• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasih Sayang yang Setara Bagi Semua Anak

Dalam dokumen e-BinaAnak 2008 - MEDIA SABDA (Halaman 161-175)

e-BinaAnak 2008

161

e-BinaAnak 2008

162

berbeda, seorang anak yang egois yang tidak bisa percaya bahwa ia memerlukan Allah atau anak terabaikan yang sulit untuk percaya pada Kristus.

Perlakukan Anak Cacat Dengan Cara yang Sama

Anak cacat sering kali mendapat dua jenis perlakuan: sangat diperhatikan atau tidak diperhatikan sama sekali.

Saya dulu memunyai seorang teman yang memiliki saudara laki-laki yang menderita

"Down Syndrome". Setiap kali saya ke rumahnya, saya lihat orang tuanya sangat memerhatikan saudaranya. Meski teman saya nilai pelajarannya tinggi, mendirikan organisasi pelajar, dan mencoba membayar kuliahnya sendiri, serta terus berusaha menyenangkan orang tua dan saudaranya, ia tidak pernah mendapatkan pujian. Suatu ketika, ia tiba-tiba berhenti mencoba menyenangkan keluarganya dan terjun dalam dunia alkohol, yang pada akhirnya membawanya kepada maut.

Orang tuanya telah melakukan dua kesalahan. Pertama, mereka berpikir salah saat mereka merasa bersalah telah melahirkan anak yang cacat dan mereka berusaha menebus kesalahannya dengan memberikan perhatian yang luar biasa terhadap anaknya yang cacat. Kedua, bukannya bersyukur atas anaknya yang lain, memujinya atas prestasinya, dan menunjukkan betapa senangnya mereka memiliki anak

sepertinya, mereka malah jelas-jelas berpikir bahwa hal-hal tersebut tidak perlu

dilakukan karena dia adalah anak yang normal. Seharusnya mereka memberikan kasih sayang yang sama terhadap kedua anak mereka.

Dalam banyak keluarga yang memiliki anak yang cacat, tidak memberikan perhatian yang sama kepada anak itu juga sama tragisnya dengan situasi di atas. Keluarga- keluarga seperti itu menghindarkan atau menyembunyikan anak-anak yang cacat.

Anak-anak itu tidak diajak dalam foto bersama keluarga, disuruh untuk bersembunyi ketika ada tamu, diperlakukan seolah-olah mereka tidak ada dan diolok-olok.

Memperlakukan manusia, terutama anak Anda sendiri, dengan cara seperti itu adalah dosa. Anak yang cacat memerlukan penerimaan, kasih sayang, perhatian, dan

hubungan dengan Yesus Kristus seperti halnya orang-orang lain.

Ada banyak orang cacat yang menjadi berhasil dalam hidupnya. Salah satu sahabat saya dan Arlyne, buta. Sejak kecil, ibunya terus mengatakan bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu. Ibunya terus menanamkan dalam pikirannya bahwa ia dapat

melakukan segala sesuatu. Ibunya menyuruhnya untuk mengejar segala sesuatu yang ia inginkan. dan ia berhasil mendapatkannya dan akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Kami terkadang sulit untuk menyamainya.

Apa yang akan Anda lakukan saat memiliki anak yang cacat? Bersyukurlah atas mereka. Penuhi segala kebutuhannya sebisa mungkin. Kemudian lakukan apa pun yang Anda mampu untuk membantu anak itu mengatasi kecacatannya. Perlakukan ia dengan cara yang sama seperti Anda memperlakukan anak-anak yang lain. Allah

e-BinaAnak 2008

163

memandang anak itu sebagai anugerah. dan begitu juga seharusnya orang tua dan saudara-saudaranya.

Bahkan jika kecacatannya sangat parah, dan anak itu perlu dirawat di rumah sakit khusus -- terus rawat dia dan tunjukkan bahwa Anda mencintainya sebagai salah satu anak Anda.

Oh, Sayang!

