• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI C5 TEKNIK

Dalam dokumen Seminar Nasional Kelautan XIV (Halaman 89-99)

86

87 ANALISA RISIKO TUBRUKAN KAPAL DAN PEMODELAN PERSEBARAN

TUMPAHAN MINYAK DI SELAT BALI

Dhanang Aji Purnomo, A.A.B. Dinariyana, Ketut Buda Artana

Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya Korespondensi, dhanang.bonlap@gmail.com

Abstrak: Selat Bali merupakan salah satu selat yang penting di Indonesia dikarenakan tingginya densitas kapal yang melewati Selat Bali khususnya untuk kapal penumpang yang beraktivitas secara rutin. Dengan tingginya volume lalu lintas kapal terutama kapal penumpang dengan jumlah penyebrangan sebanyak 190.820 trip yang berada di Selat Bali, maka hal tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kapal khususnya tubrukan kapal dengan kapal. Untuk melakukan penilaian risiko tubrukan kapal diperlukan analisis frekuensi tubrukan kapal dan analisis konsekuensi dengan melakukan simulasi tumpahan minyak yang terjadi akibat dari tubrukan kapal pada kapal tanker. Analisa frekuensi tubrukan kapal dilakukan berdasarkan IWRAP Theory secara perhitungan manual untuk skenario head-on collision, crossing collision dan overtaking collision.

Dimana pengaruh nilai probabilitas untuk mendapatkan nilai frekuensi tubrukan kapal di Selat Bali menggunakan metode Bayesian Network. Analisis konsekuensi dilakukan dengan membuat permodelan persebaran tumpahan minyak dari kapal tanker akibat tubrukan kapal yang terjadi dengan menggunakan software GNOME. Dari perhitungan pada penelitian ini dapat menghasilkan nilai risiko akibat dari tubrukan kapal yang terjadi di Selat Bali. Apabila level risiko berada di atas ALARP maka perlu dilakukan mitigasi untuk meminimalisir risiko yang terjadi di Selat Bali.

Kata kunci: penilaian risiko, tubrukan kapal, tumpahan minyak, Selat Bali

OPTIMASI PERALATAN BONGKAR MUAT SEMIAUTOMATIC CONTAINER DI TERMINAL TELUK LAMONG (TTL) BERDASARKAN RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN BARU

I Gede Widya Mahardika, R.O. Saut Gurning, A. A. B. Dinariyana. D. P.

Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya Email: widyaklk@hotmail.com

Abstrak: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil selama beberapa tahun di titik 5%

memberi dampak pada seluruh komponen sektor perdagangan, khususnya pelabuhan. Terminal Teluk Lamong (TTL) sebagai salah satu pelabuhan di Jawa Timur mengalami dampak signifikan, khususnya pada tahun 2017 mengalami kenaikan nilai container throughput sebesar 103,31%.

Sejalan dengan peningkatan jumlah container, TTL sedang melakukan pengembangan pelabuhan dalam 4 tahap berupa pengembangan infrastruktur dan peralatan bongkar muat. Agar dapat melayani container yang jumlahnya meningkat tiap tahun dengan optimal, maka perlu dilakukan optimasi dalam pengembangan pelabuhan. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan optimasi peralatan bongkar muat khusus container pada tahap akhir pengembangan menggunakan metode simulasi. Simulasi dilakukan menggunakan software ARENA. Tahap awal penelitian adalah membuat model simulasi pada saat ini (existing) berdasarkan proses bongkar muat TTL. Input dari model simulasi adalah waktu jeda (delay) kedatangan kapal, kedatangan container, dan waktu proses tiap peralatan bongkar muat. Model simulasi kemudian divalidasi agar dapat mewakili proses bongkar muat di TTL. Peralatan bongkar muat yang akan dioptimasi adalah STS (Ship-to shore crane) dan CTT (Combined Terminal Trailer). Penelitian ini akan mengkomparasi STS dengan performa B/C/H (box/crane/hour) yang berbeda untuk mengetahui kebutuhan penambahan STS. Selanjutnya adalah menentukan jumlah penambahan CTT yang optimal untuk sesuai dengan penambahan blok CY pada pengembangan tahap akhir. Output dari penelitian ini adalah rekomendasi penambahan jumlah STS dan CTT pada pengembangan tahap akhir di TTL.

