BAB 1: PENDAHULUAN
2.3. Kerangka Pemikiran
Indonesia Banking School
Hasil penelitian yang di lakukan oleh Jordi Suwandi dan Hening Widi Oetomo (2017) , dan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Inten Uthami Putri Warsa dan I Ketut Mustanda (2016) memiliki hasil bahwa Non Perfoming Loan (NPL) berpengaruh negative terhadap Return On Assets (ROA). Maka hipotesis yang akan di bangun dalam penelitian ini untuk Non Perfoming Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA) sebagai berikut:
Ho1 : tidak terdapat pengaruh negatif Non Perfoming Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA).
Ha1 : terdapat pengaruh negatif Non Perfoming Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA).
2.3.2 Pengaruh BOPO Terhadap ROA
Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (Bank Indonesia, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah di bawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.
Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Sehingga dapat disusun suatu logika bahwa variabel efisiensi operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA).
Sehingga semakin besar BOPO, maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan, begitu juga sebaliknya, bila BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan (perbankan) semakin meningkat atau membaik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Adrianti Muin (2017), dan penelitian yang di lakukan oleh Rosana Nur Oktavia Subagiono Putri dan Sayu Kt. Sutrisna Dewi (2017) memiliki hasil bahwa Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) berspengaruh negative signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Maka hipotesis yang akan di bangun dalam penelitian ini untuk Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) terhadap Return On Assets (ROA) sebagai berikut:sebagai berikut:
Ho2 : tidak terdapat pengaruh negatif Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) terhadap return On Assets (ROA).
Ha2 : terdapat pengaruh negatif Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) terhadap return On Assets (ROA).
Indonesia Banking School
2.3.3 Pengaruh CAR Terhadap ROA
Kuncoro (2002) Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut dengan rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan investaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank.
Bank Indonesia telah menetapkan CAR sebesar 8% pada PBI No.
14/18/PBI/2012 dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan yang dikuti dengan kenaikan Return On Asset (ROA) serta untuk meningkatkan kualitas kesehatan bank jadi ketika modal suatu bank dibawah 8% bank tersebut tidak dapat mengcover kegiatan usahanya pada saat risiko terjadi untuk itulah modal bank sebaiknya diatas minimum 8 karena modal menjadi salah satu penentu naik turunnya profitabilitas atau Return On Assets (ROA) maka modal harus bertambah besar (Siamat 2005: 290).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR), maka Return on Asset (ROA) juga akan semakin besar, dalam hal ini kinerja perbankan menjadi semakin meningkat atau membaik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosana Nur Oktavia Subagiono Putri dan Sayu Kt. Sutrisna Dewi
(2017) dan penelitian yang dilakukan oleh Listyorini Wahyu Widati (2012) memiliki hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan. Maka hipotesis yang akan di bangun dalam penelitian ini untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA) sebagai berikut:sebagai berikut:
Ho3 : tidak terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA).
Ha3 : terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA).
2.3.4 Pengaruh LDR Terhadap ROA
Menurut Bank Indonesia kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan Loan to Deposit ratio (LDR) yaitu perbandingan antara kredit dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. hubungan Loan to Deposit Ratio dengan Return on Asset. Berdasarkan PBI No 15/15/PBI/2013 batas LDR yaitu 78 persen sampai dengan 92 persen.
Risiko likuiditas adalah risiko yang dihadapai bank dalam menyediakan alat- alat liquid untuk dapat memenuhi kewajiban hutang–hutangnya, dan kewajiban lain serta kemampuan memenuhi permintaan kredit yang diajukann tanpa terjadinya penangguhan. (Hasibuan, 2007:173)
Indonesia Banking School
Taswan (2010) Likuiditas bank yang tinggi akan menghasilkan profit yang rendah, sebaliknya ketika tingkat likuiditas rendah maka akan menghasilkan profit yang tinggi Bank yang memilik likuiditas tinggi, aktivanya relatif lebih besar pada aktiva jangka pendek. Sedangkan bank dengan likuiditas rendah, porsi dananya lebih banyak tertanam lebih besar pada aktiva jangka panjang Semakin banyak dana yang mengendap di kas, semakin likuid bank tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jordi Suwandi dan Hening Widi Oetomo (2017) memiliki hasil LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. dari hasil tersebut maka didapatlah hipotesis sebagai berikut:
Ho4 : tidak terdapat pengaruh negatif Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return ON Assets (ROA).
Ha4 : terdapat pengaruh negatif Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return ON Assets (ROA)
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijabarkan diatas maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber: Hasil Pengembangan Penelitian dari berbagai jurnal