Pastikan Anda tidak pernah membiarkan kelahiran seorang bayi baru membuat anak yang lain menjadi seperti warga rumah kelas kedua. Cintai bayi itu. Biarkan semua orang merasa gemas pada bayi baru itu. Namun, sertakan seluruh keluarga dalam membesarkan bayi itu. Katakan pada setiap tamu yang datang ke rumah hal-hal baik yang dilakukan anak-anak Anda yang lebih tua. Biarkan teman-teman Anda tahu bahwa kehadiran anak yang lebih tua sangat membantu Anda.

Sering-sering jugalah untuk mengatakan kepada sang bayi betapa ia beruntung

memiliki saudara-saudara yang baik. Katakan pada anak yang lebih tua betapa penting dirinya bagi si bayi. Perlakukan anak-anak Anda dengan cara yang sama.

Anak-Anak Tidak Memilih Jenis Kelamin Mereka

Mohon dipastikan, adalah Allah, bukan anak-anak, yang menentukan apakah mereka lahir dengan kelamin laki-laki atau perempuan.

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku." (Mazmur 139:13)

Jangan pernah katakan bahwa mereka bukanlah jenis kelamin yang Anda inginkan.

Allah yang menentukan jenis kelamin anak Anda. Jangan pernah paksa anak

perempuan untuk melakukan hal-hal yang berbau laki-laki (yakni, sepak bola, bela diri, olah raga berat). dan jangan paksa anak laki-laki untuk melakukan hal-hal yang berbau perempuan (bermain boneka, merajut, dan semacamnya). Pemaksaan seperti itu tidak akan membuat anak Anda menjadi lebih sensitif dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Anda melanggar semua perintah Allah jika Anda melakukan hal seperti itu.

Hal itu bukan berarti bahwa perempuan yang tomboi atau laki-laki yang suka sepak bola, ternyata suka menjahit, adalah suatu masalah. Saya hanya ingin menekankan bahwa laki-laki itu ya laki-laki dan perempuan ya perempuan. Allah yang menciptakan mereka. Biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri.

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)

Bantu anak-anak Anda mengembangkan "talenta dan bakat" mereka -- minat mereka sendiri. Anda mungkin membesarkan anak-anak yang mau menjadi pilot atau ahli ilmu

e-BinaAnak 2008

164

hewan. Saat Anda membantu mereka menemukan bidang minat mereka, mereka akan menjadi semakin terpuaskan serta menemukan tantangan yang sebenarnya dan tujuan hidup, atau mungkin saja mereka mengubah bidang minat mereka.

Salah satu hal terbodoh yang orang lakukan adalah bertanya pada seorang wanita hamil, "Apa yang kamu inginkan, laki-laki atau perempuan?" Jawaban satu-satunya yang bijaksana untuk pertanyaan seperti itu adalah "ya"!

Mengapa Anak-Anak Dalam Sebuah Keluarga Sering Kali Nampak Begitu Berbeda?

Dr. Roger Sperry memenangkan hadiah Nobel dalam bidang obat-obatan dan fisiologi pada 1981 karena menemukan fungsi otak yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan. Dalam masa 16 dan 26 minggu kehamilan, sebuah fenomena terjadi pada bayi laki-laki dalam 80% masa tersebut, yang tidak terjadi pada bayi perempuan. Dua jenis zat kimia dikeluarkan dari "Corpus Callosum" (kumpulan serat-serat yang

menghubungkan otak kiri dan otak kanan). Hal ini membuat otak kiri bayi laki-laki (yang tangan kanannya lebih dominan) lebih dominan sejak dalam kandungan. Perempuan (dan kebanyakan laki-laki kidal) tidak mengalami hal seperti itu. Maka dari itu,

perempuan (dan kebanyakan laki-laki kidal), otak kiri dan otak kanannya bekerja dengan sama baiknya.

