboratorium. Sehingga seorang guru tidak perlu lagi khawatir akan kerusakan, pecah, hilang seperti dalam simulasi menggunakan laboratorium konvensional. Dengan adanya laboratorium virtual dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif, karena siswa dapat belajar sendiri secara aktif, tanpa bantuan dari asisten maupun instruksi.

b. Fungsi dan manfaat laboratorium virtual

Manfaat dan fungsi dari terciptanya laboratorium virtual yang digunakan sebagai belajar diantaranya yaitu: laboratorium digunakan sebagai tempat berlatih dalam mengembangkan suatu keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, serta mengkaji dari gejala- gejala lain. Selain itu, laboratorium virtual juga dapat memupuk rasa ingin tahu siswa yang menjadi modal dalam sikap ilmiah seorang ilmuwan dan memberikan rasa percaya diri sebagai akibat dari suatu keterampilan dan pengetahuan serta penemuan yang telah diperolehnya.

3. PhET (The Physics Education Technology)

PhET Interactive Simulation merupakan sebuah proyek.

Universitas Colorado yang mengembangkan sebuah alat simulasi yang

difokuskan pada pembelajaran fisika38.Berdasarkan situs resmi PhET yaitu http:// PhET.colorado.edu tujuan dari pembuatan software simulasi ini adalah: “students visually comprehend concepts,ensure educational effectiveness and usability” yaitu yang pertama membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep secara utuh dan jelas, kemudian menjamin pembelajaran yang efektif serta kebergunaan yang berkelanjutan39. Simulasi yang disediakan oleh PhET sangatlah interaktif dengan adanya simulasi tersebut dapat mengajak siswa untuk belajar dengan cara mengeksplorasi secara langsung, dalam simulasi PhET ini membuat animasi-animasi yang tidak dapat dilihat secara telanjang seperti pada materi atom, medan magnet, hukum faraday, hukum ohm, dan sebagainya.

Menggunakan media PhET simulation dalam proses pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan dari penggunaan media PhET simulation dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Menyajikan informasi mengenai proses atau konsep fisika yang cukup kompleks.

b. Bersifat mandiri, karena memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna data menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

38 Iskandar,Dkk.2021.”Metode Penelitian Campuran(Konsep, Prosedur, Dan Contoh Penerapan)”.

(Pekalongan Pt.Nasya Expanding Management).74

39 Yuniar Ekawati.Dkk: Penggunaa PhET Sebagai Media Interaktif Pembelajaran Daring Dan

Luring 20 November 2020 05:01

Https://Ayoguruberbagi.Kemdikbud.Go.Id/Artikel/Penggunaan- PhET-Sebagai-ktif- Pembelajaran-Daring-Dan-Luring/

c. Menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar didalam kelas.

d. Dapat dioperasikan secara offline baik ketika di kelas maupun dirumah Kekurangan dari media PhET yaitu sebagai berikut:

a. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung kepada kemandirian peserta didik

b. Aplikasi yang dijalankan sangatlah terbatas untuk file dengan format”

rar”

c. Tergantung juga pada fasilitas komputer.40

Adapun cara mengoperasikan PhET dengan cara menggeser, menekan atau memasukan suatu data, setelah itu akan terlihat di layar bagaimana akibat dari interaksi yang telah dilakukan oleh masing-masing individu. Sedangkan untuk mengeksplorasi materi yang bersifat kuantitatif, simulasi PhET ini didalamnya memiliki alat ukur seperti:

voltmeter, stopwatch,dan termometer.

Langkah-langkah untuk menggunakan aplikasi PhET simulations sebagai berikut:41

a. Buka aplikasi play store pada smartphone yang akan digunakan

40 Dedi Riyan Rizaldi, A. Wahab Jufri, Jamal. “ PhET: Simulasi Interaktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika” (Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan.2020)Hal 13

41 Wahyudi, DKK Hal 62

b. Klik nama PhET pada bagian pencarian, kemudian muncul klik instal dan tunggu hingga selesai.

Gambar 2.1

Gambar Proses Instalasi PhET Di Google Play Store Gambar dari Galeri Pribadi

c. Keluar dari aplikasi play store karena aplikasi telah muncul pada dashboard pada smartphone.

Gambar 2.2

Tampilan Awal Aplikasi PhET di Smartphone Gambar dari Galeri Pribadi

d. Klik aplikasi PhET pilih jenis bahasa serta jenis simulasi yaitu pendulum lab dan wave on a string

Gambar 2.3

Tampilan Pendulum Lab Gambar dari Galeri Pribadi

Gambar 2.4

Gambar Wave On A String Gambar dari Galeri Pribadi

e. Klik untuk menjalankan simulasi.

