36
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga menarik minat peneliti untuk melaksanakan sebuah penelitian.
Dan faktor lain yang mendukung peneliti untuk melakukan sebuah penelitian di lokasi ini adalah karena sekolah ini ditunjuk sebagai sekolah penggerak dimana sekolah penggerak ini dipersiapkan untuk menggunakan kurikulum merdeka belajar yang masih prototype (uji coba) sehingga pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sehingga peneliti melakukan kegiatan penelitian guna mengkaji secara ilmiah mengenai tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek guna mempersiapkan diri menghadapi kurikulum merdeka belajar.
C. Subjek Penelitian
Pada hal ini peneliti memilih serta menetapkan pusat data yang dijadikan pelaku dalam penelitian. Penentuan sumber data dilakukan dengan teknik purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.44
Pada penelitian ini pelaku penelitian yang ikut terlibat untuk menghasilkan data dan informasi yaitu:
1. Widiwasito, Kepala SMA Negeri Arjasa Jember. Ditetapkan sebagai informan kunci guna memperoleh data mengenai profil sekolah serta pengelolaan pembelajaran di SMA Negeri Arjasa Jember
44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2018), 85.
2. Mohammad Ni’am Mulloh, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X IPS 3. Ditetapkan sebagai informan utama guna mendapatkan data mengenai pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
3. Mukhtar Fitriawan Bilawal, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI IPA 4. Ditetapkan sebagai informan utama guna mendapatkan data mengenai pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara agar data dapat dikumpulkan yang melibatkan pencatatan sistematis dan pengamatan tentang hal-hal yang dilihat dari objek penelitian.45
Pada Skripsi ini jenis pengamatan atau observasi yang dipakai yaitu observasi partisipasi lengkap. Artinya adalah peneliti secara langsung terlibat dengan kegiatan pusat data.46 Situasi dan kondisinya sudah natural, peneliti tidak nampak seperti halnya melaksanakan suatu pengamatan. Adapun data yang sudah dikumpulkan pada waktu pengamatan yaitu:
Proses pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri Arjasa Jember.
45 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), 118.
46 Sugiyono, Metode Penelitian, 227.
2. Wawancara Semi-terstruktur
Wawancara semi-terstuktur termasuk dalam kategori wawancara mendalam, dan pelaksanaannya kurang terstruktur dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan menggunakan wawancara berjenis semi-terstruktur yaitu untuk mencari serta mengetahui masalah secara lebih lebar dan luas, serta pihak yang diwawancara dapat memberikan ide-ide serta pengalamannya.47
Wawancara semi-terstruktur ini dapat membantu peneliti guna menggali data lebih dalam namun tetap dalam koridor instrumen pertanyaan yang telah ditetapkan.
Adapun data yang telah didapatkan melalui wawancara ini yaitu:
a. Perencanaan model pembelajaran berbasis proyek, b. Pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek c. evaluasi model pembelajaran berbasis proyek 3. Kajian Dokumen
Hal ini adalah langkah untuk mengumpulkan data dengan menganalisis dokumen yang tersedia serta menganalisis apakah bahan tersebut relevan dengan tujuan penelitian atau tidak.48
Pada ulasan ini teknik kajian dokumen yang dilakukan yaitu dengan bentuk foto atau berkas-berkas yang relevan sehingga dapat dijadikan sebagai data pendukung.
Adapun data yang telah diperoleh pada teknik dokumentasi yaitu:
47 Sugiyono, 233.
48 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 30.
a. Sejarah singkat dan latar belakang berdirinya sekolah.
b. Data guru, karyawan dan peserta didik.
c. RPP model pembelajaran berbasis proyek.
d. Denah lokasi SMA Negeri Arjasa.
