• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN KALIGRAFI ARAB DI ICIS (INSTITUTE OF CURTURE AND ISLAMIC STUDIES) UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN KALIGRAFI ARAB DI ICIS (INSTITUTE OF CURTURE AND ISLAMIC STUDIES) UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER SKRIPSI"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Ditujukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

SALIS RAUDHATUL AFKARINA NIM : T20181203

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

OKTOBER 2022

(2)

ii

“PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN KALIGRAFI ARAB DI ICIS

(INSTITUTE OF CURTURE AND ISLAMIC STUDIES) UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER”

SKRIPSI

Ditujukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

SALIS RAUDHATUL AFKARINA NIM : T20181203

Disetujui Pembimbing

Zeiburhanus Saleh, S.S., M.Pd NIP. 198008162009011012

(3)
(4)

iv MOTTO

ت ٰج َرَد َمْلِعْلا اوُت ْوُا َنْيِذَّلا َو ْْۙمُكْنِم ا ْوُنَمٰا َنْيِذَّلا ُ هاللّٰ ِعَف ْزَي

“Niscaya allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

(Q.S Al-Mujadillah: 11)1

1 Departemen Agama Republic Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahan (Bandung: CV.

Penerbit J-ART, 2004), 542.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Segala puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberi saya kesempatan untuk menulis dan menyelesaikan skripsi ini, alhamdulillah berkat allah SWT yang telah memberikan saya kekuatan, serta dorongan untuk terus semangat sehingga saya dapat mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Orang tua saya, bapak Rohani Sholeh dan ibu Na’imah Zain. Yang selalu

mendoakan saya, mendukung apapun yang saya lakukan dan terus menyemangati saya sehingga memotivasi saya untuk melawan rasa malas dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini, semoga dengan selesainya skripsi ini dapat menjadi langkah awal untuk menuju kesuksesan dan dapat membanggakan orang tua dan keluarga saya.

2. Kakak-kakak saya. Mbak Wiwin, Mas Ari, Mas Asrofi dan Mbak Pristi.

Terimakasih atas segala dukungannya, yang selalu mensupport saya, memberikan semangat, dan juga terimakasih telah mengingatkan saya untuk jangan malas sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penggunaan Metode Tutor Sebaya Pada Pembelajaran Kaligrafi Arab di ICIS (Institute of Curture and Islamic Studies) UIN KH. Achmad Siddiq Jember” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa diharapkan syafaatnya kelak di Yaumul Qiyamah.

Kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi ini karena dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. Selaku Rektor UIN KH Achmad Siddiq Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses kegiatan pembelajaran di lembaga ini.

2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd.I Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN KH Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

3. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I Selaku Koordinator Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. H. Mashudi, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

(7)

vii

5. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M. Ag. Selaku Koordinator Progam Studi Pendidikan Agama Islam UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini.

6. Zeiburhanus Saleh, S.S., M.Pd Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Segenap civitas akademik, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang telah membantu dan membekali ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan ini.

8. Moch. Imam Machfudi, SS., M.Pd. Ph.D selaku Kepala UPB (Unit Pengembangan Bahasa) yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember ini.

9. Rioga Fransistiawan selaku presiden ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan izin dan banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember.

10. Para pembina kaligrafi, tutor sebaya dan peserta didik ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

Jember, 04 September 2022

Salis Raudhatul Afkarina NIM.T20181203

(8)

viii ABSTRAK

Salis Raudhatul Afkarina, 2022: Penggunaan Metode Tutor Sebaya Pada Pembelajaran Kaligrafi Arab di ICIS (Institute of Curture and Islamic Studies) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Kata Kunci : Metode Tutor Sebaya, Pembelajaran Kaligrafi Arab.

Pembelajaran kaligrafi arab adalah kesenian islam yang merupakan suatu ilmu menulis indah yang diambil dari ayat, hadis, syair dan lainnya yang di tuliskan dalam bahasa arab dengan kaidah penulisan kaligrafi. Dalam pembelajaran tentunya memerlukan metode yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan efektif. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya seperti yang ada di ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember. Fenomena ini cukup menarik karena pembelajaran kaligrafi di ICIS ini murid tidak hanya belajar menulis kaligrafi tetapi mereka juga dibekali ilmu untuk mengajar teman sebayanya, selain itu murid juga dapat belajar dengan nyaman, tanpa rasa takut atau malu untuk bertanya dengan tutor sebayanya.

Fokus penelitian ini adalah: Bagaimana tujuan, langkah-langkah, materi, media serta evaluasi pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tujuan, langkah-langkah, materi, media serta evaluasi pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan (field researce). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, tujuan penggunaan metode tutor sebaya adalah meningkatkan pemahaman materi, Sebagai media pembelajaran agar lebih menyenangkan, melatih kepercayaan diri serta belajar bertanggung jawab, membantu teman dalam pembelajaran, belajar bersosialisasi dan menghargai orang lain. Kedua, Langkah-langkah metode tutor sebaya adalah menentukan tutor sebaya dan membagi kelompok, melaksanakan pembelajaran sesuai tingkatan materi masing- masing, tutor sebaya mengoreksi tugas tulisan murid. Ketiga, Materi pembelajaran dengan metode tutor sebaya adalah materi tahsin kitabah i’tiyadiyah dan materi khat meliputi: khat riq’ah, khat maghribi, khat diwani, khat diwani jali, khat naskhi, khat ta’liq, khat kufi dan khat tsulust. Selain itu terdapat materi pewarnaan sebagai materi tambahan. Keempat, Media pembelajaran metode tutor sebaya yaitu menggunakan buku panduan, modul, aplikasi, foto karya, kertas kinstrik, tinta dan handam. Kelima, Evaluasi pembelajaran dengan metode tutor sebaya menggunakan tes tugas akhir dengan membuat karya hilyah syarifah, Hasil evaluasi yaitu metode yang digunakan cukup efektif, terbukti dengan perkembangan tulisan murid yang meningkat, banyaknya anggota yang telah menyelesaikan materi dan anggota yang berprestasi.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Kajian Teori ... 22

1. Metode Tutor Sebaya ... 22

a. Pengertian Metode Tutor Sebaya ... 22

(10)

x

b. Tujuan Metode Tutor Sebaya ... 23

c. Langkah-Langkah Metode Tutor Sebaya ... 25

2. Pembelajaran Kaligrafi Arab... 27

a. Pengertian Pembelajaran Kaligrafi Arab ... 27

b. Materi Pembelajaran Kaligrafi Arab ... 29

c. Media Pembelajaran Kaligrafi Arab ... 37

d. Evaluasi Pembelajaran Kaligrafi Arab ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 44