Gambar 2.5

Gambar Untuk Menjalankan Aplikasi Gambar dari Galeri Pribadi

4. Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan kapasitas individu untuk menggambarkan suatu situasi atau persoalan yang sedang terjadi, pemahaman juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menangkap makna dari suatu konsep.

Seseorang dapat dikatakan paham apabila siswa dapat menerangkan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Sedangkan konsep diartikan sebagai ide atau gagasan yang dapat memungkinkan kita untuk dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir serta menghasilkan gagasan. Aristoteles dalam “the classical theory of concepts” menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam

pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia.42 Jadi pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memahami apa yang telah dipelajari serta menyatakan ulang dengan bahasa sendiri serta dapat mengklasifikasikan pada suatu objek materi yang sebelumnya.

Dalam pemahaman konsep, menunjukan tiga hal aspek utama yaitu kemampuan mengenal, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan.

Sebelum menjelaskan sesuatu maka siswa harus tahu apa yang akan dijelaskan, kemudian dalam menjelaskan suatu hal, maka siswa harus memahaminya agar mudah menjelaskan kepada siswa yang lain, setelah itu, barulah siswa dapat mengambil kesimpulan.siswa harus memiliki kemampuan dalam memahami dalam memahami konsep-konsep yang bersifat kritis dan esensial. Suatu konsep dasar yang dimiliki oleh siswa salah, maka sulit untuk memperbaikinya kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal. Dengan pengetahuan suatu konsep akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal43

Indikator pemahaman konsep peserta didik dapat diukur dengan memfokuskan pada indikator memahami (understand) yang meliputi menjelaskan, memberi contoh, menarik inferensi, membandingkan, dan menafsirkan adapun kriteria untuk setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel dibawah ini 2.2.

42 Ilyas.,Et.Al.,”Memahami Konsep Fisika Melalui Praktikum Laboratorium Virtual” (Cv.Media Sains Indonesia.2022)Hal 1-4

43 Siti Ruqoyyah.Dkk. “Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Resiliensi Matematika Dengan Vba Microsoft Excel” (Cv. Tre Alea Jact Pedagogie.2020) Hal 5

Tabel 2. 2

Kriteria pemahaman konsep peserta didik44

No Kategori Definisi

1 Menjelaskan (explaining)

Mampu menjelaskan hubungan sebab akibat antar bagian dalam materi getaran dan gelombang.

2 Memberi Mencontoh (exemplifying)

Mampu memberi contoh mengenai konsep getaran gelombang secara umum serta mampu mengidentifikasi ciri-ciri khusus materi getaran dan gelombang.

3 Mengklasifikasikan (classifying)

Mampu menggolongkan konsep getaran dan gelombang secara umum.

Mampu mengidentifikasi ciri-ciri getaran dan gelombang secara umum.

4 Menyimpulkan (inferring)

Mampu memberikan kesimpulan logis dari informasi yang telah disajikan pada materi getaran dan gelombang.

5 Membandingkan (comparing)

Mampu menunjukan persamaan dan perbedaan antara dua objek atau lebih dalam konsep konsep getaran dan gelombang.

6 Menafsirkan (interpreting)

Mampu mengubah konsep getaran dan gelombang dari kalimat ke gambar, gambar ke kalimat, kalimat ke angka, angka ke kalimat.

5. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar didefinisikan sebagai segala usaha yang ada dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan-kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin dikehendaki akan tercapai.45 Motivasi belajar ada yang timbul dalam diri siswa

44 Ela suryani” analisis pemahaman konsep two-tier test sebagai alternatif”(Cv Pilar Nusantara 2019)Hal 14

45 Haryanto.”Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Dengan Two Stay Two Stray” (Pusat Pengembangan Pendidikan Dan Penelitian Indonesia.2022)Hal 29

(intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik) dalam melakukan sesuatu, siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan memiliki banyak energi dalam melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran.

b. Jenis-jenis motivasi belajar jika dilihat dari sudut aslinya yaitu:46 1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang menjadi aktif memotivasinya tidak perlu adanya rangsangan dari luar, karena pada dasarnya dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, motivasi intrinsik dalam belajar merupakan bentuk motivasi yang didorong oleh kesadaran dari diri sendiri dengan tujuan secara esensial, motivasi intrinsik memiliki peran penting dalam belajar adalah siswa itu sendiri dimana siswa tersebut dituntut agar dapat menumbuhkan serta mengembangkan motivasi yang ada dalam dirinya sendiri.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya dari luar yang bersifat ejekan dan hukuman. Motivasi ekstrinsik juga diperlukan di sekolah, sebab dengan adanya motivasi ekstrinsik di sekolah memberikan motivasi kepada siswa, karena pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan

46 Ibid Hal 21

kebutuhan siswa, misalnya dengan pembuatan media pembelajaran yang menarik sehingga dengan media atau model pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat termotivasi. Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh individu itu sendiri, walaupun orang lain juga dapat berperan dalam menimbulkan motivasi tersebut. Adapun pada penelitian ini, peneliti menggunakan motivasi ekstrinsik karena PhET simulation termasuk pengaruh dari luar dalam diri manusia.