E. Analisis Data
Model Miles, Huberman dan Saldana merupakan model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adapun tahapannya yaitu:
a. Kondensasi Data b. Penyajian Data
c. Menggambar dan Memverifikasi Kesimpulan.49
Tahap kondensasi data, pada langkah kondensasi data, peneliti memilih, membuat fokus, membuat penyederhanaan, membuat abstraksi, dan/atau merubah data yang terlihat pada catatan yang ada dilapangan, teks, makalah, serta bukti lainnya.
Setelah itu, data tersebut harus disajikan. Uraian bersifat naratif, korelasi antar kategori dapat dipakai untuk menyampaikan data dalam penelitian kualitatif. Menurut Miles dan Huberman, bahasa naratif merupakan metode penyajian data yang paling umum dalam penelitian kualitatif.
Setelah penyajian data dilakukan, peneliti mulai menemukan gambaran dalam memahami masalah, sehingga pada tahap berikutnya dapat mempertajam data maupun menarik kesimpulan.
49 Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative data analysis: a methods sourcebook (USA: SAGE Publications, 2014), 31-32.
Setelah kedua tahap tersebut selesai dilakukan maka selanjutnya yaitu tahap menggambar dan memverifikasi simpulan. Simpulan awal yang ditawarkan hanya sementara sifatnya dan segera diubah jika tiada bukti yang kuat untuk mendukung pengumpulan data pada langkah selanjutnya. Apabila temuan yang diperoleh di tahap awal divalidasi dengan bukti yang baik saat penulis turun ke medan lapangan untuk mencari data, maka temuan yang dicapai merupakan simpulan yang akurat dan dapat dipercaya.
F. Keabsahan Data
Pada skripsi ini, penulis memakai teknik triangulasi. Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik pada skripsi ini. Teknik membandingkan data dari berbagai sumber dikenal sebagai triangulasi sumber.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah data yang dikumpulkan selama penelitian memiliki relevansi terhadap subjek penelitian dan dapat dilacak.
Pilihan kedua adalah memeriksa keabsahan data memakai triangulasi teknik, yang melibatkan evaluasi data dari sumber yang sama menggunakan berbagai teknik alternatif.
G. Tahap-tahap Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian skripsi yang telah dilakukan oleh penulis antara lain:
1. Tahap Pra-Penelitian
a. penyusunan rancang penelitian b. Memilih tempat penelitian c. Perizinan
d. Menilai lapangan
e. Memilih dan memanfaatkan informan f. Menyiapkan instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data b. Pengolahan Data c. Analisis Data 3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan suatu tahapan yang didalamnya berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk skripsi sesuai dengan pedoman yang berlaku pada Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
43 BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Sejarah SMA Negeri Arjasa
SMA Negeri Arjasa Jember didirikan pada tanggal 4 Juni 1990 Dengan Luas Tanah 9268 m2, menurut Surat Keputusan Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur Nomor 376/I04/C/90/TGS. Meskipun usianya masih belia, namun kiprahnya sama dengan SMA lain yang lebih dulu berdiri. Sejak pertama didirikan yang dipandegani oleh Ibu Soesetijati, BA., SMA Negeri Arjasa cuman memiliki tiga (3) ruang kelas X, satu (1) ruang Perpustakaan, tiga (3) toilet (toilet putra, toilet putri dan toilet guru) 17 orang guru dan karyawan.