Kata kunci: peralatan, bongkar muat, container, proses

88

PENGENDALIAN EMISI DAN KEBIJAKAN SEKTOR TRANSPORTASI DI INDONESIA Lutfi Farissandi dan Muhammad Badrus Zaman

Departemen Marine Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya-60111, farissandi.lutfi69@gmail.com

Abstrak: Sektor transportasi di Indonesia saat ini adalah konsumen terbesar produk minyak bumi dan sumber besar dari keseluruhan Pengendalian Emisi. Tanpa tindakan yang signifikan untuk mengurangi intensitas karbon dari sektor transportasi, emisi diharapkan dua kali lipat dalam waktu kurang dari 10 tahun. Dengan meningkatnya perhatian global dengan isu perubahan iklim dan meningkatnya urbanisasi dan pertumbuhan konsumsi bahan bakar di Indonesia, sekarang ini adalah kesempatan yang baik untuk secara komprehensif mengatasi masalah emisi di sektor transportasi. Untuk memulai mengurangi emisi dalam konteks Indonesia (gas rumah kaca dan polutan konvensional), kebijakan sederhana yang dibutuhkan di sektor transportasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan insentif ekonomi. Secara khusus, kebijakan Emisi Kontrol diperlukan yang dapat mengurangi pemanasan global.

Kata kunci: transportasi Indonesia, kebijakan emisi, pemanasan global.

INVENTARISASI PENGGERAK UTAMA KAPAL TRADISIONAL DI GRESIK – JAWA TIMUR Adharu Rahmat Dani, Arif Winarno, Putri Dyah Setyorini

Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah adharu_alfa@yahoo.com

Abstrak: Kapal tradisional merupakan kapal yang dibuat oleh galangan kapal tradisional yang proses pembangunan berdasarkan turun-temurun. Pemilihan penggerak utama kapal umumnya tidak dilengkapi data dan perhitungan secara matang, sehingga risiko terjadinya kerusakan sangat besar. Untuk meminimalisir terjadinya kerusakan mesin dilakukan dengan cara inventarisasi yaitu kegiatan proses pendataan dengan tujuan untuk mendata mesin penggerak utama kapal tradisional agar dapat memenuhi aturan yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mengambil 30 sampel kapal tradisional yang memiliki karakteristik berbeda dari beberapa wilayah pesisir di Gresik, Jawa Timur. Berdasarkan analisa data yang dilakukan yaitu dengan cara menghitung tahanan total kapal dan daya yang dibutuhkan oleh kapal yang digunakan untuk menentukan daya mesin kapal, Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa kapal tradisional yang memiliki penggerak utama kapal lebih dari satu mesin umumnya sudah memenuhi aturan yang ditetapkan oleh BKI. Sedangkan kapal yang memiliki satu penggerak utama, banyak yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan, Dengan demikian dilakukannya inventarisasi ini dapat sebagai acuan untuk pemilihan penggerak utama kapal dan dengan tujuan keselamatan dalam pelayaran.

Kata kunci: inventarisasi, penggerak utama kapal, kapal tradisional, BKI, Gresik.

INVENTARISASI SHAFT DAN PROPELLER PADA KAPAL TRADISIONAL DI GRESIK, JAWA TIMUR

Achmad Hafid Budiarto, Arif Winarno, Putri Dyah Setyorini Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah

Korespondensi, hafidbudiarto@gmail.com

Abstrak: Sebagian wilayah di Gresik merupakan daerah pesisir pantai. Kondisi kapal tradisional di gresik dalam pembuatan dan penerapan sistem propulsi, lebih spesifiknya poros (shaft) dan baling- baling (propeller) masih menggunakan referensi terhadap kapal-kapal sebelumnya. Disini belum diketahui apakah kapal-kapal yang menjadi acuan tersebut sudah memenuhi standar dan kriteria yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia. Penerapan standar Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) penting untuk keamanan kapal dan keselamatan awak kapal serta penumpang pada saat beroperasi. Penlitian ini dilakukan pengambilan data kapal pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Panceng, Ujung Pangkah dan Gresik. Hasil dari penelitian ini untuk minimum diameter shaft (Ds)

89 pada Kecamatan Panceng 100% sesuai standar BKI, begitu juga dengan kecamatan lainnya.

