BAB V PENUTUP
B. Lampiran 2 Transkrip Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip wawancara peneliti dengan kepala sekolah SMA Negeri Arjasa Jember
Nama : Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SMA Negeri Arjasa Hari, Tanggal : Selasa, 18 Januari 2022
Lokasi Penelitian : SMA Negeri Arjasa Peneliti : Aufaa Muhammad Irsyaad
Peneliti
Assalamualaikum pak Widi, saya Aufa mau menyerahkan surat izin penelitian.
Widiwasito, S.Pd., M.Pd Wa’alaikumsalam, penelitianmu tentang apa mas?
Peneliti Tentang pembelajaran berbasis proyek pak.
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Oh ya memang kita kedepan ini pembelajarannya akan berbasis proyek untuk menghadapi kurikulum prototype, karena SMA Negeri Arjasa ini sekarang menjadi sekolah penggerak, jadi di Jember ini cuman ada dua sekolah penggerak yaitu SMA Negeri 2 Tanggul dan SMA Negeri Arjasa.
Peneliti
Saya izin bertanya terkait sejarah berdirinya SMA Negeri Arjasa ini bagaimana?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Sejarah berdirinya pertama sekolah itu pasti dibangun di sebuah tempat yang memang
masyarakatnya membutuhkan pendidikan dan di situ itu tempat pendidikannya itu masih kurang salah satunya di Kecamatan Arjasa. Nah Kecamatan Arjasa itu kan belum ada sekolah negeri yang tingkatannya Menengah Atas SMA maupun SMK itu belum ada mulai berdiri itu tahun 1990. Nah SMA Arjasa itu afiliasi atau anak dari SMA 2, jadi yang mengembangkan SMA Arjasa itu adalah kepala sekolah dan guru-guru dari SMA 2 begitu. Maka SMA Arjasa didirikan sebuah sekolah harapannya masyarakat di sekitar SMA Arjasa ya tentunya waktu itu ada Arjasa, Jelbuk, Sukowono, mungkin bagian dari Kalisat Biting itu bisa sekolah di SMA Arjasa.
Peneliti
Menurut bapak pembelajaran yang ideal itu seperti apa?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Kalau kita mengacu pada kurikulum 2013, pembelajaran yang ideal itu adalah pembelajaran yang inovatif yang menarik, terus tidak cuman teoritis-teoritis, disini masih ada beberapa guru yang karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan IT jadi pembelajarannya masih konvensional jadi guyru menerangkan nulis di papan anak mencatat itu konvensional sekali itu sudah kurang menarik tapi
kalau pembelajaran yang inovatif itu banyak didukung oleh IT, nah sekarang ini kan guru mencari bahan ajar sangat mudah sekali, di google di internet, pembelajarannya itu macam-macam ada yang dalam bentuk gambar, video, audiovisual, nah itu kan menarik sekali buat anak-anak, nah ini adalah pembelajaran-pembelajaran yang harusnya diterapkan pada anak-anak zaman sekarang nah cuman itu dikembalikan pada kemampuan guru dan kemampuan daya dukung alat, nah tentunya disini daya dukung alat itu sekolah memiliki LCD, sekolah juga didukung Internet, nah sekarang kembali ke gurunya mampu atau tidak menggunakan mengaplikasikan itu semua, beberapa guru mampu dan menyenangkan nah jadi seperti itu pembelajaran yang ideal.
Peneliti
Apa yang bapak ketahui mengenai model pembelajaran berbasis proyek?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Jadi model pembelajaran berbasis proyek ini merupakan suatu inovasi pembelajaran untuk menggantikan pembelajaran konvensional, proyek itu kan merupakan suatu pengaplikasian dari teori yang sudah didapatkan di kelas, jadi kalau model
pembelajaran berbasis proyek itu merupakan bentuk pengaplikasian teori-teori yang telah dijelaskan oleh guru. Nah model pembelajaran ini tentunya mengedepankan keaktifan siswa dalam membuat suatu proyeknya.