Sejarah berdirinya pertama sekolah itu pasti dibangun di sebuah tempat yang memang masyarakatnya membutuhkan pendidikan dan di situ itu tempat pendidikannya itu masih kurang salah satunya di Kecamatan Arjasa. Nah Kecamatan Arjasa itu kan belum ada sekolah negeri yang tingkatannya Menengah Atas SMA maupun SMK itu belum ada mulai berdiri itu tahun 1990. Nah SMA Arjasa itu afiliasi atau anak dari SMAN 2, jadi yang mengembangkan SMA Arjasa itu adalah kepala sekolah dan guru-guru dari SMA 2 begitu. Maka SMA Arjasa didirikan sebuah sekolah harapannya masyarakat di sekitar SMA Arjasa ya tentunya waktu itu ada Arjasa, Jelbuk,
Sukowono, mungkin bagian dari Kalisat Biting itu bisa sekolah di SMA Arjasa.50
Sekarang ini SMA Negeri Arjasa sudah memiliki enam puluh lima tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, dua puluh empat ruang belajar dan memiliki jurusan IPA dan IPS, Laboratorium IPA (Biologi, Fisika, Kimia), dua (2) laboratorium Komputer yang dilengkapi WiFi untuk koneksi internet, Laboratorium Iman dan Taqwa (Masjid SMAN 1 Arjasa), ruang Multimedia, ruang OSIS, Aula Kecil, Lapangan olah raga multi fungsi (Basket, bola voli, futsal, tenis lapangan), Koperasi Siswa, Perpustakaan, Ruang UKS, ruang Komite Sekolah, 20 toilet (siswa, guru dan Kepala).
2. Struktur Organisasi SMA Negeri Arjasa
Kepala SMA Negeri Arjasa : Widiwasito, S.Pd., M.Pd.
Kepala Tata Usaha SMA Negeri Arjasa : Mamik Romelah, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum : Sulistiowati, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan : Sandi Suwandi, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarpras : Dra. Wahyu Setyowati.
3. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri Arjasa
Pada tabel di bawah ini peneliti menyajikan total tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri Arjasa Jember.
50 SMA Negeri Arjasa Jember, “Sejarah Berdirinya SMA Negeri Arjasa Jember,” 18 Januari 2022.
Tabel 4.1
Jumlah Pendidik SMA Negeri Arjasa.51
Jumlah Guru PNS Jumlah Guru Honorer Jumlah Guru GTY/PTY
32 11 2
Tabel 4.2
Jumlah Tenaga Kependidikan SMA Negeri Arjasa.52 Jumlah Tenaga
Kependidikan PNS
Jumlah Tenaga Kependidikan Honorer
1 16
4. Keadaan Peserta Didik SMA Negeri Arjasa
SMA Negeri Arjasa Jember memiliki 845 peserta didik yang terbagi di 24 kelas, masing-masing jenjang memiliki 5 kelas ipa dan 3 kelas ips. Di bawah ini merupakan tabel pembagian peserta didik SMA Negeri Arjasa.
Tabel 4.3
Jumlah Peserta Didik SMA Negeri Arjasa.53 KELAS X KELAS XI KELAS XII JUMLAH
285 280 280 845
B. Penyajian dan Analisis Data
Bagian ini berisikan mengenai data yang diuraikan beserta temuan yang telah diperoleh melalui metode dan prosedur yang sudah diuraikan pada bab III.
Pada penelitian ini memakai tiga macam pengumpulan data diantaranya observasi, dokumentasi dan wawancara. Data yang diperoleh disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan yaitu: 1. Tahap perencanaan
51 SMA Negeri Arjasa Jember, “Data Guru SMA Negeri Arjasa Jember,” 26 Januari 2022.
52 SMA Negeri Arjasa Jember, “Data Tenaga Kependidikan SMA Negeri Arjasa Jember,” 26 Januari 2022.
53 SMA Negeri Arjasa Jember, “Data Peserta Didik SMA Negeri Arjasa Jember,” 26 Januari 2022.
model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri Arjasa Jember 2021/2022; 2. Tahap pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri Arjasa Jember 2021/2022; 3. Tahap evaluasi model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri Arjasa Jember 2021/2022. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri Arjasa dengan menggunakan teknik observasi partisipasi lengkap, wawancara semiterstruktur dan dokumentasi. Maka akan dipaparkan beberapa data sebagai berikut.
1. Tahap perencanaan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri Arjasa Jember 2021/2022
Sebelum melaksanakan suatu pembelajaran maka seorang guru harus melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama ialah tahap perencanaan, tahapan ini adalah langkah pertama yang dilaksanakan oleh seorang pendidik yang ditujukan agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan optimal.
