• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMISI C6 TEKNIK

Dalam dokumen Seminar Nasional Kelautan XIV (Halaman 99-107)

96

97 DESAIN MODIFIKASI SISTEM PEMBANGKIT OCEAN THERMAL

ENERGYCONVERSION (OTEC) DENGAN WORKING FLUID PRE-HEATER MENGGUNAKAN AMMONIA (NH3) DAN REFRIGERAN R-32.

Safira Chika Nurul Imania, Muhammad Badrus Zaman, Abyan Faris Putranto Departement Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Korespondensi, email: safirachika@gmail.com

Abstrak: Wilayah laut Indonesia umumnya memiliki perbedaan suhu air laut permukaan dan laut dalam yang sangat tinggi. Dari fakta tersebut, pada daerah antara 6–9° lintang selatan dan 105 110° bujur timur, wilayah laut dengan jarak kurang dari 20 km dari pantai didapatkan perbedaan suhu permukaan dan kedalaman laut (1.000 m) sebesar 23°C. Setelah diteliti, ternyata potensi perbedaan panas laut ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dengan konsep yang dikembangkan berdasarkan sistem pembangkit siklus rankine, sistem pembangkit listrik ini kemudian disebut dengan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modifikasi desain siklus uap tertutup OTEC dengan penambahan working fluid pre-heater, serta mendapatkan fluida kerja terbaik dan optimal untuk sistem pembangkit OTEC siklus tertutup. Simulasi dilakukan menggunakan software sistem energi. Selain simulasi, contoh perhitungan manual juga diperlukan untuk validasi. Hasil simulasi desain sistem pembangkit OTEC normal pada kedua fluida kerja menghasilkan daya terbesar pada rasio ṁww/ṁcw 2,5 dengan Ẇnet sebesar 6,2 MW untuk fluida kerja ammonia dan 5,8 MW untuk fluida kerja R-32. Sedangkan hasil simulasi desain modifikasi sistem pembangkit OTEC dengan working fluid pre-heater pada kedua fluida kerja menghasilkan daya terbesar juga pada rasio ṁww/ṁcw 2,5 dengan Ẇnet sebesar 7 MW untuk fluida kerja ammonia dan 6,5 MW untuk fluida kerja R-32. Data tersebut mengindikasikan bahwa desain modifikasi dengan working fluid pre-heater dapat meningkatkan daya yang dihasilkan turbin kurang lebih sebesar 11-14 % dari design point pada desain OTEC normal. Data juga menunjukkan bahwa fluida kerja ammonia dapat menghasilkan daya 1-1,3 % lebih besar dibandingkan refrigeran R-32.

Kata kunci: ocean thermal energy conversion, working fluid pre-heater, ammonia, refrigeran R-32

PERAHU NELAYAN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA SEBAGAI SUMBER PENGGERAK

Iradiratu D.P.K. dan Belly Yan Dewantara Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya

Korespondensi, bellyyandewantara@hangtuah.ac.id

Abstrak: Indonesia merupakan Negara maritime yang sebagian besarnya adalah daerah perairan.

Tentu pekerjaan sebagai nelayan banyak kita jumpai didaerah pesisir, namun penggunan perahu nelayan dengan bahan baku BBM tentu membuat biaya operasional nelayan bertambah, ditambah lagi BBM yang kian naik harganya. Saat ini sudah banyak pengembangan tentang energi terbarukan, salah satunya adalah energi listrik dengan memanfaatkan energi matahari. Penerapan teknologi panel surya sudah banyak diterapkan seperti sebagai penerangan jalan, mobil listrik dan juga memungkinkan digunakan sebagai penggerak perahu. Penggunaan panel surya pada perahu nelayan sebagai penggerak utama tentu juga akan menggantikan jenis penggerak berbahan BBM dengan penggerak bersumber tenaga listrik. Ini tentu menjadi kelebihan dibanding mesin perahu nelayan dengan menggunakan penggerak konvensional (diesel) yang dapat menimbulkan suara bising yang merambat ke dalam air laut, sehingga ikan bergerak menjauhi perahu. Pada paper ini dirancang perahu nelayan dengan menggunakan penggerak motor listrik dengan sumber listrik tenaga surya. Motor DC sebagai penggerak perahu tidak menimbulkan suara bising dan tidak membuat ikan menjauh dari perahu nelayan. Penerapan sumber listrik ramah lingkungan menggunakan tenaga matahari untuk sumber listrik pengisian baterai motor sehingga penggunaan perahu nelayan dapat lebih lama dan nelayan tidak perlu khawatir kehabisan daya listrik selama panel surya mendapat paparan energi matahari.

