BAB IX PENGAJARAN REMEDIAL KETERAMPILAN GERAK 181
A. Konsep Belajar Keterampilan Gerak
Keterampilan gerak merupakan sebuah proses di mana seseorang mengembangkan seperangkat respons ke dalam suatu gerak yang terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu. (Lutan, 1988:95).
Menurut Lutan (1988:95) ciri-ciri gerak seseorang dikatakan terampil ditandai dengan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dalam kualitas tinggi (seperti cepat atau cermat) dengan tingkat keajegan yang cukup mantap. Keterampilan gerak digunakan untuk menunjukkan
182 Pengajaran Remedial dalam Pendidikan Jasmani
setiap aktivitas otot yang diarahkan kepada suatu tujuan khusus (Rahantoknam, 1988:13). Keterampilan gerak yaitu kemampuan sesorang untuk melakukan tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya (Rahayubi, 2012:211). Keterampilan gerak merupakan kesadaran individu untuk mengontrol tubuh bergerak atau melakukan tugas sesuai dengan tujuan yang dicapai (Kluka, 1999:5). Menurut Harrow (1972:24) gerak adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik. Menurut Harsono (2007:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan gerak adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Jadi dari uraian yang telah dikemukakan keterampilan gerak adalah suatu gerakan yang terampil yaitu derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien akibat dari perpaduan kerja sama sistem saraf dan otot.
Taksonomi Psikomotor yang diungkapkan oleh Harrow (1972:1-2) meliputi: (1) Gerak refleks, (2) Gerakan dasar fundamental, (3) Kemampuan perseptual, (4) Kemampuan fisik, (5) Gerak terampil, (6) Komunikasi non diskursif. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
(1) Gerak refleks adalah respons gerak atau aksi yang terjadi tanpa kemauan secara sadar, yang ditimbulkan oleh suatu stimulus.
(2) Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya terjadi sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak, yang terdiri dari tiga kelompok yang meliputi: Gerak Lokomotor, gerak Non lokomotor, dan gerak.
(3) Kemampuan perseptual adalah kemampuan untuk menginterpretasi stimulus yang ditangkap oleh panca indera. Kemampuan perseptual yang erat hubungannya dengan gerakan tubuh ada lima macam, yang meliputi: Pembedaan rasa gerak, pembedaan penglihatan, pembedaan pendengaran, pembedaan peraba, dan kemampuan koordinasi.
Bab IX Pengajaran Remedial Keterampilan Gerak 183
(4) Kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan sistem organ- organ tubuh dalam melakukan aktivitas gerak tubuh; Kemampuan fisik sangat diperlukan dalam mendukung aktivitas gerak tubuh.
Secara garis besar kemampuan fisik dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: Ketahanan, kekuatan, kelentukan,-dan kelincahan.
(5) Gerak terampil adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagai bagian atau seluruh tubuh yang dapat dilakukan melalui proses belajar.
Gerak keterampilan dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Keterampilan adaptif sederhana, keterampilan adaptif terpadu, dan keterampilan adaptif kompleks.
(6) Komunikasi non diskursif adalah komunikasi melalui perilaku gerak tubuh. Gerak tubuh yang komunikatif dapat dibedakan menjadi: Gerak ekspresif, dan gerak interpretif.
2. Belajar Keterampilan Gerak
Belajar gerak adalah seperangkat proses yang dari latihan atau pengalaman yang menghantarkan ke arah perubahan permanen ke arah terampil (Lutan, 1988:102). Menurut Sugianto (2004:19) belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilanDalam konteks belajar keterampilan gerak beberapa aspek terkandung didalamnya: (1) perubahan perilaku terjadi melalui proses; (2) perubahan perilaku terjadi sebagai hasil langsung dari latihan; (3) proses belajar itu tak teramati secara langsung tapi hanya ditafsirkan melalui perilaku nyata; (4) belajar menghasilkan kapabilitas untuk memberikan respons yang selaras dengan stimulus;
dan (5) hasil belajar relatif permanen (Lutan, 1988:119). Selanjutnya Rahantoknam (1988:17) menjelaskan bahwa belajar gerak adalah proses peningkatan suatu keterampilan gerak yang disebabkan oleh kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman, bukan karena kondisi maturasi atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis.
Winarno (1995:7) mengemukakan belajar gerak merupakan suatu proses terjadinya perubahan yang relatih permanen dalam
184 Pengajaran Remedial dalam Pendidikan Jasmani
perilaku gerak sebagai akibat dari latihan dan pengalaman dan bukan akibat dari perkembangan. Selain itu belajar gerak merupakan studi tentang keterampilan untuk memperoleh dan menyempurnakan gerakan. Belajar gerak sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman, dan situasi belajar manusia. Untuk dapat melakukannya diperlukan adanya kontrol perhatian (atensi), dan pemusatan perhatian atau konsentrasi (Rahayubi, 2012:207).
Kurva belajar atau sering disebut kurva penampilan gerak ialah grafik yang melukiskan perkembangan dari rangkaian penampilan seseorang dalam suatu periode waktu usaha mencoba melaksanakan tugas gerak (Lutan, 1988:119). Kurva belajar mengandung nilai praktis untuk memahami gejala belajar. Bentuk umum dari kurva belajar adalah: (1) tahap awal ditandai dengan kemajuan pesat, terlukis dalam garis menanjak, (2) fase plateau, kemajuan lamban atau mendatar, bahkan diikuti oleh irama kemajuan tak menentu naik turun; dan (3) tahap penurunan yang terlukis pada garis menurun.
Motor educability merupakan istilah yang menunjukkan kapasitas seseorang mempelajari keterampilan yang sifatnya baru daiam waktu yang cepat dengan kualitas yang baik. Motor educability dianggap sebagai indikator intelegensi dalam belajar gerak (Lutan, 1988:119).
Karakteristik belajar keterampilan gerak yaitu: (1) proses perubahan individu untuk meningkatkan penampilan gerak yang relatif permanen, (2) proses tidak secara langsung teramati, dan (3) hasil dari praktik dan pengalaman daripada kematangan, bersifat sementara, atau naluri (Kluka, 1999:29). Sedangkan menurut Winarno (1995:7) karakteristik belajar gerak meliputi: (l) belajar gerak merupakan suatu proses, (2) belajar gerak merupakan hasil latihan, (3) kapabilitas bereaksi sebagai hasil belajar gerak, (4) hasil belajar gerak bersifat relatif permanen, (5) belajar gerak dapat menimbulkan efek negatif.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan belajar keterampilan gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang akan menyebabkan perubahan dalam kemampuan individu untuk bisa menampilkan gerak yang terampil.
Bab IX Pengajaran Remedial Keterampilan Gerak 185