SMA Negeri Arjasa merupakan salah satu sekolah yang diberikan amanat oleh Dinas Pendidikan untuk menjadi sekolah Penggerak, sekolah penggerak merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum Merdeka Belajar yang masih bersifat prototype (Uji Coba) yang isinya berupa kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan
menerapkan pembelajaran berbasis proyek sehingga dapat menunjang pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila, hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Widiwasito selaku kepala SMA Negeri Arjasa yang mengatakan bahwa:
Memang kita kedepan ini pembelajarannya akan berbasis proyek untuk menghadapi kurikulum prototype, karena SMA Negeri Arjasa ini sekarang menjadi sekolah penggerak, jadi di Jember ini cuman ada dua sekolah penggerak yaitu SMA Negeri 2 Tanggul dan SMA Negeri Arjasa.54
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua orang guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti serta dua kelas, dan juga dua materi. Guru pertama dari kelas X IPS 3 bernama Mohammad Ni’am Mulloh dengan materi Dakwah Nabi di Madinah, sedangkan guru kedua dari kelas XI IPA 4 bernama Mukhtar Fitriawan Bilawal dengan materi Ekonomi Islam.
Agar pembelajaran berjalan dengan baik maka perlu memiliki perencanaan yang matang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala SMA Negeri Arjasa Widiwasito, mengatakan bahawa:
Tentunya guru harus membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, secara umum ada silabus, RPP dan lain-lain, namun karena ini pembelajaran berbasis proyek maka artinya ada langkah-langkah tertentu yang harus dilalui guru dalam proses penyusunan perencanaannya, sehingga diharapkan hasil perencanaannya tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Setelah tahap perencanaan ini selesai disusun maka guru yang bersangkutan mulai untuk menerapkan pembelajaran di kelas.55
Berdasarkan wawancara dengan Widiwasito selaku Kepala SMA Negeri Arjasa Jember dapat disimpulkan bahwa pada tahap perencanaan
54 Widiwasito, diwawancara oleh Penulis, Jember, 18 Januari 2022.
55 Widiwasito, diwawancara oleh Penulis, Jember, 18 Januari 2022.
model pembelajaran berbasis proyek ini memiliki beberapa langkah yang harus dilalui oleh guru, sehingga nantinya proses pelaksanaan pembelajarannya dapat diselenggarakan dengan baik, efektif, serta efisien.
Setelah merencanakan pembelajaran guru akan masuk pada tahap pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuatnya.
Hasil wawancara dengan Kepala SMA Negeri Arjasa di atas sejalan dengan hasil wawancara dengan guru PAI kelas X IPS 3 Mohammad Ni’am Mulloh ia mengatakan bahwa:
Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik tentunya kita harus mempersiapkan RPP, didalamnya kita harus merumuskan tujuan pembelajaran, guru juga harus menganalisis karakteristik peserta didik, memilih strategi pembelajaran, membuat gambaran tentang proyek yang akan dikerjakan, menyusun sumber belajar serta merancang alat evaluasi.56
Berdasarkan wawancara dengan Ni’am, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran ini merupakan bentuk dari hal-hal yang akan dikerjakan ketika pelaksanaan pembelajaran, maka dari itu perencanaan pembelajaran harus disusun sedemikian rupa agar pada saat pelaksanaan pembelajarannya mampu berjalan dengan baik, adapun hal-hal yang dibahas di perencanaan adalah merumuskan tujuan pembelajaran, menganalisis karakteristik peserta didik, memilih strategi pembelajaran, membuat gambaran proyek, menyusun sumber belajar dan yang terakhir adalah menentukan alat evaluasi.