Fenomena tersebut memengaruhi segala sesuatu dalam hal ingatan detail (kebanyakan istri ingat warna-warna yang digunakan dalam pesta pernikahan mereka meski hal tersebut sudah lama berlalu -- kebanyakan suami tidak ingat apa warna mata istri

mereka!) dan fakta bahwa wanita lebih mudah menjalin hubungan dan lebih memikirkan sesama. Pria cenderung lebih memikirkan benda -- mereka jauh lebih tertarik pada kolam pancing, sepak bola, dan seperangkat televisi.

Talenta seni dan bermusik sering kali ada pada orang-orang yang otak kanannya lebih dominan. Delapan puluh lima persen artis dan musisi pria kelas dunia adalah kidal!

Selain karena perbedaan fungsi otak tersebut, setiap anak itu unik dan adalah individu yang penting dalam rencana Allah. Orang tua yang memahami hal itu kemudian

membesarkan dan menerima setiap anak mereka dengan cinta sejati dan disiplin, hampir selalu memiliki anak-anak yang kelak menjadi berhasil. (t/Dian)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:

Judul buku: Kids Are a Plus

Judul artikel: What Does Your Kid Really Need Penulis: Ray Mossholder

Penerbit: Creation House, USA 1994 Halaman: 126 -- 130

e-BinaAnak 2008

165

Bahan Mengajar: Materi Pelajaran Kelas Bayi September 2005: Aku Bertumbuh Seperti Yesus

Tujuan:

1. Anak menyadari bahwa dirinya sedang bertumbuh/bertambah besar.

2. Anak mau membaca Kitab Suci (melalui gambar dengan bantuan orang tua) dan berdoa di rumah.

Lagu Tema:

Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari Aktivitas:

4 September 2005 : Menanam biji kacang hijau (dibawa pulang)

11 September 2005 : Koleksi foto anak-anak mulai bayi hingga sekarang 18 September 2005 : Tuhan Yesus juga bertumbuh mulai bayi hingga dewasa 25 September 2005 : "When I grow up" (cita-citaku)

Dekorasi:

1. Foto/gambar bayi, anak kecil, anak besar, remaja, hingga dewasa.

2. Gambar Tuhan Yesus, sejak bayi hingga dewasa.

3. Gambar keluarga Tuhan Yesus.

4. Gambar Alkitab, anak sedang membaca Alkitab, anak sedang berdoa.

5. Gambar berbagai profesi/pekerjaan.

Permainan dan alat peraga:

1. Perpustakaan -– buku-buku tentang Tuhan Yesus, pertumbuhan anak, dan beragam pekerjaan.

2. Bayi dan perlengkapannya (boneka bayi, botol, dot, mangkuk dan sendoknya, dll.).

3. Alkitab bergambar, Alkitab LAI untuk dewasa.

4. Gambar-gambar untuk diwarna (gambar bayi, anak, dan beragam profesi).

5. Permainan "when I grow up" (dokter-dokteran, pertukangan, "building blocks", dan perlengkapan kostum untuk bermain peran, cermin).

6. Sudut pertukangan (carpenter) dan gambar Tuhan Yesus sedang membantu ayahnya bekerja.

Penjelasan:

Setiap Minggu, anak akan mengikuti susunan acara yang sama, tapi dengan pusat aktivitas yang berbeda. Tema sama selama satu bulan akan dibagi menjadi 4 -- 5

e-BinaAnak 2008

166

subtema setiap minggunya. Setiap bulan selalu ada satu lagu tema yang dinyanyikan terus.

Rancangan susunan acara kebaktian anak kelas bayi:

08.30 -– 08.45 : Bermain bebas

08.45 -– 09.00 : Pujian pembukaan, Doa pembukaan, Pujian 09.00 –- 09.15 : Lagu Tema, Pusat Aktivitas

09.15 -– 09.45 : Sudut Aktivitas

09.45 –- 10.00 : Membereskan mainan, Persembahan, Lagu Tema, Doa penutup 4 SEPTEMBER 2005

Pusat Aktivitas: Menanam Kacang Hijau

Bahan yang disediakan: gelas es krim plastik, air, kapas, dan kacang hijau secukupnya.