Kata kunci: panel surya, motor DC, energi terbarukan, perahu nelayan.

98

IMPLEMENTASI PROSES LEARNING DAN RUNNING SISTEM KECERDASAN BUATAN (JARINGAN SYARAF TIRUAN) BERBASIS MIKROKONTROLER

Joko Subur

Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Subaya Joko.subur@hangtuah.ac.id

Abstrak: Kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) merupakan sistem kecerdasan yang dibuat oleh manusia dengan pengolahan komputasi menggunakan komputer. Salah satu sistem kecerdasan buatan yang biasa diaplikasikan adalah kecerdasan buatan Jaringan Syaraf Tiruan. Proses komputasi pada jaringan syaraf tiruan pada umumnya menggunakan media komputer, dikarenakan saat proses komputasi tersebut diperlukan ruang memori yang cukup besar. Mikrokontroler adalah sebuah chip mikroprosesor yang memiliki ruang memori yang terbatas. Sehingga proses komputasi kecerdasan buatan tidak dapat sepenuhnya dijalankan di sistem mikrokontroler. Pada penelitian ini akan dirancang dan dibuat sistem mikrokontroler yang mampu menjalankan proses komputasi kecerdasan buatan jaringan syaraf tiruan sepenuhnya, yaitu proses learning dan running. Dengan menambahkan memori eksternal pada sistem mikrokontroler, maka diharapkan ruang memori pada proses komputasi kecerdasan buatan jaringan syaraf tiruan dapat terpenuhi.

Kata kunci: kecerdasan buatan, jaringan syaraf tiruan, mikrokontroler, proses komputasi, memori.

ANALISIS DROP VOLTAGE DAN SHORT CIRCUIT PADA KAPAL TRIMARAN Indra Ranu Kusuma1, Sardono Sarwito1, Semin1, Badrus Zaman1, Soedibyo2, Anggita Primaysandy1

1 Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

2 Departemen Teknik Sistem Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Abstrak: Kapal trimaran merupakan kapal yang memiliki tiga lambung yang saling terhubung.

Kapal trimaran juga memiliki bermacam-macam kondisi operasional yaitu bongkar muat (cargo handling), lego jangkar (anchoring), bermaneuver (maneuvering), dan berlayar (sailing) dengan kebutuhan listrik yang beragam. Pada penelitian ini dianalisa kondisi maneuvering dikarenakan kondisi tersebut membutuhkan daya yang besar. Berbagai macam kondisi operasional kapal dapat menyebabkan gangguan sistem kelistrikan. Oleh karena itu kualitas tegangan listrik dan pen- cegahan terjadinya short circuit menjadi salah satu faktor penting pada sebuah sistem kelistrikan kapal. Buruknya kualitas tegangan yang dihasilkan dapat mengakibatkan penurunan keandalan sistem tenaga listrik dan dapat mengurangi lifetime dari peralatan listirk tersebut. Tegangan jatuh yang terjadi pada beban listrik di kapal sering dihiraukan oleh ABK dan jarang mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi short circuit diperlukan analisa arus short circuit pada sistem kelistrikan kapal trimaran ini. Pada penelitian ini akan dilakukan beberapa perbedaan pembebanan generator untuk mengetahui drop voltage dan short circuit yang terjadi di kapal trimaran.