56 Mohammad Ni’am Mulloh, diwawancara oleh Penulis, Jember, 02 Februari 2022.
Senada dengan apa yang telah dipaparkan oleh Mohammad Ni’am Mulloh, pada tahap perencanaan ini Mukhtar Fitriawan Bilawal selaku guru PAI kelas XI IPA 4 mengatakan bahwa:
Terlebih dahulu saya melihat silabus, setelah menganalisis silabus maka saya membuat RPP dan kemudian saya menentukan tema-tema dari materi terkait, kemudian menganalisis karakteristik dari peserta didik, memilih strategi pembelajran yang relevan dengan proyek kemudian saya juga membuat lembar kerja, setelah itu merancang sumber belajar dan membuat alat untuk evaluasinya, dikarenakan materi saya adalah ekonomi Islam maka untuk proyeknya saya menggunakan beberapa produk bank yang kemudian oleh peserta didik dijelaskan melalui video dan juga beberapa bukti di berita, media cetak dan bahan referensi lainnya.57
Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa terdapat enam aspek atau enam langkah utama dalam menyusun perencanaan pembelajaran berbasis proyek yakni, a) Membuat rumusan tentang tujuan pembelajaran/proyek, b) Menganalisis karakteristik peserta didik, c) Merumuskan strategi pembelajaran, d) Membuat lembar kerja, e) Merancang sumber belajar, f) Merancang alat evaluasi.
a) Merumuskan tujuan pembelajaran atau proyek
Tujuan pembelajaran merupakan rumusan yang jelas sehingga dapat dioperasionalkan terkait sasaran apa yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Mohammad Ni’am Mulloh selaku guru pendidikan agama Islam kelas X IPS 3 SMA Negeri Arjasa yaitu sebagai berikut:
57 Mukhtar Fitriawan Bilawal, diwawancara oleh Penulis, Jember, 11 Maret 2022.
Biasanya ketika saya akan membuat RPP maka langkah pertama yang saya lakukan adalah membaca silabus, kemudian menganalisisnya, setelah itu saya membuat suatu permasalahan berupa proyek pada materi tersebut, setelah itu saya membuat rumusan tujuan pembelajaran atau tujuan proyek tersebut. Karena proyek kita ini berbentuk konten video dakwah maka tujuan pembelajarannya yang pertama adalah meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah dan yang kedua adalah menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan kerukunan melalui dakwah di media sosial sebagai ibrah dari sejarah dakwah Nabi di Madinah 58
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ni’am di atas dapat dismpulkan bahwa pada langkah merumuskan tujuan pembelajaran, Ni’am terlebih dahulu menganalisis silabus, kemudian menentukan proyek yang akan digunakan, setelah itu Ni’am membuat rumusan tujuan pembelajarannya.
Hasil wawancara di atas di dukung pula dengan dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas X yang tercantum pada poin A yakni:
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, peserta didik diharapkan dapat 1) Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah.2) Menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan kerukunan melalui dakwah di media sosial sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Madinah.59
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ni’am dan di dukung dengan dokumentasi berupa RPP, peneliti menyimpulkan bahwa rumusan tujuan pembelajaran pada materi Dakwah nabi di Madinah adalah 1) Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah. 2) Menunjukkan
58 Mohammad Ni’am Mulloh, diwawancara oleh Penulis, Jember, 02 Februari 2022.
59 SMA Negeri Arjasa Jember, “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ni’am,” 02 Februari 2022.
sikap semangat ukhuwah dan kerukunan melalui dakwah di media sosial sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Madinah.
Senada dengan yang dijelaskan oleh Mohammad Ni’am Mulloh, Mukhtar Fitriawan Bilawal juga mengatakan bahwa:
Saya nganalisis silabus dulu mas, terus kemudian saya membuat RPP, dalam membuat RPP hal pertama yang saya lakukan adalah membuat tujuan pembelajaran, dimana tujuan pembelajaran ini adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam menjalankan pembelajaran berbasis proyek jadi kita bisa mengetahui hal apa yang akan dicapai dalam pembelajaran ini, maka dari itu dalam membuat tujuan pembelajaran atau tujuan proyek harus jelas sehingga langkah yang lainnya bisa menyesuaikan. Adapun tujuan pembelajaran pada pembelajaran ini yang pertama adalah mempresentasikan prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam melalui tugas proyek video presentasi dan yang kedua adalah meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih aktif dan kreatif serta inovatif dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam praktik ekonomi syariah. 60
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Mukhtar terlebih dahulu menganalisis silabus setelah itu Mukhtar mulai untuk merumuskan tujuan pembelajarannya dan selanjutnya menentukan tugas proyek yang akan digunakan dalam pembelajarannya.