Peneliti
Menurut bapak apa modalnya untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Modalnya yang jelas itu adalah kemampuan guru didalam menjelaskan dan memberikan semacam pemahaman serta bimbingan, itu modal utamanya, namun ada juga modal yang kedua yaitu dari sisi siswa, nah mampu atau tidak siswa itu menterjemahkan ide-ide atau gagasan dari gurunya untuk membuat proyek, nah padahal pembelajaran berbasis proyek ini memang yang sekarang dikedepankan termasuk calon kurikulum baru ini yang kurikulum prototype ini adalah pembelajaran berbasis proyek, jadi anak-anak itu tidak hanya teori- teori saja, teori itu mudah sekali dalam mencarinya, tapi yang utama adalah anak itu bisa mengaplikasikan dari teori itu dalam bentuk nyata, proyek, kerja, nah itu sehingga tidak hanya teori, contohnya yang paling gampang begini: matematika
kalau cuman kali-kalian dua kali tiga sama dengan enam, terus empat kali enam sama dengan dua puluh empat nah itu kan teori, tapi kalau sudah proyek, anak itu harus dibawa ke lapangan, coba mereka disuruh mengukur lapangan itu nah tentunya mereka akan mengukur, kemudian digambar nah itu kan sudah proyek jadinya, tidak hanya teoritis saja, nah kalau hanya teoritis saja tanpa mengaplikasikan ya buat apa? Inilah kelemahan pembelajaran yang dahulu dan sekarang akan diperbaiki dan dimulai dengan proyek-proyek itu.
Peneliti
Dalam rangka mempersiapkan diri untuk menjalankan kurikulum prototype yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek, apakah bapak memberikan pengarahan kepada guru-guru utamanya guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Tentunya ada, beberapa hari yang lalu ada pengarahan dari dinas terkait dengan kurikulum baru, setelah itu pak Widi juga memberikan pengarahan pada saat rapat dewan guru, dimana seluruh guru saya anjurkan untuk mulai menerapkan pembelajaran berbasis proyek, utamanya guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti saya sangat menganjurkan untuk menerapkan model tersebut sehingga anak-anak dan para guru tidak kaget ketika kurikulum baru mulai dilaksanakan.
Peneliti
Bagaimana pendapat bapak mengenai perencanaan pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Tentunya guru harus membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, secara umum ada silabus, RPP dan lain-lain, namun karena ini pembelajaran berbasis proyek maka artinya ada langkah-langkah tertentu yang harus dilalui guru dalam proses penyusunan perencanaannya, sehingga diharapkan hasil perencanaannya tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Setelah tahap perencanaan ini selesai disusun maka guru yang bersangkutan mulai untuk menerapkan pembelajaran di kelas
Peneliti
Bagaimana pendapat bapak tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Nah itu, bagus, saya sangat mengapresiasi pembelajaran agama berbasis proyek, jadi sebenarnya proyek itu kan aplikasi dari teori yang
sudah diberikan, terus terang pak Widi agak kurang sependapat dengan pembelajaran konvensional yang kemarin, agama itu hanya diberikan teori-teori saja, padahal kalau pendapat pak Widi agama itu seharusnya aplikasi, yang utama itu adalah aplikasi, nah aplikasi itu kan proyek yaitu pelaksanaan dilapangan. Teorinya kan gampang oh orang beramal? Bagus karena beramal diajarkan dalam agama Islam ayatnya ini, ini dan seterusnya, nah itu teori nah tapi prakteknya bagaimana? Nah inilah yang harus dikedepankan praktek berbuat baik, berbuat baik itu koyok opo seh? Teorinya berbagi contohnya jumat berkah, nah ketika anak-anak diberi teori di dalam kelas bahwa kita itu harus banyak beramal baik nah itu diaplikasikan, dipraktekkan dalam jumat berkah, nah kita punya lalu kita taruh siapa yang membutuhkan silakan diambil, nah inikan luar biasa sekali. Misalkan ada temennya yang kurang mampu nah kita punya apa yang sekiranya bisa membantunya nah itu aplikasi mungkin dibuat dalam bentuk tulisan, jadi tulisan bukan hanya teori namun juga langsung dipraktekkan difoto kemudian dibuat dalam bentuk laporan itu luar biasa, dan itu
memang seharusnya Pendidikan Agama dan itu termasuk pendidikan budi pekerti ya nah itu yang dikedepankan yaitu penanaman karakter atau pendidikan karakter dan endingnya yaitu pembentukan manusia yang berakhlak mulia
Peneliti
Bagaimana pendapat bapak mengenai evaluasi pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang mampu digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik, untuk bentuknya seperti apa itu dikkembalikan kepada masing-masing guru, jadi saya memberikan kebebasan kepada guru agar beliau-beliau mampu untuk mengembangkan alat evaluasinya sehingga dapat mengukur kemampuan peserta didik secara menyuluruh dan hasilnya maksimal.