B. Lokasi Penelitian ... 45

C. Subyek Penelitian ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Analisis Data ... 50

F. Keabsahan Data ... 51

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 52

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 55

A. Gambaran Objektif Penelitian ... 55

B. Penyajian Data dan analisis ... 61

C. Pembahasan Temuan ... 91

BAB V PENUTUP ... 104

A. Simpulan ... 104

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(11)

xi

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan judul peneliti ... 20

4.1 Tabel data kepengurusan ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember ... 58

4.2 Tabel data anggota kaligrafi ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember ... 60

4.3 Tabel tingkatan materi anggota ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember ... 87

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Khat Riq’ah ... 31

2.2 Gambar Khat Diwani ... 32

2.3 Gambar Khat Diwani Jali ... 32

2.4 Gambar Khat Farisi/ Ta’liq ... 33

2.5 Gambar Khat Naskhi ... 34

2.6 Gambar Khat Tsuluts ... 35

2.7 Gambar Khat Kufi ... 36

2.8 Gambar Tahsin Kitabah I’tiyadiyah ... 37

4.1 Gambar ICIS UIN KH. Achmad Siddiq Jember ... 55

4.2 Gambar Tugas Akhir Materi Kitabah I’tiyadiyah ... 69

4.3 Gambar Pelaksanaan Pembelajaran Kaligrafi Arab ... 70

4.4 Gambar Contoh Materi Dasar Khat Riq’ah ... 70

4.5 Gambar Materi Khat Riq’ah Q.S Al-Insyirah ... 71

4.6 Gambar Pembelajaran Kaligrafi Arab Bersama Tutor Sebaya ... 71

4.7 Gambar Materi Pelajaran Tahsin Kitabah I’tiyadiyah ... 76

4.8 Gambar Materi Pelajaran Khat Riq’ah ... 77

4.9 Gambar Materi Khat Maghribi... 77

4.10 Gambar Materi Khat Diwani ... 78

4.11 Gambar Materi Khat Diwani Jali ... 79

(13)

xiii

4.12 Gambar Materi Khat Nakhi ... 79

4.13 Gambar Silabus Zuhrufah ... 80

4.14 Gambar Dokumentasi Peralatan Dalam Pembelajaran Kaligrafi ... 81

4.15 Gambar Media Pembelajaran Kaligrafi Arab ... 82

4.16 Gambar Media Pembelajaran Aplikasi Kitabahku ... 82

4.17 Teks Tugas Akhir Hilyah Syarifah ... 90

4.18 Karya Hilyah Syarifah ... 90

(14)

xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pernyataan Keaslian Tulisan ...

2. Surat Izin Penelitian ...

3. Jurnal Penelitian ...

4. Matrik Penelitian ...

5. Surat Keterangan Menerima Penelitian ...

6. Pedoman Penelitian ...

7. Foto Kegiatan Penelitian ...

8. Biodata Peneliti ...

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendidikan memiliki fungsi utama untuk mempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ditengah masyarakat.1 Pendidikan mencakup banyak hal, Salah satu pendidikan seni yang dihasilkan dalam pendidikan islam diantaranya adalah Pembelajaran Khat atau yang biasa kita kenal dengan seni kaligrafi arab. Dalam suatu pembelajaran tidak terkecuali pembelajaran kaligrafi arab tentunya memerlukan suatu metode untuk menyampaikannya.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.2 Seringkali metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang maksimal serta minimnya tenaga pendidik dalam memberikan pembelajaran kaligrafi menyebabkan guru kesulitan dalam memantau perkembangan menulis kaligrafi seluruh anggota.

Banyak lembaga baik formal maupun non formal yang menerapkan pembelajaran kaligrafi arab. Salah satunya di UIN KH Achmad Siddiq Jember, terdapat organisasi bernama ICIS (institute of culture and islamic

1 Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), 3.

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2006), 147.

(16)

studies) merupakan salah satu organisasi yang mempunyai legalitas formal di bawah naungan UPB (Unit Pengembagan Bahasa) yang terletak di UIN KH Ahmad Siddiq Jember. Di ICIS ini terdapat beberapa divisi-divisi di berbagai bidang yang berbeda, salah satunya adalah divisi kaligrafi.3

Divisi kaligrafi yang berdiri pada tahun 2014 ini memiliki tujuan sebagai sarana bagi mahasiswa yang ingin mendalami seni kaligrafi arab secara maksimal. Pembelajaran kaligrafi arab di ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember ini dimulai dari pembelajaran dasar sehingga para anggota yang ingin belajar tidak akan bingung untuk memulai dari mana. Di ICIS divisi kaligrafi ini peserta didik dapat belajar secara bertahap untuk mengembangkan kemampuannya sehingga dapat menjadi kaligrafer (khattat) yang tidak hanya pandai dalam menulis, tetapi juga menguasai metode mengajar, serta memahami kaligrafi arab dari berbagai sisinya.4

Lokasi penelitian di ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember ini memberikan pembelajaran kaligrafi arab dengan menggunakan modul, buku panduan dan kitab-kitab khat yang ada sesuai dengan metode yang digunakan sebagai rujukannya. Maka peserta didik dapat mempelajari tahsin kitabah i’tiyadiyah dan berbagai macam gaya khat dalam kesenian kaligrafi arab. Selain itu ICIS memiliki pelajaran tambahan yaitu materi pewarnaan kontemporer, mushaf dan dekorasi yang dilaksanakan setiap sabtu sepekan sekali. Anggota ICIS kaligrafi ini banyak yang mengikuti

3 ICIS UPB UIN KH Achmad Siddiq Jember, “Profil Organisasi”, 07 Juli 2022.

4 “Seni kaligrafi Arab di UKM Kaligrafi IAIN Jember”, Times Jatim, 16 Maret, 2021.

https://jatim.times.co.id/news/berita/rwcq23mf07/

(17)

kompetisi dan memiliki prestasi di bidang kaligrafi baik dalam lokal, nasional maupun internasioanal.5

Dalam proses pembelajaran tentunya diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik dan optimal.6 Keunikan dalam penelitian ini adalah kebanyakan lembaga kaligrafi yang menerapkan pembelajaran kaligrafi arab dalam proses pelaksanaan pembelajaran biasanya dilakukan langsung antara guru dan peserta didik, Di ICIS UIN KH Achmad Siddiq Jember pelaksanaan pembelajaran kaligrafi arab ini menggunakan metode tutor sebaya.

Dimana dalam pembelajarannya terdiri dari pembina, guru kaligrafi dan mahasiswa yang berperan sebagai murid dan tutor sebaya. Model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis, peserta didik tidak hanya sebagai objek pembelajaran namun dapat bertindak sebagai tutor untuk teman sebayanya. Seringkali peserta didik memilih teman yang disukai. Mereka beranggapan bahwa memilih teman dekat akan mempengaruhi kenyamanan untuk belajar. Tingkat kedekatan dan tingkat kenyamanan bersama dalam memilih partner untuk belajar memang menimbulkan rasa nyaman dalam belajar. kenyamanan belajar yang tinggi akan semakin

5 Observasi di ICIS UPB UIN KH Achmad Siddiq Jember, 10 Agustus 2022 6 Nurdyansyah, Eni Fariyatul, Inovasi Model Pembelajaran, 4.

