• Tidak ada hasil yang ditemukan

ها ْ

B. Kajian Teori

1. Metode Tutor sebaya

a. Pengertian Metode Tutor Sebaya

Kata “Metode” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti cara atau jalan. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah cara yang paling tepat dalam melakukan sesuatu.

Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.24

Metode tutor sebaya adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam tingkatan yang sama dan memilih beberapa peserta didik yang memiliki keunggulan dalam prestasi belajar untuk membantu peserta didik lainnya yang memiliki kesulitan dalam memahami materi dengan cara memberikan bantuan dan bimbingan kepada temannya, bertukar informasi, dan bekerja sama sehingga pemahaman peserta didik dalam suatu materi dapat meningkat.25

Boud (Boud,Cohen & Sampson, 1999) Mendefinisikan

“Peer learning refers to the use of teaching and learning strategies in which students learn with and from each other

24 Lia Marlina, Suhertuti , Strategi belajar mengajar bahasa indonesia, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018), 44

25 Toto, Cita dan Ghina, Inovasi Pendidikan, 19.

without the immediate interention of a teacher”. Model pembelajaran tutor sebaya mengacu kepada penggunaan strategi pengajaran dan pembelajaran dimana peserta didik saling belajar satu sama lain tanpa intervensi seorang guru.26

Metode mengajar tutor sebaya merupakan teknik penyampaian materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian juga dilakukan dari dan oleh murid dalam kelompok itu sendiri (self-assessment dan peer assessment). Akan tetapi nilai akhirnya diperoleh dari penggabungan antara penilaian guru dan tutor sebaya. Dari definisi tersebut, guru harus mampu memodifikasi metode tutor sebaya agar sesuai diterapkan untuk murid terutama pada bagian assessment-nya. metode mengajar tutor sebaya adalah metode yang memanfaatkan murid yang telah berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih dan pembimbing murid lain. Murid yang dibimbing, jika telah berhasil dapat melakukan bimbingan kepada teman lain lagi.27

b. Tujuan Metode Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa siswa yang telah tuntas dalam materi pelajarannya, memberikan bantuan

26 Erna Megawati, “Penggunaan Model Pembelajaran Peer Teaching dalam Pengajaran Tenses pada Mahasiswa EFL”. DEIKSIS, no. 1, (April 2019) : 41

27 Ali Murtadlo, Zainal Aqib, Kumpulan Metode Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif (Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2016), 117

kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan- segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.28

Menurut Sibermen tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa pembelajaran benar-benar dikuasai apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya.

Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong peserta didik mempelajari sesuatu yang baik, dan pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi yang lain.

Pembelajaran tutor sebaya merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya.

Tujuan Penggunaan Metode tutor sebaya adalah sebagai berikut29 :

1) Dapat mengatasi keterbatasan media atau alat pembelajaran

28 Widi Astuti, Tutor Sebaya Sebuah Pembelajaran Abad Ke-21, (Blitar : Pustaka Media Guru, 2018), 44

29 Saidatul Abidah, Penerapan Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Qawa‟idul Imla‟, (UIN Maulana malik ibrahim, 2019), 65

2) Dengan adanya kelompok, guru bertugas sebagai fasilitator karena kesulitan yang dihadapi kelompok/siswa dapat diatasi melalui tutor sebaya yang ditunjuk guru.

3) Dengan kerja kelompok beberapa peserta didik yang kesulitan dapat dibantu dengan tutor sebaya tanpa perasaan takut atau malu.

4) Dapat meningkatkan partisipasi dan kerjasama siswa serta belajar bertanggung jawab.

5) Dengan belajar kelompok tutor sebaya melatih siswa untuk belajar bersosialisasi

6) Dapat belajar menghargai orang lain.

c. Langkah-langkah metode tutor sebaya

Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya (suherman, dkk, 2003).

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. Seorang guru perlu menentukan tutor yang tepat dalam pembelajaran. Kriteria tutor sebaya adalah tutor yang dapat membantu siswa yang kesulitan berdasarkan petunjuk guru, siswa yang dipilih hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain dalam pelaksanaannya, tutor juga dapat membantu teman-

teman baik secara individual maupun secara kelompok sesuai petunjuk guru, tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan-kegiatan kelompok, dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai guru.30

Langkah-langkah yang bisa diterapkan dengan model pembelajaran ini adalah membagi anggota menjadi beberapa kelompok kecil dengan sumber belajar guru dan tutor yang sudah terlebih dahulu menuntaskan belajarnya. Tutor yang terpilih harus memiliki kemampuan yang lebih tinggi agar saat memberikan pendampingan dan bimbingan ia sudah menguasai bahan yang akan disampaikan. Langkah-langkah dalam pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut :31

1) Mempersiapkan materi yang akan dipelajari bersama ataupun mandiri.

2) Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.

3) Setiap kelompok dipandu oleh tutor yang sudah dipilih oleh guru.

4) Memberi waktu untuk mempelajari materi baik di dalam atau luar pembelajaran.

5) Memberikan pemahaman atau penjelasan jika ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan.

30 Widi Astuti, Tutor Sebaya, 44 31 Widi Astuti, Tutor Sebaya, 45

Langkah-langkah penerapan tutor sebaya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut32 :

a) Merencanakan pembelajaran, baik persiapan untuk tutornya atau saat tutor menjelaskan pada teman sebayanya.

b) Guru menentukan tutor, tutor yang dipilih merupakan peserta didik yang dianggap pandai atau telah tuntas dalam pembelajaran. Untuk menentukan tutor dapat melalui pengamatan selama proses pembelajaran.

c) Peserta didik bersama tutor terpilih melaksanakan pembelajaran bersama. Tutor menjelaskan materi sesuai arahan guru.

d) Guru melakukan evaluasi pembelajaran.

2. Pembelajaran Kaligrafi Arab

a. Pengertian Pembelajaran Kaligrafi Arab

Gagne mendefinisikan belajar sebagai perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

Perubahan kemampuan tersebut tidak di dapatkan langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.33

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata ”learning”.

Yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.

Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun guru

32 Ashiong Parhehean M, Henny Pradistuti, Manfaat dan Kendala Penerapan Tutor Sebaya Untuk Siswa, Scholaria : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 2 (Mei 2019), 141

33 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakkarta : Pustaka Pelajar, 2017), 2

untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan penguasaan materi yang baik terhadap materi pelajaran.

Kata kaligrafi berasal dari bahasa inggris yang disederhanakan, calligraphy, diambil dari bahasa latin, yaitu kallos yang berarti indah dan graph yang berarti tulisan atau aksara. Jadi kaligrafi adalah kepandaian menulis indah atau tulisan indah. Dalam bahasa arab kaligrafi sendiri disebut dengan khat yang berarti garis atau tulisan indah.34

Menurut Syaikh Syamsuddin Al-Akfani sebagaimana dikutip oleh Al-Qalasyandi :

ْ و,ْا ه عْا ض وأ وْ, ة د س ف و لاْ ف و س ح لاْ ز ى صْ ه ٌ هْ ى ف س ع ت تْ ن ل عْ ى ه و

ْ,ْ ز ى ط سلاًْ فْا ه ٌ هْ ب ت ك ٌْاهْ وأْ,اًّط خْا ه ب ٍ كْ س تْ تًٍ ف ٍ ك

ْ ف ٍ ك و

ْ وْ ءا ج هلاًْ فْا ه ٌ هْ ل د ب ٌْا هْ لا د بإ وْْ, ب ت ك ٌْ لاْا ه وْ ب ت ك ٌْ ىأْ ه ل ٍ ب س ل د ب ٌْا ذْا و ب

Khat (kaligrafi) adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun atau apapun yang ditulis di atas garis, bagaimana cara menulisnya, menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya.35

Dalam setiap pembelajaran memiliki tujuan yang hendak dicapai sehingga hasilnya bisa maksimal. Begitu pula dalam

34 D. Sirojuddin A.R, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta : Amzah, 2016), 1

35 Al-Qalasyandi, Subh Al-A‟sya, Jilid III (Kairo : Wazarah Ats Tsaqafah Wa Al-Irsyad Al- Qaumi,1932), 3-4.

pembelajaran Kaligrafi, berikut tujuan pembelajaran kaligrafi ialah sebagai berikut :36

1. Membentuk watak dan kebiasaan seperti disiplin, tertib, kebersihan, kesabaran dan ketekunan.

2. Memperoleh kemahiran dan keterampilan tangan saat latihan untuk memperbagus tulisan.

3. Menumbuhkan kemampuan merasakan sebuah seni setelah mengetahui unsur-unsur keindahan dalam kaligrafi.

4. Memperoleh rasa senang melaksanakan tugas secara baik dan memiliki rasa tentram dalam jiwa bila mencapai beberapa kemajuan dalam latihan.

