• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperlengkapi Diri Untuk Mendapatkan Perhatian Perhatian

Dalam dokumen e-BinaAnak 2008 - MEDIA SABDA (Halaman 61-68)

Tulisan blog Peter Mead, "Eyes May Be Looking, But Are Ears Listening?",

<http://biblicalpreaching.wordpress.com/2007/12/03/eyes-may-be-looking-but-are-ears- listening/> mengingatkan saya pada video seri Howard Hendricks "The Seven Laws of the Teacher". Dr. Hendricks adalah orang yang tidak bisa membiarkan seseorang yang tidak memberikan perhatian saat berada di kelasnya. Ia menerapkan pada dirinya sendiri apa yang harus dilakukan supaya murid-muridnya tetap tertarik dan terlibat di kelasnya.

Dalam blog milik Glenn, dia menunjukkan tiga cara ampuh yang dapat dilakukan oleh para guru sekolah minggu supaya dapat menarik dan memertahankan perhatian murid- muridnya. Ketiga cara itu ditulis dalam huruf kapital diikuti dengan komentar saya berikut ini.

1. Kita harus merencanakan suatu pesan atas perhatian itu.

Ya, pesan itu harus diawali dengan persiapan. Dimulai dengan doa, pembelajaran Alkitab yang tekun, dan kemudian menyatukannya dengan rencana pelajaran yang dengan sengaja ditujukan pada kebutuhan untuk menarik dan memertahankan perhatian murid. Pelajaran harus dimulai dengan menarik perhatian dan hati para murid di kelas Anda dan pada pelajaran

sepanjang hari itu. Cara-cara itu bisa berupa kesaksian, cerita, pertanyaan- pertanyaan, permainan yang dapat mengalihkan perhatian murid dari

kegiatannya kepada kegiatan Tuhan dan kepada pemimpin pelajaran Alkitab hari itu.

2. Kita harus peka terhadap pendengar kita.

Seorang guru akan sangat terbantu bila mengenal murid-muridnya. Pengenalan ini memampukan guru mengenali gaya belajar dari para muridnya. Hal ini

memampukan guru untuk menggunakan ilustrasi yang menarik perhatian dan imajinasi murid-muridnya dengan menghubungkannya kepada hal-hal yang membuat mereka senang. Hal ini bisa dimulai dengan melakukan kunjungan ke rumah, kunjungi murid-murid Anda di "daerah kekuasaan mereka". Makan bersama juga bisa membantu. Meluangkan waktu bersama sebelum, setelah, dan antar kelas adalah penting. Tetapi yang lebih penting adalah saat bermain daripada persiapan. Peka terhadap para murid juga berarti guru harus

memberikan perhatian kepada para murid selama pelajaran dan harus diperhatikan saat perhatian itu mulai berkurang. Guru harus peka terhadap tanda-tanda nonverbal (bahasa tubuh dan ekspresi wajah) yang menunjukkan perhatian atau kurangnya perhatian.

3. Kita harus responsif terhadap situasi.

Seorang guru yang baik akan secara rutin memerhatikan setiap anak yang ada di kelasnya, apakah mereka masih menyimak ataukah sudah saatnya mengganti cara penyampaian pelajaran maupun kegiatan demi mendapatkan kembali perhatian mereka. Bila rencana tidak dapat dijalankan, guru harus mengganti dengan strategi lain yang telah disiapkan sebelumnya. Guru memiliki keinginan

e-BinaAnak 2008

62

untuk melihat perubahan hidup yang terjadi dalam kehidupan murid-murid mereka. Itu berarti mereka harus bertemu Tuhan melalu firman-Nya, dan bila perhatian anak-anak tidak dalam ruang kelas, guru harus melakukan sesuatu untuk mengembalikan perhatian murid-muridnya. Seperti memanggil nama anak itu, mendekati murid itu, memberikan pertanyaan, mengubah volume suara (bahkan mungkin berbisik), membagi anak-anak ke dalam kelompok kecil, atau apa saja. Glenn mengingatkan bahwa memotong pembicaraan/mengalihkan perhatian bisa saja terjadi, dan kadang-kadang cara terbaik yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan mengabaikannya. di waktu yang lain, perlu melakukan variasi untuk bisa menarik kembali perhatian murid-murid Anda.

Bila Anda menyiapkan pelajaran Anda dengan disertai doa, ingatlah tiga tips untuk menarik dan memertahankan perhatian murid Anda ini, yaitu rencana, peka, dan responsif. Jangan biarkan perhatian itu hilang. Segera dapatkan kembali perhatian mereka. Mengajarlah untuk mengubah hidup. Lakukan pembaharuan! (t/Ratri) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:

Nama situs : Sunday School Revolutionary!

Judul asli artikel: Sunday School Teacher, You Are in Charge of Keeping Your Learners' Attention!