Guru mengajak (dan membantu) anak menanam kacang hijau. Guru meminta anak menyiram kacang hijau setiap hari dan melihat pertumbuhannya.

Sudut Aktivitas:

1. Perpustakaan mini.

Sediakan buku-buku tentang tubuh manusia, makanan yang sehat, cerita Tuhan Yesus sewaktu bayi dan anak-anak.

2. Bermain peran (role play).

Sediakan cermin dan berbagai kostum orang dewasa untuk dikenakan oleh anak.

3. Mengukur tinggi dan berat badan anak.

Sediakan "growth chart" dan timbangan, minta anak berdiri untuk diukur tinggi dan ditimbang berat badannya.

Pesan hari ini adalah setiap anak bertumbuh. Untuk mengenalkan konsep tumbuh, anak bereksperimen dengan menanam kacang hijau, dan diberi tugas untuk mengamati pertumbuhannya selama satu minggu dengan merawat dan memeliharanya.

11 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas:

Membandingkan foto anak waktu bayi dan saat ini.

Seminggu sebelumnya, mintalah orang tua untuk membawa foto anak waktu masih bayi dan fotonya yang terbaru. di kelas sekolah minggu, ajak anak untuk melihat dan

membandingkan foto dirinya sewaktu masih bayi dan waktu "sudah besar" tersebut.

e-BinaAnak 2008

167

Ajak juga anak untuk melihat gambar Yesus sewaktu masih bayi dan waktu sudah dewasa.

Sudut Aktivitas:

1. Merawat bayi.

Sediakan berbagai perlengkapan bayi, seperti botol, dot, boneka bayi, tempat mandi, mangkuk, sendok, dan lain-lain. Ajak anak untuk memeragakan

bagaimana merawat bayi.

2. Keterampilan tangan.

Sediakan gambar bayi dan anak yang "sudah besar", minta anak untuk

mewarna/mengecap/menempel stiker di atasnya. Bisa juga dengan mengurutkan gambar mulai bayi hingga dewasa. Minta anak-anak untuk menjiplak tangan mereka sendiri di atas sebuah kertas karton berwarna, lalu gunting. Tempel foto mereka sewaktu bayi dan yang paling baru di atas karton bentuk tangan tersebut.

3. "Growth chart" (kartu pertumbuhan) dan timbangan.

Minta anak untuk membandingkan siapa yang paling tinggi dan paling berat di antara mereka.

4. Perpustakaan mini.

Pesan hari ini adalah Yesus juga pernah bertumbuh dari bayi hingga dewasa. Saya ingin bertumbuh besar seperti Yesus.

18 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas:

Pertukangan

Ceritakan pada anak bahwa ayah Yesus bekerja sebagai tukang kayu dan sejak kecil Yesus rajin membantu ayah-Nya. Ajak anak bermain peran sebagai Yesus kecil yang sedang membantu ayahnya membuat perabot dari kayu. Sediakan permainan bongkar- pasang dari kayu (toolbench, "hammer set", dan lain-lain).

Sudut Aktivitas:

1. Di dapur.

Sediakan berbagai peralatan dapur dan ajak anak untuk misalnya,

mempersiapkan sarapan sendiri (dari roti tawar diberi mentega dan gula atau lainnya yang sederhana sehingga anak bisa melakukannya dengan seminim mungkin bantuan dari orang dewasa).

2. Di kamar tidur.

Sediakan berbagai perlengkapan tidur, seperti piyama, selimut, bantal, guling, dan lain-lain. Kemudian, minta anak menata sendiri tempat tidurnya, melipat selimut, dan lain-lain.

3. Perpustakaan mini.

e-BinaAnak 2008

168

Pesan hari ini adalah saya "sudah besar" dan saya bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh para bayi. Saya ingin seperti Yesus yang rajin membantu orang tua.

25 SEPTEMBER 2005 Pusat Aktivitas:

"When I Grow Up" (ketika aku bertumbuh).