Peneliti
Apa yang bapak harapkan untuk pembelajaran berbasis proyek di masa yang akan datang?
Widiwasito, S.Pd., M.Pd
Jadi intinya itu anak-anak ini tidak hanya diajarkan teori-teori saja, tapi harus praktek membuat proyek mengaplikasikan dari teori-teori yang didapat dalam kelasnya. Dalam sebuah artikel yang pernah saya baca contohnya saja: anak Indonesia itu di lomba
olimpiade hebat di dunia, tapi ketika pelaksanaan praktek atau untuk membuat proyek, anak Indonesia itu masih jauh kalah dengan pelajar luar negeri waktu itu yang saya baca adalah dibandingkan dengan Australia, jadi anak Australia ini kalau di dalam praktek hebat, sejauh pemahaman saya anak australia ini dalam satu kelas ini di bimbing oleh empat orang guru, jadi satu guru itu membawahi sekitar lima-enam orang anak jadi anak disana itu dilatih untuk berani berpendapat, berani mempertahankan pendapat, berani bertanya dan itu yang dikedepankan bukan teori-teori kamu harus begini kamu harus ini, jadi langsung praktek berani berpendapat berani mempertahankan pendapatnya namun yang terpenting juga menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Makanya di luar negeri ketika masih TK pembelajaran yang paling dasar yaitu belajar mengantri, jadi mengantri itu adalah menghormati orang lain meskipun kita butuh cepet tapi kita tetap harus tau dilingkungan kita itu ada orang lain yang sama-sama butuh.
2. Transkrip wawancara peneliti dengan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X IPS 3 SMA Negeri Arjasa Jember
Nama : Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Jabatan : Guru PAIBP kelas X IPS 3 SMA Negeri Arjasa Hari, Tanggal : Selasa, 02 Februari 2022
Lokasi Penelitian : SMA Negeri Arjasa Peneliti : Aufaa Muhammad Irsyaad Peneliti
Apa yang bapak ketahui tentang model pembelajaran berbasis proyek?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Model pembelajaran berbasis proyek itu merupakan pembelajaran dimana peserta didik itu lebih aktif mereka belajar secara mandiri dan tentunya berbasis proyek sehingga diharapkan nantinya mereka bisa lebih mengeksplorasi materi dengan mencari banyak referensi sehingga mereka bisa mensintesiskan informasi-informasi yang mereka dapatkan terkait dengan proyek yang mereka kerjakan.
Peneliti
Materi apa saja yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Setiap materi sebetulnya bisa hanya saja ada signifikansi mana materi yang lebih cocok untuk menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.
Contohnya dalam hal ini materi yang digunakan
adalah Dakwah Nabi di Madinah, alasan materi ini dipilih karena peserta didik bisa mengoptimalkan dakwah melalui media sosial mereka bisa membuat video ataupun konten-konten yang terkait dengan dakwah.