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER

Muchamad Fahrizal Untoro, M. Alfyan R, Didit Lestyo Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya

fahrizaluntoro@gmail.com

Abstrak: Perancangan modul pembelajaran sistem kontrol dilakukan berdasarkan pada dua buah kasus studi yang tersedia pada website Control Tutorials for Matlab & Simulink. Kasus pertama yaitu sistem peluncuran dengan menerapkan kontrol PID untuk mencapai kecepatan 10m/s dengan performa yang sudah ditentukan. Dengan menggunakan kontrol yang sama pada sistem kedua yaitu sistem kecepatan DC motor untuk mencapai kecepatan sudut 0,1 rad/s juga dengan performa yang sudah ditentukan. Hasilnya dibuat dalam bentuk satu modul pembelajaran yang disusun dengan urutan pendahuluan, dasar teori dan langkah kerja. Sistem kontrol yang diberikan yaitu sistem kontrol PID (proporsional, integral, derivatif) tertutup. jika nilai pengaturan kecepatan

99 500 RPM yang diberikan ke motor dc, membuat motor dc bertahan pada kecepatan 500 RPM meskipun diberi beban sehingga tegangan untuk proses charging ke baterai bernilai tetap yaitu menggunakan tegangan 38 V walaupun kecepatan putar generator yang berubah-ubah.

Kata kunci: motor DC, penyearah, semi konverter

ANALISA PENGGUNAAN ZETA CONVERTER UNTUK PERBAIKAN RESPON KECEPATAN DAN TINGKAT PEMBEBANAN PADA MOTOR BRUSHLESS DC DI KAPAL

Dicky Bayu Aji Pratama, Faiz Chandra Hervian, Rozy Muchlis Misbachudin Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya

Email: riskafatikah744@gmail.com

Abstrak: Motor brushless DC telah banyak digunakan dalam berbagai bidang di kehidupan sehari hari seperti peralatan rumah tannga, peralatan industri, transportasi darat dan laut, dikarenakan motor ini memiliki struktur yang sederhana, efisiensi, tidak berisik dan torsi yang tinggi, serta menggunakan konsep komutasi elektris yang berbeda dari motor DC lainnya. Namun pengope- rasian pada umumnya yang menggunakan sumber AC, dimana kurang baik dalam pengaplikasi- annya. Pada penelitian ini akan dikaji ulang mengenai proses kontrol kecepatan dan tingkat pem- bebanan dengan menggunakan Zeta Converter dalam pengaplikasian pada motor brushless DC, serta pengoperasian motor dengan mengamati respon motor terhadap kecepata referensi yang berubah-ubah dan mengamati kestabilan motor terhadap tingkat pembebanan yang bervariasi.

Dalam menerapkan metode yang dilakukan pada penelitian ini, pengoperasian motor brushless DC yang telah dirancang dapat bekerja dengan baik serta respon motor yang dapat mengikuti kecepatan referensi yang berubah-ubah dan kestabilan motor dalam mempertahankan kecepatan pada pembebanan yang berubah-ubah. Proses kontrol kecepatan pada motor brushless DC akan meningkatkan kualitas putaran pada berbagai kecepatan dan metode penerapan yang bervariasi.

Kata kunci: Zeta Converter, Brushless DC, pengatur kecepatan, tingkat pembebanan

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR PENGGERAK PROPELLER PADA KAPAL MENGGUNAKAN METODE PID KONTROL

Suryadhi dan Joko Subur

Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Subaya suryadhi@hangtuah.ac.id, joko.subur@hangtuah.ac.id

Abstrak: Salah satu pengembangan teknologi perkapalan adalah pada sistem penggerak baling- baling pada kapal atau biasa disebut propeller. Propeller berfungsi sebagai alat untuk meng- hasilkan gaya dorong gerak kapal. Untuk menghasilkan daya dorong tersebut maka propeller harus berputar, propeller diputar dengan poros yang digerakkan oleh penggerak utama dalam kamar mesin. Untuk menghasilkan kecepatan gerak kapal yang konstan dan stabil maka penggerak utama harus dapat memutar propeller dengan kecepatan putra yang disesuaikan dengan kecepatan gerak kapal yang diinginkan, walaupun terkadang pada pergerakan kapal ada hambatan berupa arus air ataupun hambatan lain Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini akan dicoba membuat alat sistem kontrol pengaturan kecepatan motor penggerak propeller pada kapal menggunakan suatu metode kontrol yaitu metode kontrol Proportional (P), Integral (I), Derivative (D). Metode kontrol PID adalah suatu kontroler yang digunakan untuk menentukan sistem tersebut presisi atau tidak dengan menggunakan karakteristik feedback (umpan balik) pada sistem, sehingga akan didapatkan laju kecepatan motor penggerak yang stabil.