(18)

memudahkan pemahaman mereka terhadap kesulitan pelajaran yang dihadapi. Mereka dapat bertanya dengan bebas tanpa takut atau sungkan.7

Metode tutor sebaya adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam tingkatan yang sama dan memilih beberapa peserta didik yang memiliki keunggulan dalam prestasi belajar untuk membantu siswa lainnya yang memiliki kesulitan dalam memahami materi dengan cara memberikan bantuan dan bimbingan kepada temannya, bertukar informasi, dan bekerja sama sehingga pemahaman peserta didik dalam suatu materi dapat meningkat.8

Peran tutor sebaya menjadi lebih berarti ketika siswa belajar mengembangkan kemampuan yang lebih baik melihat, memahami, dan berkonsentrasi dengan apa yang dipelajari dengan cara yang nyaman dan lebih akrab. oleh karenanya pembelajaran tutor sebaya diharapkan agar dapat membantu meningkatkan kemampuan teman sebayanya dalam pembelajaran kaligrafi arab.

Metode tutor sebaya ini digunakan dalam pembelajaran kaligrafi arab agar murid dapat belajar lebih nyaman dengan teman sebayanya selain itu dalam pembelajaran kaligrafi ini murid tidak hanya berperan sebagai pembelajar namun mereka juga dapat belajar untuk mengajar

7 Widi Astuti, Tutor Sebaya Sebuah Pembelajaran Abad Ke-21, (Blitar : Pustaka Media Guru, 2018), 41

8 Toto, Cita dan Ghina, ”Inovasi Pendidikan Melalui Model Pembelajaran Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Edu Prof : Islamic Education Journal, no. 1 (Maret 2021): 19.

(19)

teman sebayanya. seperti halnya pendapat pembina ICIS Kaligrafi yang menyatakan:9

“Metode tutor sebaya penting dilakukan, karena untuk melatih tutor itu bagaimana cara mengajar dengan baik. Dengan catatan bahwa tutor tersebut dalam pengawasan pembimbing/guru senior.

Di sisi lain, terkadang murid butuh mentor rasa kawan, supaya lebih rilex dalam belajar dan tidak canggung. Harapannya, mereka akan lebih menikmati dalam proses pembelajarannya.”

Pembelajaran kaligrafi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, selain dalam pendidikan formal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, peserta didik juga perlu mendapatkan tambahan wawasan pengetahuan sesuai bidang ilmunya atau penunjang dari keilmuan yang dipelajari saat ini.10

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan bakat, kreatifitas, dan minat manusia. Selain itu pendidikan menjadi sarana untuk mempersiapkan seseorang hidup sebagaimana seharusnya manusia. Dalam konteks dan dimensi kehidupan itulah, pendidikan harus mampu mempersiapkan seseorang agar bisa mengembangkan diri dan kemampuannya untuk keberlangsungan hidup di kehidupan bermasyarakat.11

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

9 Ahmad Yasir Amrullah, di wawancarai oleh Penulis, Jember, 25 Juli 2022.

10 Hanafi, Olvyanda, dan Ikhsan. Pelatihan Seni Kaligrafi Islam di Pesantren Thawalib Gunuang, Jurnal Bobotoh, no. 2 (Oktober 2020). 114

11 Heni Listiana, Goresan Pena, (Surabaya : Imtiyaz, 2016), 22.

(20)

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.12

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan adalah usaha yang telah direncanakan untuk menciptakan proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik. Dengan harapan dari proses pembelajaran ini menghasilkan insan yang berkualitas, memiliki kekuatan spiritual, cerdas, berakhlak mulia dan memiliki skill yang dapat berguna bagi dirinya, bangsa dan negara.

Islam mendukung adanya kreasi seni, namun dengan syarat-syarat tertentu, yaitu dapat mendatangkan manfaat atau kebaikan dan bukan yang mendatangkan mudharat atau keburukan seperti membangkitkan rasa permusuhan.13

Seni kaligrafi arab merupakan salah satu dari berbagai macam seni budaya islam yang ada di dunia. Seni kaligrafi arab merupakan seni menulis indah yang biasa diambil dari ayat Al-Qur’an, Hadis, Syair dan lainnya. Membaca dan menulis adalah perintah dan wahyu pertama Allah Swt yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw pada awal kenabiannya. Hal ini di jelaskan dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5 berikut ini :

ْ س ْ قا

ْ ب ْ أْ

ْ نْ ْ سا

ْ ز

ْ ب

ْ ك

ْ

ْ لا

ْ ر ي

ْ

ْ خ

ْ ل

ْ ق

ْ ١

ْ

ْ خ

ْ ل

ْ ق

ْ لا ْ

ْ سً

ْ ىا

ْ ه ْ

ْ ي

ْ ع ْ

ْ ق ْ ل

ْ ٢

ْ

ْ س ْ قا

ْ و ْ أْ

ْ ز

ْ ب

ْ ك

ْ

ْ لا

ْ س ْ ك

ْ مْ

٣

ْ

ْ لا

ْ ر ي

ْ ع ْ

ْ نْ ْ ل

ْ ب

ْ لا

ْ قْ ل

ْ نْ

٤

ْ ع ْ

ْ نْ ْ ل

ْ لا

ْ سً

ْ ىا

ْ ها ْ

ْ نْ ْْ ل

ْ ٌ

ْ ع

ْ نْ ْ ل ٥

12 Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1).

13Agus Mulyadi Utomo, Mengenal Seni Rupa Islam, (Denpasar :Institut Seni Indonesia, 2017), 27

(21)

Artinya : 1) Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan , 2) dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, 4) dan Tuhanmulah yang maha mulia, yang (mengajar) manusia dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S Al-Alaq : 1-5).14

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa kalam atau pena memiliki kaitan erat dengan seni penulisan kaligrafi. Jika kalam disebut-sebut sebagai alat penunjang pengetahuan seperti pada bunyi wahyu di atas, benda itu merupakan perantara tuhan dalam memberikan petunjuk kepada manusia.

Bahasan mengenai bidang keilmuan dalam penulisan, senantiasa menjadi perbincangan para ulama muslim, terlebih lagi pada saat puncak kejayaan islam, terdapat hal-hal kecil seperti pena dan tinta.15 Hal ini karena dalam Al-Qur’an maupun Hadis Rasulullah Saw berulang menyebutkan keutamaan materi tersebut.