Peneliti
Apa saja yang harus dipersiapkan oleh guru dalam rangka mempersiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berbasis proyek?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik tentunya kita harus mempersiapkan RPP, yang meliputi merumuskan tujuan pembelajaran, guru juga harus menganalisis karakteristik peserta didik, memilih strategi pembelajaran, membuat gambaran tentang proyek yang akan dikerjakan, menyusun sumber belajar serta merancang alat evaluasi.
Peneliti
Pada tahap merumuskan tujuan pembelajaran apa saja yang bapak lakukan?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Biasanya ketika saya akan membuat RPP maka langkah pertama yang saya lakukan adalah membaca silabus, kemudian menganalisisnya, setelah itu saya membuat suatu permasalahan berupa proyek pada materi tersebut, setelah itu saya membuat rumusan tujuan pembelajaran atau tujuan proyek tersebut.
Karena proyek kita ini berbentuk konten video dakwah maka tujuan pembelajarannya yang pertama adalah meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah dan yang kedua adalah menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan kerukunan melalui dakwah di media sosial sebagai ibrah dari sejarah dakwah Nabi di Madinah
Peneliti
Pada tahap menganalisis karakteristik peserta didik apa saja yang bapak lakukan?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Menganalisis karakteristik peserta didik ini menurut saya perlu dilakukan agar dalam pembagian kelompok bisa heterogen yang artinya dalam satu kelompok ada yang memiliki karakter pendiam, keras, malas dan sebagainya sehingga saya berharap setiap peserta didik memiliki rasa tanggung jawab agar bisa saling merangkul temannya sehingga terjalinlah gotong royong dalam kelompok tersebut, hal ini perlu dilakukan agar seluruh peserta didik memiliki pengalaman belajar menyelesaikan proyek yang didalamnya penuh dengan lika dan liku.
Peneliti
Pada tahap memilih strategi pembelajaran apa saja yang bapak lakukan?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Pada materi kali ini yaitu materi Dakwah Nabi di Madinah saya menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dimana model ini menitik beratkan pada aktivitas peserta didik hingga menggunakan skill berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan sebuah proyeknya, dan pastinya dalam pelaksanaan model ini memiliki langkah-langkah yang berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya.
Peneliti
Pada tahap membuat gambar proyek/lembar kerja apa yang bapak lakukan?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Lembar kerja proyek saya biasanya menyebutnya dengan jurnal kegiatan ini sangat dibutuhkan dalam pembelajaran berbasis proyek karena didalamnya berisi tentang skema rencana kerja proyek sehingga dapat membantu dan memudahkan peserta didik untuk memahami proses kerja yang akan dilakukannya.
Peneliti
Apa saja yang bapak lakukan pada tahap menyusun sumber belajar?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Untuk sumber belajar kita siapkan buku utama berupa buku LKS dan buku Paket peserta didik, buku-buku yang ada dipersputakaan juga bisa mereka akses untuk memenuhi sumber referensi
mereka, namun saya juga memberikan kebebasan kepada mereka agar mereka mampu untuk mencari sumber lain yang berbeda dengan sumber yang telah disiapkan.
Peneliti
Apa yang bapak lakukan saat langkah merancang alat evaluasi?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Untuk langkah merancang alat evaluasi ini saya harus mengidentifikasi terlebih dahulu jenis pekerjaan proyeknya, jadi setiap jenis pekerjaan itu dibuatkan alat evaluasinya sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik secara menyeluruh.
Peneliti
Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Tentunya dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas ada tiga kegiatan, yang pertama adalah Kegiatan Pendahuluan, yang kedua adalah Kegiatan Inti dan yang ketiga adalah kegiatan penutup.
