• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Pelayanan GSM: Kasih

Dalam dokumen e-BinaAnak 2008 - MEDIA SABDA (Halaman 41-61)

e-BinaAnak 2008

41

e-BinaAnak 2008

42

Ia menyatakan dirinya sebagai "jalan, kebenaran, dan hidup". Pesan sederhana dan jelas ini disampaikan kepada para guru yang telah ditempatkan-Nya di gereja.

Oleh karena itulah, kita merasakan kepekaan yang tajam atas kesetiaan kepada Alkitab.

Kita menghormati Alkitab sebagai buku wajib kita. Alkitab berisi firman Allah dan

memiliki kuasa penuh atas segala masalah dalam hidup dan perbuatan kita. Kesetiaan dan kasih kepada Allah diekspresikan dalam kesetiaan dan kasih kepada firman-Nya.

Mengasihi Orang Lain

Selama bertahun-tahun, para pelaut di luar Scituate, Massachusetts, senang dengan sinyal dari "Minot's Light" (Lampu Minot). Dalam kode kelautan, sinyal itu berarti 'aku mengasihimu'. Saat lampu itu diganti dengan sebuah menara yang sederhana, orang- orang di kota itu memprotesnya, dan kemudian penjaga pantai mengizinkan pesan tua itu tetap ada di sana.

Dunia kita ini penuh dengan orang-orang yang terluka. Stres, tekanan, dan kecemasan menjadi makanan sehari-hari. Pernikahan menjadi sesuatu yang menegangkan.

Kehidupan sebagai orang tua sering kali memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban yang ada. Situasi kerja yang menuntut. Kesepian, rasa takut, dan keragu-raguan atas diri sendiri mulai muncul.

Guru sekolah minggu adalah penjaga gawang di dalam rumah yang aman, penjaga mercusuar. Guru adalah perpanjangan tangan bagi orang-orang yang malu dan takut, pembawa pesan dari kabar baik: "Tuhan mengasihimu!"

Pesan ini dikuatkan dalam tubuh dan darah orang yang mengatakan, "Dan aku juga mengasihimu." dan kemudian menunjukkannya dengan persiapan, pengenalan, penjelasan, dan bahkan perkunjungan.

Pengajaran dalam sekolah minggu bukanlah suatu pekerjaan atau suatu tugas.

Pengajaran ini adalah suatu hubungan kasih dengan Allah; firman-Nya yang hidup dan kekal dan orang-orang yang ingin mendengar dan mengenalnya. (t/Ratri)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Assemblies of God USA: Sunday School Judul asli artikel: The Teacher's Loves

Penulis : Tidak dicantumkan

Alamat URL : http://sundayschool.ag.org/Articles/t_insp_0303TchrsLoves.cfm

e-BinaAnak 2008

43

Kesaksian: Ketaatan

Kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti

yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39).

Teringat masa kecil saya di Indramayu, di mana kalau hujan besar turun sekian jam tanpa berhenti, dapat dipastikan rumah kami kebanjiran. Setelah itu, pasti banyak ikan yang masuk ke dalam rumah sehingga teman-teman tetangga senang bermain air di rumah untuk menjaring ikan memakai kaos bekas, kaleng bekas susu, dan ember untuk tempat ikan yang tertangkap.

Saya paling kesal kalau banjir datang hari Minggu, karena walaupun banjir, kami harus pergi naik becak ke sekolah minggu dan itu sudah harga mati dari almarhum ayah saya;

tidak ada tawar-menawar, sudah suatu keharusan. dan anehnya, guru-guru sekolah minggu juga rajin sehingga mereka tetap datang mengajar walaupun terkadang gereja kebanjiran juga. Kakak-kakak saya tidak ada yang pernah membantah, tapi saya memang nakal waktu kecil sehingga terkadang harus mengomel karena tidak bisa bermain air atau menangkap ikan dengan teman-teman.

Tapi ketaatan pada almarhum ayah baru saya sadari maksudnya setelah saya besar.

Apa jadinya kalau dulu saya tidak rajin sekolah minggu; apa jadinya kalau iman percaya saya tidak bertumbuh sejak dari usia dini? Rasanya akan sulit menghadapi beratnya situasi dan kondisi kota besar pada zaman sekarang, tidak tahu harus ke mana pada saat menghadapi masalah yang berat; tidak tahu harus bergantung kepada siapa ketika kita ada dalam situasi yang sulit.