Dengan menggunakan sistem kontrol tersebut maka diharapkan kecepatan gerak laju kapal berdasarkan kecepatan putar propeller dapat dengan mudah dikendalikan atau dikontrol.

Kata kunci: kontrol kecepatan, motor penggerak, PID control

100

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DC MENGGUNAKAN CUK CONVERTER Defa Mulyana, Iham Yusuf A, Naufal Miftaahul AS

Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya Jl. Arief Rachman Hakim no 105, Sukolilo, Surabaya 60111

defamulyana97@gmail.com

Abstrak: Keuntungan seperti efisiensi tinggi, rasio inersia/torsi tinggi, jangkauan pengaturan kecepatan yang besar dan rendahnya electro- magnetic interference (EMI) menjadi alasan motor brushless DC (BLDC) menjadi pilihan yang tepat dalam banyak aplikasi dikehidupan sehari-hari seperti pada peralatan rumah tangga, industri dan kesehatan. Motor BLDC terdiri dari belitan 3 fasa pada stator dan magnet permanen pada rotornya. Dalam operasi BLDC memerlukan gelombang untuk bekerja, maka penggunaan inverter diperlukan. Inverter juga digunakan untuk tujuan kontrol kecepatan dikontrol kecepatan BLDC konvensional. Pada Makalah ini akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan Cuk Converter untuk mengatur kecepatan pada motor BLDC.

Cuk Converter sendiri memiliki sifat tegangan keluaran yang dihasilkan dapat diatur menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan masukan, Cuk Converter dipilih karena dapat dioperasikan dalam berbagai jangkauan kontrol kecepatan.

Kata kunci: kontrol kecepatan, motor Brushless DC, cuk converter.

DOUBLE BOOST CONVERTER DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR BLDC

Gita Arya Pratama dan Rio Winas Setia Budi Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya

aryaxiitpm@gmail.com

Abstrak: Paper ini menampilkan desain double boost converter yang mempunyai kemampuan menggandakan tegangan dua kali lipat berturut-turut beban DC yang menghasilkan tegangan output tambahan atau cadangan suplai pada beban. Pemodelan dc-dc boost converter dilakukan untuk sistem open loop dan closed loop untuk melihat performance dari sistem ketika terjadi variasi arus beban, perubahan tegangan input dan perubahan tambahan tegangan pada output. pada umumnya boost converter ini adalah konverter daya DC to DC meningkatkan tegangan dari input (pasokan) ke output (beban) dan hasil simulasi menunjukkan bahwa system kendali yang dibuat mampu mempertahankan tegangan keluaran. Untuk pengontrolan pada beban motor mengguna- kan double boost converter, disaat beban motor pada kecepatan rendah maka ada suplai tegangan tambahan pada rangkaian boost converter yang ke-2 untuk menngkonsistenkan kecepatan motor agar stabil.

KONTROL KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA MELALUI ARUS ROTOR MENGGUNAKAN KONVERTER ZVS

Adlio Dwismara E, Geral Junio R, Moch Toriq Setiawan Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah

Abstrak: Dalam makalah ini disajikan pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa dalam bentuk simulasi. Pengaturan kecepatan motor dilakukan dengan menghubungkan resistor luar tiga fasa pada slip-ring rotornya. Arus bolak balik dari slip-ring rotor motor kemudian disearahkan oleh penyearah tiga fasa dan dihubungkan pada DC-DC konverter. Pensaklaran DC-DC konverter menggunakan merode Zero Voltage Switching (ZVS). Proses pensaklaran tegangan tegangan nol sewaktu turn-on dengan bantuan komponen induktor resonansi Lr dan kapasitor resonansi Cr.

Penelitian ini bertujuan merancang suatu DC-DC konverter dengan sumber tegangan dari terminal rotor pada motor induksi tiga fasa. DC-DC konverter yang dirancang menggunakan mode pensaklaran zero voltage switching (ZVS) dengan komponen induktor dan kapasitor yang diparalel.

Berdasarkan hasil pengukuran pengaturan arus rotor induksi tiga fasa dengan metode ZVS dapat merubah kecepatan rotor pada motor induksi tiga fasa pada rotor lilit tersebut.