5. Meningkatkan minat kecintaan, dan perhatian dalam seni kaligrafi.

b. Materi Pembelajaran Kaligrafi Arab

Secara umum materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran merupakan bagian penting yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.

Maka materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran

36 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, (Jakarta Selatan : Darul Ulum Press, 2009), 20

hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator.37

Materi pembelajaran kaligrafi arab mencakup cara mengolah huruf kepada unsur-unsur dan menerangkan bagiannya yang penting. Kaligrafi sendiri terdapat beberapa jenis salah satunya ialah kaligrafi murni. Kaligrafi murni adalah kaligrafi yang mengikuti pola-pola kaidah yang sudah ditentukan, dengan bentuk tulisan yang berpegang pada rumus- rumus dasar kaligrafi (khat) yang baku yang dikenal dengan sebutan al-khat al-mansub (kaligrafi standar).38

Dalam kaidah penulisan kaligrafi memiliki beragam jenis dan berbagai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, cara menulisnya pun bermacam-macam pula sesuai dengan keragaman gaya kaligrafi itu sendiri. jenis-jenis khat tersebut banyak digunakan sebagai materi pembelajaran kaligrafi arab di lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Berikut merupakan jenis atau gaya kaligrafi (khat) yang dikenal umum di Indonesia yaitu :

1) Khat Riq’ah

Riq’ah bentuk jamaknya adalah ruq‟ah yang artinya lembaran daun kecil halus. jenis khat ini memiliki ciri-ciri

37 Akhirudin dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Gowa : CV Cahaya Bintang Cemerlang,2019),36

38 D. Sirojudin. A.R Seni Kaligrafi Islam, 10

tulisan dengan huruf-hurufnya yang kaku, tegak lurus, menukik, vertikal, miring dan beberapa bagiannya cekung, huruf ini selalu mengambil lokasi diatas garis. Maka bagian-bagian huruf ini saling bermiripan. Dengan karakter ini pemilihan unsur-unsur yang berdekatan untuk menerangkan perbedaan-perbedaannya menjadi mudah dan sempurna.39

Gambar 2.1 Khat Riq’ah 2) Khat Diwani

Dasar bentuk jenis khat diwani adalah berbentuk bulat dan melengkung. Jenis ini membutuhkan latihan- latihan untuk menguasai huruf-huruf tunggal dan cara-cara menggoreskannya dengan pelan karena adanya kemiripan lengkungan-lengkungan yang melebihi batas garis dengan lengkungan-lengkungan yang berada diatasnya. Cara mengajarkan dimulai dengan huruf alif dan yang menyerupainya, baru kemudian huruf-huruf lain sisanya.

39 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, 12

Gambar 2.2 Khat Diwani 3) Khat Diwani Jali

Jenis khat ini merupakan pengembangan gaya khat Diwani. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat. Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah.

Harakat yang melimpah ini lebih ditunjukkan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca.40

Gambar 2.3 Khat Diwani Jali

40 Israr, Sejarah Kesenian Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), 47

4) Khat Ta’liq / Farisi

Ta‟liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini terkesan menggantung. Ta’liq atau disebut Farisi, Keindahan khat Farisi terletak pada bentuk lengkungan hurufnya yang menarik, kurangnya penggunaan garis vertikal dan bentuk hurufnya yang condong ke kanan serta memanjang. Khat Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat dan penulisannya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal tipis huruf dalam

takaran yang tepat.41

Gambar 2.4 Khat Ta’liq 5) Khat Naskhi

Dinamakan khat ini sebagai khat Nasakh karena tulisannya digunakan untuk menasakhkan atau membukukan Al Qur'an sebagai naskah ilmiah yang lain.

Ciri khat ini terlihat jelas pada lengkungan-lengkungan yang mirip busur atau berbentuk setengah lingkaran.