Rasa syukur yang melimpah bisa memenuhi hati ini ketika mengingat Yesus berkata kepada Bapa: "Ya Bapaku jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada- Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Karena bagaimana jadinya kita, manusia yang berdosa ini, kalau Yesus tidak taat kepada Bapa-Nya? Tidak akan mungkin dosa-dosa kita dihapuskan karena Yesus tidak pernah berkorban di atas kayu salib.

Ketaatan Kristus adalah teladan bagi kita sebagai orang tua Kristen untuk mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, bahkan selagi mereka dalam kandungan, untuk mengenal siapa Tuhan yang mereka sembah. Sekarang saya baru merasakan betapa bangganya saya kepada guru-guru sekolah minggu yang dulu kelewat rajin itu. Karena berkat merekalah, saya mengenal Yesus secara dekat. dan saya juga bangga terhadap guru-guru sekolah minggu anak saya yang benar-benar tanpa pamrih melakukan yang terbaik pada anak-anak untuk memperkenalkan Tuhan Yesus yang penuh ketaatan kepada Bapa-Nya.

e-BinaAnak 2008

44 Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama situs: Renungan Hidup Kristen Penulis : Michaelson

Alamat URL: http://renungan-kristen.blogspot.com/2007/10/ketaatan.html

Warnet Pena: Menolong Anak Bermisi Lewat Kidz Place

==> http://kidzplace.org/

Anak-anak layan Anda bisa juga diajak untuk bermisi. Jangan terlalu pusing memikirkan strategi, sebagaimana yang dilakukan orang dewasa. Karena anak-anak sebenarnya punya cara yang sederhana dan tidak jarang lebih menyentuh. Ingin tahu? Silakan tengok situs Kidz Place ini.

Kidz Place memberikan sejumlah ide untuk bermisi, misalnya "Neighborhood Door Hangers", undangan berupa gantungan pintu. Ide ini bisa dilaksanakan untuk

mengundang teman-teman anak layan Anda yang belum atau malas ke gereja. Atau ide

"Free Refreshment Stand". Anda bisa membantu anak-anak layan Anda untuk

menyediakan stan minuman segar gratis bagi setiap orang. Kalau ada yang bertanya mengapa gratis, anak-anak dapat mengatakan kalau mereka melakukannya untuk menunjukkan kasih Yesus. Semua itu bisa Anda temukan melalui menu Try This! Anda juga bisa membantu anak-anak layan Anda memahami di mana ladang misi itu bagi mereka lewat menu Out There!

Masih banyak hal menarik lain yang bisa Anda temukan di situs ini bagi anak-anak layan Anda. Cobalah kunjungi situs ini. dan kalau ada pengalaman iman dari anak layan Anda yang menarik, Anda bisa membantu mereka membagikannya di situs ini.

Kiriman dari: Raka S.K. < francolingua(at)xxxx >

Mutiara Guru

Dari penghayatan akan kasih dan pengorbanan Kristus itulah motivasi rohani

berakar, bertumbuh, dan mewujud dalam ungkapan syukur

e-BinaAnak 2008

45

e-BinaAnak 366/Januari/2008: Komitmen untuk Membawa Anak kepada Kristus

Salam dari Redaksi

Salam kasih,

Dalam sebuah pertemuan, sang pemimpin bertanya kepada setiap peserta yang

datang, "Siapa atau orang-orang seperti apakah yang akan Anda injili?" Setiap peserta memberikan jawaban yang bervariasi. Tetapi, setiap jawaban yang diberikan

menimbulkan rasa prihatin di hati sang pemimpin. Tidak ada satu pun dari jawaban tersebut yang mengatakan akan menginjili anak-anak.

Ya, penginjilan terhadap anak sering kali diabaikan dan dianggap tidak sepenting penginjilan terhadap orang dewasa. Padahal, justru pada usia dinilah orang perlu mendengar tentang Injil, mengenal Yesus, dan mengerti tentang mengasihi Tuhan.

Semua orang perlu mendengar kabar keselamatan, perlu dibawa kepada Tuhan, dan menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya, tidak terkecuali anak-anak.