3) Indikator motivasi belajar ekstrinsik

a) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang berdasarkan pada kompetensi guru dalam mengajarkan ilmu kepada siswa meliputi metode, strategi, dan model pembelajaran yang variatif, sehingga mudah diingat serta dipahami.

b) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik , merupakan faktor instriksik yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan sekolah, keluarga serta masyarakat. Guru harus dapat mengelola kelas agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.47

47 Hamka, oemar “kurikulum dan pembelajaran” 2014 hal 212

4) Cara Memotivasi Belajar Siswa

a) Memberi angka, yaitu dengan memberi nilai yang diperoleh dari kegiatan belajar, pada umumnya belajar yang dikejar oleh siswa yaitu untuk meraih nilai yang baik.

b) Hadiah, dengan memberikan hadiah akan dapat memotivasi siswa.

c) Kompetisi, kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong dan meningkatkan kegiatan belajar siswa, baik kompetisi antar individu maupun antar kelompok.

d) Pujian, yaitu siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian yang positif dan hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

e) Memberi ulangan, siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan karena ulangan merupakan sarana motivasi.

f) Mengetahui hasil, yaitu dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar karena adanya motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasil belajar akan terus meningkat.

g) Minat, merupakan alat motivasi yang pokok sehingga proses belajar akan berjalan lancar jika adanya minat dalam diri siswa.48

6. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual PhET Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar

Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung dari kemajuan teknologi. Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar sejalan dengan hasil penelitian yaitu media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama yaitu memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi. selain itu media pembelajaran memiliki pengaruh yang baik terhadap pemahaman serta minat belajar.49

Salah satu media yang dapat digunakan saat pembelajaran adalah PhET simulation. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisak Simulasi PhET lebih memudahkan guru maupun peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.50 Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Citra Dwi Rahayu dan Septi Budi Sartika.

48 Andi Kurniawan.Dkk.Et.Al. “Manajemen Kelas” (Pt.Global Eksekutif Teknologi.2022) Hal 107-108

49 Novelza, Ice .dkk "Systematic Literature Review: Apakah Media Pembelajaran Mampu Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika?." Griya Journal of Mathematics Education and Application 3.1 (2023): 11-22.

50 Khaerunnisak, Khaerunnisak. "Peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa melalui simulasi physic education technology ( PhET)." Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 4.2 2018:10

Adapun hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa PHET interactive simulations berpengaruh terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep IPA dengan tingkat pengaruh rendah sebesar 0,122. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PhET interactive simulations berpengaruh terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep IPA.51

7. Getaran dan gelombang a. Getaran

Getaran adalah sub materi IPA yang terdapat pada KD 3.11.

menganalisis konsep getaran, gelombang dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari termasuk sistem pendengaran pada manusia dan sistem sonar pada hewan. Getaran sendiri merupakan suatu gerak bolak balik yang terjadinya secara teratur pada titik keseimbangan, biasanya getaran sering disebut dengan getaran periodik. Suatu benda dikatakan bergetar apabila benda tersebut bergerak bolak balik secara teratur melalui titik keseimbangan. Contoh seperti pada pegas, gempa bumi, penggaris yang digetarkan.52 Dalam kehidupan sehari-hari yaitu pita suara, sayap kumbang atau lebah, bell listrik dan kentongan konsep getaran dapat dilihat pada bandul sederhana dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut:

51 Citra Dewi Rahayu.,Et.Al., Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Ipa Siswa Smp Melalui Penggunaan PhET Interactive Simulations.(Sains Educations Journal (Sej)2020) Hal 64- 67

52 Omega “Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII Semester Genap” CV. Pilar Nusantara 2022 :47

Gambar 2. 6

gerak bolak-balik pada bandul sederhana53

Sebuah bandul sederhana yang mula-mula diam pada kedudukan O kedudukan keseimbangan. Kemudian bandul tersebut ditarik ke kedudukan A diberi simpangan kecil, pada saat benda tersebut dilepas dari kedudukan A, maka seketika bandul akan bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik A-O-B-O-A dan peristiwa gerakan bolak balik tersebut dinamakan getaran. Salah satu ciri-ciri dari getaran adalah adanya amplitudo atau simpangan terbesar.54

Periode (T) merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran dalam SI adalah sekon (s). adapun besarnya periode tidak dipengaruhi oleh amplitudo, jika amplitudo diperbesar maka periode getaran akan tetap.