Kegiatan Pendahuluan:
Untuk Kegiatan Pendahuluan saya biasanya membuka pembelajaran dengan diawali salam dan dilanjutkan berdoa setelah itu saya cek kondisi peserta didik saya kemudian menanyakan tentang
materi yang telah dibahas di pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti Pada Pertemuan Pertama:
Setelah itu masuk pada Kegiatan Inti, karena saya menggunakan model proyek maka langkah pertama yang saya lakukan adalah menjelaskan materi yaitu tentang Dakwah Nabi di Madinah, setelah itu saya memancing peserta didik agar mereka mempunyai gambaran mengenai substansi dakwah nabi di Madinah, setelah itu saya kaitkan dengan fenomena yang sekarang tengah terjadi di lingkungan mereka dimana banyak sekali media sosial yang disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti halnya berjoget-joget dengan pakaian yang ketat, mengunggah video pembullyan secara terang-terangan, dan lain sebagainya, dari fenomena-fenomena yang telah terjadi itu mereka saya ajak untuk berpikir bagaimana caranya untuk mengurangi tindakan- tindakan tersebut dan memanfaatkan media sosial dengan lebih bijak dan memberikan manfaat bagi orang lain, setelah itu saya menyampaikan agar
peserta didik membuat proyek berupa konten dakwah yang divideokan bisa dengan parodi, drama, animasi dan lain sebagainya serta video tersebut diunggah di akun You Tube mereka. Kemudian saya membagi mereka menjadi empat kelompok dimana kelompok pertama bertema politik, kelompok yang kedua bertema fiqih, kelompok ketiga bertema isi piagam Madinah, dan kelompok yang keempat bertema akhlak. Setelah membagi kelompok saya mulai memberi arahan dan memberikan satu lembar kertas yang berisi tentang jurnal kegiatan kelompok yang menjelaskan tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan oleh mereka, sehingga mereka memiliki suatu acuan agar proyeknya dapat selesai dengan tepat waktu. Setelah itu saya memberikan waktu kepada mereka untuk bersikusi tentang konsep proyek mereka, kemudian menentukan naskah yang akan digunakan dalam proyek mereka, sekitar lima belis menit kemudian saya menjelaskan tentang timeline yang akan ditempuh serta waktu pengumpulan proyek, setelah itu secara bergantian masing-masing kelompok menyampaikan mengenai rencana yang akan mereka
kerjakan. Setelah semua kelompok selesai menyampaikannya maka kegiatan selanjutnya adalah penutup, pada kegiatan penutup ini saya mengingatkan kepada para peserta didik agar selalu berkonsultasi dengan saya apabila mengalami masalah yang mereka tidak bisa menemukan jalan keluarnya meskipun melalui media sosial, setelah itu saya memberikan doa agar mereka semua menjadi anak-anak yang berguna bagi agama, keluarga, bangsa dan negara, dan saya akhiri dengan salam.
Kegiatan Inti Pada Pertemuan Kedua:
Untuk Kegiatan Pendahuluan saya biasanya membuka pembelajaran dengan diawali salam dan dilanjutkan berdoa setelah itu saya cek kondisi peserta didik saya kemudian menanyakan tentang materi yang telah dibahas di pertemuan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
Pada Kegiatan Inti saya membahas tentang materi faktor keberhasilan dakwah nabi di Madinah, setelah saya menjelaskan materi tersebut saya mulai bertanya mengenai pekerjaan proyek mereka, dan kembali meminta mereka untuk menunjukkan apa
saja yang telah mereka kerjakan, kelompok pertama ini mereka sudah pada tahap editing jadi saya minta untuk segera menyelesaikannya, untuk kelompok dua masih dalam tahap pengambilan video, sedangkan kelompok tiga dan empat masih dalam tahap menyusun naskah dramanya. Setelah itu adalah kegiatan penutup, pada kegiatan penutup ini saya mengingatkan kepada para peserta didik agar segera menyelesaikan pekerjaan proyeknya sehingga pada pertemuan selanjutnya proyek mereka sudah terunggah di You Tube, setelah itu saya memberikan doa agar mereka semua menjadi anak-anak yang berguna bagi agama, keluarga, bangsa dan negara, dan saya akhiri dengan salam.