Untuk standar BKI mengenai jarak maksimum bantalan pada Kecamatan Panceng terdapat 30%

dari 10 kapal yang tidak sesuai standar BKI, Kecamatan Ujung Pangkah terdapat 20% dari 10 kapal yang tidak sesuai standar BKI, dan pada Kecamatan Gresik juga terdapat 20% dari 10 kapal yang tidak sesuai standar BKI. Untuk standar BKI mengenai ketebalan minimum pada 0,25 jari-jari propeller (t0,25R) hampir pada semua kecamatan 100% sesuai peraturan BKI.

Kata kunci: Kapal tradisional, Shaft, Propeller,Biro Klasifikasi Indonesia, Gresik

PENGARUH VARIASI JARAK POROS PROPELLER YANG BERBEDA PADA KAPAL IKAN TRADISIONAL KM. SRI MULYO DI BRONDONG LAMONGAN

Muchamad Fachrul Rozi, Arif Winarno, Muhammad Riyadi Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah Surabaya

Email: rosifachrulviosztaijo@gmail.com

Abstrak: Kabupaten Lamongan tepatnya di daerah Brondong terdapat kapal ikan KM. Sri Mulyo dengan 3 mesin penggerak utama, dimana mesin tersebut menggerakkan 3 poros propeller yang berfungsi mendorong kapal untuk dapat beroperasi di lautan. Poros tersebut memiliki ketidak- akuratan jarak poros yang mempengaruhi aliran fluida kapal yang berpotensi pada daya dorong kapal (thrust). Dalam hal ini dilakukan penganalisaan terhadap jarak poros propeller kapal dengan membuat 3 model percobaan dengan bertujuan untuk mendapatkan daya dorong (thrust) yang lebih optimal. Percobaan model 1 ialah kondisi nyata (real) dilapangan dengan posisi jarak poros kanan 0,95 meter ke poros tengah dan posisi jarak poros kiri 1 meter ke poros tengah. Percobaan model 2 dengan variasi (maksimum) penambahan 15 centimeter dari model pertama. dan percobaan model 3 dengan variasi (minimum) pengurangan 15 centimeter dari model pertama.

Percobaan model atau simulasi dilakukan dengan software ANSYS 14,5 untuk mengetahui hasil daya dorong (thrust) dan tahanan kapal total dengan metode Harvard. Dalam simulasi model 1 didapatkan tahanan total kapal sebesar 12,357 kN dan daya dorong (thrust) sebesar 12,525 kN, kemudian simulasi model 2 didapatkan tahanan total kapal sebesar 12,350 kN dan daya dorong (thrust) sebesar 12,518 kN. kemudian simulasi model 3 didapatkan tahanan total kapal sebesar 12,444 kN dan daya dorong (thrust) sebesar 12,613 kN.

Kata kunci: thrust, Poros, Jarak poros, variasi

PENILAIAN RISIKO JUMLAH KORBAN MANUSIA YANG TERKENA DAMPAK SKENARIO KEBAKARAN DI FPSO

Guntur Rhoma D. Dan M. Badrus Zaman

Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak: Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO) merupakan pemilihan yang tepat untuk mengeksplorasi minyak dan gas pada lautan dalam (deepwater sea). Dari data-data informasi tersebut diatas maka penilaian risiko (risk assessment) harus dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya serta keandalan pada kapal FPSO tersebut terutama untuk mengetahui jumlah korban kebakaran. Penilaian pada bahaya kebakaran (fire hazard) yang terjadi pada bagian topside FPSO yang mengalami kegagalan proses berupa kebocoran peralatan. Langkah pertama yaitu dengan melakukan identifikasi bahaya menggunakan metode HAZOP (Hazard and Operability) sesuai standard BS IEC 61882 dengan data yang dibutuhkan adalah P&ID topside FPSO bagian condensate stabilization system. Setelah itu melakukan analisis frequency bahaya menggunakan Event tree analysis (ETA) dan analisis consequences menggunakan simulasi software ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmospheres) – for student yang digunakan untuk fire modeling. Berdasarkan hasil analisis frequency dan consequences maka tingkat risiko di representasikan menggunakan f-N curve yang mengacu pada standar UK Offshore (1991). Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu potensi bahaya yang akan terjadi berupa pool fire dan jet fire. Nilai hazard risk yang didapatkan dari representative risiko f-N curve menunjukkan titik grafik jumlah korban manusia jika terjadi kebakaran.