Seperti hadis dalam riwayat Ibnu Jarir dari Abu Abbas r.a, Nabi Saw bersabda :

:ْلا ق فْ!ْ ب ت ك اْ:ْلا ق فْ ن ل قلاْ ق ل خْ وْ ةا و دلاْ ً ه وْ ى ى ٌلاْ اللّْ ق ل خْا ول

ْ ب ت ك أْا ه و ْ

ْ ت ها ٍ قلاْ م ى ٌْ ىلإْ يئا كْ ى هْا هْ ب ت ك اْ:ْ لاقْ؟

Artinya : setelah allah menciptakan nun, yaitu dawat, dan telah menciptakan pula kalam, lantas dia bertitah, “Tulislah! kalam bertanya,

“ya rabbi, apa yang hamba tulis?” jawab allah, “Tulislah semua yang ada, sampai hari kiamat.”

Dalam hadits tersebut memberi isyarat nyata bahwa kata nun tiada lain adalah dawat atau wadah tinta, walaupun banyak ulama lain yang

14 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur‟an dan Terjemahan (Bandung: CV.

Penerbit J-ART, 2004), 597.

15 D. Sirojuddin A.R, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta : Amzah, 2016), 244

(22)

memiliki tafsiran berbeda, dawat sangat tepat untuk menghubungkan ingatan kepada kalam atau pena dan tulisan yang menjadi padanannya.16

Kesenian islam seperti kaligrafi dapat membangun kecenderungan yang semakin baik, unik serta positif untuk intelektual, moral spiritual dan akhlak. Seni pada akhirnya tidaklah berbeda halnya dengan ilmu pengetahuan, yang bisa dipergunakan untuk kebaikan atau bisa juga untuk keburukan, tergantung dari pengaruhnya terhadap penikmat atau pada diri pembuatnya, karena karya yang dibuat mempunyai maksud dan tujuan dalam hal penciptaanya.17

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa alasan peneliti mengambil judul “Penggunaan Metode Tutor Sebaya Pada Pembelajaran Kaligrafi Arab di ICIS (Institute of Culture and Islamic Studies) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember” karena metode yang digunakan di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember ini sedikit berbeda dengan lembaga kaligrafi kebanyakan, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam bagaimana penggunaan metode tutor sebaya pada pembelajaran kaligrafi arab ini.

16 D. Sirojuddin A.R, Seni Kaligrafi Islam, 245

17 Agus Mulyadi Utomo, Mengenal Seni Rupa Islam, 30

(23)

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana tujuan pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember?

2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember?

3. Apa saja materi pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember?

4. Bagaimana media pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember?

5. Bagaimana evaluasi pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan tujuan pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

3. Untuk mendeskripsikan materi pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

4. Untuk mendeskripsikan media pembelajaran kaligrafi dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

5. Untuk mendeskripsikan evaluasi pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

(24)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dan penulis mengenai pembelajaran kaligrafi arab dengan metode tutor sebaya. Selain itu penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi referensi tambahan maupun sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengalaman serta pengetahuan dari khazanah keilmuan tentang penulisan karya ilmiah, dan sebagai pengalaman baru dalam penelitian sehingga dapat menjadi bekal baru di masa depan.

b. Bagi Organisasi ICIS

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi ICIS khususnya divisi kaligrafi, sebagai bahan referensi dan pertimbangan saran dalam strategi metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kaligrafi Arab lebih baik kedepannya

c. Bagi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang metode

(25)

tutor sebaya dalam pembelajaran kaligrafi arab, dan sebagai bekal dalam menghadapi masa yang akan datang.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah merupakan pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian di dalam judul penelitian. Dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.18 Adapun beberapa definisi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Metode Tutor Sebaya

Metode adalah prosedur pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.19 Tutor sebaya adalah orang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu siswa yang ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar.

Metode Tutor sebaya adalah metode pembelajaran dengan pendekatan kooperatif dimana peserta didik ada yang berperan sebagai pengajar dan peserta didik yang lain berperan sebagai pembelajar, baik pada usia yang sama atau pengajar berusia lebih tua dari pembelajar, untuk membantu belajar dalam tingkat kelas yang sama, untuk mengembangkan kemampuan yang lebih baik dalam mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari.

18 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2021), 45-46

19 Yuberti, Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar dalam Pendidikan (Bandar Lampung : Anugrah Utama Raharja, 2014), 95

(26)

2. Pembelajaran Kaligrafi Arab

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk bentuk huruf tunggal, letak- letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun atau apapun yang ditulis diatas garis, bagaimana cara menulisnya, menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya.

Pembelajaran kaligrafi arab adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam melatih kemampuan menulis indah baik berupa huruf, kata-kata maupun kalimat-kalimat dalam bahasa arab untuk mencapai tujuan tertentu.

3. ICIS UIN Kiai Haji Jember

ICIS (Institute Of Culture And Islamic Studies) merupakan organisasi yang bergerak di bidang bahasa dan pengembangan kreativitas, bakat, dan minat berbasis Al-Qur’an yang berada dibawah naungan UPB (Unit Pengembangan Bahasa) untuk mahasiswa di kampus UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Di ICIS ini terdapat divisi-divisi, salah satunya divisi kaligrafi. Divisi kaligrafi merupakan suatu kelompok mahasiswa yang mendalami atau mempelajari seni kaligrafi arab.

(27)

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan mendeskripsikan secara lebih dalam mengenai penggunaan metode tutor sebaya pada pembelajaran kaligrafi arab di ICIS UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bagian awal pendahuluan sampai bagian akhir penutup. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Bagian pembuka, meliputi judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran-lampiran.

Bab satu merupakan pendahuluan yang meliputi, konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah serta sitematika pembahasan.

Bab dua berisi kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori. Penelitian terdahulu memuat hasil penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan kajian teori yang berisikan penjelasan mengenai metode tutor sebaya dan pembelajaran kaligrafi arab.

Bab tiga berisi metode penelitian, yang meliputi jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik

(28)

pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.

Bab empat merupakan penyajian data dan analisis data, Pada bab ini menjelaskan gambaran objektif penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan temuan yang ada dalam pembelajaran kaligrafi di ICIS UIN KH. Ahmad Siddiq Jember.

Bab lima yaitu penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Bagian ini adalah akhir dari penulisan karya ilmiah dan merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Serta terdapat saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian agar kedepannya menjadi lebih baik.

Bagian akhir meliputi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang terdiri dari surat pernyataan keaslian tulisan, matriks penelitian, jurnal penelitian, surat izin penelitian, surat selesai penelitian, pedoman penelitian, dokumentasi-dokumentasi dan biodata penulis.