Nah, jika saat ini Anda sudah ada di dalam kancah pelayanan anak-anak, tidak usah menunggu orang lain melakukan hal ini. Semua sudah ada di pundak Anda. Pekalah terhadap beban yang Tuhan berikan demi jiwa anak-anak layan Anda. Bawa mereka kepada Kristus! Jangan justru menjadi orang yang menghalangi anak-anak ini datang kepada Bapa dengan tidak memedulikan penginjilan terhadap mereka. Nah,

bersediakah Anda?

Selamat membawa anak-anak datang kepada Kristus!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana

"Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya

Kerajaan Sorga." (Matius 19:14)

e-BinaAnak 2008

46

Artikel: Perhatikanlah Cara Kerja Injil

Bila Alkitab merupakan buku kehidupan, Injil adalah pedoman kehidupan. Injil

merupakan pedoman yang menyatakan bagaimana caranya untuk hidup, bagaimana memandang tujuan dan arti di dalam hidup. Injil tidak hanya meliputi kehidupan di dunia yang akan datang, tetapi juga di dunia pada masa kini.

Beberapa orang seolah-olah berpendapat bahwa kekristenan mengajarkan untuk mengorbankan sesuatu pada saat ini agar mendapat penggantinya pada masa yang akan datang. Tidak ada yang lebih jauh daripada kebenaran selain pendapat tersebut.

Perhatikan, misalnya, perumpamaan Yesus mengenai orang kaya dan Lazarus.

Sepintas lalu, cerita itu seolah-olah menyatakan bahwa Lazarus bersukacita di surga karena ia menderita di dunia. Tetapi sesungguhnya, sebaliknyalah yang terjadi. Lazarus hidup di surga karena ia telah belajar bagaimana caranya hidup di dunia. Sedangkan orang kaya itu, walaupun banyak hartanya, ia belum pernah belajar bagaimana caranya hidup. Hal hidup merupakan satu hal; hal kaya atau miskin merupakan persoalan yang lain. Ada orang-orang kaya yang pergi ke surga dan ada orang-orang miskin yang masuk ke neraka.

Sebagai guru-guru Alkitab, kita harus memahami bahwa Injil merupakan satu-satunya pedoman dari Allah bagi kita ke arah kehidupan yang senang dan berarti di sini dan pada masa kini. Lebih daripada ini, kita perlu memahami bagaimana caranya Injil bekerja untuk mengubah hidup dan menjadikan itu sesuatu yang berarti.

Pengajaran yang sesuai dengan Tuhan sangat hakiki bagi kelahiran baru yang sejati.

Pengajaran itu sangat hakiki bagi pemeliharaan kehidupan yang baru di dalam Kristus dan melatih orang-orang di dalam hal pengabdian. Pengajaran tersebut sangat hakiki untuk melakukan kebajikan.

Pelayanan gereja yang rangkap dua harus senantiasa menjadi usaha bagi semua anggota gereja. Bila kita mengabaikan salah satunya, seluruh kerajaan Allah akan menderita. yang pertama, kita harus memenangkan jiwa baru dengan jalan mengajar dan berkhotbah agar mereka menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.

yang kedua, kita harus mengajar dan berkhotbah agar orang-orang yang telah ditebus itu hidup seperti Kristus. Tujuan kita -- bagi diri kita dan orang-orang lain -- ialah

meneladani Kristus, serta berusaha di dalam kasih, iman, serta harapan untuk hidup sesuai dengan kehidupan-Nya, mengajar sesuai dengan ajaran-Nya, dan mengabdikan diri kita di dalam hidup, serta melayani Dia dengan penuh pengorbanan. Orang-orang yang telah ditebus harus diajar dan dilatih secara teliti bagi tujuan ini. Kedua tujuan yang mulia ini menuntut agar ada khotbah-khotbah yang bersifat "mendidik",

pengajaran, serta pemeliharaan secara pribadi yang sungguh-sungguh.

Mungkin kesempatan yang terbesar bagi para pendeta kita ialah untuk berpusat pada pembinaan sekelompok guru yang ampuh bagi sekolah minggu. Hal ini tidak dapat dilakukan melalui satu gerakan massa dengan menambah jumlah pada kelompok guru yang telah ada, tetapi dengan memilih dari kelompok-kelompok kecil serta memberikan

e-BinaAnak 2008

47

latihan dan bimbingan yang secukupnya kepada mereka. dan kemudian, mereka akan menjangkau orang-orang lainnya, dan dengan sendirinya jumlah itu akan bertambah- tambah. Allah mengangkat kita sekalian sebagai para pembantu-Nya di dalam usaha yang istimewa ini, yakni menjadikan orang-orang suatu kejadian baru di dalam Kristus Yesus.