41 Didin Sirojuddin A.R, Mengenal Kaidah Khat „Araby (Jakarta: Darul Ulum Press, 2009), 38

Sebagian huruf-hurufnya diterangkan di atas garis, sebagian yang lainnya menukik batas-batas garis. Beberapa huruf naskhi tegak lurus dan sisanya melengkung.42

Gambar 2.5 Khat Naskhi 6) Khat Tsuluts

Kaligrafi ini adalah jenis khat yang paling gagah, mewah dan elegan. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk karya, dengan kepala meruncing dan kadang ditulis dengan gaya sambungan dengan bentuk yang kuat, dan keindahannya yang menarik.43 Dalam belajar khat tsuluts membutuhkan lebih banyak pengamatan, uji coba dan latihan tangan. Dalam latihan tsuluts gerakan-gerakan tangan diperlancar ada kalanya dengan mengolah gigi kalam, menggoreskan tepinya dan cara meliukkan tipis tebalnya. Cara mengajarnya dimulai dengan menampilkan huruf per huruf

42 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, 13 43 D. Sirojudin. A.R Seni Kaligrafi Islam,104

secara utuh dan maksimal, baik huruf tunggal, huruf sambung dan huruf lainnya.44

Gambar 2.6 Khat Tsuluts 7) Khat Kufi

Nama Kufi diambil bersamaan dengan nama sebuah kota yaitu Kuffah. Ciri-ciri pokok khat kufi sangat jelas, yaitu berukuran seimbang yang spesifik dengan sifat bersudut-sudut atau persegi mencolok, selain itu tulisan kufi memiliki sapuan garis vertikal pendek dan garis-garis horizontal yang memanjang dalam ukuran yang sama lebar sehingga tulisan tampak berbentuk empat persegi panjang.

Sapuan garis vertikal yang dibuat panjang sehingga melebihi garis-garis horizontalnya. namun, tetap harus ditekankan bahwa khat kufi adalah tulisan bersiku-siku.45

44 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, 13 45 D. Sirojudin. A.R Seni Kaligrafi Islam, 45

Gambar 2.7 Khat Kufi

Dalam pembelajaran kaligrafi arab tidak selalu belajar dengan menulis menggunakan kalam, dan tinta. Ada pula pembelajaran yang dimulai dari dasar menggunakan bolpoin.

Sebelum memulai pembelajaran khat, pembelajaran kaligrafi dasar dapat dimulai dengan materi tahsinul kitabah. Dengan tujuan untuk memperbagus dan memperbaiki kaidah tulisan arab seseorang.46

Tahsin berarti perbaikan dan kitabah berarti menulis.

Tahsinul kitabah adalah menulis huruf-huruf hijaiyah dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan huruf yang baik dan benar. tahsinul kitabah al-i’tiyadiyah yaitu pembelajaran yang mengajarkan menulis huruf arab tidak berdasarkan urutan huruf hijaiyyah sebagaimana umumnya. Namun, berdasarkan kelompok huruf yang cara penulisannya sejenis, searah jarum jam, juga vertikal. Dengan tahsinul kitabah ini membuat pemahaman dalam menulis huruf arab menjadi lebih mudah

46Hamidi online. “Rahasia arah jarum jam dan metode menulis huruf arab”. 04 April, 2021.

https://hamidionline.net/rahasia-arah-jarum-jam-dan-metode-menulis-huruf-arab-2/

karena dikelompokkan berdasarkan karakteristik kepenulisannya.

Gambar 2.8 Tahsin Kitabah I’tiyadiyah c. Media Pembelajaran Kaligrafi Arab

Media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran merupakan media yang menyampaikan pesan atau informasi yang memuat maksud atau tujuan pembelajaran. Media pembelajaran sangat penting untuk membantu peserta didik memperoleh konsep baru, keterampilan dan kompetensi.47

Kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Pemilihan media tentunya disesuaikan dengan tujuan, materi, kemampuan dan

47 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, (Klaten : CV Tahta Media Group, 2021), 27

karakteristik peserta didik dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan akan tercapainya efisiensi dan efektifitas proses dan hasil dari kegiatan belajar mengajar tersebut.48

Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentu tidak akan digunakan seluruhnya secara bersamaan dalam kegiatan pembelajaran maka diperlukan pemilihan media pembelajaran yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu sebagai berikut :49

a) Audio, seperti : kaset audio, Telepon.

b) Cetak, misalnya : buku pelajaran, modul, dan gambar c) Audio visual gerak, contoh : video, televisi

d) Objek fisik, misalnya : benda nyata.

e) Manusia dan lingkungan, seperti : guru, pendidik, pustakawan.

f) Komputer, misalnya : pembelajaran berbasis komputer.

Media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan peserta didik untuk berpikir kritis, dengan menggunakan daya imajinasinya, kemampuan dan sikapnya dikembangkan lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya inovatif.