Kata kunci: Risk assessment, FPSO topside, fire modeling, f-N curve

90

ANALISA PENAMBAHAN SKEG PADA PERAHU PENYEBERANGAN GILI KETAPANG TERHADAP THRUST

Dwi Ardiansyah dan Arif Winarno

Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah Surabaya Email: dwiardiansyah943@gmail.com

Abstrak: Pulau Gili Ketapang terletak di kabupaten Probolinggo, Kecamatan Sumberasih, Provinsi Jawa Timur. Sarana transportasi yang digunakan berupa perahu penyeberangan. Sistem propulsi- nya menggunakan semi-outboard, Oleh karena itu, dilakukan modifikasi baru berupa skeg menggunakan NACA Airfoil 4 series dengan tipe 0024. Adanya penambahan skeg tersebut, dapat diketahui mengenai laju aliran dan gaya dorong (thrust) perahu yang paling optimal. Metode pada penelitian ini menggunakan software ANSYS R.14.5 untuk simulasi model. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan perhitungan tahanan kapal model 1 sebesar 40,477 kN, model 2 sebesar 40,488 kN, dan model 3 sebesar 40,837 kN. Serta didapatkan perhitungan gaya dorong (thrust) perahu model 1 sebesar 41,028 kN, model 2 sebesar 41,038 kN, dan model 3 sebesar 41,392 kN.

Kata kunci: perahu penyeberangan, skeg, thrust, airfoil.

PERBANDINGAN CAT YANG MENGANDUNG ZINC CHROMATE DAN CAT YANG MENGANDUNG URETHANE

DALAM PENGENDALIAN LAJU KOROSI PELAT BAJA GRADE A 36 Bagas Prakoso dan Dwisetiono

Prodi Teknik Sistem Perkapalan, Univesitas Hangtuah Surabaya Korespondensi, Bagaspraks@gmail.com

Abstrak: Korosi merupakan kejadian yang sering terjadi di plat kapal karena proses kimiawi yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan terutama air laut. Salah satu perlindungan korosi dengan metode paint coating, cat yang digunakan mengandung zinc chromate dan cat yang mengandung urethane. Kemudian pelat baja yang dilapisi akan diuji dalam laboraturium dengan pengujian mengunakan metode America Society of Testing Materials dengan pengujian salt spray dan pengujian adhesion test. Dalam penulisan ini disajikan hasil penelitian tentang analisa ketahanan korosi pada pelat baja yang biasa yang digunakan sebagai material kapal dengan mengamati perubahan massa yang hilang. Pengendalian korosi dapat dilakukan dengan pelapisan cat di permukaan baja. Penentuan dalam pemilihan cat adalah fokus dalam penelitian ini, karena produk cat yang ada dipasaran memiliki komposisi dan karakteristik yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa zinc chromate memiliki laju korosi yang tinggi dan daya lekat yang lemah dan urethane memiliki laju korosi yang rendah dan daya lekat yang kuat pada pelat baja kapal yang telah mengalami perlindungan cat.

Kata kunci: cat zincchromate, cat urethane

ANALISIS HUMAN ERROR SEBAGAI PENYEBAB KECELAKAAN TUBRUKAN KAPAL DI AREA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE HFACS DAN AHP Dheo Cakra Satya Putraman, Ketut Buda Artana, Trika Pitana

Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Korespondensi, dheocakra@gmail.com

Abstrak: Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia. Dimana pelabuhan Tanjung Perak menduduki posisi pelabuhan terbesar kedua setelah pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Pelabuhan Tanjung Perak juga memegang posisi yang sangat penting dalam proses penyaluran logistik dari Indonesia bagian barat ke Indonesia bagian timur.

Berdasarkan laporan tahunan dari PT. Pelindo III gerbang utama pelabuhan Tanjung Perak akan melalui pintu utama di area APBS dengan lebar 100 meter dan juga panjang sepanjang 25 Nm.

Pada tahun 2017 terdapat pergerakan kapal sebanyak 26901 dan akan terus bertambah setiap

91 tahunnya. Dengan area yang sempit dan juga pergerakan kapal yang sangat padat, akan dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan tubrukan kapal di area ini. Berdasarkan laporan dari Mahka- mah Pelayaran, penyebab kecelakaan kapal di dominasi oleh adanya faktor manusia atau human error. Oleh karena itu metode Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) akan di- gunakan pada penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan ter- jadinya human error. Klasifikasi didapatkan berdasarkan kajian dari data-data kecelakaan tubrukan kapal pada tahun-tahun sebelumnya. Pada metode ini didapatkan bahwa faktor tertinggi penyebab adanya human error terletak pada level pre-condition for unsafe acts sebanyak 9 faktor, unsafe supervision sebanyak 6 faktor, unsafe acts sebanyak 5 faktor dan 4 faktor pada level organiza- tional influences. Kemudian masing-masing faktor akan dibobotkan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui bobot tertinggi pada masing-masing penye- bab human error pada kecelakaan tubrukan kapal di area pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Kata kunci: kecelakaan tubrukan kapal, human error, HFACS, AHP.