Sediakan berbagai gambar orang dengan berbagai profesi. Ceritakan pada anak bahwa orang-orang dewasa tersebut semuanya bekerja untuk menjadi berkat bagi orang lain, dan Tuhan Yesus senang bila kita bisa menolong orang lain yang membutuhkan.

Misalnya, pendeta dan misionaris, "song leader" dan pemimpin koor, guru, dokter, arsitek, dan lain-lain.

Sudut Aktivitas:

1. Bermain peran/role play.

Sediakan kostum dan peralatan dari berbagai profesi.

2. Keterampilan tangan.

Sediakan gambar untuk diwarna atau menempel dan pekerjaan tangan lainnya.

3. Perpustakaan mini.

Pesan hari ini adalah saya mau tumbuh menjadi orang dewasa yang menyenangkan hati Tuhan Yesus. Yesus ingin saya membantu orang lain yang membutuhkan.

) Bahan ini merupakan arsip dari Materi Kelas Bayi GKI Beringin Semarang dan GKT Semarang.

Diambil dari:

Nama situs: Indonesia-educenter.net Penulis: Meilania

Alamat URL: http://indonesia-

educenter.net/index.php?option=com_content&task=view&id=185&Itemid=128

Warnet Pena: Blog Seputar Anak dan Ayah Bunda di SABDA Space

http://www.sabdaspace.org/kategori/anak

http://www.sabdaspace.org/kategori/ayah_bunda

Ingin mendapatkan opini-opini ringan, segar, namun layak untuk diperhitungkan sebagai bacaan berbobot Anda? Silakan kunjungi blog-blog seputar anak dan ayah bunda

dalam komunitas blogger Kristen, SABDA Space, yang dapat memberikan wawasan baru bagi para pembacanya. Berikut beberapa blog yang dapat disimak.

e-BinaAnak 2008

169 Melatih Anak untuk Peka

http://www.sabdaspace.org/melatihi_anak_untuk_peka Mengasuh Anak adalah Pelayanan Terpenting

http://www.sabdaspace.org/mengasuh_anak_adalah_pelayanan_terpenting Guru Kencing, Murid ....

http://www.sabdaspace.org/guru_kencing_berdiri_murid Dunia Anak:

Sebuah Keajaiban

http://www.sabdaspace.org/dunia_anak_sebuah_keajaiban

Jika Anda tertarik menjadi bagian dari komunitas blogger Kristen, SABDA Space, silakan daftarkan diri Anda dan jadilah bagian dari orang-orang yang selalu rindu menyuarakan aspirasinya demi kemuliaan nama Tuhan.

Oleh: Davida (Redaksi)

Mutiara Guru

Jika kita menerima setiap anak apa adanya mereka, maka mereka pun akan menerima kita apa adanya, dan tidak mencari penerimaan dari pihak lain yang

mungkin akan menjerumuskan mereka.

e-BinaAnak 2008

170

e-BinaAnak 377/Maret/2008: Kebutuhan Anak untuk Dicintai

Salam dari Redaksi

Shalom,

Tidak sedikit para mantan pecandu narkotika yang memberikan kesaksian bahwa awal mula mereka terjerumus menggunakan barang terlarang itu karena tidak adanya

perhatian dan kurangnya cinta dari keluarga mereka. Akhirnya, kebutuhan untuk dicintai yang mereka rindukan tersebut didapatkan dari teman-teman mereka, yang pada

akhirnya justru memberikan pengaruh buruk bagi diri mereka.

Apakah kita ingin hal tersebut terjadi pada anak-anak yang telah Tuhan percayakan untuk kita didik dan asuh? Tentu saja tidak, bukan? Anak benar-benar merupakan pribadi yang unik, yang memerlukan perhatian khusus dari orang tua maupun

pendidiknya. Yesus telah terlebih dahulu memberikan teladan bagaimana seorang anak harus diperlakukan sehingga mereka akan selalu merasa dikasihi. Saat para murid memarahi anak-anak yang ingin datang kepada Yesus, Dia justru menyuruh anak-anak itu mendekat, Dia menyentuh, bahkan memberikan pelukan kasih kepada setiap anak.