Media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media tersebut dapat menjangkau

48 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 111 49 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 86

peserta didik di tempat yang berbeda, dan dalam ruang lingkup yang tak terbatas pada waktu tertentu.50

Peranan media dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:51

1. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat pendidik menyampaikan pelajaran.

2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan yang akan dikaji lebih lanjut oleh para peserta didik dalam proses belajarnya.

3. Sumber belajar bagi peserta didik yang artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari baik secara individu atau kelompok.

Adapun media pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran kaligrafi (khat) adalah :52

1. Buku Cetak, buku yang di cetak dan di dalamnya berisi materi-materi untuk muhakah (ditiru), yaitu di atas garis yang telah di tentukan, di bawah materi yang sudah tertera.

Dimana dalam latihan itu di ulang dan dikoreksi hingga benar.

50 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 40 51 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 41

52 Ma’ruf Zariq, Kaifa Mu‟alim Al-Khat, ( Syuria : Dar Al-Fikri,1985), 130

2. Buku Cetakan Latihan, buku ini dibagikan kepada murid- murid dan bermacam-macam, ada beberapa buku khusus tergantung dari pencapaian materi pembelajarannya sendiri.

3. Materi Tentang Huruf, guru menjelaskan kepada murid ada huruf-huruf dalam khat yang berada di atas garis dan ada huruf-huruf yang berada di bawah garis.

4. Papan Tulis dalam Pembelajaran khat, di papan tulis guru harus menulis dengan kapur tulis berwarna putih, agar tulisannya jelas dan terbaca oleh murid, dan ini harus banyak diterapkan guru dalam pembelajaran khat sebagai penjelas materi yang belum diketahui dan belum dipahami.

d. Evaluasi Pembelajaran Kaligrafi Arab

Evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat keputusan. Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data kemudian dari data tersebut dibuat suatu keputusan.53

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mendapatkan data berupa informasi yang menunjukkan perkembangan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa untuk

53 M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Penngajaran, (Bandung : PT Remaja Rosadakarya,2010), 3.

mencapai tujuan pembelajaran.54 Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah :

a) Untuk mengumpulkan data informasi yang dapat dijadikan bukti sebagai taraf perkembangan atau kemajuan yang di alami oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

b) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang digunakan.

Secara khusus, tujuan evaluasi pembelajaran adalah :

1) Untuk memotivasi gairah belajar peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran, karena tanpa adanya evaluasi tidak akan timbul gairah bagi peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan masing- masing.

2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor berhasil tidak nya peserta didik dalam pembelajaran, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan nya.55

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam evaluasi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, yang berarti kegiatannya telah di rencanakan dan dilakukan secara berkesinambungan.

54 M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Penngajaran, 3.

55 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996) ,16.

2) Dalam evaluasi diperlukan informasi atau data yang berkaitan dengan objek yang sedang di evaluasi.

3) Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai.56

Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian sebagai evaluasi yang dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik.57 Dalam pendidikan, instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data sebagai alat ukur dalam evaluasi yaitu dapat berupa tes atau nontes. Tes merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan kemampuan yang maksimal. Dalam pengukuran, peserta didik di dorong mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam tes tersebut.58

Pelaksanaan evaluasi dengan pengukuran menggunakan tes hasil belajar dapat dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara, ujian tertulis atau analisis dokumen. Pengamatan dilakukan apabila hasil belajar yang akan dikumpulkan tampak dalam aktivitas yang dapat diamati. Cara ini banyak dilakukan pada pengukuran hasil belajar ranah psikomotorik dimana hasil belajar terlihat dari kemampuan siswa mendemonstrasikan keterampilan tertentu. Cara ini dikenal dengan ujian praktik,

56 M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Penngajaran, 3.

57 M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Penngajaran, 33.

58 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2014) , 56.

ujian praktik ini dapat dilakukan dalam mengukur kemampuan proses membuat lukisan, melakukan gerakan tari dan sebagainya.59

Pengumpulan data hasil belajar dalam evaluasi juga dapat dilakukan dengan menganalisis dokumen, dalam pengukuran ini pesrta didik ditugaskan membuat sebuah karya. Pengukuran ini didasarkan atas karya yang dihasilkan, berbeda dengan ujian praktik dimana yang diamati adalah proses demonstrasinya, pengukuran dengan dokumen ini dilakukan dengan hasil dari karya demonstrasinya. Misalnya lukisan, karangan, puisi, patung, radio dan sebagainya.60

59 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, 75.

60 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, 77.