(29)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Terdahulu

Pada bagian ini akan memaparkan hasil penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, kemudian meringkasnya, baik hal tersebut berupa penelitian yang telah dipubliskan ataupun belum seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sejenisnya. Dengan hal ini, maka akan diketahui bentuk orisinalitas dan posisi penelitian yang dilakukan.20

Maka peneliti memuat beberapa kajian terdahulu yang menguatkan penulis sebelumnya, maka data yang perlu dihimpun oleh peneliti berupa karya-karya antara lain sebagai berikut:

1. Badriyatul Uyun, Mahasiswa Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial UIN KH. Achmad Siddiq Jember 2020. dengan judul “Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di SMP Negeri 2 Maron Probolinggo”.

Pada penelitian Badriyatul Uyun membahas tentang langkah-langkah dan juga faktor pendukung serta faktor penghambat dari pelaksanaan metode tutor sebaya pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di SMP Negeri 2 Maron Probolinggo, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

20 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2021), 46.

(30)

deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, Hasil penelitian terdahulu ini berupa langkah-langkah dari pelaksanaan pembelajaran metode tutor sebaya di SMP Negeri 2 Maron meliputi penyampaian langkah-langkah dan tujuan sampai penyampaian kesimpulan, Faktor pendukung dari metode tutor sebaya yang digunakan di SMPN 02 Maron adalah metode ini lebih efektif, setiap kelompok saling bekerja sama dan membantu teman sebayanya dalam memahami pelajaran. Faktor penghambat dari implementasi metode tutor sebaya meliputi kurangnya persiapan tutor, kondisi siswa dalam kelas, dan sarana-prasarana yang belum memadai.21

Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu terletak pada kesamaan dalam membahas metode tutor sebaya dalam pembelajaran. Sedangkan perbedaanya terletak pada pembahasan dalam penelitian terdahulu lebih memfokuskan pembahasan pada pelaksanaan metode, selain itu subjek yang diteliti, penelitian terdahulu menggunakan subjek penelitian pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.

2. M. Bahrudin Yusuf, Mahasiswa pendidikan agama islam di UIN Raden Intan Lampung tahun 2019. dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Peer Tutoring (Teman Sejawat) Untuk

21 Badriyatul Uyun, Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di SMP Negeri 2 Maron Probolinggo, (Skripsi, UIN KH. Achmad Siddiq Jember tahun, 2020)

(31)

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Wathoniyah Islamiyah Titiwangi Lampung Selatan.”

Pada penelitian yang dilakukan oleh M. Bahrudin Yusuf ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode peer tutoring dapat meningkatkan hasil belajar Al Qur an Hadits kelas VII Wathoniyah Islamiyah Titiwangi Lampung Selatan.

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian statistik deskriptif analitis. Bentuk penelitian yang digunakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian yaitu guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan peserta didik kelas VII dengan jumlah peserta didik 29 siswa yang terdiri dari 10 laki- laki dan 19 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dengan menerapkan metode pembelajaran peer tutoring ( tutor sebaya) pada pembelajaran Al Qur an Hadits kelas VII di MTs Wathoniyah lampung selatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, berjalan dengan sukses, Tapi setelah dilakukannya metode pembelajaran peer tutoring ini, walaupun nilainya tidak terlalu memuaskan bagi peserta didik yang prestasinya dibawah rata rata, mereka mengaku sangat senang dan sangat termotivasi dengan adanya penerapan

(32)

metode pembelajaran peer tutoring pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.22

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas metode tutor sebaya dalam pembelajaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada pembahasan yang mana dalam penelitian terdahulu lebih memfokuskan pembahasan penerapan metode tutor sebaya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

3. Vivin Erviana

Vivin Erviana, Mahasiswa pendidikan agama islam di UIN Raden Fatah Palembang tahun 2017, Dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Metode Tutor Sebaya Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Aisyiyah I Palembang”.

Penelitian yang dilakukan oleh Vivin Erviana ini membahas tentang penggunaan metode tutor sebaya terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Aisyiyah 1 Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 di SMA Aisyiyah 1 Palembang yang berjumlah 39 siswa. Metode pengumpulan data

22 M. Bahrudin Yusuf, “Penerapan Metode Pembelajaran Peer Tutoring (Teman Sejawat) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik VII Pada Mata Pelajaran Al-Qur’An Hadits Di MTs Wathoniyah Islamiyah Titiwangi Lampung Selatan”. (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2019)

(33)

menggunakan observasi, tes praktek dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan membaca Al-Qur’an sebelum menggunakan metode tutor sebaya pada mata pelajaran Al-Islam (surah Al-Maidah ayat 48 dan surah At-Taubah ayat 105) di SMA Aisyiyah 1 Palembang tergolong rendah. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode tutor sebaya terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Aisyiyah I Palembang.23

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas metode tutor sebaya dalam pembelajaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada pembahasan yang mana dalam penelitian terdahulu lebih memfokuskan pembahasan pada kemampuan membaca al- qur’an.

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan, dijelaskan pada tabel sebagaimana berikut:

23 Vivin Erviana, ”Pengaruh Penggunaan Metode Tutor Sebaya Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Aisyiyah I Palembang”. (Skripsi, UIN Raden Fatah Palembang, 2017)

(34)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Judul yang diangkat Peneliti

No Nama Judul Perbedaan Persamaan

1. Badriyatul Uyun

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Pada

Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di SMP

Negeri 2

Maron Probolinggo

Perbedaan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian terdahulu menggunakan subjek penelitian metode tutor sebaya dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Sedangkan subjek penelitian ini membahas metode tutor sebaya dalam pembelajaran

kaligrafi arab.

b. Penelitian terdahulu memfokuskan pada pelaksanaan metode

tutor sebaya

sedangkan penelitian ini memfokuskan pada penggunaan metode tutor sebaya.

Persamaan dalam penelitian ini adalah:

a. Membahas tentang metode pembelajaran tutor sebaya.

b. Metode Penelitian yang digunakan menggunaka n penelitian kualitatif deskriptif

2. M.

Bahrudin Yusuf

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Tutoring (Teman

Sejawat) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik kelas VII pada Mata Pelajaran

Perbedaan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian terdahulu menggunakan subjek penelitian

meningkatkan hasil belajar peserta didik Pada Mata Pelajaran Al-Qur’An Hadits sedangkan subjek Penelitian ini pada

Persamaan dalam penelitian ini adalah:

a. Membahas tentang metode pembelajaran tutor sebaya.

b. Teknik pengumpulan data beberapa

(35)

Al-Qur’An Hadits di MTs Wathoniyah Islamiyah Titiwangi Lampung Selatan

pembelajaran kaligrafi arab.

b. Jenis Penelitian terdahulu

menggunakan

pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) statistic deskriptif analitis, sedangkan Peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

memiliki kesamaan yaitu:

Observasi dan

Dokumentasi namun dalam penelitian terdahulu ditambahi dengan tes

3. Vivin Erviana

Pengaruh Penggunaan Metode Tutor Sebaya

Terhadap Kemampuan Membaca Al- Qur’an Siswa SMA Aisyiyah I Palembang

Perbedaan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian terdahulu menggunakan subjek penelitian

kemampuan

membaca Al-Qur’an Sedangkan subjek penelitian ini membahas metode tutor sebaya dalam pembelajaran

kaligrafi arab.

b. Penelitian terdahulu menggunakan

penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif sedangkan Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Persamaan dalam penelitian ini adalah:

a. Membahas tentang metode pembelajaran tutor sebaya.

b. Metode pengumpulan data

menggunaka n observasi, dan

dokumentasi namun dalam penelitian terdahulu memiliki tambahan tes praktek.