ANALISA ALIRAN TEKANAN PADA PENAMBAHAN 3 SKEG KAPAL IKAN JON - JON DI BRONDONG LAMONGAN

Mochamad Arisky dan Arif Winarno

Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah Surabaya Email: gfmfrisky@gmail.com

Abstrak: JON-JON salah satu jenis kapal nelayan khas daerah pantai utara khususnya di Brondong Lamongan, yang mana dari waktu kewaktu mengalami perkembangan bentuk semakin besar mendekati ukuran kapal modern. Salah satu perkembangan modifikasi bentuk pada kapal ini adalah penambahan skeg dengan menggunakan foil seri 4 simetris NACA 0006 untuk membantu kinerja dari kapal JON-JON tersebut. Penambahan struktur skeg akan secara langsung dapat membantu fluida mengalir lebih smooth melewati lambung kapal menuju propeller. Arus ikut yang terjadi pada tiap baling-baling cukup berpengaruh pada thrust kapal. Maka dari itu akan diadakan analisa penambahan skeg pada kapal KM SRI MULYO utuk mendapatkan hasil thrust optimal.

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah diatas dengan perhitungan dan di bantu dengan pemodelan menggunakan program ANSYS 14.5 dengan bertujuan mengetahui nilai thrust.

Hasil simulasi dari ANSYS 14.5 didapatkan hasil tahanan model real kapal sebesar 12,357 kN dan pada model kapal yang sudah ditambahkan skeg sebesar 12,925 kN. Dan diperoleh nilai trhust dari hasil simulasi pada model kapal real sebesar 12,525 kN dan pada kapal yang sudah ditambahkan skeg sebesar 13,101 kN.

Kata kunci: kapal ikan Jon-Jon, skeg, thrust, foil

KEKUATAN POROS YANG DILAPISI EPOXY ADHESIVE Danny Rachmadi dan Dwisetiono

Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah Surabaya Korespondensi, danny.rachmadi.91@gmail.com

Abstrak: Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari instalasi penggerak kapal. Putaran mesin ditransmisikan ke propeller melalui poros, maka poros sangat mempengaruhi kerja mesin bila terjadi kerusakan. Pada poros transmisi secara bersamaan akan mengalami beban puntir dan beban lentur. Dengan digunakannya poros transmisi secara terus menerus akan mengakibatkan poros itu terkikis. Untuk memperbaiki poros transmisi yang terkikis dapat dilakukan dengan cara melapisi bagian yang terkikis dengan epoxy adhesive. Epoxy adhesive dapat melekat dengan kuat pada poros. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh epoxy adhesive terhadap kekuatan poros. Untuk mengetahui daya tahan poros dilakukan uji Tarik dan uji fatigue. Hasil dari pengujian tarik dengan penambahan epoxy adhesive sebesar 2 mm menambah kekuatan tegangan tarik u

poros 2,4% dan menambah kekuatan fatigue sebesar 140,85%.

Kata kunci: epoxy adhesive, uji tarik, uji fatigue

92

ANALISA TEKNIS PENGARUH JUMLAH SUDU PROPELLER BEBAS PUTAR TERHADAP GAYA DORONG KAPAL X

Dewi Nurma Yunita, Arif Winarno, Bimo Darmadi P Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah Surabaya dewinurmayunita@hangtuah.ac.id, arifwinarno@hangtuah.ac.id

Abstrak: Propeller bebas putar adalah propeller yang berputar secara bebas pada poros propeller utama. Kelebihan dari propeller bebas putar yaitu bisa sebagai turbin yang memanfatkan energi putaran aliran bebas (sliptream) dari propeller utama dan juga sebagai propeller biasa yang dapat mengubah energi dari aliran bebas kedalam gaya dorong/thrust. Dengan memanfaatkan aliran bebas dari propeller utama dapat meningkatkan gaya dorong/thrust, torsi dan efisiensi propeller.