Penulis : tidak dicantumkan Alamat URL :

http://www2.kybaptist.org/kbc/blogs/ssrb.nsf/dx/01052008020031PMWEBQAV.htm

Warnet Pena: Informasi Buku Pendidikan Guru Sekolah Minggu: Penerbit Gandum Mas

==> http://www.gandummas.com/bhn_sm/pendidikan_pekerja_sm.htm

Untuk memperlengkapi diri dalam pelayanan anak, tentu saja dibutuhkan sumber- sumber bahan yang dapat memerkaya wawasan dan pengetahuan kita. Buku

merupakan salah satu sumber yang begitu kaya dengan informasi. Dalam situs Penerbit Gandum Mas ini, ditawarkan banyak sekali buku-buku perlengkapan untuk guru sekolah minggu. Tentu saja isinya hanyalah informasi mengenai buku-buku tersebut. Isi situs ini bukan hanya katalog buku-buku cerita sekolah minggu berbagai usia saja, tetapi ada juga informasi buku-buku pendidikan untuk guru sekolah minggu. Anda dapat melihat informasinya di menu Pendidikan Pekerja Sekolah Minggu. Segera saja kunjungi situs ini untuk mendapatkan informasi mengenai buku-buku bermutu seputar pelayanan sekolah minggu.

Oleh: Redaksi (Davida)

e-BinaAnak 2008

63

Mutiara Guru

Pelatihan bagi guru diberikan supaya dapat memberikan pendidikan yang benar kepada anak-anak. Guru yang terlatih dapat mengajar murid-muridnya dengan

cara yang lebih profesional.

e-BinaAnak 2008

64

e-BinaAnak 368/Februari/2008: Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah

Salam dari Redaksi

Salam kasih,

Bulan Februari dikenal sebagai bulan kasih sayang. Sebuah kesempatan yang baik untuk secara khusus mengekspresikan kasih dan sayang kepada orang-orang di sekeliling kita. Akan tetapi, bagi orang percaya, menunjukkan kasih harus terus dilakukan sepanjang kehidupan kita, karena kasih adalah hukum yang utama dan terutama yang diajarkan oleh Yesus. Hal ini wajib pula kita ajarkan kepada anak-anak layan kita.

Untuk itu, di edisi khusus bulan kasih sayang ini, kami akan bagikan kepada para pelayan anak tentang bagaimana kita dapat mengajar anak untuk mengasihi. Berikut topik-topik yang dapat Anda simak sebulan ini.

1. Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah

2. Mengajar Anak untuk Mengasihi Firman Tuhan 3. Mengajar Anak untuk Mengasihi Sesama

4. Mengajar Anak untuk Mengasihi Alam Ciptaan-Nya

Topik "Mengajar Anak untuk Mengasihi Allah" kami jadikan sebagai sajian pembuka di bulan ini. Hal ini sangat penting untuk anak layan kita karena mengasihi Allah adalah dasar utama kita membangun kasih di dalam kehidupan anak sendiri. Nah, selamat menyimak sajian kali ini, dan selamat mengajarkan kasih kepada anak layan Anda.

Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka

yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

<http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+8:28 >

e-BinaAnak 2008

65

Artikel: Mengajar Anak Untuk Mencintai Yesus

Saya sangat yakin bahwa kita harus mulai mengajar anak untuk mencintai Tuhan sejak ia lahir. Ada beragam kesempatan untuk mengajarinya melalui kegiatan sehari-hari yang kita lakukan bersamanya.

Bayi itu suka musik. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengenalkan mereka pada Yesus selain memujikan kidung sederhana tentang-Nya. Saya perhatikan, bayi, bahkan pada minggu-minggu pertama usianya, berhenti menangis saat mereka mendengar kidung pujian, seperti "Jesus Loves Me, This I Know", atau "I Am Jesus Little Lamb".

Roh Kudus datang dan membuat mereka nyaman saat kita memuji-Nya. Saat mengganti popok adalah peluang yang bagus untuk bersenandung dan bercerita mengenai Tuhan kita. Setelah suami saya selesai berdoa untuk bayi kami menjelang tidur, kami memutar musik Kristen yang lembut dan menyejukkan untuk mengiringi tidurnya. Album nina bobok milik Michael Card, "Sleep Sound in Jesus", merupakan musik favorit kami.

Saat anak saya masih bayi, saya sering bersaat teduh sambil berjalan mondar-mondir.

Saya bersaat teduh sambil menggendongnya. Saat itu bayi akan melihat dan mendengar ibunya memuji Tuhan. Ia akan melihat dan mendengarkan dengan saksama. Dengan demikian si bayi telah belajar berkomunikasi dengan Tuhan. Saya melakukan hal itu selama saya masih nyaman menggendongnya. Pada usia sembilan bulan, anak perempuan kami selalu kegirangan saat saya bertanya kepadanya,

"Maukah kamu berdoa bersama Ibu?"

Pada saat usia bayi enam bulan, saya membantu bayi untuk mulai berdoa. Saya menyuruhnya untuk berdoa dalam hati saat saya mengucapkan doa saya. Saya memanjatkan doa pujian dan ucapan syukur untuknya, seolah-olah ia sendiri yang berdoa. Saya juga memohon berkat dan perlindungan baginya. Anak kami menyukai hal itu, dan hal itu jelas mengajar mereka tentang bagaimana berdoa. Kami juga membantu anak-anak kami mengucap syukur atas makanan yang tersedia saat mereka mulai bisa makan makanan padat.