(36)

B. Kajian Teori

1. Metode Tutor sebaya

a. Pengertian Metode Tutor Sebaya

Kata “Metode” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti cara atau jalan. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah cara yang paling tepat dalam melakukan sesuatu.

Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.24

Metode tutor sebaya adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam tingkatan yang sama dan memilih beberapa peserta didik yang memiliki keunggulan dalam prestasi belajar untuk membantu peserta didik lainnya yang memiliki kesulitan dalam memahami materi dengan cara memberikan bantuan dan bimbingan kepada temannya, bertukar informasi, dan bekerja sama sehingga pemahaman peserta didik dalam suatu materi dapat meningkat.25

Boud (Boud,Cohen & Sampson, 1999) Mendefinisikan

“Peer learning refers to the use of teaching and learning strategies in which students learn with and from each other

24 Lia Marlina, Suhertuti , Strategi belajar mengajar bahasa indonesia, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018), 44

25 Toto, Cita dan Ghina, Inovasi Pendidikan, 19.

(37)

without the immediate interention of a teacher”. Model pembelajaran tutor sebaya mengacu kepada penggunaan strategi pengajaran dan pembelajaran dimana peserta didik saling belajar satu sama lain tanpa intervensi seorang guru.26

Metode mengajar tutor sebaya merupakan teknik penyampaian materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian juga dilakukan dari dan oleh murid dalam kelompok itu sendiri (self-assessment dan peer assessment). Akan tetapi nilai akhirnya diperoleh dari penggabungan antara penilaian guru dan tutor sebaya. Dari definisi tersebut, guru harus mampu memodifikasi metode tutor sebaya agar sesuai diterapkan untuk murid terutama pada bagian assessment-nya. metode mengajar tutor sebaya adalah metode yang memanfaatkan murid yang telah berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih dan pembimbing murid lain. Murid yang dibimbing, jika telah berhasil dapat melakukan bimbingan kepada teman lain lagi.27

b. Tujuan Metode Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa siswa yang telah tuntas dalam materi pelajarannya, memberikan bantuan

26 Erna Megawati, “Penggunaan Model Pembelajaran Peer Teaching dalam Pengajaran Tenses pada Mahasiswa EFL”. DEIKSIS, no. 1, (April 2019) : 41

27 Ali Murtadlo, Zainal Aqib, Kumpulan Metode Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif (Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2016), 117

(38)

kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan- segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.28

Menurut Sibermen tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa pembelajaran benar-benar dikuasai apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya.

Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong peserta didik mempelajari sesuatu yang baik, dan pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi yang lain.

Pembelajaran tutor sebaya merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya.

Tujuan Penggunaan Metode tutor sebaya adalah sebagai berikut29 :

1) Dapat mengatasi keterbatasan media atau alat pembelajaran

28 Widi Astuti, Tutor Sebaya Sebuah Pembelajaran Abad Ke-21, (Blitar : Pustaka Media Guru, 2018), 44

29 Saidatul Abidah, Penerapan Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Qawa‟idul Imla‟, (UIN Maulana malik ibrahim, 2019), 65

(39)

2) Dengan adanya kelompok, guru bertugas sebagai fasilitator karena kesulitan yang dihadapi kelompok/siswa dapat diatasi melalui tutor sebaya yang ditunjuk guru.

3) Dengan kerja kelompok beberapa peserta didik yang kesulitan dapat dibantu dengan tutor sebaya tanpa perasaan takut atau malu.

4) Dapat meningkatkan partisipasi dan kerjasama siswa serta belajar bertanggung jawab.

5) Dengan belajar kelompok tutor sebaya melatih siswa untuk belajar bersosialisasi

6) Dapat belajar menghargai orang lain.

c. Langkah-langkah metode tutor sebaya

Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya (suherman, dkk, 2003).

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. Seorang guru perlu menentukan tutor yang tepat dalam pembelajaran. Kriteria tutor sebaya adalah tutor yang dapat membantu siswa yang kesulitan berdasarkan petunjuk guru, siswa yang dipilih hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain dalam pelaksanaannya, tutor juga dapat membantu teman-

(40)

teman baik secara individual maupun secara kelompok sesuai petunjuk guru, tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan-kegiatan kelompok, dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai guru.30

Langkah-langkah yang bisa diterapkan dengan model pembelajaran ini adalah membagi anggota menjadi beberapa kelompok kecil dengan sumber belajar guru dan tutor yang sudah terlebih dahulu menuntaskan belajarnya. Tutor yang terpilih harus memiliki kemampuan yang lebih tinggi agar saat memberikan pendampingan dan bimbingan ia sudah menguasai bahan yang akan disampaikan. Langkah-langkah dalam pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut :31

1) Mempersiapkan materi yang akan dipelajari bersama ataupun mandiri.

2) Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.

3) Setiap kelompok dipandu oleh tutor yang sudah dipilih oleh guru.

4) Memberi waktu untuk mempelajari materi baik di dalam atau luar pembelajaran.

5) Memberikan pemahaman atau penjelasan jika ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan.

30 Widi Astuti, Tutor Sebaya, 44 31 Widi Astuti, Tutor Sebaya, 45

(41)

Langkah-langkah penerapan tutor sebaya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut32 :

a) Merencanakan pembelajaran, baik persiapan untuk tutornya atau saat tutor menjelaskan pada teman sebayanya.

b) Guru menentukan tutor, tutor yang dipilih merupakan peserta didik yang dianggap pandai atau telah tuntas dalam pembelajaran. Untuk menentukan tutor dapat melalui pengamatan selama proses pembelajaran.

c) Peserta didik bersama tutor terpilih melaksanakan pembelajaran bersama. Tutor menjelaskan materi sesuai arahan guru.

d) Guru melakukan evaluasi pembelajaran.

2. Pembelajaran Kaligrafi Arab

a. Pengertian Pembelajaran Kaligrafi Arab

Gagne mendefinisikan belajar sebagai perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

Perubahan kemampuan tersebut tidak di dapatkan langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.33

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata ”learning”.

Yang berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.

Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun guru

32 Ashiong Parhehean M, Henny Pradistuti, Manfaat dan Kendala Penerapan Tutor Sebaya Untuk Siswa, Scholaria : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 2 (Mei 2019), 141

33 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakkarta : Pustaka Pelajar, 2017), 2

(42)

untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan penguasaan materi yang baik terhadap materi pelajaran.