Pada pertemuan ketiga:
Pada pertemuan ketiga ini dikarenakan dalam situasi full dalam jaringan maka peserta didik saya arahkan untuk mengumpulkan link konten proyek video dakwah mereka melalui google classrom dan dilanjutkan untuk mengerjakan soal-soal yang telah saya buat di google classrom.
Kegiatan Penutup:
Setelah Kegiatan Inti selesai dilaksanakan mas, biasanya saya menutup pelajaran dengan mendoakan agar para peserta didik menjadi manusia yang bermanfaat untuk agama, keluarga, bangsa dan negara, setelah itu saya mengingatkan juga agar selalu rajin belajar dan kemudian diakhiri dengan salam penutup.
Peneliti
Bagaimana bentuk evaluasi model pembelajaran berbasis proyek?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Saya menggunakan dua macam jenis evaluasi, yaitu evaluasi pada saat proses pengerjaan proyek, dan evaluasi hasil proyek jadi tidak hanya di hasil akhir saja, misalnya dari bagaimana mereka bekerja sama, kemudian dalam hal mencari bahan untuk referensi, dan untuk outputnya dilihat dari substansi dari dakwah yang mereka sajikan kemudian dilihat dari editing videonya serta jumlah penonton yang melihat konten mereka.
Peneliti
Apakah sarana dan prasarana yang ada sudah memadai untuk kepentingan belajar?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Untuk sarana dan prasarana yang ada di sekolah menurut saya sudah memenuhi standar utamanya
dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek ini membutuhkan akses jaringan internet, di sekolah ini sudah terpasang wifi di berbagai tempat untuk mendukung proses pembelajaran.
Peneliti
Apa saja kendala yang di hadapi bapak dalam mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berbasis proyek?
Mohammad Ni’am Mulloh, S.Pd., M.Pd
Ada dua faktor yang menjadi kendala selama proses penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berbasis proyek ini, faktor-faktor dari kendala tersebut adalah:
1.Faktor internal: Kurangnya kedisiplinan dari peserta didik, kurangnya gagasan atau ide dari peserta didik, kreativitas mereka juga masih kurang, karena dalam pembelajaran berbasis proyek memang sangat membutuhkan gagasan yang bagus kreativitas yang tinggi serta jangka waktu yang relatif lebih lama.
2.Faktor eksternal: keterbatasan alat untuk membuat konten, pengumpulan referensi yang kurang valid, dan sebagainya.
3. Transkrip wawancara peneliti dengan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI IPA 4 SMA Negeri Arjasa Jember
Nama : Mukhtar Fitriawan Bilawal, S.Pd.I., M.Pd.I.
Jabatan : Guru PAIBP kelas XI IPA 4 SMA Negeri Arjasa Hari, Tanggal : Rabu, 02 Maret 2022
Lokasi Penelitian : SMA Negeri Arjasa Peneliti : Aufaa Muhammad Irsyaad Peneliti
Apa yang bapak ketahui tentang model pembelajaran berbasis proyek?
Mukhtar Fitriawan Bilawal, S.Pd.I., M.Pd.I.
Pembelajaran yang menitik beratkan kepada kemampuan siswa dalam membuat suatu proyek pembelajaran yang sesuai dengan tema, guru disini hanya sebagai fasilitator, dimana guru hanya memberikan tema-tema tertentu yang kemudian diolah sendiri oleh siswa serta dianalisis oleh siswa sehingga bisa menghasilkan suatu karya.
Peneliti
Materi apa saja yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek?
Mukhtar Fitriawan Bilawal, S.Pd.I., M.Pd.I.
Sebenarnya banyak materi yang bisa digunakan namun kali ini saya menggunakan materi ekonomi Islam, dengan proyeknya yaitu berupa presentasi yang divideokan.