Kata kunci: motor induksi, DC-DC konverter, Zero Voltage Switching

101 ANALISA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC

MENGGUNAKAN BUCK BOOST KONVERTER

Muhammad Imam Safii, Aisyah Nabila Putri F, Moch Cahyo Pujianto Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya E-mail: muhis.muhammad@gmail.com, aisyahnabila49@gmail.com, cahyopuji6@gmail.com

Abstrak: Motor DC merupakan salah satu motor listrik yang sering digunakan mulai dari penggerak utama pada mesin industri, penggerak utama pada sistem transportasi darat maupun laut bahkan untuk memenuhi kebutuhan penggerak peralatan rumah tangga. Untuk memenuhi setiap kebutuhan tersebut, diperlukan kontrol untuk mengatur kecepatan motor DC. Untuk jenis kontrol kecepatan motor DC bervariasi, mulai dari konverter buck, konverter boost, konverter buck boost dan lain-lain. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan konverter buck boost untuk mengatur kecepatan motor DC karena memiliki daya yang relative rendah yang efisien dan ekonomis. Kenggulan lainnya adalah desain yang sederhana, kecepatan respon sangat cepat, dan faktor daya tinggi. Dengan merancang konverter buck boost close loop, dapat mengatur kecepatan motor DC secara otomatis dengan acuan kecepatan referensi yang telah ditetapkan.

Kata kunci: motor DC, buck boost konverter, kecepatan

RANCANG BANGUN CUK CONVERTER PADA KAPAL BOAT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) ANN-LEVENBERG MARGUARDT

M. Taufiqurrohman dan Daeng Rahmatullah Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah taufiqurrohman@hangtuah.ac.id, daengrahmatullah@gmail.com

Abstrak: Pembangkit listrik tenaga surya adalah salah satu pembangkit tenaga listrik alternatif yang banyak dikembangkan, panel surya sebagai pembangkit listrik terbaharukan, di masa men- datang akan semakin memiliki peranan penting sebagai pengganti energi fosil untuk memenuhi kebutuhan listrik. Penerapan yang belum dilakukan panel surya ini akan diaplikasikan pada kapal boat bertenaga listrik. Kendala utama dari panel surya adalah daya dan tegangan keluaran panel yang dipengaruhi radiasi matahari yang selalu berubah-ubah. Akibat tidak stabilnya tegangan panel surya tersebut baik di atas maupun di bawah dari standar tegangan pengisian baterai maka tidak akan terjadi pengisisan baterai dari panel surya. Pada penelitian ini dirancang converter untuk memaksimalkan suplai daya panel surya dengan cara menstabilkan tegangan keluaran panel surya pada baterai sehingga pengisian daya menjadi optimal. Tipe converter yang digunakan adalah cuk converter. Pada tipe converter ini bisa mengkontrol tegangan keluarannya naik dan turun hingga dua kalilipat diatas dan dibawah tegangan masukannya. Cuk converter akan ditanam artificial intelegence berupa Artificial Neural Network (ANN). Hal ini digunakan utuk mengenali besaran tegangan yang dikeluarkan panel surya dan mengkonversinya ke tegangan standar pengisian baterai. Pada kasus ini distabilkan di tegangan 14 Volt dengan cara mengatur duty-cycle dari switching Cuk Convereter. Dengan ANN yang tertanam di dalam cuk convereter maka secara otomatis tegangan keluaran panel surya akan dikonversi ke tegangan 14 Volt dengan daya yang paling optimal.

Kata kunci: Artifial Neural Network(ANN), cuk converter, penstabil tegangan.

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR BLDC MENGGUNAKAN METODE SIX STEP Bima Rachmat Ah Ro Ufun, Navynda Kurnia Sari, Rafli Fajar Anugrah

Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah

Abstrak: Makalah ini menyajikan desain dari inverter 3 fasa untuk pengaturan kecepatan motor BLDC. Motor BLDC termasuk dalam motor sinkron dengan permanen magnet, sehingga motor jenis ini dilengkapi dengan sensor hall-efect untuk mendeteksi posisi rotor. Dengan data posisi rotor dari hall-efect, maka inverter dapat mensuplai energi listrik kedalam motor pada kondisi

102

sinkron. Pada penelitian ini digunakan sebuah Inverter untuk mengatur kecepatan motor BLDC.