Bagaimana Kristus Mengubah Hidup

Pada pokoknya, dasar segala ajaran adalah untuk memengaruhi tingkah laku manusia.

Baru di dalam generasi akhir ini, ilmu jiwa modern dibentuk sebagai ilmu pengetahuan.

Para penyelidik Alkitab yang mempelajari metode-metode mengajar dengan segera akan melihat bahwa Alkitab menyatakan kebenaran-kebenaran ilmu jiwa yang digenapkan secara sempurna di dalam kehidupan dan ajaran Kristus.

Untuk mengubah perangai manusia, para sarjana ilmu pengetahuan mungkin akan menyatakan kepada kita untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan orang itu. Tetapi Kristus senantiasa memulai pada sumber dari kebiasaan kita -- hati, akal budi, kehendak, dan alam bawah sadar kita.

"Hati" yang dimaksudkan oleh Alkitab, meliputi seluruh akal budi dan sifat rohani

manusia. Kita mengetahui bahwa hal ini merupakan sumber dari segala pikiran, tingkah laku, serta perasaan kita. di dalam tulisan-tulisan hikmat dari Alkitab, tercatatlah hal ini:

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan"

(Amsal 4:23). Sebelum ditulis, rupa-rupanya hal itu disampaikan dari satu generasi kepada generasi lainnya melalui hafalan.

Seorang ahli ilmu jiwa modern, Carl Jung, mengajar kita supaya memerhatikan pribadi kita yang belum kita kenali -- yakni roh kita -- yang harus diperhatikan secara lebih sungguh-sungguh, atau manusia akan mengalami malapetaka. Alkitab mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas dengan kuasa untuk membuat pilihan, dan bahwa ada dualisme di dalam sifat dasar dan segala kepribadian kita. Manusia dapat menjadi anak Allah atau budak Iblis. Ia memiliki kemampuan yang tak terbatas.

Dalam penyelidikan Alkitab, kita mengetahui bahwa Allah menciptakan kita agar memerintah bumi ini. Ia ingin agar kita bekerja, belajar, serta melakukan penyelidikan dan belajar lebih banyak lagi. Tetapi Ia mengetahui bahwa kesanggupan kita sendiri di dalam memakai pengetahuan yang makin meningkat itu secara tepat, bergantung pada pilihan pokok dari cita-cita utama kita itu. Apakah kita akan memilih untuk berbakti kepada Allah, salah satu dari dewa-dewa palsu itu, atau kepada diri kita sendiri? Gereja, yang mengajar kita sesuai dengan Kristus, mengajar kita supaya dapat membuat pilihan yang benar, dan berpegang kepada Kristus bukan hanya bagi keselamatan kita, tetapi juga bagi cita-cita kita.

Tugas guru adalah untuk menjangkau hati. Allah mengharapkan agar kita bertambah- tambah di dalam anugerah dan pengenalan akan Dia. Bila hati kita merupakan rumah bagi Kristus dan Ia adalah Tuhan bagi kehidupan kita maupun Juru Selamat kita, maka

e-BinaAnak 2008

48

dari dalam hati kita akan timbul keinginan dan pikiran yang seperti Kristus. Pikiran- pikiran ini akan menjadi perbuatan-perbuatan seperti Kristus. Perbuatan yang diulang- ulang akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan- kebiasaan akan menjadi satu sistem

kebiasaan. dan berbagai-bagai sistem kebiasaan dari tujuan, keinginan, rancangan, dan perangai akan membentuk watak seperti Kristus. Dengan demikian, kehidupan kekal yang seperti Kristus dimulai pada saat itu, dan nasib kita merupakan nasib seperti Kristus. Akan tetapi, persoalan kita dijadikan sulit oleh karena kenyataan bahwa kita sendiri dan para anggota kelas kita sudah memiliki pribadi dan watak tertentu. Seiring pertambahan usia, maka makin sukar bagi kita untuk mengubahnya. Sebab itu, tugas kita sebagai guru-guru adalah untuk memulai di mana kita berada pada saat ini dan terus berusaha menjangkau hati itu bagi Kristus di dalam segala keputusasaan hidup.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku: Cara Mengajar yang Lebih Berhasil Penulis : Joe L. McMillin

Penerbit : Lembaga Literatur Baptis, Bandung 1995 Halaman : 61 -- 65

e-BinaAnak 2008

49

Tips: Mengundang Anak-Anak Menerima Kristus

Apabila seseorang setia mengajarkan firman Allah kepada anak-anak dan

menerangkan setiap kebenaran dengan jelas, ia tidak perlu memaksa anak-anak untuk mengambil keputusan. Namun, apabila Roh Kudus bekerja dalam diri seorang anak, ia harus siap menolong anak itu.