Hasil wawancara di atas di dukung pula dengan dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas XI yang tercantum pada poin A yakni:
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek, peserta didik diharapkan dapat 1) Mempresentasikan prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam melalui tugas proyek video presentasi. 2) Meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih aktif dan kreatif serta inovatif
60 Mukhtar Fitriawan Bilawal, diwawancara oleh Penulis, Jember, 11 Maret 2022.
dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam praktik ekonomi syariah.61
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mukhtar dan di dukung dengan observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa Mukhtar terlebih dahulu menganalisis silabus setelah itu Mukhtar mulai untuk merumuskan tujuan pembelajarannya, pada materi Ekonomi Islam rumusan tujuan pembelajarannya adalah 1) Mempresentasikan prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam melalui tugas proyek video presentasi. 2) Meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih aktif dan kreatif serta inovatif dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam praktik ekonomi syariah.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Ni’am dan Mukhtar serta di dukung juga oleh dokumentasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran haruslah dibuat berdasarkan dengan apa yang akan dicapai dengan melalui model pembelajaran berbasis proyek, sehingga pada materi yang berbeda tujuan pembelajarannya juga pasti akan berbeda.
b) Menganalisis karakteristik peserta didik
Menganalisis karakteristik peserta didik ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab untuk merangkul temannya yang terlihat malas. Berdasarkan wawancara dengan Mohammad Ni’am Mulloh ia mengatakan:
61 SMA Negeri Arjasa Jember, “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mukhtar,” 11 Maret 2022.
Menganalisis karakteristik peserta didik ini menurut saya perlu dilakukan agar dalam pembagian kelompok bisa heterogen yang artinya dalam satu kelompok ada yang memiliki karakter pendiam, keras, malas dan sebagainya sehingga saya berharap setiap peserta didik memiliki rasa tanggung jawab agar bisa saling merangkul temannya sehingga terjalinlah gotong royong dalam kelompok tersebut, hal ini perlu dilakukan agar seluruh peserta didik memiliki pengalaman belajar menyelesaikan proyek yang didalamnya penuh dengan lika dan liku.62
Berdasarkan wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa Ni’am menggunakan langkah ini agar dapat menentukan kelompok yang heterogen sehingga para peserta didik memiliki kemauan untuk sama- sama belajar dan juga tanggung jawab untuk merangkul teman sekelompoknya.
Sedangkan Mukhtar Fitriawan Bilawal memberikan pernyataan bahwa:
Langkah menganalisis karakteristik peserta didik ini digunakan agar mudah dalam membagi mereka ke dalam suatu kelompok.
Maksudnya begini mas, agar mereka bisa mengembangkan kemampuan mereka maka mereka juga harus bisa mengelola kelompok mereka jadi analisis karakter ini saya lakukan agar dalam satu kelompok memiliki anggota yang beragam karakternya sehingga mereka mampu untuk mengeksplor dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan mereka.63
Berdasarkan wawancara dengan Mukhtar dapat disimpulkan bahwa langakah ini digunakan oleh Mukhtar agar peserta didiknya lebih mampu untuk mengeksplor sertaa mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka dan juga melatih rasa tanggung jawab dan juga solidaritas mereka.
62 Mohammad Ni’am Mulloh, diwawancara oleh Penulis, Jember, 02 Februari 2022.
63 Mukhtar Fitriawan Bilawal, diwawancara oleh Penulis, Jember, 11 Maret 2022.