Saat ini, yang Dia inginkan adalah agar melalui setiap pendidik, baik itu orang tua maupun guru, anak-anak dapat merasakan kasih-Nya. Oleh karena itu, kita semua bertugas memenuhi kebutuhan rasa cinta yang sangat diperlukan oleh setiap anak.

Simaklah dua artkel dalam edisi e-BinaAnak minggu ini, yang berisi tentang bagaimana orang dewasa dapat memenuhi kebutuhan anak akan rasa cinta tersebut. Jangan lupa, bagi para guru sekolah minggu, ada aktivitas khusus yang dapat membawa anak melihat bahwa mereka adalah pribadi yang istimewa di mata Tuhan.

Kami mengajak Anda untuk menuliskan opini dalam bentuk artikel, blog, maupun komentar-komentar Anda mengenai kebutuhan anak atau wacana lain seputar dunia anak dalam "Network Anak" di situs In-Chris.Net <http://www.in-

christ.net/komunitas_umum/network_anak>.

Selamat melayani dan kasihilah anak-anak layan Anda dengan kasih Kristus!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana

Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)

<http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+29:17 >

e-BinaAnak 2008

171

Artikel: Menuai Apa yang Anda Tabur

Untuk menuai buah kasih, Anda harus terlebih dahulu menabur benih kasih. Banyak benih kasih mungkin ditaburkan dengan penuh pengorbanan, namun pada saatnya tiba untuk menuai buah kasih itu, pengorbanan tidak akan dirasakan lagi. Lagipula, semua pencapaian berharga dalam hidup memerlukan pengorbanan. "Benih-benih kasih"

berarti totalitas Anda dalam mendidik anak Anda selama beberapa tahun menabur sebelum Anda menuai hasilnya.

Mendengarkan

Bagaimana Anda mendengarkan anak Anda, menyiratkan beberapa hal kepadanya.

Cara Anda mendengarkan akan menyiratkan, "Jangan ganggu aku; Aku sibuk sekali,"

atau, "Aku punya waktu untuk mendengarkan apa yang kamu sudah pernah katakan."

Perkataan yang pertama akan membuat anak Anda semakin tenggelam dalam

kesepian, dan ia akan mulai berpikir bahwa ia adalah gangguan dan tak terlalu penting untuk didengar atau diperhatikan. Perkataan yang kedua akan membuat anak Anda merasa dihormati, dianggap penting, dan pantas didengar. Paul Tournier, seorang penulis dan dokter terkemuka dari Swiss, mengatakan, "Kebutuhan manusia untuk didengarkan adalah sesuatu yang sangat penting."

Ada dikatakan bahwa untuk bisa mendengarkan dengan baik, diperlukan dua hal, yaitu konsentrasi dan pengendalian. Mendengarkan yang baik melibatkan daya konsentrasi untuk mendengarkan apa yang dikatakan, apa yang tidak dikatakan atau apa yang ia

"tutupi", dan apa yang sebenarnya ingin diutarakan. Mendengarkan juga memerlukan pengendalian untuk tidak bereaksi atau bereaski secara berlebihan dan menyela atau mengkritik apa yang dikatakan.

Kemampuan Anda mendengarkan akan membantu dalam mengevaluasi nilai kata-kata Anda sendiri, karena banyak dari apa yang anak-anak katakan merupakan refleksi perkataan Anda.

Komunikasi

Anda akan memerlihatkan persetujuan atau kritik, kasih atau penolakan, melalui bagaimana Anda berbicara kepadanya. Nada suara Anda, tatapan mata Anda, dan bagaimana Anda menyentuhnya akan mengungkapkan maksud hati Anda dengan lebih jelas daripada apa yang keluar dari mulut Anda.