Secara matematis periode getaran dirumuskan:

53 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaann.”Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Viii Edisi Revisi 2017.(Jakarta 2017)Hal 116

54 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.”Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Edisi Revisi 2017.(Jakarta 2017)Hal 116-117

A o

B

Keterangan:

= periode getaran (s)

= Waktu yang diperlukan (s) = Jumlah getaran

frekuensi (f) adalah banyaknya getaran yang dilakukan benda dalam satu sekon. Satuan frekuensi dalam SI adalah (Hz).55

Secara matematis frekuensi dapat dirumuskan:

dengan = frekuensi

hubungan antara frekuensi dan periode getaran dinyatakan dengan:

dengan b. Gelombang

Berdasarkan energinya gelombang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gelombang mekanis dan gelombang elektromagnetik. Dari kedua jenis gelombang tersebut, yang akan dipelajari adalah gelombang mekanis dimana gelombang mekanis merupakan suatu gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium atau zat perantara, dimana zat tersebut dapat menyalurkan energi untuk keperluan dalam proses penjalaran gelombang, Gelombang mekanik memerlukan medium seperti tali, air, dan slinki. Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan menjadi 2 yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.56

55 Rinawati.”Buku Ipa Terpadu: Ilmu Pengetahuan Alam Kurikulum 2013 Smp Kelas VIII”

(Pustaka Rumah Cinta.2021)Hal 205

56Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaann Hal 121-124

1) Gelombang transversal

Gelombang transversal yaitu suatu gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Adapun bentuk dari gelombang transversal dapat dilihat melalui tali diikatkan pada sebuah tiang lalu digerakkan. Ketika digetarkan tali tersebut maka akan membentuk lekukan-lekukan yang terdiri dari atas (bukit) dan bawah (lembah). Pada gelombang transversal panjang satu gelombang dinyatakan dalam 1 lembah dan 1 bukit.

Gambar 2.7

Grafik Simpangan Terhadap Arah Rambat57

Adapun waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombangdisebut dengan periode (T) gelombang dengan satuan sekon(T). adapun jumlah gelombang dalam 1 sekon dinamakan frekuensi (f) dengan satuan Hertz (Hz). Sehingga gelombang yang merambat dari ujung 1 ke ujung yang lainnya memiliki kecepatan tertentu , dengan menempuh jarak tertentu dan waktu tertentu.

57 Iftitah Nurul Laily. Gelombang Transversal Dan Gelombang Longitudinal Beserta

Penerapannya 8 November 2021 08.59 Wib

Https://Katadata.Co.Id/Iftitah/Berita/6188926887275/Rumus-Kecepatan-Gelombang-Dengan- Contoh-Soal-Dan-Pembahas

2) Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal merupakan suatu gelombang yang arah getarnya selaras atau sejajar dengan arah rambat gelombang.

Adapun bentuk dari gelombang longitudinal ini dilihat melalui sebuah slinki yang mana salah satu ujung dari slinki tersebut diikat pada tiang. Slinki tersebut kemudian di rentakan dan di sentakan, sehingga dapat kita lihat slinki tersebut akan membuat rapatan dan renggangan. Adapun bagian slinki yang renggang disebut renggangan, sedangkan bagian slinki yang rapat disebut rapatan.

Pada gelombang longitudinal ini, panjang satu gelomabang dapat dinyatakan dalam 1 rapatan dan 1 renggangan.

Gambar 2.8

Rapatan Dan Renggangan Pada Gelombang Longitudinal58

Hubungan antara frekuensi ( f), periode (T), dan cepat rambat gelombang (v), panjang gelombang (λ) yaitu:59

58 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaann Hal 123

59 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaann Hal 124

46 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana dalam penelitian tersebut data yang diperoleh berupa angka (score,nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai serta dianalisis statistik.

Penelitian kuantitatif biasanya digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian kuantitatif biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian diteliti, dihasilkan data, kemudian dibahas dan diambil kesimpulan.60 Alasan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan yang telah dikontrol secara ketat sehingga memerlukan perlakuan secara khusus (treatment) pada hal tersebut, sehingga metode eksperimen yang cocok digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.61 Adapun desain yang dipilih adalah quasi eksperimental dengan bentuk desain nonequivalent control group design. Dimana pada design ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random.62 Adapun rancangan terdapat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

60 Iwan Hermawan.” Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,Kualitatif,Mixed Method”

(Hidayatul Qur’an Kuningan.2019)Hal 16

61 Sugiyono”Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis Dan Disertasi (Cv.Alfabeta Bandung :2016) Hal 160

62 Sugiyono., 2016 168:170

Dalam dokumen pengaruh penggunaan laboratorium virtual (Halaman 42-65)

Dokumen terkait