Kata kaligrafi berasal dari bahasa inggris yang disederhanakan, calligraphy, diambil dari bahasa latin, yaitu kallos yang berarti indah dan graph yang berarti tulisan atau aksara. Jadi kaligrafi adalah kepandaian menulis indah atau tulisan indah. Dalam bahasa arab kaligrafi sendiri disebut dengan khat yang berarti garis atau tulisan indah.34

Menurut Syaikh Syamsuddin Al-Akfani sebagaimana dikutip oleh Al-Qalasyandi :

ْ و,ْا ه عْا ض وأ وْ, ة د س ف و لاْ ف و س ح لاْ ز ى صْ ه ٌ هْ ى ف س ع ت تْ ن ل عْ ى ه و

ْ,ْ ز ى ط سلاًْ فْا ه ٌ هْ ب ت ك ٌْاهْ وأْ,اًّط خْا ه ب ٍ كْ س تْ تًٍ ف ٍ ك

ْ ف ٍ ك و

ْ وْ ءا ج هلاًْ فْا ه ٌ هْ ل د ب ٌْا هْ لا د بإ وْْ, ب ت ك ٌْ لاْا ه وْ ب ت ك ٌْ ىأْ ه ل ٍ ب س ل د ب ٌْا ذْا و ب

Khat (kaligrafi) adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun atau apapun yang ditulis di atas garis, bagaimana cara menulisnya, menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya.35

Dalam setiap pembelajaran memiliki tujuan yang hendak dicapai sehingga hasilnya bisa maksimal. Begitu pula dalam

34 D. Sirojuddin A.R, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta : Amzah, 2016), 1

35 Al-Qalasyandi, Subh Al-A‟sya, Jilid III (Kairo : Wazarah Ats Tsaqafah Wa Al-Irsyad Al- Qaumi,1932), 3-4.

(43)

pembelajaran Kaligrafi, berikut tujuan pembelajaran kaligrafi ialah sebagai berikut :36

1. Membentuk watak dan kebiasaan seperti disiplin, tertib, kebersihan, kesabaran dan ketekunan.

2. Memperoleh kemahiran dan keterampilan tangan saat latihan untuk memperbagus tulisan.

3. Menumbuhkan kemampuan merasakan sebuah seni setelah mengetahui unsur-unsur keindahan dalam kaligrafi.

4. Memperoleh rasa senang melaksanakan tugas secara baik dan memiliki rasa tentram dalam jiwa bila mencapai beberapa kemajuan dalam latihan.

5. Meningkatkan minat kecintaan, dan perhatian dalam seni kaligrafi.

b. Materi Pembelajaran Kaligrafi Arab

Secara umum materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran merupakan bagian penting yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.

Maka materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran

36 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, (Jakarta Selatan : Darul Ulum Press, 2009), 20

(44)

hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator.37

Materi pembelajaran kaligrafi arab mencakup cara mengolah huruf kepada unsur-unsur dan menerangkan bagiannya yang penting. Kaligrafi sendiri terdapat beberapa jenis salah satunya ialah kaligrafi murni. Kaligrafi murni adalah kaligrafi yang mengikuti pola-pola kaidah yang sudah ditentukan, dengan bentuk tulisan yang berpegang pada rumus- rumus dasar kaligrafi (khat) yang baku yang dikenal dengan sebutan al-khat al-mansub (kaligrafi standar).38

Dalam kaidah penulisan kaligrafi memiliki beragam jenis dan berbagai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, cara menulisnya pun bermacam-macam pula sesuai dengan keragaman gaya kaligrafi itu sendiri. jenis-jenis khat tersebut banyak digunakan sebagai materi pembelajaran kaligrafi arab di lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Berikut merupakan jenis atau gaya kaligrafi (khat) yang dikenal umum di Indonesia yaitu :

1) Khat Riq’ah

Riq’ah bentuk jamaknya adalah ruq‟ah yang artinya lembaran daun kecil halus. jenis khat ini memiliki ciri-ciri

37 Akhirudin dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Gowa : CV Cahaya Bintang Cemerlang,2019),36

38 D. Sirojudin. A.R Seni Kaligrafi Islam, 10

(45)

tulisan dengan huruf-hurufnya yang kaku, tegak lurus, menukik, vertikal, miring dan beberapa bagiannya cekung, huruf ini selalu mengambil lokasi diatas garis. Maka bagian-bagian huruf ini saling bermiripan. Dengan karakter ini pemilihan unsur-unsur yang berdekatan untuk menerangkan perbedaan-perbedaannya menjadi mudah dan sempurna.39

Gambar 2.1 Khat Riq’ah 2) Khat Diwani

Dasar bentuk jenis khat diwani adalah berbentuk bulat dan melengkung. Jenis ini membutuhkan latihan- latihan untuk menguasai huruf-huruf tunggal dan cara-cara menggoreskannya dengan pelan karena adanya kemiripan lengkungan-lengkungan yang melebihi batas garis dengan lengkungan-lengkungan yang berada diatasnya. Cara mengajarkan dimulai dengan huruf alif dan yang menyerupainya, baru kemudian huruf-huruf lain sisanya.

39 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, 12

(46)

Gambar 2.2 Khat Diwani 3) Khat Diwani Jali

Jenis khat ini merupakan pengembangan gaya khat Diwani. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat. Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah.

Harakat yang melimpah ini lebih ditunjukkan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca.40

Gambar 2.3 Khat Diwani Jali

40 Israr, Sejarah Kesenian Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), 47

(47)

4) Khat Ta’liq / Farisi

Ta‟liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini terkesan menggantung. Ta’liq atau disebut Farisi, Keindahan khat Farisi terletak pada bentuk lengkungan hurufnya yang menarik, kurangnya penggunaan garis vertikal dan bentuk hurufnya yang condong ke kanan serta memanjang. Khat Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat dan penulisannya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal tipis huruf dalam

takaran yang tepat.41

Gambar 2.4 Khat Ta’liq 5) Khat Naskhi

Dinamakan khat ini sebagai khat Nasakh karena tulisannya digunakan untuk menasakhkan atau membukukan Al Qur'an sebagai naskah ilmiah yang lain.

Ciri khat ini terlihat jelas pada lengkungan-lengkungan yang mirip busur atau berbentuk setengah lingkaran.