Seorang ayah yang bersedia mengutarakan kebenaran spiritual terhadap keluarga, sangat dibutuhkan. Dalam rumah di mana tidak ada figur ayah, atau seorang ayah tidak mau mengajarkan kebenaran alkitabiah, ibulah yang harus menjalankan tanggung jawab tersebut. Anak yang diberkati adalah anak yang dibesarkan dalam sebuah rumah di mana ia cukup dikasihi dan ada seseorang yang peduli untuk memberinya dasar kebenaran sebagai pegangan hidupnya.

e-BinaAnak 2008

172

Kami sangat terkesan dengan apa yang kami lihat di salah satu gereja lokal di Florida.

Pada penutupan seminar yang kami adakan di gereja itu, pendeta mengajak para ayah yang memimpin renungan keluarga minggu sebelumnya untuk maju ke depan dan mengadakan pertemuan singkat. Saya melihat lebih dari tiga ratus pria maju ke depan untuk bertemu dengan pendeta selama 10 atau 15 menit. Hal itu bukanlah

pemandangan umum yang sering terjadi, dan saya sangat penasaran. Saat pendeta selesai, saya bertanya bagaimana ia bisa membuat para pria memimpin renungan dalam keluarganya. Ia menjelaskan bahwa enam bulan sebelumnya, ia menyadari bahwa tidak satu pun pria di gerejanya yang mengomunikasikan kebenaran Injil kepada keluarganya, jadi pada suatu Minggu malam, ia meminta pria yang memimpin renungan keluarga minggu sebelumnya untuk maju ke depan. Hanya ada dua puluh orang yang maju. Pada minggu berikutnya, ia melakukan hal yang sama. Satu-satunya syarat agar para pria tersebut bisa mengikuti pertemuan yang di dalamnya ada instruksi, inspirasi, dan dorongan, adalah memimpin renungan keluarga seminggu sebelumnya. Mereka tidak berkomitmen untuk melakukannya atau pun menunjukkan niat baik untuk melakukannya; mereka menghadiri pertemuan itu karena mereka telah memimpin renungan dalam keluarga mereka. Enam bulan kemudian, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari tiga ratus pria yang mengomunikasikan kebenaran spiritual pada keluarganya setiap harinya. Gereja dan komunitas itu telah benar-benar menuai manfaat dari sebuah komunikasi yang efektif.

Mendisiplin

Hal ini adalah salah satu benih yang penting untuk ditabur. Disiplin dan kasih tidak boleh dipisahkan karena kedua hal itu melibatkan hubungan antara orang tua dan anak.

Harus ada kasih dan kedisiplinan yang seimbang dari kedua orang tua. Kita dapat melihat contohnya pada Esau dalam Kejadian 25-27. Ia tidak didisiplinkan dan dikasihi hanya oleh satu orang tua. Mereka menuai apa yang telah mereka tabur. Kejadian 26:35 mengatakan bahwa Esau dan istrinya "menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan Ribka".

Saat disiplin diterapkan dengan benar, maka akan ada kestabilan dalam keluarga.

Anak-anak perlu memahami peraturan keluarga karena peraturan akan memberikan rasa aman bagi anak-anak saat mereka melakukan segala tindakan yang tidak melanggar peraturan tersebut. Disiplin yang baik berperan sebagai pagar sehingga anak-anak tahu sebatas mana mereka dapat pergi.

Baru-baru ini, saya menemui hal yang sangat menghibur saat kami bepergian ke Afrika.

Saya mengamati bahwa ternyata binatang memiliki naluri disiplin yang baik. Kami berkendara melewati alam liar di Kenya sampai pada akhirnya kami tiba di sebuah penangkaran gajah yang sangat luas. Saat kami menyusuri jalan untuk melihat

beberapa gajah yang mendekati kami, seketika itu juga kentara jelas mana induk dan mana anak. Sang induk gajah memiliki naluri bahwa kami berpotensi membahayakan anaknya dan kemudian mengisyaratkan anaknya agar tetap bersama kawanan gajah yang lain. Sang anak gajah tidak mau menurut dan ingin terus mendekat kepada kami.

Sang induk mengendusnya untuk mendapat perhatian dan si anak dengan sopan

Dalam dokumen e-BinaAnak 2008 - MEDIA SABDA (Halaman 161-175)