Pengaturan tegangan output inverter 3 fasa menggunakan metode six-step karena metode ini cukup sederhana dan mudah untuk diimplementasikan. Pengaturan tegangan output inverter menggunakan metode six-step akan menghasilkan gelombang sinusoida. Pengaturan duty cycle pada sinyal sinus akan mengubah nilai output dari inverter menggunakan frekuensi, sehingga akan berpengaruh pada kecepatan motor BLDC. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, metode pengaturan kecepatan motor BLDC dengan metode six step yang diusulkan mampu mengontrol kecepatan motor BLDC sesuai dengan nilai frekuensi yang ditentukan.

Kata kunci: Motor BLDC, Inverter, Six Step

KONTROL KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DC BERBASIS POWER FACTOR CORRECTION (PFC) MENGGUNAKAN SINGLE ENDED

PRIMARY INDUCTANCE CONVERTER (SEPIC) Diki Dwi AS, Khrisma Dwi WP, Miftakhul Rifai Program Studi Teknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya

dickysetiawan18@gmail.com

Abstrak: Brushless DC motor (BLDC) merupakan mesin listrik yang sangat serbaguna. Motor brushless DC sudah diaplikasikan secara luas pada skala rumah tangga maupun industri karena kelebihan yang dimiliki seperti efisiensi tinggi dan rugi-rugi mekanik yang rendah karena tidak menggunakan brush (Sikat) seperti motor DC. Motor BLDC terdiri dari belitan 3 fasa pada stator dan magnet permanen pada rotornya. Pengaplikasian motor brushless DC tersebut menggunakan sumber AC rms yang disearahkan. Namun, penggunaan motor brushless DC dan rangkaian penyearahnya menyebabkan tingginya THD (Total Harmonic Distortion) yang berpengaruh pada buruknya nilai PF (Power Factor). Pada tugas ini bertujuan untuk memperbaiki nilai faktor daya maupun THD arus akibat pengoperasian motor brushless DC menggunakan konverter SEPIC Berbasis Power Factor Correction (PFC) dan Selain itu motor mampu dioperasikan pada berbagai tingkat kecepatan dan pembebanan yang bervariasi. Hasil dari simulasi dari desain yang telah dibuat adalah motor dapat merespon variasi kecepatan referensi yang diberikan dengan baik.

Rangkaian kontrol juga mampu membuat motor mempertahankan kecepatan dengan perubahan beban setiap waktunya dan diharapkan dapat memperbaiki faktor daya tidak kurang dari 1.

Kata kunci: brushless DC, SEPIC, faktor daya, THD arus.

DESAIN DOUBLE BUCK CONVERTER SEBAGAI KONTROL KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DC MENGGUNAKAN PI CONTROLLER

Achmad Hadi Fithrooh, Sugeng Haryanto, Sulaemi Program StudiTeknik Elektro, Universitas Hang Tuah Surabaya

Email: achmad.hadifithrooh@gmail.com

Abstrak: Pada paper ini akan dipaparkan sebuah Desain Double Buck Converter DC-DC Bidirectional dengan inputan sumber AC yang di searahkan terlebih dulu dengan Converter penyearah yang akan digunakan untuk mengatur kecepatan motor BLDC. Double Buck Converter DC-DC mempunyai kemampuan menurunkan tegangan dua kali berturut turut dimana tegangan pada sisi output dapat dipertahankan pada nilai tertentu walaupun tegangan pada sisi input mengalami perubahan.Sistem kontrol yang digunakan adalah PI controller (Proportional, Integra- tor) dimana parameter PI diperoleh dari trial eror. PI controller juga berfungsi memperbaiki gelom- bang keluaran pada kecepatan motor BLDC. Percobaan yang dilakukan meliputi, pemberian beban pada Motor BLDC sebesar 1 newton dan 2 newton dengan variasi kecepatan yang berbeda-beda.

Kata kunci: Motor BLDC, DoubleBuck, PI Controller, Converter Penyearah, Converter DC-DC

C3 - 17

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

Dalam dokumen Seminar Nasional Kelautan XIV (Halaman 99-107)