Lokasi ngambik tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam tradisi Tabut di Bengkulu. Sebagaimana diketahui tahapan awal dalam prosesi Tabut adalah ngambik tanah. Prosesi ngambik tanah dilakukan di lokasi ngambik tanah yang sudah ditentukan untuk masing-masing kelompok Tabut. Berawal dari ngambik tanah maka Tabut baru bisa melakukan tahapan demi tahapan selanjutnya.
1. Lokasi Ngambik Tanah Kelompok Tabut Imam
Lokasi ngambik tanah KPT Tabut Imam ada di jalan Nala, lokasi ini berada di tepi pantai dan masuk dalam komplek Grage Hotel (eks Hotel Horizon – masyarakat lebih mengenal Hotel Horizon daripada Grage Hotel), tidak sulit untuk menemukam tempat ini, menyusuri tepian Pantai Panjang yang dapat diakses dengan kendaraan roda dua (motor) maupun dengan mobil. Dari lapangan sport center Pantai Panjang berjarak sekitar 1 KM arah Utara, pada sisi kanan jalan di tengah pagar Grage Hotel.
Lokasi ini memiliki dua gerbang, gerbang utama menyatu dengan tembok Grage Hotel, sedangkan gerbang kedua adalah gerbang ketika akan memasuki bangunan ngambik tanah. Gerbang luar berupa gapura berwarna putih dengan miniatur kubah kecil berbahan dari beton, di atas gapura dapat dibaca tulisan: ‘Gapura Pengambilan Tanah Kelompok
Imam’. Gapura ini memiliki lebar pintu sekitar satu meter dengan pintu terbuat dari terali besi warna hitam.
Setelah memasuki gapura depan, berjarak sekitar 50 meter, terdapat lokasi ngambik tanah. Dipintu gerbang bagian dalam lokasi ngambik tanah ini dapat dibaca tulisan: ‘Tempat Pengambilan Tanah Tabut Imam’. Berada tepat di tepi tebing di bawah sebatang pohon besar yang menjulang tinggi condong ke arah laut – pohon ini tampak sudah berusia tua, tinggi pohon
± 25 meter, pada pangkal pokok batang terdapat lobang yang menembus pangkal pohon. Pohon ini ada didekat Mushalla Grage Hotel. Lokasi ini mudah ditemukan karena tampak dari jalan Nala.
Di kelilingi oleh lahan terbuka, berupa bangunan tanpa dinding warna putih, dengan empat tiang penyangga, di atasnya terdapat atap dan cungkup/kubah bernuansa Persia. Di samping kiri dan kanan tiang berjarak sekitar 2 meter terdapat tiga tiang kecil setinggi 1,5 meter dengan cungkup di atasnya. Dengan lantai keramik warna putih, pemandangan kontras tampak pada lokasi ini jika pada bulan Muharam dan selain di bulan Muharam. Pada bulan Muharam lokasi ini bersih dan tampak terawat, akan tetapi saat di bulan selain Muharam lokasi ini tampak kurang terawat, sedikit kumuh dan kotor, rumput tumbuh liar dan kondisi tanah sekitar yang becek berair.1
Sebelum berada di lokasi ini, tempat ngambik tanah kelompok Tabut Imam berada dan dilakukan di tepi selokan perbatasan Pasar Tebek Kelurahan Pasar Melintang dan Kelurahan Anggut Atas dekat tugu Hamilton. Namun dengan pertimbangan lokasi tersebut dekat dengan selokan, dan dianggap kotor, dan untuk menjaga kesucian dan kesakralan tradisi, maka muncul ide dari Bapak Syiafril untuk melakukan pemindahan lokasi ngambik tanah kelompok Tabut Imam, selanjutnya lokasi ngambik tanah dipindahkan ke lokasi Grage Hotel. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangn di atas tebing ada Mushalla, sehingga tidak ada air kotor yang akan mengalir ke lokasi ini, dan lokasi ini lebih mudah mendapatkan penerangan listrik.2
Pada malam Jumat tanggal 19 Zulhijjah 1416 H / 19 Mei 1995 M, pemindahan lokasi ngambik tanah Tabut Imam dilaksanakan melalui satu
1 Observasi tanggal 06 Juni 2021.
2 Informan RE, (tokoh senior kelompok Tabut Imam), wawancara 5 Mei 2011, dan dikemukakan juga oleh anggota kelompok Tabut Imam Bapak Syf, saat wawancara tanggal 19 Februari 2016.
prosesi: mengucapkan salam dan shalawat atas Nabi Muhammad, membaca surah Alfatihah, surah al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, ayat Kursi (ayat 255 surah Albaqarah), kemudian dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, diambil segenggam (seukuran sekepalan tangan) tanah dilokasi lama untuk dibawa ke tempat baru. Ketika memasuki gerbang lokasi ngambik tanah yang baru, segenggam tanah tadi dicuci dengan air sambil membaca shalawat atas Nabi Muhammad, tanah tersebut ditaburkan ke tanah lokasi baru ngambik tanah yang dipilih. KPT Tabut Imam melakukan prosesi tradisi ngambik tanah di lokasi ini pertamakali pada 1 Muharam 1416 H bertepatan dengan tanggal 31 Mei 1995.
2. Lokasi Ngambik Tanah Kelompok Tabut Bansal
Pada tahun 2010-2014, bangunan tempat prosesi ngambik tanah ini cukup memprihatinkan, ditumbuhi sedikit belukar, meskipun dibangun permanen dengan lantai keramik putih, namun sebagian lantainya telah pecah dan anjlok ke bawah digerus abrasi laut. Namun ada satu petak lantai dengan luas sekitar 3x3 meter berlantai keramik putih yang masih layak digunakan, dan di lantai inilah KPT Tabut Bansal melaksanakan prosesi ngambik tanah. Sejak tahun 2016 lokasi ini sudah banyak mengalami perubahan, bangunan sudah dipugar, dan tampak belum lama dicat ulang dengan warna putih dan biru. Tidak ada perluasan ataupun perubahan bentuk bangunan, kecuali renovasi saja.
Lokasi ini dapat akses dengan melewati jalan menurun gerbang Kampung Cina, bundaran Tugu Pers – dikanan jalan bawah benteng tampak Gerga yang kecil, selanjutnya jalan ke arah Barat sekitar 100 meter terdapat pertigaan dan tampak di sebelah kiri arah laut jalan menuju puncak Tapak Paderi, lokasi ini ada di tengah sisi kanan tebing bukit kecil yang tidak begitu curam dan tinggi. Saat ini (tahun 2021) lokasi ini menjadi lokasi objek wisata dengan spot foto kekinian. Tangga dipasang jalinan bambu yang menyerupai lorong.3
Lokasi ngambik tanah Tabut Bansal masuk dalam lokasi wisata Tapak Paderi, tidak jauh (sekitar 50 meter arah Barat) benteng Marlborough.
Dengan mendaki sedikit tanjakan yang berada di pertigaan jalan Bencoolen Street, tampak bangunan putih segi empat tanpa dinding dengan kubah utama yang lebih besar dari empat kubah pengapit berbentuk tiang. Pada
3 Observasi tanggal 13 Juni 2021.
sisi kiri pintu masuk terdapat rumpun bambu, didekat rumpun bambu ini disediakan sepetak lobang memanjang berukuran 40 cm x 120 cm. Lokasi ini berpagar besi dengan luas ± 8 x 6 meter persegi.