Beberapa bagian Kitab Suci dengan mudah dapat digunakan untuk mengajak orang menerima Kristus. Bagian-bagian ini, yang menekankan keselamatan, harus dipakai dalam ajakan untuk menerima Kristus. Dasar-dasar lain dalam menyampaikan undangan adalah sebagai berikut.

1. Undangan itu harus jelas sehingga anak mengetahui apa yang sedang ditanggapinya. Pikiran seorang anak gampang menyimpang. Mungkin ia membuat tanggapan hanya karena anak-anak lain berbuat demikian; terutama jika ia tidak mengerti maksud undangan itu dengan jelas.

Pernah terjadi, tiga orang anak memberi tanggapan ketika ditanyakan apakah mereka hendak menjadi orang Kristen. Kemudian, ketika berbicara dengan

mereka, guru itu bertanya, "Dapatkah seorang dari kalian menceritakan mengapa kalian masuk bersama saya ke ruangan ini?" Salah seorang anak berkata,

"Untuk mendengar cerita lain lagi." Anak lain menjawab, "Untuk memuji Tuhan."

2. Bersedia setiap saat. Anak itu harus mengetahui bahwa ia dapat datang kapan saja dengan pertanyaan-pertanyaannya tentang keselamatan atau hal-hal lain.

Ini berarti bahwa guru harus selalu meluangkan waktu. Dengan demikian, kesempatan untuk membimbing anak itu kepada keselamatan selalu terbuka.

Seorang anak cepat merasa apakah gurunya bersedia untuk membantunya atau tidak. Anak itu mungkin akan bertanya tentang keselamatan walaupun undangan untuk menerima Kristus tidak diberikan selama pelajaran.

Suatu kali, seorang guru tengah mengajar tentang seorang tokoh Perjanjian Lama. Tiba-tiba seorang anak laki-laki bertanya, "Pak Winoto, bila anak-anak lain melakukan pekerjaan tangan, bolehkah saya menerima Tuhan?" Demikianlah yang terjadi. Setelah pelajaran Alkitab dan pembahasan selesai, dan anak-anak lain membuat pekerjaan tangan, Robby duduk di sebuah sudut dengan Pak Winoto dan menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya.

3. Ajaklah anak-anak untuk berbicara dengan saudara secara perseorangan.

Masing-masing anak memunyai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dan pertanyaan-pertanyaan berlainan. Jika anak-anak diajak untuk datang secara pribadi, kedatangan mereka menunjukkan bahwa mereka benar-benar

merasakan kebutuhan untuk menerima Kristus. Hal ini belum tentu demikian jika mereka hanya diminta untuk berdiri atau mengangkat tangan.

4. Undangan itu jangan dibuat begitu mudah sehingga penerimaannya tidak sungguh-sungguh. Minta anak-anak yang mau menerima Kristus sebagai Juru

e-BinaAnak 2008

50

Selamat untuk tinggal, sementara anak-anak lain ke luar pada saat pelajaran selesai. Jikalau Roh Kudus sedang bekerja dalam hati mereka, mereka akan tinggal. Suatu saat ketika cara ini dipakai, seorang anak tinggal dan guru membimbing anak itu untuk menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Kadang- kadang dalam membimbing anak-anak, orang nampaknya tidak bersandar dan berharap kepada pekerjaan Roh Kudus. Agaknya mereka menyangka bahwa merekalah yang harus berusaha dengan segala daya untuk membawa anak- anak kepada Yesus. Tetapi penulis telah mengalami bahwa bila Roh Kudus bekerja dalam hati seorang anak, ia akan datang secara pribadi kepada guru untuk meminta pertolongan. Bahkan pernah terjadi, bahwa sehari sesudah pelajaran tentang bagaimana menjadi orang Kristen diberikan, seorang anak datang kepada gurunya meminta bimbingan untuk menerima Yesus.