Untuk mendapatkan nilai gaya dorong/thrust yang maksimal hal yang perlu diperhatikan ialah diameter, jumlah sudu (daun), pitch, dan juga design dari profil daun propeller. Jumlah sudu (daun) pada propeller sangat berpengaruh terhadap gaya dorong/thrust. Dengan parameter putaran propeller yang sama dengan jumlah sudu (daun) yang berbeda maka akan menghasilkan nilai gaya dorong/thrust yang berbeda pula. Sehingga dalam penelitian ini dibuat modifikasi jumlah sudu (daun) 8 (model 1), 10 (model 2) dan 11 (model 3) pada propeller bebas putar dengan penyelesai- an menggunakan metode Sv. Aa. Harvald. Hasil nilai thrust yang didapatkan dari model 1 sebesar 40,284 kN, model 2 sebesar 55,906 kN dan pada model 3 sebesar 56,837 kN. Selain itu juga didapatkan persentase kenaikan thrust dari setiap model yaitu, pada model 1 mengalami kenaikan thrust sebesar 0,014%, pada model 2 persentase kenaikan thrust yang didapat sebesar 0,369%, sedangkan pada model 3 didapat nilai persentase kenaikan thrust sebesar 0,391%.

Kata kunci: propeller, propeller bebas putar, sudu propeller, gaya dorong/thrust.

KARAKTERISTIK HASIL PENGECORAN PROPELLER KAPAL NELAYAN BERBAHAN DASAR PADUAN ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN CUPRUM (Cu) DAN MAGNESIUM (Mg)

Dwisetiono dan Raga Nyangsang

Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah Surabaya Korespondensi: dwisetiono@hangtuah.ac.id

Abstrak: Pembuatan propeller pada industri kecil banyak memanfaatkan bahan dasar aluminium.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik paduan aluminium jika diberi tambahan unsur tembaga (Cu) dan magnesium (Mg) dengan beberapa macam komposisi. Dari hasil pengecoran paduan tersebut dilakukan pengujian mekanis yang meliputi uji Tarik, uji impact, uji kekerasan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa paduan dengan komposisi 80%Al-10%Cu-10%Mg memiliki kekuatan tarik dan impact yang paling tinggi, yaitu kekuatan tarik maksimum 70,333 N/mm2, dan kekuatan impact 0,0253 J/mm2. Sedangkan nilai kekerasan tertinggi dimiliki oleh paduan dengan komposisi 70%Al-10%Cu-20%Mg yaitu sebesar 132,810 HB. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kandungan magnesium akan menurunkan kekuatan Tarik dan harga impact dari paduan logam.

Kata kunci: paduan aluminium, tembaga, magnesium, propeller.

93 ANALISA PENAMBAHAN SPRING PRESSURE PLATE SEBAGAI USAHA MEMPERPENDEK

IGNITION DELAY TIME TERHADAP PERFORMANCE DIESEL ENGINE Hadi Prasutiyon dan Toto Soeharmono

Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hang Tuah, Surabaya hadi.prasutiyon@hangtuah.ac.id

Abstrak: Penambahan plat pada pegas injektor adalah untuk meningkatkan tekanan kerja fluida bahan bakar untuk mengangkat jarum nozzle. Hal tersebut untuk mengetahui pada tekanan injeksi nozzle hingga didapat performance yang baik, selanjutnya dilakukan pengujian langsung pada motor diesel. Pengujian dilakukan pada konstan speed variabel beban. Data hasil percobaan akan diolah untuk mendapatkan karakteristik motor diesel yang berupa: daya, sfoc dan effisiensi thermis. Penambahan plat pada sisi pegas injektor mempunyai akibat pada panjang pegas kondisi terpasang menjadi pendek. Pengujian menunjukkan bahwa hubungan tersebut adalah linear yaitu jumlah plat sebanding dengan tekanan kerja pegas injektor. Penambahan satu plat mengakibatkan penambahan 5 bar. Pengoperasian diesel engine percobaan dapat dikatakan lebih effiesien jika menggunakan tekanan injektor 120 bar. Hal tersebut telah dibuktikan pada sisi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan dan daya yang dihasilkan.

Kata kunci: tinggi terpasang pegas injektor, performance diesel engine.

Dalam dokumen Seminar Nasional Kelautan XIV (Halaman 89-99)