41 Didin Sirojuddin A.R, Mengenal Kaidah Khat „Araby (Jakarta: Darul Ulum Press, 2009), 38

(48)

Sebagian huruf-hurufnya diterangkan di atas garis, sebagian yang lainnya menukik batas-batas garis. Beberapa huruf naskhi tegak lurus dan sisanya melengkung.42

Gambar 2.5 Khat Naskhi 6) Khat Tsuluts

Kaligrafi ini adalah jenis khat yang paling gagah, mewah dan elegan. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk karya, dengan kepala meruncing dan kadang ditulis dengan gaya sambungan dengan bentuk yang kuat, dan keindahannya yang menarik.43 Dalam belajar khat tsuluts membutuhkan lebih banyak pengamatan, uji coba dan latihan tangan. Dalam latihan tsuluts gerakan-gerakan tangan diperlancar ada kalanya dengan mengolah gigi kalam, menggoreskan tepinya dan cara meliukkan tipis tebalnya. Cara mengajarnya dimulai dengan menampilkan huruf per huruf

42 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, 13 43 D. Sirojudin. A.R Seni Kaligrafi Islam,104

(49)

secara utuh dan maksimal, baik huruf tunggal, huruf sambung dan huruf lainnya.44

Gambar 2.6 Khat Tsuluts 7) Khat Kufi

Nama Kufi diambil bersamaan dengan nama sebuah kota yaitu Kuffah. Ciri-ciri pokok khat kufi sangat jelas, yaitu berukuran seimbang yang spesifik dengan sifat bersudut-sudut atau persegi mencolok, selain itu tulisan kufi memiliki sapuan garis vertikal pendek dan garis-garis horizontal yang memanjang dalam ukuran yang sama lebar sehingga tulisan tampak berbentuk empat persegi panjang.

Sapuan garis vertikal yang dibuat panjang sehingga melebihi garis-garis horizontalnya. namun, tetap harus ditekankan bahwa khat kufi adalah tulisan bersiku-siku.45

44 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi, 13 45 D. Sirojudin. A.R Seni Kaligrafi Islam, 45

(50)

Gambar 2.7 Khat Kufi

Dalam pembelajaran kaligrafi arab tidak selalu belajar dengan menulis menggunakan kalam, dan tinta. Ada pula pembelajaran yang dimulai dari dasar menggunakan bolpoin.

Sebelum memulai pembelajaran khat, pembelajaran kaligrafi dasar dapat dimulai dengan materi tahsinul kitabah. Dengan tujuan untuk memperbagus dan memperbaiki kaidah tulisan arab seseorang.46

Tahsin berarti perbaikan dan kitabah berarti menulis.

Tahsinul kitabah adalah menulis huruf-huruf hijaiyah dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan huruf yang baik dan benar. tahsinul kitabah al-i’tiyadiyah yaitu pembelajaran yang mengajarkan menulis huruf arab tidak berdasarkan urutan huruf hijaiyyah sebagaimana umumnya. Namun, berdasarkan kelompok huruf yang cara penulisannya sejenis, searah jarum jam, juga vertikal. Dengan tahsinul kitabah ini membuat pemahaman dalam menulis huruf arab menjadi lebih mudah

46Hamidi online. “Rahasia arah jarum jam dan metode menulis huruf arab”. 04 April, 2021.

https://hamidionline.net/rahasia-arah-jarum-jam-dan-metode-menulis-huruf-arab-2/

(51)

karena dikelompokkan berdasarkan karakteristik kepenulisannya.

Gambar 2.8 Tahsin Kitabah I’tiyadiyah c. Media Pembelajaran Kaligrafi Arab

Media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran merupakan media yang menyampaikan pesan atau informasi yang memuat maksud atau tujuan pembelajaran. Media pembelajaran sangat penting untuk membantu peserta didik memperoleh konsep baru, keterampilan dan kompetensi.47

Kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan media akan menunjang efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan perhatian siswa menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Pemilihan media tentunya disesuaikan dengan tujuan, materi, kemampuan dan

47 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, (Klaten : CV Tahta Media Group, 2021), 27

(52)

karakteristik peserta didik dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan akan tercapainya efisiensi dan efektifitas proses dan hasil dari kegiatan belajar mengajar tersebut.48

Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentu tidak akan digunakan seluruhnya secara bersamaan dalam kegiatan pembelajaran maka diperlukan pemilihan media pembelajaran yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu sebagai berikut :49

a) Audio, seperti : kaset audio, Telepon.

b) Cetak, misalnya : buku pelajaran, modul, dan gambar c) Audio visual gerak, contoh : video, televisi

d) Objek fisik, misalnya : benda nyata.

e) Manusia dan lingkungan, seperti : guru, pendidik, pustakawan.

f) Komputer, misalnya : pembelajaran berbasis komputer.

Media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan peserta didik untuk berpikir kritis, dengan menggunakan daya imajinasinya, kemampuan dan sikapnya dikembangkan lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya inovatif.

Media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media tersebut dapat menjangkau

48 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 111 49 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 86

(53)

peserta didik di tempat yang berbeda, dan dalam ruang lingkup yang tak terbatas pada waktu tertentu.50

Peranan media dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:51

1. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat pendidik menyampaikan pelajaran.

2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan yang akan dikaji lebih lanjut oleh para peserta didik dalam proses belajarnya.

3. Sumber belajar bagi peserta didik yang artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari baik secara individu atau kelompok.

Adapun media pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran kaligrafi (khat) adalah :52

1. Buku Cetak, buku yang di cetak dan di dalamnya berisi materi-materi untuk muhakah (ditiru), yaitu di atas garis yang telah di tentukan, di bawah materi yang sudah tertera.

Dimana dalam latihan itu di ulang dan dikoreksi hingga benar.

50 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 40 51 Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, 41

52 Ma’ruf Zariq, Kaifa Mu‟alim Al-Khat, ( Syuria : Dar Al-Fikri,1985), 130

(54)

2. Buku Cetakan Latihan, buku ini dibagikan kepada murid- murid dan bermacam-macam, ada beberapa buku khusus tergantung dari pencapaian materi pembelajarannya sendiri.

3. Materi Tentang Huruf, guru menjelaskan kepada murid ada huruf-huruf dalam khat yang berada di atas garis dan ada huruf-huruf yang berada di bawah garis.

4. Papan Tulis dalam Pembelajaran khat, di papan tulis guru harus menulis dengan kapur tulis berwarna putih, agar tulisannya jelas dan terbaca oleh murid, dan ini harus banyak diterapkan guru dalam pembelajaran khat sebagai penjelas materi yang belum diketahui dan belum dipahami. <

Gambar

Gambar 2.1 Khat Riq’ah  2)  Khat Diwani
Gambar 2.2 Khat Diwani  3)  Khat Diwani Jali
Gambar 2.4 Khat Ta’liq  5)  Khat Naskhi
Gambar 2.5 Khat Naskhi  6)  Khat Tsuluts
+7

Referensi

Dokumen terkait

Achmad Sodikul Faiq, 2022: konseling behavioral dalam meningkatkan minat belajar anak tunagrahita (studi kasus SLB Negeri Jember). Kata kunci: behavioral, minat