5. Saudara hendaknya peka terhadap bimbingan Roh Kudus. Pimpinan ini sangat diperlukan oleh guru. Guru perlu berada dalam sikap berdoa ketika undangan untuk menerima Kristus diberikan. di samping itu, ia harus tetap dalam sikap berdoa ketika menyiapkan maupun menyampaikan pelajaran. Dengan demikian, Roh Kudus dapat benar-benar menggunakan setiap bagian dari pelajaran, dan bukan hanya bagian terakhir, yang mengandung kesimpulan dan penerapan.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Menerangkan Keselamatan kepada Anak-Anak Penulis : Marjorie Soderholm

Penerbit : Gandum Mas, Malang 2000 Halaman : 27 -- 29

e-BinaAnak 2008

51

Kesaksian: "Hanya" Seseorang Pelayan Anak-Anak

"Hanya" seorang pelayan anak-anak. Beberapa kata ini adalah lebih daripada sebuah pernyataan; mereka menyampaikan suatu filosofi, suatu sistem kepercayaan, yang harus ditantang dan diubah dalam diri pelayan-pelayan itu sendiri dan gereja secara keseluruhan.

Orang-orang pernah bertanya kepada saya, "Vann, kapankah kamu menjadi seorang gembala kaum muda?" Atau "Vann, berapa tahun lagikah kamu menjadi pendeta yang sebenarnya?" Mengapa orang-orang Kristen berpikir bahwa semakin besar orang-orang yang mereka layani, semakin penting pelayanannya bagi mereka?

Dalam pasal terakhir dari Injil Yohanes, Yesus berkata kepada Petrus, "Jika engkau mengasihi Aku, gembalakanlah domba-domba-Ku." Menggembalakan kawanan domba muda adalah panggilan yang tinggi dan penting.

Allah telah memanggil saya untuk menggembalakan anak-anak dari Sidang Jemaat Brownsville. Saya berkomitmen terhadap panggilan itu. Saya merasa sangat tersanjung dan sangat dihargai dapat membantu meletakkan dasar -- dalam hati anak-anak,

mengajarkan mereka prinsip-prinsip tentang Allah yang akan memengaruhi hidup mereka -- untuk kekekalan. Saya tidak mencari pelayanan "yang lebih besar". Saya telah menemukannya.

Saya mendengar seorang pelayan anak-anak terkenal memberikan pesan yang sangat baik beberapa tahun lalu, tentang memberikan tempat penting dalam pelayanan gereja kepada anak-anak. Ia berkata bahwa jika Anda pergi ke sebuah rumah makan bistik yang memiliki pisau-pisau tajam serta piring-piring dan gelas-gelas kaca, Anda tahu restoran itu tidak membuka pintunya bagi anak-anak. Jika kamu tidak membawa anak- anakmu makan malam, mereka akan baik-baik saja. Terlihat jelas melalui cara tempat itu didekorasi -- jenis karpet di lantai dan keramik di meja -- adalah baik bagi mereka bila Anda meninggalkan anak-anak di rumah dengan seorang pramusiwi.

Pemandangan seperti ini bisa juga terdapat di gereja. "Tinggalkan anak-anakmu di rumah dengan seorang pramusiwi." Atau, "Kami akan menyediakan tempat penitipan anak yang menyenangkan, jangan bawa mereka ke dalam ruang ibadah kami yang bagus di mana mereka akan berteriak, menangis, dan muntah di kursi."

Orang ini lalu mengatakan bahwa restoran-restoran bistik menghasilkan uang dan berjalan dengan baik, tetapi pergilah ke McDonalds dan lihat apa yang mereka lakukan.

Waktu Anda berjalan melalui pintu masuk, Anda melihat meja-meja dan kursi-kursi terpasang kuat ke lantai. Gambar-gambar terpasang di dinding. Mereka memiliki garpu- garpu dan pisau plastik dan lantai ubin. Pada malam hari, semua tempat es krim yang dibuang, dibersihkan dengan selang air. Seperti rumah-rumah makan bistik tersebut, McDonalds menghasilkan uang, tetapi uang itu dibawa ke bank dengan kendaraan yang bersenjata.

Dalam dokumen e-BinaAnak 2008 - MEDIA SABDA (Halaman 41-61)