Kami memiliki beberapa gambar Yesus di rumah, yang kita tunjukkan pada bayi kami sambil kami menceritakan kisah Alkitab. Kami menjelaskan pada mereka bahwa Yesus mencintai mereka dan menyediakan segala keperluan kita. Kami memberitahu mereka bahwa Tuhan menciptakan mereka dan menganugerahkan mereka pada kami sebagai suatu anugerah yang terindah. Bagaimana mungkin seorang anak kecil tidak mencintai Yesus setelah mengetahui bahwa Yesus terlibat dalam segala sesuatu yang baik dalam kehidupan mereka?

Saat hari Minggu dan Rabu, kami akan mengatakan pada bayi kami, "Kita akan ke gereja hari ini! Pasti menyenangkan, bukan? Kita akan memuji Tuhan bersama-sama orang-orang yang juga mencintai Yesus!" Kami mengajak anak kedua kami ke gereja daripada menitipkannya di penitipan anak. Apa yang kami lakukan itu sangat

memberkati kami sebagai keluarga. Anak kami dapat belajar dengan cepat bagaimana

e-BinaAnak 2008

66

bersikap yang baik di gereja dan mereka juga mempelajari banyak hal melalui penyembahan.

Pada saat anak kami menginjak usia satu tahun lebih, saya akan membacakan kisah Alkitab pendek untuknya. Kami juga membacakan mereka kisah Alkitab secara langsung saat mereka berusia sekitar delapan belas bulan. Anak perempuan kami biasanya mau untuk duduk diam dan mendengarkan, namun anak perempuan kami yang kedua agak susah, jadi kadang-kadang kami membiarkan mereka mewarnai suatu gambar sambil kami membacakannya kisah Alkitab.

Penting untuk sedikit demi sedikit membantu anak kita untuk dapat berdoa dan

membaca Alkitab sendiri. Kita dapat memulai membantu mereka dengan berdoa bagi mereka, kemudian mendorong mereka mengucapkan doa mereka sendiri, memberi mereka petunjuk dan ide tentang bagaimana berdoa, sampai akhirnya mereka sanggup berdoa secara pribadi dan menyediakan waktu untuk belajar Alkitab sendiri. Kedua anak kami mulai berdoa tanpa bantuan kami saat mereka berusia sembilan tahun.

Bahkan setelah anak dapat berdoa sendiri, berdoa dan membaca Alkitab bersama sebagai keluarga masih merupakan hal penting yang harus dilakukan.

Saya dan suami saya lebih suka menggunakan Alkitab King James Version. Kami membaca Alkitab versi itu saat kami membaca Alkitab bersama, saat kami mempelajari Alkitab untuk keperluan sekolah, dan untuk menghafal ayat Alkitab. Saya merasa bahwa sangat penting untuk mengenalkan anak kami dengan Alkitab KJV dan menghafal ayat-ayatnya -- versi Alkitab yang digunakan jutaan orang di negara

berbahasa Inggris. Ada banyak kutipan dan referensi KJV di literatur klasik. dan anak yang sejak dini diperkenalkan dengan KJV akan memiliki banyak perbendaharaan kata dan kemampuan untuk dengan mudah membaca karya-karya literatur klasik yang menantang. Kami telah meluangkan waktu untuk menjelaskan kata-kata dan ekspresi- ekpresi kuno sehingga mereka akan dapat memahami KJV dengan lebih baik. Namun demikian, kami mengizinkan mereka jika mereka ingin membaca terjemahan Alkitab versi lain untuk bacaan Injil pribadi mereka. Setelah sedikit penelitian dan diskusi, kami memutuskan untuk memakai Alkitab New King James Version karena mudah dibaca dan terkenal akurat.

Saat anak perempuan kedua kami mulai membaca, ia menyukai parafrase Alkitab Living Bible. Meski bukanlah yang paling akurat, namun Living Bible lebih akurat

daripada kebanyakan buku-buku kisah Alkitab anak-anak lainnya, selain itu bahasanya juga lebih mengalir dan mudah dipahami. Kami akan menggunakan Living Bible untuk mengenalkan Injil pada mereka, atau pendahulunya, New Living Translation, untuk anak-anak yang belum sekolah dan masih dalam tahap awal membaca.

Saya ingin mendorong semua ibu dan ayah -- juga guru-guru Kristen -- untuk mulai mengajar anak-anak mereka untuk mencintai Yesus sekarang, berapa pun usia mereka.

Tidak pernah ada kata terlambat, tidak pernah terlalu dini juga. Bahkan seorang bayi pun bisa mencintai Yesus, dan kita seharusnya tidak pernah beranggapan bahwa mereka masih terlalu muda untuk mengenal-Nya. (t/Dian)

e-BinaAnak 2008

67 Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:

Nama situs : Character Building For Families

Judul asli artikel: Teaching Little Children to Love God Penulis : Tidak dicantumkan

Alamat URL : http://www.characterbuildingforfamilies.com/babies.html

e-BinaAnak 2008

68

Dalam dokumen e-BinaAnak 2008 - MEDIA SABDA (Halaman 61-68)